Anda di halaman 1dari 50

SEDIAAN SUSPENSI IBUPROFEN

 Alfiyah Nurdiana Firdaus (20160430010)


 Almanda Agista Diptavianty (20160430012)
 Almira Amadea Edytiananda (20160430013)
 Alvina Syahrinda (20160430014)
 Amalia Widya Rindiyani (20160430015)
 Ananda Desi Kurniawati (20160430016)
 Andini Wulan Agustin (20160430017)
 Angelika Natania Bellasari D (20160430019)
 Anita Dian Anggraeni (20160430020)
 Arbiansyah Wiratama Hariadi (20160430022)
Target Product Profile
Nama Kimia 2-(p-isobutilfenil)asam propionat
Efek Farmakologi Analgesik antiinflamasi dan antipiretik
Bentuk Sediaan Suspensi
Rute Pemakaian Oral
Ukuran Sediaan 60 ml
Tampilan Sediaan Kuning
Tipe Pasien Anak – anak
Aspek Estetika Ditambahkan pemanis dan flavor untuk menutupi rasa pahit dan memperbaiki
rasa; ditambah pewarna untuk meningkatkan aceptabilitas sediaan

Efek Samping Mual, muntah, nyeri perut, tinnitus, ruam kulit.


Kontraindikasi Hipersensitivitas ibuprofen, penderita asma, urtikaria, riwayat perdarahan saluran
cerna.
Mekanisme Kerja Ibuprofen bekerja dengan pada prostaglandin dengan menghambat
enzim COX-1 dan COX-2 sehingga dapat meredakan peradangan, menurunkan
demam, dan meredakan nyeri.

Farmakokinetik Ibuprofen diserap pada saluran pencernaan dan konsentrasi plasma


puncak terjadi sekitar 1-2 jam setelah dikonsumsi.

Ibuprofen 90-99% terikat dengan protein plasma dan memiliki waktu


paruh sekitar 2 jam. Dengan cepat diekskresikan dalam urin terutama sebagai
metabolit dan konjugatnya. Sekitar 1% diekskresikan dalam urindalam bentuk
ibuprofen utuh dan sekitar 14% dalam bentuk ibuprofen terkonjugasi.
(Martindale 36th Ed)
QTPP (Quality Target Product Profile)
Elemen QTPP Target
Bentuk sediaan Suspensi
Rute Pemakaian Oral

Dosis Sediaan 100 mg/5 ml suspensi

pH Sediaan Antara 3,6 – 4,6 (FI V hal 553)


Dosis : untuk anak-anak
Stabilitas Stabil disimpan selama 2 tahun pada suhu ruang.

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat (botol kaca berwarna gelap) pada suhu
ruang terkendali
PRAFORMULASI
1. Latar Belakang Bahan Obat
Nama Bahan Obat ibuprofen

Nama Kimia 2-(p-isobutil)asam propionat

Struktur Kimia

B.M 206,28

Kemurnian Ibuprofen mengandung tidak kurang dari 97,0%


dan tidak lebih dari 103,0% C13H18O2 dihitung
terhadap zat anhidrat

Efek Terapeutik Antipiretik, analgesik


FI EDISI V : 551
Dosis Pemakaian 200 – 400 mg
2. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat

 Farmakokinetik

Ibuprofen diabsorpsi dengan cepat melalui saluran pencernaan dengan bioavailabilitas

lebih besar dari 80%. Puncak konsentrasi plasma dapat dicapai setelah 1-2 jam. Ibuprofen

menunjukkan pengikatan (99%) yang menyeluruh dengan protein plasma (Anderson, 2002). Pada

manusia sehat volume distribusi relatif rendah yaitu (0,15 ± 0,02 L/kg). Waktu paruh plasma

berkisar antara 2 - 4 jam. Kira-kira 90% dari dosis yang diabsorpsi akan dieksresi melalui urin

sebagai metabolit atau konyugatnya. Metabolit utama merupakan hasil hidroksilasi dan

karboksilasi (Stoelting, 2006; Sinatra, et al., 1992).


