Maya Prasetyawati
2.Akbar Prasetya 12.Muhammad Arief Zidan Hidayat
3.Annisa Wardatul F. 13.M. Yayang Subekti
4.Aurelia Oktaverina 14.Nevia Nissa Candra A.K.
5.Bella Puji Kurniasari 15.Nuresa Prasetya
6.Diana Dwi Anjani 16.Rizki Ameilia Nugraha
7.Farida Zahrotun N. 17.Septia Pratama A.P.
8.Haliza Zahra ‘Ashary 18.Tiara Amali
9.Intan Sukma Dewi 19.Yuyun Endah Sari
10.Kurnia Setiyawan
PENGERTIAN
* Menurut Undang-Undang No.17 tahun 2003, APBN adalah rencana keuangan tahunan
pemerintah Negara yang disetujui oleh DPR. Dalam anggaran tsb dicantumkan besarnya
penerimaan, pengeluaran dan pembiayaan dalam tahun anggaran yang direncanakan.
FUNGSI
* Fungsi Otorisasi
* Anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada satu
tahun tertentu.
* Fungsi Perencanaan
* Anggaran negara menjadi pedoman dalam merencanakan kegiatan pada satu tahun
tertentu.
* Fungsi Pengawasan
* Anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan
pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
* Fungsi Alokasi.
* Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan
sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
* Fungsi Distribusi
* Anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
* Fngsi Stabilisasi.
* Anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian.
1. Pemerintah : bertugas menyusun dan mengusulkan RAPBN
2. Presiden : bertugas mengajukan dan mengesahkan RAPBN,
mengajukan nota keuangan
3. DPR : bertugas membahas isi RAPBN, membuat RUU tentang RAPBN,
menyetujui RAPBN
4. DPD : bertugas mempertimbangkan rencana pembahasan RAPBN
5. Depkeu & bappenas : bertugas membahas rapbn menjadi Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan diverifikasi sebelum proses
pembayaran
6. Menteri keuangan : bertugas membentuk laporan arus kas,
membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan
melaporkannya dalam bentuk Rancangan Perhitungan Anggaran Negara
(RUU PAN)
7. BPK : bertugas menyetujui hasil pemeriksaan perhitungan dan
pertanggung jawaban pelaksanaan yang dituangkan dalam RUU PAN
Proses penyusunan APBN meliputi beberapa tahap sebagai
berikut :
TAHAP PERTAMA
Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (RAPBN),diawali Pemerintah menyusun
RAPBN Berdasarkan usul-usulan anggaran yang dibuat
oleh setiap Kementerian atau lembaga negara.
Pengusulan RAPBN berbentuk Daftar Usulan Kegiatan
(DUK) dan Daftar Usulan Proyek (DUP). Daftar Usulan
Kegiatan meliputi pembiayaan yang bersifat rutin,
sedangkan Daftar Usulan Proyek meliputi usulan
pembiayaan untuk proyek-proyek Pembangunan.
TAHAP KEDUA
Adalah pengajuan RAPBN yang telah dibuat oleh
pemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Melalui
Sidang Paripurna DPR, Presiden menyampaikan RAPBN dan
Nota Keuangan serta dokumen pendukung lainnya.
Selanjutnya, DPR memberitahukan rencana pembahasan
RUU APBN kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Tahap
ini dilaksanakan pada minggu kedua bulan Agustus dalam
setiap tahunnya.
TAHAP KETIGA
Pembahasan RAPBN oleh DPR dengan melalui mekanisme
sebagai berikut :
1. Pembahasan RUU APBN, melalui sidang paripurna dengan
mendengarkan pandangan umum fraksi-fraksi terhadap RUU
APBN beserta Nota Keungannya. Selanjutnya, pada minggu
keempat Agustus, pemerintah menjawab pemandangan
umum fraksi-fraksi terhadap RUU APBN dan Nota Keuangan.
Tahap ini dilaksanakan pada minggu ketiga Agustus.
2. Setelah itu, dilaksanakan Rapat Kerja Badan Anggaran DPR
dengan pemerintah (Menteri Keuangan) dan Gubernur Bank
Indonesia. Dalam rapat kerja tersebut, disampaikan pokok-
pokok RUU APBN dan Nota Keuangan,serta pembentukan
Panitia Kerja dan tim perumus draft RUU APBN.
3. Minggu keempat Agustus hingga minggu pertama
September, dilaksanakan Rapat Kerja Komisi VII dan XI
dengan mitra kerjanya untuk membahas asumsi dasar
dalam RUU APBN.
4. Minggu pertama September, diselenggarakam Rapat
Internal Penyampaian hasil Rapat Kerja dengan mitra
kerjanya dalam rangka pembahasaan Rencana Kerja
dan Anggaran.
5. Minggu pertama hingga keempat September, diadakan
Rapat Panitia Kerja untuk membahas RUU APBN
beserta Nota Keuangan.
6. Tim perumus mengadakan rapat untuk membahas RUU
APBN.
7. Minggu keempat September, dilaksanakan Rapat Kerja
Badan Anggaran (BANGGAR) dengan Pemerintah
(Menkeu dan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas)
dan Gubernur Bank Indonesia untuk :
* Laporan dan pengesahan hasil panitia kerja dan tim perumus RUU
APBN.
* Pendapat akhir mini fraksi terhadap sikap akhir pendapat
pemerintah.
* Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan ke Tingkat II.
8. Badan Anggaran (Banggar) dari komisi menyampaikan
hasil Pembahasan Badan Anggaran (Banggar) kepada
Komisi yang bersangkutan secara tertulis pada minggu
pertama Oktober.
