Anda di halaman 1dari 15

HUJAN WEWE/ HUJAN KETHEK

By
Aulia Azizah
Mia Kumalasari
Jenis-Jenis Hujan
Hujan Frontal

• Hujan frontal adalah hujan yang berawal dari udara yang hangat menjadi lebih
ringan dan lebih cenderung posisinya berada di atas udara yang lebih dingin
suhunya. Tempat bertemu diantara kedua massa tersebut disebut bidang front. Lalu
udara dingin akan mengangkat udara yang suhunya lebih hangat, kemudian udara
yang lebih hangat akan terangkat kemudian akan mengembang dan mendingin.
• Dalam proses pendinginan akan terbentuk titik-titik air yang disebut dengan awan,
seteleh titik-titik air itu mulai mengendap dan tak terbendung lagi akhirnya akan
terjatuh dan terjadilah hujan frontal.
Hujan orografis

• Hujan orografis adalah hujan yang biasanya terjadi dipermukaan yang datarannya
tinggi seperti gunung. Hujan orografis ini terjadi dengan karena udara yang
mengandung uap air dipaksa oleh angin untuk mendaki pegunungan yang melewati
lereng kemudian kepermukaan yang lebih tinggi, maka udara akan mengalami
pendinginan yang kemudian akan mengalami pengembunan yang biasa disebut
dengan kondensasi lalu berubah menjadi titik-titik air yang akan membentuk awan.
Lalu pembentukan titik-titik air yang mulai mengendap yang akan menyebabkan
terjadinya hujan pada lereng gunung yang menghadap ke arah datangnya angin
tersebut yang biasanya bergerak secara horizontal, dan angin akan bertiup terus
mendaki pengunungan dan menuruni lereng tetapin angin tidak membawa uap air lagi
sehingga di lereng yang membelakangi arah datangnya angin tidak akan turun hujan.
Hujan Buatan

• Hujan buatan adalah hujan yang sengaja bisa dibuat oleh manusia yang telah
dirancang oleh Badan Metafisika Kilimatologi dan Geofisika (BMKG). Hujan buatan
dapat dilakukan dengan menaburkan bahan kimia berupa Argentium Lodida atau
bahan pendingin lainnya ke dalam awan untuk mempercepat proses pembentukan
awan.
• aHujan buatan biasanya dilakukan ketika musim hujan kemarau panjang ketika musim
sedang paceklik kekurangan air dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari atau ketika
ada pembakaran hutan secara liar. Untuk bisa menanggulangi terjadinya kebakaran.
Hutan mempunyai beberapa macam dan fungsi.
Hujan Konveksi (Zenithal)

Ketika siang hari yang memberikan pancaran sinar yang sangat cerah dan panas akan
terjadi pemanasan yang tinggi pada permukaan yang ada di bumi akibatnya udara akan
mengalami penguapan dan mengembang bersamaan dengan uap-uap air lalu naik
secara vertikal keatas dengan proses yang sangat cepat. Kemudian uap angin yang naik
keatas akan mengalami sebuah pendinginan dan akan berubah menjadi titik-titik air
yang akan terjadinya pengembunan kemudian mengakibatkan turunnya hujan konveksi.
Hujan konveksi ini biasanya sangat lebat dan hanya berlangsung sebentar yang terjadi di
bagian daerah-daerah yang sempit dan beriklim tropis . Hujan konveksi akan turun
dalam waktu dua kali dalam setahun.
Kajian Fisika Pada Proses terjadinya
Hujan Wewe
A. Perpindahan kalor pada proses terjadinya
hujan
• Konveksi merupakan transfer kalor disertai
merambatnya massa secara vertical
(atas/bawah).
• Rambatan kalor konveksi terjadi pada fluida
atau zat alir, seperti pada zat cair, gas, atau
udara.
Gambar 3. Terbentuknya awan hasil
dari konveksi
Gambar 4. Rambatan kalor secara
konduksi
• Sejumlah massa udara hangat ini disebut
bouyant dan bergerak ke atas karena memiliki
massa jenis lebih kecil. Sehingga udara dingin
mengambil alih tempat udara hangat.
• Ketika udara panas bergerak ke atas, semakin
rendah tekanan udara yang diperoleh,
sehingga menakibatkan udara diatas atmosfer
lebih dingin. Hal ini sesuai dengan persamaan
matematis hubungan tekanan udara dan
ketinggian
B. Secara Adveksi

• Adveksi adalah transfer kalor kearah horizontal


(utara/timur/barat/selatan). Dalam
meteorology, angin bergerak secara adveksi. Ini
terjadi sepanjang waktu di bumi.
2. Perubahan wujud Zat pada proses
terjadinya Hujan
• Pada siklus hidrologi, terjadi proses perubahan
wujud zat mulai dari zat cair, gas maupun padat.
Pada proses evaporasi terjadi perubahan dari zat
cair menjadi zat gas. Dari gas akan terjadi proses
kondensasi sehingga akan timbul tetes air di
awan. Dan akhirnya jika humiditas telah
mencapai 100%, maka uap air tersebut akan
menjadi tetesan air hujan. Dan jika udara diatas
awan, terlampau dingin maka akan turun dalam
bentuk salju.

Anda mungkin juga menyukai