Parasit Malaria
Parasit Malaria
2. Induksi:
Melalui stadium aseksual (trofozoit & Skizon)
dalam darah:
Malaria transfusi
Malaria kongenital
Infeksi malaria secara
alami:
melalui gigitan
nyamuk Anopheles
betina
Anopheles mosquito
6
Anopheles mosquito
7
Siklus Hidup Plasmodium
Intermediate host:
Trophozoite
Schizont Schizont
Gametocyte
Definite host:
Gametocyte
Zygote
Sporozoite
10
Stadium plasmodium di hati
merozoit
sporozoit
Daur Hidup Parasit Malaria
hipnozoit skizon
skizon ookista
merozoit
Dalam lambung
trofozoit
skizon merozoit
makrogamet makrogamet
Zigot (ookinet)
mikrogamet mikrogamet
Oocyst
Sporozoites
Salivary Gland
sporozoites
Gametocytes 1’st Exo-
erythrocytic cycle
2’nd Exo-
erythrocytic cycle
Erythrocytic Hypnozoites
Cycle
Skizogoni Eritrosit
Waktu 1
36-48 48 48 72
siklus (jam)
Tempat
Sirk. dalam sirk. umum sirk.umum sirk.umum
skizogoni
Patologi dan Gejala Klinis
Proses patologi malaria terjadi akibat proses
yang terjadi pada siklus eritrositik.
Gejala klinis (Trias Malaria) ?
1. Demam
2. Splenomegali
3. Anemia Ikterus ?
Patogenesis :
1. Demam
Timbul bersamaan dengan pecahnya skizon
darah yang mengeluarkan macam-macam
antigen.
Antigen merangsang sel-sel makrofag, monosit
atau limfosit → sitokin (TNF) → hipotalamus,
dan terjadi demam.
• Didahului dengan sakit kepala, lemah, nyeri otot dan
nyeri tulang Kemudian terjadi “demam menggigil”=
malaria paroxysm
• Periodisitas demam
1. Menggigil (15 menit – 1 jam)
2. Puncak demam (2-6 jam)
3. Berkeringat (2-4 jam).
Plasmodium
vivax,
Plasmodium
ovale
Plasmodium
malariae:
Catatan !!!
3. Splenomegali
– Limpa merupakan organ retikuoendotelial.
– Plasmodium dihancurkan (fagositosis) oleh
makrofag dan limfosit. Penambahan sel radang
ini menyebabkan limpa membesar.
– Limpa menjadi hitam
– Bila menahun konsistensi limpa menjadi keras
– Pembesaran limpa terutama pada infeksi P. vivax,
paling jarang pada P. malariae
– Setelah infeksi berkali-kali, limpa fibrotik dan
mengecil (mendekati normal) Sehingga di daerah
endemisitas tinggi, limpa pada orang dewasa
berukuran normal
Severe Malaria
Clinical Picture :
3. PCR
• Pemeriksaan tetes tebal darah tepi (DDR/Drike druple):
(-) = negatif tidak ditemukan parasit dalam 100 LP
(+) = positif 1 ditemukan 1-10 parasit/100 LP
(++) = positif 2 ditemukan 11-100 parasit/100 LP
(+++) = positif 3 ditemukan 1-10 parasit/1 LP
(++++) = positif 4 ditemukan > 10 parasit/ 1LP
• Hapusan tipis
Terutama untuk melihat jenis spesies
Dapat dilakukan hitung parasit berdasarkan jumlah
parasit/1000 eritrosit
Rapid diagnostic tests (RDT)
• Mudah dan cepat dikerjakan
• Hanya memerlukan 1 tetes darah penderita (5 -
10 mikroliter)
• Hasilnya sudah dapat dibaca dalam 5 –15 menit
• Tidak perlu listrik dan mikroskop
• Peralatan sebaiknya disimpan di lemari es, tapi
tidak beku
Pengobatan Malaria
ACT:
• Dihydroartemisin + Piperaquin
• Artemether + Lumefantrine
• Artesunate + Amodiaquin
Lini Pertama :
ACT + primakuin.
2. Malaria Malariae
Sporontocides
Gametocide
Tissue Schizontocides
Blood Schizontocides
Pengobatan Malaria Berat
1. Tindakan umum/suportif: Oksigenisasi, cairan, nutrisi, monitoring
4. Mengatasi penyulit/komplikasi
– Malaria serebral
– Anemia berat
– Hipoglikemia
– Renjatan
– Gagal ginjal akut
Pengobatan Pencegahan
1. Klorokuin Basa 5 mg / kg BB / minggu
2. Doksisiklin 1.5 mg / Kg BB / hari :
Untuk daerah yg efikasi P. Falcifarum terhadap klorokuin < 75 %
Maksimal untuk 3 bulan
Kontra Indikasi anak < 8 thn dan ibu hamil
Diberikan 1 minggu sebelum berangkat ke daerah endemis s.d
4 minggu setelah meninggalkan daerah endemis malaria