 Farmakodinamik
Mekanisme kerja ibuprofen melalui inhibisi sintesa prostaglandin dan menghambat
siklooksigenase-I (COX I) dan siklooksigenase-II (COX II). Namun tidak seperti aspirin hambatan
yang diakibatkan olehnya bersifat reversibel. Dalam pengobatan dengan ibuprofen, terjadi
penurunan pelepasan mediator dari granulosit, basofil dan sel mast, terjadi penurunan kepekaan
terhadap bradikinin dan histamin, mempengaruhi produksi limfokin dan limfosit T, melawan
vasodilatasi dan menghambat agregasi platelet (Stoelting, 2006).
 Kontraindikasi
Kehamilan trimester akhir, pasien dengan ulkus peptikum (ulkus duodenum dan
lambung), hipersensitivitas, polip pada hidung, angioedema, asma, rinitis, serta urtikaria ketika
menggunakan asam asetilsalisilat atau AINS lainnya.
(Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM RI)
 Efek samping

Umum: pusing, sakit kepala, dispepsia, diare, mual, muntah, nyeri abdomen, konstipasi,
hematemesis, melena, perdarahan lambung, ruam.

Tidak umum: rinitis, ansietas, insomnia, somnolen, paraestesia, gangguan penglihatan,


gangguan pendengaran, tinnitus, vertigo, asma, dispnea, ulkus mulut, perforasi lambung, ulkus
lambung, gastritis, hepatitis, gangguan fungsi hati, urtikaria, purpura, angioedema, nefrotoksik,
gagal ginjal. Jarang: meningitis aseptik, gangguan hematologi, reaksi anafilaktik, depresi,
kebingungan, neuritis optik, neuropati optik, edema. Sangat jarang: pankreatitis, gagal hati, reaksi
kulit (eritema multiform, sindroma Stevens – Johnson, nekrolisis epidermal toksik), gagal jantung,
infark miokard, hipertensi.

(Pusat Informasi Obat Nasional, Badan POM RI)


Organoleptis
IBUPROFEN

Warna Putih hingga hampir putih

Bau Khas lemah

Rasa -

Mikroskopis
IBUPROFEN

Bentuk kristal Serbuk hablur

FI EDISI V : 551
Karakteristik Fisik / Fisikomekanik
Titik lebur 75 – 77,5°C

BM 206,285 g/mol

higroskopisitas Tidak bersifat higroskopis

Karakteristik Fisikokimia
Kelarutan Sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol,
dalam aseton dan dalam kloroform. Sukar larut
dalam etil asetat, praktis tidak larut dalam air

pKa 5,3
Stabilitas
Terhadap pH Stabil pada pH 3,6-4,6

Terhadap pelarut Stabil

Terhadap oksigen Stabil

Penyimpanan Dalam ruang suhu terkontrol (±27ºC)

