PERTUMBUHAN WILAYAH KELOMPOK 2 : ANISYA EMA ASRAWATI CORNELLA AGTESIA LAMBOY SALOMO LUPHYTA SESILIA VERAWATI ZAM ZAMI PENGERTIAN PUSAT PERTUMBUHAN
Pusat pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu
wilayah atau kawasan yang pertumbuhannya sangat pesat sehingga dapat dijadikan sebagai pusat pembangunan yang memengaruhi atau memberikan imbas terhadap kawasan- kawasan lain di sekitarnya. Pengembangan kawasan-kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan tentu memiliki skala perkembangan wilayah (regional development) yang berbeda-beda. Ada yang berskala nasional, seperti pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia tetapi ada pula yang berskala regional, seperti pusat pertumbuhan Jabotabek Pertumbuhan yang terjadi di setiap wilayah tidaklah merata. Ini terjadi karena adanya perbedaan potensi sumber daya alam , sumber daya manusia , jaringan transportasi dan komunikasi , aksebilitas , serta keadaan dan letak wilayah yang berbeda. TEORI TEORI PERTUMBUHAN WILAYAH 1. Potensi Wilayah Potensi suatu wilayah dapat dilihat dari berbagai sektor kehidupan, baik sektor fisik maupun sosial budaya yang terdapat diwilayah tersebut. Dalam mengindentifikasi potensi suatu wilayah agar menjadi pusat pertumbuhan dapat dilakukan dengan cara menginfentarisir potensi utama yang ada didaerah tersebut 2. Teori Tempat Sentral (CENTRAL PLACE THEORY) Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Walter Cristaller seorang ahli geografi berkebangsaan Jerman pada tahun 1933. Dasar Teori Apakah yang menentukan banyaknya kota?
Apakah yang menentukan
besarnya kota?
Apakah yang menentukan
persebaran kota? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,dike mukakan konsep yang disebut jangkauan (range) dan ambang (threshold). Range adalah jarak yang harus ditempuh seseorang untuk mendapatkan barang atau pelayanan jasa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan threshold adalah jumlah minimal penduduk yang diperlukan untuk kelancaran dan kesinambungan suplai barang. Threshold dibagi menjadi threshold tinggi dan rendah. 1) Threshold tinggi Dimiliki oleh pusat pelayanan yang menjual barang yang m emiliki risikokerugian tinggi karena jenis barang yang dijual adalah barang- barang mewah, sepertikendaraan bermotor, perhiasan. 1) Threshold rendah Dimiliki oleh pusat pelayanan yang menjual kebutuhan seha ri-hari sehinggatidak peru memilih tempat dipusat kota. Menurut teori Christaller ini, suatu pusat aktivitas yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu lokasi yang sentral, yaitu suatu tempat atau wilayah (kawasan) yang memungkinkan partisipasi manusia dalam jumlah yang maksimum, baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang dan jasa tersebut. Selanjutnya dijelaskan bahwa tempat yang sentral merupakan suatu titik simpul dari suatu bentuk heksagonal (segi enam). Wilayah yang terletak di dalam segi enam itu merupakan daerah-daerah yang penduduknya mampu terlayani oleh tempat yang sentral tersebut Keberadaan setiap tempat yang sentral tersebut memiliki pengaruh yang berbeda sesuai dengan besar-kecilnya suatu wilayah, sehingga terjadilah hierarki atau tingkatan tempat yang sentral. Sebagai contoh, hierarki kota sebagai pusat pelayanan masyarakat meliputi ibu kota negara, provinsi, kabupaten atau kota, kecamatan, dan desa (kelurahan). 3. Teori sektor August losch dalam bukunya yang berjudul ‘’the economics of location’’(1954) .mengemukakan teori penting yaitu teori sektor. August losch mempertimbangkan pada daerah-daerah ekonomi . Losch bertolak dari kesamaan topografi sebuah tempat yang berada didaratan sama seperti yang dikemukakan oleh charistaller dan mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan terbentuknya daerah- daerah ekonomi tersebut. Yang paling utama adalah munculnya grafik permintaan. 1) Tempat Sentral yang Berhierarki 3 (K=3) Tempat sentral yang berhierarki 3 adalah pusat pelayanan berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang konsumsi bagi penduduk yang tinggal di daerah sekitarnya. Hierarki 3 sering disebut sebagai kasus pasar optimal yang memiliki pengaruh 1/3 bagian dari wilayah tetangga di sekitarnya yang berbentuk heksagonal, selain memengaruhi wilayahnya itu sendiri. 2) Tempat Sentral yang Berhierarki 4 (K=4) Tempat sentral yang berhierarki 4 dinamakan situasi lalu lintas yang optimum, artinya di daerah tersebut dan daerah- daerah di sekitarnya yang terpengaruh tempat sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang paling efisien. Situasi lalu lintas optimum ini memiliki pengaruh ½ bagian dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya yang berbentuk segi enam selain memengaruhi wilayah itu sendiri. 3) Tempat Sentral yang Berhierarki 7 (K=7) Tempat sentral yang berhierarki 7 dinamakan situasi administrative yang optimum. Tempat sentral ini memengaruhi seluruh bagian (satu bagian) wilayah-wilayah tetangganya, selain memengaruhi wilayah itu sendiri. Contoh tempat sentral berhierarki 7 antara lain kota yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan. 4. Teori Kutub Pertumbuhan Teori Kutub Pertumbuhan atau seringkali disebut Teori Pusat pertumbuhan kali pertama diperkenalkan oleh Perroux pada 1955. Teori ini menyatakan bahwa pembangunan sebuah kota atau wilayah merupakan hasil dari suppusat pembangunan atau proses dan tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul ditempat tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau lokasi yang terjadi pusat pembangunan atau pengembangan dinamakan kutub pertumbuhan