Anda di halaman 1dari 51

Parasit Malaria

Dr. Mona Tumewu Wagey DAP . SpParK


Dr. Janno B. B. Bernadus, MBiomed

dr. Reno D. Rumbino


Sejarah
• Dikenal sejak zaman Yunani
(Hippocrates → 5 abad s.m)
• Asal kata: Mal = buruk; Aera = udara
• Abad 19
– Laveran menemukan parasit bentuk npisang dalam
darah (Nobel-prize)

– Ross menemukan penularan parasit oleh nyamuk


(Nobel-prize)
Parasit Penyebab :

1. Plasmodium falciparum (malaria tropika)


2. Plasmodium vivax (malaria tertiana)
3. Plasmodium malarie (malaria kuartana)
4. Plasmodium ovale (jarang, Indonesia Timur,
Afrika )
Cara Infeksi
1. Alami:
 Melalui vektor (anopheles betina) yang
mengandung sporozoit

2. Induksi:
 Melalui stadium aseksual (trofozoit & Skizon)
dalam darah:
 Malaria transfusi
 Malaria kongenital
Infeksi malaria secara
alami:
melalui gigitan
nyamuk Anopheles
betina
Anopheles mosquito
6
Anopheles mosquito
7
Siklus Hidup Plasmodium

Daur hidup ke-4 spesies pada umumnya sama

1. Fase seksual eksogen (sporogoni)


→ Hospes. Invertebra (DH)

2. Fase aseksual (skizogoni)


→ Hospes Vertebra (IH)
Siklus Hidup : Fase aseksual
1. Di hati (skizogoni eksoeritrosit):
a) Skizogoni eksoeritrositik primer/Pre-eritrositik ( 4
Spesies)
b) Skizogoni eksoeritrositik Sekunder
(P. vivax dan P. ovale), karena adanya stadium
hipnozoit / dormant
Siklus hepar hanya 1 kali

2. Eritrosit (skizogoni eritrosit)


(i) Skizogoni eritrositik (Pembentukan skizon)
(ii) Gametogoni (Pembentukan gametosit)
Siklus erirosit berulang kali
Morfologi Trophozoite

Intermediate host:
Trophozoite
Schizont Schizont

Gametocyte

Definite host:
Gametocyte
Zygote
Sporozoite
10
Stadium plasmodium di hati
merozoit
sporozoit
Daur Hidup Parasit Malaria

Manusia Anopheles betina


Dalam hati Dalam kelenjar liur
Sporozoit

hipnozoit skizon
skizon ookista
merozoit

Dalam lambung
trofozoit
skizon merozoit

makrogamet makrogamet
Zigot (ookinet)
mikrogamet mikrogamet
Oocyst

Sporozoites

Zygote Stomach Wall

Salivary Gland

sporozoites
Gametocytes 1’st Exo-
erythrocytic cycle

2’nd Exo-
erythrocytic cycle
Erythrocytic Hypnozoites
Cycle
Skizogoni Eritrosit

P.f P.v P.o P.m

Waktu 1
36-48 48 48 72
siklus (jam)

Muda & Retikulo & Retikulo &


Eritrosit normo
normo normo normo
Jumlah
8-24 12-18 8-10 8
merozoit

Tempat
Sirk. dalam sirk. umum sirk.umum sirk.umum
skizogoni
Patologi dan Gejala Klinis
 Proses patologi malaria terjadi akibat proses
yang terjadi pada siklus eritrositik.
 Gejala klinis (Trias Malaria) ?
1. Demam
2. Splenomegali
3. Anemia Ikterus ?
Patogenesis :

1. Demam
 Timbul bersamaan dengan pecahnya skizon
darah yang mengeluarkan macam-macam
antigen.
 Antigen merangsang sel-sel makrofag, monosit
atau limfosit → sitokin (TNF) → hipotalamus,
dan terjadi demam.
• Didahului dengan sakit kepala, lemah, nyeri otot dan
nyeri tulang Kemudian terjadi “demam menggigil”=
malaria paroxysm

• Periodisitas demam
1. Menggigil (15 menit – 1 jam)
2. Puncak demam (2-6 jam)
3. Berkeringat (2-4 jam).

• Periodisitas tergantung spesies


Plasmodium
falciparum:

Plasmodium
vivax,

Plasmodium
ovale

Plasmodium
malariae:
Catatan !!!

• Pada permulaan serangan: demam tidak


sinkron, karena beberapa skizon hati
perkembangannya tidak sama, terutama pada
infeksi P. falciparum

• Pada malaria kronis → demam berkurang


(walaupun jumlah parasit tinggi)
Ambang demam → respons imun hospes
Patogenesis :
2. Anemia
– Disebabkan oleh :
(1) Penghancuran eritrosit .
(2) Reduced survival time
(3) Diseritropoiesis

– Jenisnya anemia hemolitik, normokrom dan


normositik.
– Pada P.falciparum terjadi secara akut sedangkan
pada P. vivax terjadi secara kronis
Patogenesis :