Inkompatibilitas dengan Eksipien


Tidak ada inkompatibilitas dengan eksipien
FORMULASI
FORMULASI BAKU

Niazi, Sarfaraz K. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Liquid Product Volume 3. New York: Informa
Healthcare USA, NY 10017.
FORMULA 1
NO Ingredients Fungsi % age % Rentang Jumlah dalam 60
composition Pemakaian mL
1. Ibuprofen Bahan aktif 2 1,2 gram
2. PGA Suspending agent 3 5 – 10 1,8 gram
3. Tween 80 Wetting agent 1 0,1 – 3 9 gram
4. Propilenglikol Kosolvent 5 3 gram
5. Sakarosa Pemanis 0,03 0,02 – 0,5 0,018 gram
6. Sir. simplex Pemanis 67 40,29 gram
7. Na Benzoat Pengawet 0,027 0,072 gram
8. Oleum Citri Perasa 4 tetes 4 tetes
9. Sunset Yellow Pewarna 0,1 0,06 gram
10. Aquadest ad Solvent ad 60 mL
FORMULA 2
NO Ingredients Fungsi % age % Rentang Jumlah dalam 60
composition Pemakaian mL
1. Ibuprofen Bahan aktif 2 1,2 gram
2. Carbomer Suspending agent 0,5 0,3 gram
3. Tween 80 Wetting agent 1 0,1 – 3 0,6 gram
4. Propilenglikol Kosolvent 10 10 – 25 6 gram
5. Sakarosa Pemanis 0,04 0,02 – 0,5 0,018 gram
6. Sir. simplex Pemanis 0,1 40,2 gram
7. Na Benzoat Pengawet 0,03 0,01 – 0,6 0,072 gram
8. Oleum Citri Perasa 4 tetes 4 tetes
9. Sunset Yellow Pewarna 0,1 0,06 gram
10. Aquadest ad Solvent ad 60 mL
FORMULA 3
NO Ingredients Fungsi % age % Rentang Jumlah dalam 60
composition Pemakaian mL
1. Ibuprofen Bahan aktif 2 1,2 gram
2. MC Suspending agent 0,5 0,3 gram
3. Tween 80 Wetting agent 1 0,1 – 3 0,6 gram
4. Propilenglikol Kosolvent 25 10 – 25 15 gram
5. Sakarosa Pemanis 0,05 0,02-0,5 0,018 gram
6. Ni Benzoat Pengawet 0,1 0,01 – 0,6 0,072 gram
7. Sir. simplex Pemanis 0,03 40,2 gram
8. Oleum Citri Perasa 4 tetes 4 tetes
9. Sunset Yellow Pewarna 0,1 0,06 gram
10. Aquadest ad Solvent ad 60 mL
FORMULA TERPILIH
No Nama Bahan Fungsi % rentang % yang Jumlah dalam 300
pemakaian digunakan mL (gram)
1 Ibuprofen Bahan aktif 2 6

2 PGA Suspending agent 5 – 10 5 15

3 Tween 80 Wetting agent 0,1 – 3 1 3

4 Propilenglikol Kosolvent 5 15

5 Sukralosa Pemanis 0,02 – 0,5 0,03 0,09

6 Sir. simplex Pemanis 67 201

7 Na Benzoat Pengawet 0,02 0,06

8 Essence jeruk Perasa 0,04 0,12

9 Sunset Yellow Pewarna 0,1 0,3

10 Dapar sitrat pH ajust 37,26 ml

11 Aquadest ad Solvent ad 300 ml


FLOWCHART
FORMULA TERPILIH
Penimbangan Bahan
Nipagin + Nipasol +
Propilen glikol
Essence jeruk 0,2
Ibuprofen + tween +
gram
Propilen glikol

Na Benzoat + aq. hangat Pencampuran Sunset yellow

Serbuk PGA taburkan Na Benzoat


dengan aq. Panas 1,5
kalinya
Tambahkan dapar sitrat ad
Sukralosa + Sir. Simplex 300 ml

Masukkan botol

Evaluasi
TINJAUAN TENTANG BAHAN TAMBAHAN
ACACIA (HPE, 1)
Rentang Suspending agent : 5 – 10%

Inkompatibitas Akasia tidak kompatibel dengan sejumlah zat termasuk


amidopyrine, apomorphine, cresol, ethanol (95%), garam besi,
morfin, fenol, physostigmin, tanin, timol, dan vanilin.
Enzim pengoksidasi hadir dalam akasia dapat mempengaruhi
persiapan mengandung zat yang mudah teroksidasi.
Stabilitas dan Penyimpanan Larutan berair mengalami degradasi bakteri atau enzimatik tetapi
mungkin diawetkan dengan merebus larutan pada awalnya waktu
untuk menonaktifkan enzim yang ada; iradiasi microwave bisa
juga digunakan. Larutan encer dapat juga disimpan oleh
penambahan pengawet antimikroba seperti 0,1% b / v benzoikum
asam, 0,1% b / v natrium benzoat, atau campuran 0,17% b / v
metilparaben dan 0,03% propilparaben. Akasia bubuk harus
disimpan dalam wadah kedap udara di tempat yang sejuk dan kering
TINJAUAN TENTANG BAHAN TAMBAHAN
TWEEN 80 / POLISORBATE 80 (HPE, 679)
Rumus Molekul

