Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

G1P0A0M0 Usia 22 tahun Hamil 40-41 minggu,


Inpartu Kala 1 Fase Aktif Fase Aktif
dengan PEB + KPD

Pembimbing:
dr. Lucky Sutanto, Sp.OG

Disusun oleh:
RR. Syarifah Rafiqah

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI


RUMKIT TK. II KARTIKA HUSADA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2019
Identitas Pasien
• Nama : Ny. C
• Jenis Kelamin
: Perempuan
• Umur : 22 tahun
• Agama : Islam
• Alamat : Komp. Zaujati Residen I Blok
J.K No. J.8
• Pekerjaan : IRT
• Masuk RS tanggal 10 Juni 2019
• Status : BPJS
Penyajian Kasus
• Keluhan Utama: Pengeluaran air dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien G1P0A0M0 hamil 40 – 41 minggu datang ke RS Kartika Husada
dengan keluhan pengeluaran air dari jalan lahir sejak 2 hari yang lalu.
Pengeluaran air dari jalan lahir dirasakan sedikit-sedikit sejak 2 hari yang
lalu (sekitar 48 jam SMRS) disertai pengeluaran darah lendir sejak jam
09.00 WIB (10.06.19). Pasien mengatakan bahwa perut mules dirasakan
sejak jam 21.00 WIB (10.06.19) hanya sesekali dan tidak lama, namun
keluhan mules sekarang cukup sering disertai sakit pinggang dan perut
bawah terasa terik. Pasien masih merasakan gerakan aktif janin. Pasien
tidak mengeluhkan adanya pusing, mual dan muntah. Pasien selama ini
kontrol kehamilan rutin setiap bulan di Puskesmas. Pasien melakukan
pemeriksaan USG dengan dokter kandungan dengan hasil pemeriksaan
dalam batas normal. Pasien memiliki riwayat hipertensi sebelum masa
kehamilan, dan pasien tidak pernah mengkonsumsi obat untuk hipertensi.
Penyajian Kasus
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi (+),
• Riwayat DM (-),
• Riwayat penyakit jantung (-),
• Riwayat asma (-),
• Riwayat infeksi saluran kemih berulang saat kehamilan (-),
• Riwayat alergi (+) alergi makanan (udang, ayam, telur) dan riwayat
infeksi paru-paru (-).

Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat hipertensi (+) pada ibu pasien, diabetes melitus (-), penyakit
jantung (-), TB paru (-), asma (-) dan alergi (+) pada ibu pasien
Penyajian Kasus
Riwayat Sosio-Ekonomi
• Pasien adalah seorang ibu rumah tangga sedangkan
pekerjaan suami swasta. Pasien tinggal dirumah milik
pribadi bersama suami. Pasien berobat menggunakan
BPJS kelas 3 yang dibayar mandiri.

Riwayat Kebiasaan
• Pasien tidak memiliki kebiasaan diurut selama hamil dan
pasien menyangkal meminum jamu-jamuan selama
hamil. Kebiasaan merokok (-), minum alkohol (-),
olahraga (-).
Penyajian Kasus
Riwayat Obstetri dan Ginekologi
• Riwayat Kehamilan dan Persalinan: Kehamilan ini merupakan
kehamilan pertama.
• Riwayat Haid:
 HPHT : 08 - 10 – 2018
 Usia menarche : 13 tahun
 Siklus haid : Regular
 Lama haid : 3-7 hari
• Riwayat Seksual:
Ini merupakan pernikahan pertama pasien dengan suami, pasien
sudah menikah selama 2 tahun.
• Riwayat Kontrasepsi (-)
• Masalah Ginekologi (-)
Penyajian Kasus
• Riwayat Antenatal Care
4 kali di puskesmas dengan bidan, pernah USG 1 kali
dengan dokter kandungan. USG: Usia kehamilan 37
minggu, berat janin 3631 gr, presentasi bawah janin
kepala (U), jenis kelamin perempuan.
Pemeriksaan Fisik
• Tanda Vital
• KU : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• BB : 92 kg
• TB : 165,5 cm
• TD : 170/100 mmHg
• HR : 108 x/menit
• RR : 20 x/menit
• T : 36,9oC
Status Generalis
• Kepala : Normocephali
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
• Telinga : Nyeri tekan tragus (-), sekret (-), hiperemis (-)
• Hidung : Sekret (-), hiperemis (-), septum deviasi (-)
• Tenggorokan : Tonsil T1/T1, hiperemis (-)
• Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
• Dada :
• Paru :
• Inspeksi : Statis: dada simetris, warna kulit normal, tidak ada
kelainan
Dinamis :tidak ada dinding dada yang tertinggal, tidak
ada nyeri saat bernafas.
• Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri simetris
• Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
• Auskultasi : Suara napas dasar vesikuler
Suara napas tambahan: Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
• Jantung :
• Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
• Palpasi : iktus kordis teraba di SIC 5 linea midclavicula sinistra
• Perkusi : Batas jantung atas di SIC 2 linea midklavikula sinistra
Batas jantung kanan di SIC 2 linea parasternal dextra
Batas jantung kiri di SIC 5 linea midklavikula sinistra
• Auskultasi : Bunyi jantung I/II tunggal, regular, murmur (-),
gallop (-)
• Abdomen : terlampir di status obstetri
• Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-), CRT <2”, edema (+/+)
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar:
▫ Inspeksi : Cembung gravid, bekas luka SCTP (-),
venektasi (-)
▫ Auskultasi : DJJ 12-12-12 = 144x/menit
▫ Palpasi : TFU: 33 cm (TBJ 3410 gram), punggung
kanan,
his: 2x10’. 20”.
• Leopold I : kesan bokong
• Leopold II : Punggung kanan
• Leopold III : Kesan kepala
• Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP

