Anda di halaman 1dari 11

NEPHROTIC SYNDROME IN

CHILDREN
Rahma
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKIK UNTAD
PENDAHULUAN
 Sindrom nefrotik : keadaan klinis dengan gejala
proteinuria masif, hipoalbuminemia, edema dan
hiperlipidemia

 Sindrom nefrotik : penyakit kronik yang sering dijumpai


pada anak

 Insidens 2-4 kasus dari 100.000 anak < 16 tahun

 Dapat menyerang semua umur, terutama 2-6 tahun

 Laki-laki > wanita = 3 : 2

 90 % kasus merupakan sindrom nefrotik idiopatik


GAMBARAN KLINIK
 Pasien biasanya datang dengan edema palpebra atau
pretibia

 Jika lebih berat : asites, efusi pleura dan edema skrotum

 Kadang disertai oligouria dan gejala infeksi

 Nafsu makan berkurang

 Diare

 Laporan ISKDC : 22 % disertai hematuria mikroskopik, 15-


20 % disertai hipertensi dan 32 % dengan peningkatan
kadar kreatinin dan ureum darah yang bersifat sementara
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Urinalisis, bila perlu biakan urin
 Protein urin kuantitatif, dapat berupa 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari
 Pemeriksaan darah
- Darh tepi
- Kadar albumin dan kolesterol plasma
- Kadar ureum, kreatinin serta klirens kreatinin dengan
cara klasik atau dengan rumus Schwartz
- -Titer ASO dan kadar komplemen C3 bila terdapat
hematuri mikroskopik persisten
- Bila curiga SLE : ANA, komplemen C4 dan anti-dsDNA
BIOPSI GINJAL
 Tidak diperlukan pada sebagian besar anak SN

 > 80 % SNKM dengan histolgi ginjal normal

 Sisanya berupa : glomerulsklerosis fokal segmental 7 %,


glomerulonefritis mesangioproliferatif 5 %, glomerulonefritis
membranoproliferatif 7 % dan glomerulonefropati membranosa
1-2 %

 Biopsi ginjal sebaiknya dilakukan pada pasien yang gambaran


klinik dan laboratorium tidak sesuai dengan SNKM
DIAGNOSIS
 Proteinuria masif atau prteinuria nefrotik

Protein urin ≥ 40 mg/m2lpb/jam atau > 50 mg/kgbb/24 jam,


atau rasio albumin/kreatinin > 2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+

 Hipoalbuminemia

Albumin serum < 2,5 g/dl

 Edema

 Hiperlipidemia

Kolesterol serum > 200 mg/dl


TATA LAKSANA
 Medikamentosa
Pengobatan prednison diberikan dengan dosis awal 60
mg/m2/hari atau 2 mg/kgbb/hari (maksimal 80 mg/hari)
dalam dosis terbagi 3 selama 4 minggu

Dilanjutkan dengan 2/3 dosisawal (40 mg/m2/hari),


maksimum 60 mg/hari dosis tunggal pagi selang sehari
(alternating dose) selama 4-8 minggu
TATA LAKSANA

 Suportif
- Tirah barig bila edema anasarka

-Diuretik furosemid 1-2 mg/kgbb/hari, bila perlu


dikombinasikan dengan spiranolakton 2-3 mg/kgbb/hari
bila terdapat edema anasarka

- Albumin 20-25 % dengan dosis 1 gr/kgbb selama 2-4 jam


jika terdapat edema refrakter atau syok atau kadar
albumin ≤ 1 gram/dl dan diakhiri dengan pemberian
furosemid 1-2 mg/kgbb intravena

- Diet protein normal 1,5-2 g/kgbb/hari

- Diet rendah garam 1-2 g/hari


PEMANTAUAN

 Terapi

Efek samping prednison : hipertensi

 Tumbuh Kembang

Gangguan tumbuh kembang akibat SN sendiri


atau efek samping. Selain itu juga rentan
terhadap infeksi berulang sehingga mengganggu
tumbuh kembang pasien
ISTILAH YANG UMUM DIPAKAI PADA SN
 Remisi : proteinuria negatif atau trace (< 4 mg/m2/jam)
selama 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu

 Relaps : Proteinuria ≥ 2+ 3 hari berturut-turut dalam 1


minggu, dimana sebelumnya pernah mengalami remisi

 Sensitif steroid : Remisi tercapai dalam 4 minggu atau


kurang setelah pengbatan steroid dosis penuh

 Resisten steroid : Tidak terjadi remisi setelah 4 minggu


pengobatan steroid dosis penuh

 Dependen steroid : Relaps terjadi pada saat dosis steroid


diturunkan atau dalam 14 hari setelah dosis steroid
dihentikan dan terjadi 2 kali berturut-turut

Anda mungkin juga menyukai