3. Splenomegali
– Limpa merupakan organ retikuoendotelial.
– Plasmodium dihancurkan (fagositosis) oleh
makrofag dan limfosit. Penambahan sel radang
ini menyebabkan limpa membesar.
– Limpa menjadi hitam
– Bila menahun konsistensi limpa menjadi keras
– Pembesaran limpa terutama pada infeksi P. vivax,
paling jarang pada P. malariae
– Setelah infeksi berkali-kali, limpa fibrotik dan
mengecil (mendekati normal) Sehingga di daerah
endemisitas tinggi, limpa pada orang dewasa
berukuran normal
Severe Malaria

• Severe malaria is defined as symptomatic malaria in a


patient with P. falciparum asexual parasitaemia with
one or more of the following complications:
– Cerebral malaria (unrousable coma not attributable to other
causes).
– Generalised convulsions (> 2 episodes within 24 hours)
– Severe normocytic anaemia (Ht<15% or Hb < 5 g/dl)
– Hypoglycaemia (glood glucose < 2.2 mmol/l or 40 mg/dl )
– Metabolic acidosis with respiratory distress (arterial pH <
7.35 or bicarbonate < 15 mmol/l)
– Fluid and electrolyte disturbances
Severe Malaria

– Acute renal failure (urine <400 ml/24 h in adults; 12 ml/kg/24 h


in children)
– Acute pulmonary oedema and adult respiratory
distress syndrome
– Abnormal bleeding
– Jaundice
– Haemoglobinuria
– Circulatory collapse, shock, septicaema (algid malaria)
– Hyperparasitaemia (>10% in non-immune; >20% in
semi-immune)
Patogenesis malaria berat
Cerebral malaria
Pulmonary oedema
anaemia

Child with severe


malaria anaemia
and no other
malaria
complication
Child with
severe malaria
anaemia in
conjunction
with acidosis
and respiratory
distress
Malarial haemoglobinuria

Clinical Picture :

• Patients with glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD) deficiency may


develop intravascular haemolysis and haemoglobinuria precipitated by
primaquine and other oxidant drugs, even in the absence of malaria.
• Haemoglobinuria associated with malaria (“blackwater fever”) is uncommon
and malarial haemoglobinuria usually presents in adults as severe disease
with anaemia and renal failure.
Diagnosis Laboratoris

1. Dengan mikroskop cahaya


a. Pemeriksaan hapus darah tebal

b. Pemeriksaan hapus darah tipis

2. ICT (Immuno Chromatographic Test)

3. PCR
• Pemeriksaan tetes tebal darah tepi (DDR/Drike druple):
(-) = negatif tidak ditemukan parasit dalam 100 LP
(+) = positif 1 ditemukan 1-10 parasit/100 LP
(++) = positif 2 ditemukan 11-100 parasit/100 LP
(+++) = positif 3 ditemukan 1-10 parasit/1 LP
(++++) = positif 4 ditemukan > 10 parasit/ 1LP

• Hapusan tipis
Terutama untuk melihat jenis spesies
Dapat dilakukan hitung parasit berdasarkan jumlah
parasit/1000 eritrosit
Rapid diagnostic tests (RDT)
• Mudah dan cepat dikerjakan
• Hanya memerlukan 1 tetes darah penderita (5 -
10 mikroliter)
• Hasilnya sudah dapat dibaca dalam 5 –15 menit
• Tidak perlu listrik dan mikroskop
• Peralatan sebaiknya disimpan di lemari es, tapi
tidak beku
Pengobatan Malaria
ACT:
• Dihydroartemisin + Piperaquin
• Artemether + Lumefantrine
• Artesunate + Amodiaquin
Lini Pertama :

1. Malaria Falsiparum , vivaks & ovale

ACT + primakuin.

2. Malaria Malariae

ACT 1 kali perhari slm 3 hr


Lini Kedua :

1. Malaria falsifarum: Kina + Doksisiklin atau


Tetrasiklin + Primakuin (slm 7 hr)
Catatan :
–Doksisiklin & Tetrasiklin tdk dpt dbrik pd ibu
hamil & anak. Sbg pengganti dpt dipakai
Klindamisin

2. Malaria vivaks : Kina + Primakuin


ACTION OF ANTIMALARIAL DRUG IN THE DIFFERENT LIFE
STAGES OF THE MALARIA PARASITE

Sporontocides

Gametocide

Tissue Schizontocides

Blood Schizontocides
Pengobatan Malaria Berat
1. Tindakan umum/suportif: Oksigenisasi, cairan, nutrisi, monitoring

2. Pengobatan simtomatik : antipiretik, antikonvulsan

3. Antimalaria: Kina iv dengan cara 1 ampul kina 500 mg dilarutkan


dalam 500 cc D5 diberikan dalam 8 jam terus menerus sampai
penderita dapat minum obat

4. Mengatasi penyulit/komplikasi
– Malaria serebral
– Anemia berat
– Hipoglikemia
– Renjatan
– Gagal ginjal akut
Pengobatan Pencegahan
1. Klorokuin Basa 5 mg / kg BB / minggu
2. Doksisiklin 1.5 mg / Kg BB / hari :
Untuk daerah yg efikasi P. Falcifarum terhadap klorokuin < 75 %
Maksimal untuk 3 bulan
Kontra Indikasi anak < 8 thn dan ibu hamil
Diberikan 1 minggu sebelum berangkat ke daerah endemis s.d
4 minggu setelah meninggalkan daerah endemis malaria

Anda mungkin juga menyukai