Rentang

Stabilitas dan penyimpanan

Inkompatibilitas
TINJAUAN TENTANG BAHAN TAMBAHAN
PROPILENGLIKOL (HPE, 592)
Rentang Solvent : 10 – 25%

Inkompatibitas Propilen glikol tidak sesuai dengan reagen pengoksidasi seperti


kalium permanganat.

Stabilitas dan Penyimpanan Pada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam kondisi tertutup rapat
wadah, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka, cenderung
teroksidasi. Propilen glikol secara kimiawi stabil bila dicampur
dengan etanol (95%), gliserin, atau air. Propilen glikol bersifat
higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering.
TINJAUAN TENTANG BAHAN TAMBAHAN
SUCRALOSE (HPE, 701)
Rumus Molekul C12H19Cl3O8

Pemerian Sukralosa berwarna putih, mudah mengalir, dan berbentuk serbuk


kristal.
Inkompatibilitas -
Rentang Untuk bahan tambahan pangan : 0.03-0.24%
Stabilitas Sukralosa adalah bahan yang relatif stabil. Dalam larutan air, dikondisi
yang sangat asam (pH <3), dan pada suhu tinggi (<35°C), terhidrolisis
hingga batas tertentu menghasilkan 4-chloro-4-deoxygalactose dan
1,6-dichloro-1,6-dideoxyfructose. Dalam produk makanan, sukralosa
tetap stabil sepanjang periode penyimpanan, bahkan pada pH rendah.
Namun, paling stabil pada pH 5-6. Sukralosa harus disimpan dalam
wadah yang tertutup rapat di tempat sejuk dan kering pada suhu tidak
melebihi 21°C. Bila dipanaskan pada suhu tinggi, sukralosa dapat
terdegradasi menghasilkan karbon dioksida, karbon monoksida, dan
sejumlah kecil HCl.
TINJAUAN TENTANG BAHAN TAMBAHAN

Sodium Benzoat (HPE, 627)


Rumus Molekul C7H5NaO2

Pemerian Berbentuk granul putih atau kristalin, serbuk yang sedikit higroskopis.
Tidak berbau atau dengan sedikit aroma benzoin dan memiliki rasa
manis serta asin yang tidak menyenangkan.
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan senyawa kuaterner, geatin, garam Fe, garam Ca,
dan garam dari logam berat termasuk Ag, Pb, dan Hg. Interaksi
tersebut dapat dikurangi dengan Kaolin(2) atau surfaktan non-ionik
Rentang Acceptable Daily Intake : 5mg/kgBB

Stabilitas Larutan tersebut dapat disterilkan dengan autoklaf atau filtrasi. Serbuk
harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat serta berada di tempat
sejuk dan kering.
TINJAUAN TENTANG BAHAN TAMBAHAN

SUNSET YELLOW
Fungsi Colloring agent

Pemerian Serbuk berwarna kuning hingga keorange – orangean

SIRUPUS SIMPLEX / SUKROSA (HPE, HAL 185–187)


Fungsi Sweeting agent

Pemerian Kristal tak berwarna atau serbuk Kristal putih, tidak berbau memiliki
rasa manis
% pemakaian 50 – 67%
Kelarutan Praktis tidak larut dalam kloroform etanol 1:400, etanol 95% 1:70,
propan 2-ol 1:400, aquadest 1:0,5, aquadest 1:0,2 pada suhu 100°C
EVALUASI
Organoleptis
Dilakukan secara fisik meliputi warna, bau, dan rasa dengan panca indera.

