Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA

”Instrumen Asassmen (Kognitif) Tes Pilihan Ganda”

DOSEN PENGASUH : APRIANI SIJABAT,S.Si,M.Pd


DISUSUN OLEH KELOMPOK 3

KRISTINA SARAGIH (16100006)


JUNI KRISTIANI MANURUNG (16100007)
RAMAYANTI MANURUNG (16100016)
AGUSTINA SURYANI TELAUMBANUA (16100020)
MEGA ULI SIAGIAN (16100051)
Pendahuluan
• Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu
pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan
pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat
pada siswa.

• kompetensi mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki


oleh semua tenaga pengajar. Salah satu kompetensi yang harus kita
kuasai adalah evaluasi pembelajaran.

: evaluasi merupakan alat ukur ketercapaian tujuan.

Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik.
Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem
penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi
mengajar yang baik dalam memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik.
Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan
perbaikan sistem penilaian yang diterapkan.
* Hakikat Asesmen Proses dan Hasil belajar

Istilah asesmen (penilaian) proses dan hasil belajar merupakan suatu


kegiatan guru selama rentang pembelajaran yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik yang
memiliki karakteristik individual yang unik (Depdiknas.2006). Dalam rangka
pengambilan keputusan tersebut, diperlukan data sebagai informasi yang
diandalkan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Penilaian Ranah Kognitif dalam Sains

Prinsip atau dasar pertama dalam mengkonstruksi butir soal adalah soal
tersebut harus mampu mengukur apa yang telah dipelajari siswa sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Prinsip ini harus mengacu pada tujuan
pembelajaran yang ada dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Tabel Penilaian Ranah Kognitif menurut Taksonomi Bloom

Tingkatan Ranah Kognitif Bloom Aspek


C.1. Mengingat (Remember)  Mengenali (recognizing)
 Mengingat (recalling)
C.2. Memahami (Understand)  Menafsirkan (interpreting)
 Memberi contoh (exampliying)
 Meringkas (summarizing)
 Menarik inferensi (inferring)
 Membandingkan (compairing)
 Menjelaskan (explaining)

C.3. Mengaplikasikan (Apply)  Menjalankan (executing)


 Mengimplementasikan (implementing)

C.4. Menganalisis (Analyze)  Menguraikan (diffrentiating)


 Mengorganisir (organizing)
 Menemukan makna tersirat (attributing)

C.5. Evaluasi (Evaluate)  Memeriksa (checking)


 Mengritik (Critiquing)
C.6. Membuat (Create)  Merumuskan (generating)
 Merencanakan (planning)
 Memproduksi (producing)
Pengambangan Tes Objektif

Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri
dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh test dengan
jalan memilih salah satu atau lebih jawaban di antara beberapa
kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-
masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan)
jawaban berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada
tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir item
yang bersangkutan.Item tes objektif yang banyak dipakai dalam
evaluasi hasil belajar siswa di sekolah adalah item tes objektif
pilihan ganda. Tes pilihan ganda memiliki semua persyaratan
sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari segi objektivitas,
reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dengan
siswa yang gagal.
Kelebihan tes objektif

1) Jumlah materi yang dapat ditanyakan relatif tak terbatas dibandingkan


dengan materi yang dapat dicakup soal bentuk lainnya. Jumlah soal yang
ditanyakan umumnya relatif banyak.

2) Dapat mengukur berbagai jenjang kognitif mulai dari ingatan sampai


evaluasi.

3) Penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang


lingkup bahan dan materi yang luas dalam satu tes untuk suatu kelas atau
jenjang.

4) Sangat tepat untuk ujian yang peserta banyak sedangkan hasilnya harus
segera seperti ujian akhir nasional maupun ujian sekolah.

5) Reliabilitas soal pilihan ganda relatif lebih tinggi dibandingkan dengan


soal uraian.
Kelemahan tes objektif

1) Kurang dapat digunakan untuk kemampuan verbal.

2) Peserta didik tidak mempunyai keleluasaan dalam menulis,


mengorganisasikan, dan mengekspresikan gagasan yang mereka miliki yang
dituangkan dalam kata atau kalimatnya sendiri.

3) Tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan problem solving.

4) Penyusunan soal yang baik memerlukan waktu yang relatif lama


dibandingkan dengan bentuk soal lainnya.

5) Sangat sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogen,


logis dan berfungsi
Tabel Perbandingan antara Bentuk Soal Objektif dan Uraian
Tes pilihan ganda

Pilihan ganda biasa (melengkapi/menjawab pokok soal dengan 4-5 pilihan)


Bentuk ini merupakan suatu kalimat pernyataan yang belum lengkap dan
diikuti empat
atau lima kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapi pernyataan
tersebut.
Contoh 1
petunjuk pengisian soal pilihan ganda biasa:
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat!
Contoh soal:

Punuk unta berfungsi untuk ....


a. cadangan air dan makanan
b. melindungi dari panas matahari
c. melindungi dari debu
d. supaya dapat berjalan di gurun pasir
Langkah-Langkah Penulisan Soal Bentuk Pilihan Ganda

Menulis soal pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian. Hal yang
paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda adalah menuliskan
pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau
tingkat kesederhanaan, serta panjang pendeknya relatif sama dengan kunci jawaban.
Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka
dalam penulisannya perlu mengikuti langkahlangkah berikut. Langkah pertama adalah
menulis pokok soalnya., langkah kedua adalah menulis jawabannya, kemudian
langkah ketiga adalah menulis pengecohnya.

Teknik Merandom Jawaban Soal Pilihan Ganda

Proses menempatkan kunci jawaban secara proporsional dapat dilakukan setelah


semua item soal dari semua aspek sudah terkumpul atau pada proses perakitan soal.
Seringkali dalam menempatkan kunci jawaban, guru mengambil jalan pintas dengan
membuat pola tertentu agar mudah dalam proses koreksi. hal ini cukup “berbahaya”
karena akan memancing peserta didik untuk mengikuti pola yang sudah ditemukan
untuk menjawab soal, dengan tidak ada keyakinan akan kebenaran jawabannya. agar
lebih fair dalam penentuannya, kunci jawaban hendaknya dibuat secara acak dengan
proporsi yang seimbang. Penentuan proporsi jawaban soal pilihan ganda secara
manual cukup mudah. Anda hanya membutuhkan pensil/pulpen dan secarik kertas
untuk menghitung.
UJI TES

Anda mungkin juga menyukai