Pemeriksaan Dalam:
• VT Φ4 cm, portio tebal lunak, ketuban (-), kepala Hodge 1,
Station -2, blood slim (-),
Pemeriksaan Penunjang
• Hemoglobin : 11,1 g/dL
• Hematocrite : 34,7 %
• Leucocyte : 15,6 x 103 g/L
• Trombocyte : 220 x 103 g/L
• GDS : 113 mg/dL
• HBSAg : Non-Reaktif
• HIV : Non-Reaktif
• Protein Uria : (++)
Diagnosis
G1P0A0M0 22 tahun gravida 40-41 minggu,
inpartu kala 1 fase aktif dengan PEB + KPD
Tatalaksana
• Non Medikamentosa
▫ Rawat inap
▫ Bed rest
▫ Konseling dan informed concent untuk tindakan
persalinan normal pervaginam spontan pada pasien
dan keluarga.
▫ Monitor tanda vital ibu dan keadaan janin, kontraksi
His dan kemajuan persalinan

• Medikamentosa
▫ IVFD RL + Drip oksitosin 5 IU 20 tpm
▫ MgSO4 20% 20cc IV bolus
▫ MgSO4 40% 10cc (Boka-Boki)
Prognosis
• Ad Vitam : dubia ad bonam
• Ad Functionam : dubia ad bonam
• Ad Sanactionam: dubia ad bonam
Follow UP di Verlos Kamer
Pembahasan Kasus
• Penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat sesuai dengan
penatalaksaaan kasus preeklampsia dan KPD. Pasien diberikan
injeksi MgSO4 20% 20cc IV bolus dan selanjutnya injeksi MgSO4
40% 10cc (Boka-Boki). Magnesium sulfat direkomendasikan
sebagai terapi lini pertama eklampsia dan direkomendasikan
sebagai profilaksis terhadap preeklampsia berat. Tujuan utama
pemberian magnesium sulfat pada preeklampsia adalah untuk
mencegah dan mengurangi angka kejadian eklampsia, serta
mengurangi morbiditas dan mortalitas maternal serta perinatal.
Adapun mekanisme kerja magnesium sulfat yaitu menyebabkan
vasodilatasi melalui relaksasi dari otot polos, termasuk pembuluh
darah perifer dan uterus, sehingga selain sebagai antikonvulsan,
magnesium sulfat juga berguna sebagai antihipertensi dan tokolitik.
Perlu dilakukan pemantauan produksi urin, refleks patella,
frekuensi napas dan saturasi oksigen saat.5
• Sedangkan penatalaksanaan pada pasien KPD tergantung pada umur
kehamilan dan tanda infeksi intrauterine. Ketika KPD terjadi pada usia
kehamilan aterm, terjadinya persalinan akan berlangsung dalam 24 jam
pada lebih dari 90% pasien. Apabila terjadi KPD yang berkepanjangan
(>24-48 jam) menyebabkan terjadinya korioamnionitis dan sepsis pada
janin dan mortalitas janin pun meningkat. Penanganan KPD aterm
ditujukan untuk mencegah terjadinya KPD yang berkepanjangan,
dengan cara menginduksi persalinan dengan oksitosin setelah pasien
dalam jangka waktu tertentu (6-12 jam) dibiarkan untuk terjadinya
persalinan spontan.
• Pertama dilakukan Monitoring ketat pada ibu dan janin sampai
terjadinya persalinan. KPD harus terlebih dahulu terdiagnosis. Bila
hasil abnormal dibutuhkan monitoring ketat dan dipertimbangkan
untuk diinduksi secepatnya. Jika persalinan spontan belum terjadi
dalam 24 jam setelah terjadinya KPD, diperlukan pemeriksaan rutin.
Nadi dan suhu tubuh ibu diperiksa, Dilakukan juga monitoring bunyi
jantung janin untuk melihat kesejahteraan janin (mengetahui bila
timbul takikardi sebagai gejala awal suatu infeksi). Jika terdapat gejala
korioamninitis atau gawat janin, induksi harus segera dimulai.
KESIMPULAN
• Wanita G1P0A0M0 22 tahun gravida 40-41
minggu, inpartu kala 1 fase aktif dengan PEB +
KPD.

Anda mungkin juga menyukai