9. Rapat kerja/Rapat Dengar Pendapat komisi-komisi
dengan mitra kerjanya untuk menyesuaikan RKA/L
sesuai hasil pembahasan Badan Anggaran (selama 7
hari kerja), kemudian disampaikan kembali ke Badan
Anggaran untuk ditetapkan. Rapat kerja ini
dilaksanakan pada minggu pertama Oktober.
10.Selanjutnya, penyampaian hasil penyesuaian oleh
komisi-komisi dengan mitra kerjanya kepada Badan
Anggaran dan Menteri Keuangan.
11.Setelah itu Rapat Paripurna untuk :
* Menyampaikan laporan hasil pembahasan tingkat I di badan
Anggaran DPR RI.
* Pernyataan persetujuan/penolakan dari setiap fraksi secara lisan
yang diminta oleh pimpinan Rapat Paripurna.
* Penyampaian Pendapat Akhir Pemerintah.
TAHAP KEEMPAT
Tahap akhir dalam Rapat Paripurna tersebut adalah
penentuan diterima atau ditolaknya RAPBN oleh DPR. Jika
RAPBN tersebut diterima,maka RAPBN disahkan dan DPR
menyampaikan kepada pemerintah untuk melaksanakan
APBN. Jika RAPBN ditolak, maka pemerintah dapat
menggunakan APBN tahun sebelumnya.
Sumber penerimaan negara adalah uang yang masuk ke
kas negara. Dalam APBN, penerimaan negara berasal
dari penerimaan negara bukan pajak. Penerimaan bukan
pajak berasal dari sumber daya alam, bagian
pemerintah atas laba BUMN dan penerimaan negara
bukan pajak lainnya. Contoh sumber penerimaan pajak :
* Pajak migas non-migas
* PPN dan PPnBM
* PBB
* BPHTB
* Cukai dan pajak lainnya
* Pajak perdagangan masuk
TABEL POSTUR OUTLOOK 2018 DAN RAPBN 2019 (miliar rupiah)
uraian 2018 2019
outlook RAPBN
A. PENDAPATAN NEGARA 1.903.026,5 2.142.524,1
URAIAN
Selisih
APBN Outlook RAPBN %
thd Outlook
Catatan: DAK Bidang Pendidikan tahun 2019 termasuk subbidang GOR dan Perpustakaan Daerah
Sumber: Kementerian Keuangan
* Struktur APBN
* Anggaran Pendapatan & Belanja Negara secara garis besar terdiri atas
* Pendapatan Negara & Hibah:Pendapatan Negara merupakan hak
pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
(Pasal 1 UU No.17 Tahun 2003). terdiri dari pajak dan Pendapatan
Negara Bukan Pajak Hibah adalah penerimaan negara berupa devisa,
devisa yang dapat dirupiahkan, Rupiah, Barang, Jasa & Surat Berharga
yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali,
yang berasal dari dalam maupun dalam negeri
* Belanja Negara (kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih).
* Keseimbangan Primer (pendapatan dikurangi belanja di luar pem
bayaran bunga utang).
* Surplus/Defisit Anggaran (selisih antara pendapatan dan belanja).
* Pembiayaan (setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
yang bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya.
* Format APBN
* Tahun 2000, Indonesia mulai menggunakan format I-account (bentuk
neraca staffel) untuk menggantikan format sebelumnya, T-account
(bentuk neraca scontro). Format I-account diadopsi dari Government
Finance Statistic (GFS) - IMF, yang merupakan standar internasional.
Pada format T-account, pencantuman untuk penerimaan berada di
sebelah kiri dan belanja di sebelah kanan serta menggunakan prinsip
anggaran berimbang dan dinamis.
* Pada format I-account, pencantuman pendapatan dan belanja berada
pada satu kolom, shg dpt terlihat besaran surplus/defisit yang didapat
dari besaran pendapatan negara dikurangi besaran belanja negara.
Keuntungan Format I-Account
1) Meningkatkan transparansi dalam penyusunan APBN
2) Mempermudah pemantauan dlm pelaksanaan pengelolaan APBN
3) Memudahkan dalam analisis komparasi dengan APBN negara lain
4) Memudahkan pelaksanaan desentralisasi fiskal dan perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Format APBN
Struktur APBN
Pengeluaran – pengeluaran Dana APBN
TABEL II.4.1
BELANJA PEMERINTAH PUSAT MENURUT FUNGSI, 2017 - 2018
(miliar rupiah)
2017 2018
NO. FUNGSI
% thd % thd
Outlook APBN
BPP BPP
2017 2018
Uraian
APBNP Outlook APBN
2017 2018
Uraian
APBNP Outlook APBN
I. KementerianNegara/Lembaga 41,5 40,7 59,3
1. 018 KementerianPertanian 24,1 23,7 23,8
2. 032 Kementerian KelautanPerikanan 5,7 5,4 4,3
3. 033 Kementerian PekerjaanUmumdan PerumahanRakyat 10,0 9,9 10,3
4. 027 KementerianSosial 1,7 1,6 20,8
II. NonK/L 62,4 62,4 39,4
1. Subsidi 52,2 52,2 28,5
a. SubsidiPangan 19,8 19,8 -
b. SubsidiPupuk 31,2 31,2 28,5
c. SubsidiBenih 1,3 1,3 -
d. Subsidibungakreditresigudang 0,0 0,0 0,0
2. BelanjaLain-lain 4,5 4,5 5,0
a. CadanganBerasPemerintah 2,5 2,5 2,5
b. CadanganStabilisasiPangan 2,0 2,0 2,5
3. Transfer keDaerah(DAK) 5,7 5,7 5,9
a. DAK Irigasi 4,0 4,0 4,2
b. DAK Pertanian 1,7 1,7 1,7
2017 2018
Komponen
Outlook APBN