TURUN MENDADAK
Disusun Oleh :
Muhammad Albari Akbar, S. Ked
• Terganggunya keduduan lensa dari posisi normal oleh karena rupture sebagian atau total dari zonula lentis
Klasifikasi
•Klinis-etiologis
• Congenital Dislokasi
Simple ectopia lentis bilateral, simetris dan biasanya kearah atas. (diturunkan oleh gen autosomal
dominan)
Ectopia lentis et pupillae pupil bentuk celah di manadislokasi pada arah yang berlawanan
Ectopia lentis with systemic anomalies
• Traumatic dislokasi lensa
• Dislokasi spontan atau yang berurutan
•Topografis
• Subluxation Dislokasi parsial di mana lensa berpindah kesamping (atas, bawah, medial atau lateral,tetapi
tetap berada dibelakang pupil.Disebabkan karena ruptur parsial atau penarikan zonula yang tidak seimbang.
• Dislocation or luxation Ruptur total Zonula Zinnii Dislokasi lensa dapat inkarsersi ke dalam pupil
atau Bilik Mata Depan (anterior luxation), atau vitreous (posterior dislocation)
Manifestasi Klinis
Komplikasi
• Uveitis, glaucomasekunder
Terapi
Neuritis
intraokular atau Peradangan papil saraf optik dalam bola mata
papilitis
Major symptoms
Penglihatan turun mendadak dalam beberapa jam sampai hari yang mengenai
satu atau kedua mata.
Penglihatan warna terganggu.
Rasa sakit bila mata bergerak dan ditekan
Adanya defek lapang pandang.
Pasien mengeluh penglihatan menurun setelah olahraga atau suhu tubuh naik
(tanda Uhthoff).
Beberapa pasien mengeluh objek yang bergerak lurus terlihat mempunyai
lintasan melengkung (Pulfrich phenomenon), kemungkinan dikarenakan
konduksi yang asimetris antara nervus optikus.
NEURITIS PALPITIS
TERAPI
• Terapi steroid digunakan karena mungkin dapat mempersingkat periode akut
penyakit, namun tidak mempengaruhi hasil akhir dari penglihatan.
Gambar ablasio retina dengan perpindahan cairan (A) perpindahan ke arah inferior saat pasien duduk; (B) perpindahan
ke arah superior saat pasien supinasi
DIAGNOSA
• Tatalaksana : Pembedahan
• Sebelum pembedahan pasien dirawat dengan mata tertutup.
• Dilakukan secepat mungkin antara 1- 2 hari.
B. Cleral buckling
C. Vitrektomi
• Dengan membuat insisi kecil pada bola mata kemudian memasukkan instrumen
hingga ke cavum melalui pars plana.
• Setelah itu pemotongan vitreus. Teknik dan instrumen yang digunakan tergantung
tipe dan penyebab ablasio.
PROGNOSIS
Disebabkan oleh :
Kerusakan retina irreversibel ternyata terjadi setelah 90 menit sumbatan total arteri retina
sentralis, sehingga hanya tersedia sedikit waktu untuk memulai terapi
• Menurunkan tekanan bola mata dapat dengan Asetazolamid (500 mg IV) bisa
ditambahkan timolol 0,5%
• Vasodilator pemberian bersama dengan antikoagulan. Akan tetapi antikoagulan
sistemik biasanya tidak diberikan.
• Steroid bila di duga terdapatnya peradangan
Sumbatan vena retina yang
4. OKLUSI VENA RETINA SENTRAL mengakibatkan gangguan
perdarahan di dalam bola
mata
KLASIFIKASI
Oklusi vena retina cabang (BRVO)
Terjadi ketika vena pada bagian distal sistem Oklusi vena retina sentral (CRVO)
vena retina mengalami oklusi, yang
menyebabkan terjadinya perdarahan di Terjadi akibat adanya trombus di dalam vena
sepanjang distribusi pembuluh darah kecil retina sentral pada bagian lamina cribrosa
pada retina pada saraf optik, yang menyebabkan
keterlibatan seluruh retina.
4. OKLUSI VENA RETINA SENTRAL
• Penyebab lokal dari oklusi vena retina adalah trauma,
PENYEBAB SUMBATAN glaukoma, dan lesi struktur orbita.
• Proses sistemik juga dapat menyebabkan oklusi vena
retina, di antaranya adalah hipertensi, atherosklerosis,
diabetes mellitus, glaukoma, penuaan, SLE dan lain-lain
Ketika vena mengalami hambatan aliran balik menyebabkan darah tersebut bocor ke retina
Fluorescein
angiogram
PENATALAKSANAAN
KOMPLIKASI
- Glaucoma, yang disebabkan oleh adanya pembuluh darah baru yang abnormal,
yang tumbuh di bagian depan mata
- Edema makula, yang disebabkan oleh kebocoran cairan di retina
5. KEKERUHAN & PERDARAHAN BADAN KACA
• Perdarahan intravitreal atau preretinal oleh karena pecahnya pembuluh darah retina
Etiologi
Gejala
Tanda
Terapi
• Pada stadium awal kongestif dan infiltrasi dari sel-sel radang seperti
PMN, limfosit, dan fibrin pada koroid dan retina yang terkena.
• PMN lebih banyak berperan pada uveitis jenis granulomatosa sampai
terjadinya supurasi.
• Sebaliknya, pada uveitis non granulomatosa limfosit lebih dominan.
• Apabila inflamasi berlanjut, lamina vitrea akan robek leukosit pada
retina akan menginvasi rongga vitreum timbulnya proses supurasi di
dalamnya.
• Yang dapat ditemukan pada uveitis posterior, antara
lain:
oSel-sel radang pada humor vitreus
• Indikasi vitrektomi
Peradangan intraokular yang tidak sembuh pada pengobatan
Dugaan adanya keganasan dan infeksi pada mata.
Uveitis posterior berkaitan dengan kekeruhan vitreus yang tidak
dapat disembuhkan dengan obat-obatan.
Vaskulitis dan oklusi vaskular pada pars planitis, penyakit behcet
dan sarkoidosis
neovaskularisasi retina atau pada diskus optikus (pada pasien
uveitis) yang dapat menyebabkan timbulnya perdarahan pada
vitreus.
Komplikasi
• Dapat mengenai daerah sekitar koroid, misalnya retina, vitreus
humour, badan siliar, iris, nervus optikus, dan sklera.
• Sinekia posterior.
• Edema makula sistoid.
• Vaskular dan optik atropi.
• Traction retinal detachment.
• Uveitis posterior dapat menyebabkan katarak sisi posterior.
Prognosis