Distribusi Ukuran Partikel

Masing – masing formula dievaluasi distribusi ukuran partikel yang dilakukan secara
mikroskopis cahaya menggunakan lensa okuler pada 100x (10x10) yang dilengkapi kamera.
Ukuran partikel dilakukan dengan mengukur 1000 partikel dari masing-masing formula dan
dilakukan pengelompokan ukuran partikel. (Panda, et al., 2011).
.
Bobot Jenis
Bobot jenis diukur dengan menggunakan piknometer (Departemen kesehatan Republik
Indonesia, 1995)
Cara :

Padasuhuruang,pikno
Isidenganairdanditim Airdikeluarkandaripik
meteryangkeringdanb
bangkembali(A1 nometerdanpiknomet
ersihditimbang(A
gram) erdibersihkan
gram)

Sediaanlaludiisikanda Hitungbobotjenissediaan:
lampiknometerdantim Bobotjenis=A2 – Ax BJ airpada suhu ruang
bang(A2 gram) A1 – A
Volume Sedimentasi
Cara :

Kemudianbiarkanter
Suspensiibuprofendi simpantanpaganggu
Catatvolumeakhirset
masukkankedalamge a,catatvolumeawal(
elahpenyimpanan
lasukur Vo),simpanmaksima
l4minggu

Parameter pengendapan dari suatu suspensi dapat ditentukan dengan mengukur


volume sedimentasi (F) yaitu perbandingan volume akhir endapan (Vu) dengan
volume awal sebelum terjadi pengendapan (Vo) yaitu (Anief, 1994) :

F=
Redispersi
Evaluasi suspensi ibuprofen ini dilakukan secara manual dan hati-hati, tabung reaksi
diputar 180° dan dibalikkan ke posisi semula. Formulasi yang dievaluasi ditentukan berdasarkan
jumlah putaran yang diperlukan untuk mendispersikan kembali endapan partikel ibuprofen agar
kembali tersuspensi. Kemampuan redispersi baik bila suspensi telah terdispersi sempurna dan
diberi nilai 100%. Setiap pengulangan uji redispersi pada sampel yang sama, maka akan
menurunkan nilai redispersi sebesar 5%. (Gebresamuel & Gebre Mariam, 2013)
Viskositas
Uji visikositas dilakukan dengan menggunakan visikometer stormer. (Martin, et al.,
1993)
Cara :

Masukkansediaansuspensisebanyak50mLkedalamcup

Alaswadahdinaikkansedemikianrupasehinggaslinder(bob)tetapberadaditengah
-tengahcupdanterbenamdalamsediaan

Skaladiatursehinggamenunjukkanangkanol

Beribebantertentudanlepaskankuncipengaturputaransehinggabebanturundanm
engakibatkanbobberputar

Catatlahwaktuyangdiperlukanbobuntukberputar100 kaliputaran
Hitung kecepatan geser dalam RPM dalam tiap beban yang diberikan dengan persamaan
sebagai berikut:
RPM = x 60
Keterangan:
RPM : rotasi per menit
t : waktu yang dibutuhkan bob untuk berputar 100 kali (s)

Hitung visikositas sediaan pada tiap kecepatan geser dengan persamaan sebagai berikut:
η= x Kv
Keterangan:
Ƞ : visikositas (cp)
M : beban (g)
Kv : konstanta alat (cp/g s)

Kurva dibuat berdasarkan hubungan antara kecepatan geser terhadap beban yang diberikan
pada setiap sediaan
Pengukuran pH
Suspensi ibuprofen ditentukan dengan menggunakan pH meter digital. (Aremu & Oduyela,
2015)
Cara :

Kalibrasialat,laluel
CatatnilaipH
ektrodadaripH Biarkanselama30m
yangmunculpadala
meterdicelupkanke enit
yaralat
dalamsuspensi
Penetapan Kadar
• Penetapan kadar dilakukan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi.
• Fase gerak : asam fosfat : asetonitril P (63:37)
• Prosedur kerjanya :
Timbang seksama ibu profen
Pembuatan larutan baku BPFI

