Anda di halaman 1dari 18

DEMAM TIFOID

Dr. Taufiqur Rahman, SpA


RS Muhammadiyah Lamongan
PENDAHULUAN

Batasan
 Demam tifoid adalah suatu penyakit
sistemik yang disebabkan oleh salmonella
typhi.
 Berkaitan dengan sanitasi yang buruk
terutama di negara-negara berkembang.
(Alan R Tumbelaka,2005)
Epidemiologi
 WHO memperkirakan > 12.5 juta kasus
demam tifoid pertahun di seluruh dunia,
yang bisa mengakibatkan angka kematian
yang tinggi. ( Nelson et al,.2000 )
 Di Indonesia, demam tifoid masih
merupakan penyakit endemik dengan angka
kejadian yang tinggi, yaitu diperkirakan 350-
810 kasus per 100.000 penduduk pertahun,
atau sekitar 600.000 – 1,5 juta kasus tiap
tahunnya.
PATOGENESA

 Kuman masuk mulut bersama makanan dan


minuman sampai ke usus halus setelah berhasil
melewati asiditas lambung,melekat pada
mikrovili ileum kemudian menembus dinding
usus, ada yang sampai folikel limfoid, sebagian
ada yang terus ikut aliran limfe mesenterika dan
ada yang ikut aliran sistemik sampai ke jaringan
RES di liver dan limpa.
 S.typhi mengalami multiplikasi di jaringan RES,
setelah periode tertentu (masa inkubasi), akan
keluar dan masuk sirkulasi sistemik melalui
duktus torasikus, mencapai organ dan tempat
favorable S.typhi yaitu liver,limpa, sumsum
tulang, kandung empedu dan Peyer’s patch dari
ileum terminal.
( Nelson, et al, 2000)
SIFAT KUMAN S. TYPHII

• GRAM NEGATIP , BATANG , 2-4 U , MOTIL , SPORA –


• DAPAT HIDUP BEBERAPA MINGGU DALAM AIR , ES ,
KOTORAN KERING , DUST
• DAPAT HIDUP / MULTIPLIKASI DALAM SUSU / PRODUK
SUSU TANPA MERUBAH PENAMPILAN
• MATI DENGAN
PEMANASAN 57 0 C BEBERAPA MENIT
IODINATION , CHLORINATION
SALMONELLA TYPHOSA
DIAGNOSA
 Demam tifoid pada anak bisa memberikan
gejala klinis ringan bahkan asimptomatik
sampai berat yang memerlukan rawat
inap.
 Gejala yang timbul setelah masa inkubasi
dibagi dalam :
1. Demam ≥ 7 hari

2. Gangguan saluran pencernaan

3. Gangguan kesadaran
Gejala klinis
 Gejala klinis bervariasi. Variasi gejala klinis ini
disebabkan fktor strain salmonella,status nutrisi dan
imunologi host serta perbedaan dimensi waktu sakit
penderita pada saat datang berobat.
 Panas “step ladder temperature chart” bisa disertai
gejala sistemik lain seperti sakit kepala, malaise,
anoreksia, myalgia dan radang tenggorokan.
GANGGUAN SALURAN CERNA

• ANOREKSIA
• NYERI PERUT
• MUNTAH
• DIARE
• OBSTIPASI
• LIDAH KOTOR / LIDAH TYPHOID
• METEORISMUS
• HEPATOMEGALI
• SPLENOMEGALI
GANGGUAN CNS

TIDAK SELALU ADA

BERUPA
DELIRIUM
APATI
SOMNOLENCE
SOPOR
SOPOROCOMATOUS
GEJALA LAIN

• ROSE SPOT
SUKAR DITEMUKAN PADA KULIT BERWARNA
• GANGGUAN DARAH
THROMBOCYTOPENI
D.I.C
PERDARAHAN
• GANGGUAN SIRKULASI
KOMPLIKASI

EKSTRA INTESTINAL
1. PARU , PNEUMONIA
2. JANTUNG , MYOCARDITIS ,PERICARDITIS
3. GENITO URINARY TRACT, NEPHRITIS, CYSTITIS, ORCHITIS
4. CNS ENCEPHALOPATY, MENINGITIS, POLYNEURITIS
5. BONE-JOINT OSTEOMYELITIS, PERIOSTITIS, NYERI SENDI
6. LAIN-LAIN: PAROTITIS, HEPATITIS , OMA,
THROMBOPHLEBITIS
9. RELAPS , TIMBUL PANAS SETELAH AFEBRIS 7 – 10 HARI ,

INTESTINAL
PERDARAHAN & PERFORASI
DIAGNOSA

 Untuk menegakkan diagnosa demam tifoid perlu


ditunjang pemeriksaan laboraturium yang dibagi
dalam 3 kelompok :
1) isolasi kumam penyebab melalui biakan
kuman dari spesimen penderita seperti
darah,urin, tinja, cairan duodenum dan rose
spot,
2) uji serologi untuk mendeteksi antibodi
terhadap antigen spesifik dari S.typhi,
3) pemeriksaan melacak DNA kuman S.typhi.
(Alan R Tumbelaka,2005)
TERAPI

 Pengobatan demam tifoid merupakan gabungan antara


pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan suportif,
manajemen cairan dan tatalaksana komplikasi.
 Pemilihan antibiotik sebelum dibuktikan kultur positif,
dilakukan secara empiris, yaitu spektrum sempit, penetrasi ke
jaringan cukup baik, cara pemberian mudah untuk anak, tidak
mudah resisten, efek samping minimal, dan ada bukti efikasi
klinis.
 Pilihan antibiotik lini pertama :
1. Kloramfenikol dengan dosis 50-100 mg/kgbb/hari iv
2. Ampisilin dengan dosis 150-200 mg/kgbb/hari iv
3. Kotrimoksazol dengan dosis 10 mg/kgbb/hari TMX oral
Terapi
 Antibiotika lini kedua :
1. Seftriakson 50-80 mg/kgbb/hari
2. Sefiksim 10-12 mg/kgbb/hari oral
3. Florokuinolon
4. Siprofloksasin
5. Ofloksasin
3 obat trakhir diatas hanya digunakan bila ada MDR.
PENCEGAHAN
CEGAH MEKANISME FEKAL ORAL

1. HYGIENE PERORANGAN
2. KESEHATAN LINGKUNGAN
3. PENYEDIAAN AIR BERSIH
4. PENGAWASAN USAHA MAKANAN /
MINUMAN

IMMUNISASI

Anda mungkin juga menyukai