Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PEMBIMBING:
dr. Ratna Relawati Sp. KF, Msi.MED
AKBP NRP 64060891
Kelompok 1
1. ADINDA PUTRI ADIPURWA 30101306852
2. AQIDA MULYANING TYAS 30101306879
3. FATIYA HIDAYATI 30101306943
4. HAJRIAH KONI PUTRA 30101306958
5. M AULADY RIFKI KAMAL 30101407232
6. MUTIA PARAMADITA ANUGRAH 30101307015
7. RISKA DIENE PRATIWI 30101307064
8. SHEILA MUSTAFIDA ROSSANDINI 30101407326
9. SHIDQI ARGA RUKMANA 30101307078
IDENTITAS JURNAL
IDENTITAS JURNAL
Judul • Time since Death from Rigor Mortis : Forensic
Prospective
ABSTRAK
AULADY
Abstrak
Waktu kematian adalah topik
studi yang sangat penting dalam
kedokteran Forensik.
Menentukan waktu sejak
kematian selalu menjadi topik
yang menarik di antara ahli
patologi forensik
Cont..
AULADY
PENDAHULUAN
ADINDA
Algor Mortis
waktu sejak kematian
Rigor Mortis sampai 36 jam setelah
kematian
Liver mortis
ADINDA
Algor mortis adalah pendinginan tubuh setelah kematian. Suhu tubuh pada saat kematian umumnya
37 ° C yang jatuh ke suhu sekitarnya dengan 12 sampai 18 jam setelah kematian.
Liver mortis atau pewarnaan postmortem umumnya muncul atas bagian tergantung dari tubuh dalam
½ - 1 jam kematian dan akan tetap dalam waktu 6 sampai 8 jam setelah kematian.
Demikian pula, rigor mortis, yang merupakan rigiditas kadaver, mulai dalam waktu 1
hingga 2 jam setelah kematian dan memakan waktu sekitar 12 jam setelah kematian
untuk kekakuan lengkap dan tetap dalam tahap yang dikembangkan selama 12 jam lebih
dan menghilang dalam 12 jam berikutnya.
ADINDA
- Mulai muncul 1-2 jam setelah kematian. Dan sekitar 10-12 jam untuk bisa
menjadi sempurna.
- Menetap selama 12 jam
- Menghilang di 12 jam berikutnya.
FATIYA
Dua abad terakhir
Nysten
(1811)
tidak ada pemendekan otot yang terukur yang terjadi selama rigor
mortis kecuali otot-otot yang mengalami ketegangan. Ketika kekakuan
sepenuhnya terjadi, sendi tubuh menjadi tetap dan dalam keadaan fleksi
atau ekstensi sendi, hal ini tergantung pada posisi badan dan tungkai
pada saat kematian.
SHIDQI
Hukum nysten
kekakuan kadaver berturut-turut akan
mempengaruhi otot-otot masticator,dari otot
wajah dan leher, dari otot badan dan lengan
sampai akhirnya otot otot dari tungkai bawah.
SHIDQI
Husband HA (1877)
Otot polos
KONY
sarcomeres terangkai dari kepala sampai ekor yaitu 4000 / cm dan membentuk fibril.
Sel otot adalah serat terdiri dari 1000-2000 fibril.
Setiap otot adalah molekul motor yang mengubah energi kimia menjadi kerja mekanik (energi
kinetik).
Otot-otot tubuh diatur sesuai dengan kebutuhan dan menjadi gerakan anatomi utama
Otot rangka memiliki sifat berikut : eksitabilitas, konduktivitas, kontraktilitas, relaxibility,
kelelahan, elastisitas, hukum “all or none”, tetatanus dll [19].
KONY
Sumber ATP
Creatinin Phosphat
Fosforilasi Oksidatif
Glikolisis
KONY
Mati
1. Periode Penundaan:
Fase Setelah kematian klinis, otot-otot bertahan dalam keadaan normal
untuk waktu yang singkat dan relax, selama kandungan ATP tetap cukup
untuk memungkinkan pemisahan lintas jembatan aktin-myosin.
Erdos (1943)
Membandingkan kekerasan
otot dengan konsentrasi ATP
DITA
4. Resolusi:
Kekakuan menghilang dan otot-otot menjadi lemas. Penyebab
Resolusi menurut Szent-Gyorgyi dan Erdoz adalah proses denaturasi.
SHIELA
Kesimpulan
Dalam tinjauan literatur ini, waktu sejak kematian dari rigor mortis
telah disusun atas dasar forensik prospektif. Di masa depan, rigor
mortis adalah parameter penting dan dominan untuk memperkirakan
waktu sejak kematian dan lainnya.
SHIELA
CRITICAL APPRAISAL
JOURNAL :
ARTICLE REVIEW
SHIELA
JUDUL…
Judul informatif
Judul < 12 kata (8 kata)
Tidak Ada kata yang disingkat
SHIELA
Pengarang, Institusi, Publikasi
ABSTRAK SHIELA
POSITIF :
- Terdiri dari 1 paragraf (intisari jurnal)
- Terdapat kata kunci
NEGATIF :
Lebih dari 250 kata (110 kata)
SHIELA