Larutkan dalam pengencer hingga


Timbang sejumlah volume
kadar lebih dari 1,2 mg/ml
suspensi oral setara dengan lebih
kurang 60 mg ibuprofen dan
masukan kedalam labu uukur 50 Pembuatan larutan uji
ml ad tanda batas

Pipet 20 ml larutan uji


persedian dan 5 ml larutan
Prosedur penyuntikan
baku kedalam labu ukur 50 ml,
encerkan dengan asetonitril p
sampai tanda batas lalu saring
Freeze-thaw Cycling
Cara :

Sebanyak50mLdarimasing- Evaluasipertumbuhankristalde
masingformuladibekukanpadas nganpengamatanmikroskopisla
uhu4°Cdandicairkanpadasuhu4 ngsungmenggunakanmikrosko
0°Csecarabergantianselama24 pcahayayangdilengkapidengan
jamsebanyakenamsiklus kamera

(Madjid, et al., 2003)


EVALUASI YANG DILAKUKAN
Organoleptis Bobot Jenis
Tidak ditemukan perubahan dari segi bau, Bobot jenis diukur dengan menggunakan
rasa dan warna. Stabil pada penyimpanan kurang
piknometer (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
lebih 1 minggu sebelum dilakukan uji evaluasi.
1995)
Bau : Segar, aroma jeruk
Rasa : manis, rasa jeruk 1. Pada suhu ruang, piknometer yang kering dan bersih
ditimbang (A gram)
Warna : Kuning
2. Isi dengan suspensi dan timbang kembali (A1 gram)
3. Suspensi dikeluarkan dari piknometer
4. Hitung bobot jenis sediaan
Hasil Bobot Jenis
Rep Piknometer + Piknometer Bobot Suspensi Bobot Jenis
suspensi Ibupofen kosong Ibuprofen (gram/cm3)
(gram) (gram) (gram)
I 47,6400 17,0405 30,5995 1,2240

II 47,6332 17,0867 29,9932 1,1997

III 46,8257 16,7608 30,0649 1,2030

Rata-rata 1,2089
EVALUASI YANG DILAKUKAN
A. pH Indikator
pH
1. Ambil kertas pH
2. Masukkan kedalam larutan suspensi Replikasi pH
3. Amati dengan indikator universal
I 4,42
4. Hasil pH 4 – 5
B. pH meter II 4,40
1. Bersihakan elektroda dengan aquadest
III 4,39
2. Masukkan sediaan suspensi dalam beaker glass
3. Celupkan elektroda pada sediaan suspensi Rata-rata 4,40
4. Tunggu beberapa menit hingga elektroda terendam
sempurna
5. Amati dan catat pH replikasi 3X
EVALUASI YANG DILAKUKAN
Viskositas
Untuk mengukur viskositas digunakan viskosimeter Brookfield
dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut :
1. Pasang spindel
2. Hidupkan mesin sambil menekan tombol
3. Biarkan spindel berputar dan perhatikan jarum merah dan catat

Sampel No Kecepatan Faktor Pembacaan Viskositas Sampel No Kecepatan Factor Pembacaan Viskositas
Spindle (rpm) Spindle Jarum (cps) Spindel (rpm) Spindle Jarum (cps)

Replikasi 1 62 30 10 2,5 25 Replikasi 1 62 12 25 1 25


Replikasi 2 62 30 10 2,5 25 Replikasi 2 62 12 25 0,5 12,5
Replikasi 3 62 30 10 2,5 25 Replikasi 3 62 12 25 1 25
Rata – rata 25 Rata – rata 20,83
EVALUASI YANG DILAKUKAN
Sedimentasi
Sedimentasi dilakukan untuk mengetahui kecepatan pengendapan dan tinggi
endapan dengan cara ambil gelas ukur 10 ml, kemudian tuangkan suspensi ke dalam gelas
ukur tersebut. Diamkan selama 10 menit, biarkan mengendap.

Dari produk suspensi ibuprofen yang kami buat dan telah dilakukan uji
sedimentasi, tidak terdapat endapan yang terbentuk.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat
suspensi dengan bahan aktif ibuprofen, dosis pada sediaan kami
yang sesuai dengan QTPP yaitu 100 mg/ 5 mL. Kelompok kami
memilih formulasi pertama sebagai formulasi terpilih karena
dilihat dari hasil formulasi pertama memiliki tingkat viskositas
yang menurut kami cukup, dilihat dari suspending agent yaitu
PGA dapat membantu melarutkan ibuprofen.
Kemudiaan sediaan tersebut dilakukan evaluasi. Adapun
evaluasi yang dilakukan meliputi, organoleptis, viskositas, bobot
jenis, pemeriksaan pH, dan volume sedimentasi.
Pada pengujian organoleptis, yaitu menguji sediaan dari
warna, bau, dan rasanya. Ditinjau dari warna, sediaan suspensi
ibuprofen memiliki warna kuning, bau segar beraroma jeruk,
dan memiliki rasa manis jeruk.
Pada pengujian viskositas, kami menggunakan
viskosimeter brookfield dengan spindle nomer 62. pertama
kami menggunakan kecepatan 30 rpm didapatka hasil replikasi
pertama hingga ketiga sebesar 25 cps. Kemudian kami
turunkan kecepatannya 12 rpm didapatkan hasil replikasi
pertama sebesar 25 cps, replikasi kedua sebesar 12,5 cps dan
replikasi ketiga sebesar 25 cps. Rata – rata didapatkan 20,83
cps.
Pada pengujian bobot jenis, menggunakan piknometer
yaitu piknometer kosong ditimbang, kemudian diisi penuh oleh
sediaan, lalu ditimbang lagi. Kemudian dihitung bobot jenis
menggunakan rumus. Dan menghasilkan nilai bobot jenis
adalah 1,2089 g/ cm3
Pada pengujian pemeriksaan pH menggunakan pH
indikator universal dengan cara dicelupkan kedalam larutan
kemudian didiamkan sebentar setelah itu dicocokan dengan
tabel universal. Pengujian pH kedua menggunakan pH meter
dengan cara ambil sediaan suspensi kemudian dimasukkan
kedalam erlenmayer. Bersihkan terlebih dahulu elektroda
dengan aquadest lalu keringkan dengan tissue. Kemudian
celupkan pH meter yang sebelumnya telah dikalibrasi kedalam
sediaan suspensi. Biarkan beberapa menit hingga pH meter
terendam secara sempurna. Kemudian diamati nilai pH hingga
konstan dan didapatkan pH sebesar 4,42 ; 4,40 ; 4,39 dimana
hasil tersebut masih berada pada rentang yang telah ditetapkan
yakni pH 4-5.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa:
1. Bobot jenis suspensi rata-rata adalah 1,2089 g/cm3
2. pH suspensi rata-rata sebesar 4,40 memenuhi syarat qtpp
yang dibuat
3. Viskositas rata-rata pada kecepatan 30 rpm sebesar 25
Centripoise
4. Viskositas rata-rata pada kecepatan 12 rpm sebesar 20,83
Centripose
Dari hasil uji bobot jenis, viskositas, dan organoleptis
maka dapat diambil kesimpulan bahwa ibuprofen yang
kelompok kami buat telah sesuai dengan QTPP suspensi
ibuprofen.
RANCANGAN KEMASAN
RANCANGAN LABEL
RANCANGAN BROSUR
DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V,. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition. Rowe R. C.,
Sheskey. P, J., Queen, M. E., (Editor). London. Pharmaceutical Press and
American Pharmacist Assosiation.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Edisi IV. Departemen


Kesehatan RI. Jakarta.

Niazi, Sarfaraz K. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Liquid


Product Volume 3. New York: Informa Healthcare USA, NY 10017.

Anda mungkin juga menyukai