Anda di halaman 1dari 23

ST.

ROHANI
515 18 011 015
KLS: D KONVERSI
Apa itu diabetes mellitus?

 DM adalah suatu keadaan didapatkan


peningkatan kadar gula darah yang kronik sebagai
akibat dari gangguan pada metabolisme
karbohidrat,lemak, dan protein karena kekurangan
hormone insulin.
 DM adalah suatu sindrom kronik gangguan
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak akibat
ketidak cukupan sekresi insulin atau resistensi insulin
pada jaringan yang dituju.
Patofisologi
Klasifikasi Diabetes Mellitus
•terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas
telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi
DM tipe 1 glukosa yang tidak terukur oleh hati.

•terdapat masalah resistensi insulin dan gangguan insulin. Normalnya insulin akan terikat
oleh reseptor khusus pada permukaan sel, sebagai akibat terikatnya insulin dengan
reseptor tersebut terjadi suatu reaksi metabolisme glukosa dalam sel : Resistensi ini di
serta penurunan reaksi reaksi intrasel, sehingga insulin tidak efektif untuk menstimulasi
DM tipe 2 pengambilan glukosa oleh jaringan.

• Pada diabetes jenis ini terjadi pada wanita selama


kehamilan yang disebabkan oleh hormon yang di
DM sekresikan plasenta dan menghambat kerja insulin.
Diabetes tipe lain

 Diabetes Melitus Gestasional


Diabetes tipe ini adalah
diabetes yang timbul pada saat
kehamilan, yang diakibatkan
oleh kombinasi dari
kemampuan reaksi dan
pengeluaran hormon insulin
yang tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan ekstra
pada kehamilan.
Apa Penyebab Diabetes Melitus????

 Pola Makan
 Obesitas
 Faktor genetic
 Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
 Penyakit dan infeksi pada pancreas
 Faktor gangguan emosional
Gejala

 Gejala diabetes bervariasi berdasarkan jenis diabetes


yang dimiliki. Jika anda memiliki prediabetes (kadar
gula darah lebih tinggi dari normal tapi belum cukup
dikategorikan sebagai diabetes) atau gestational
diabetes (gula darah yang meningkat saat
kehamilan) mungkin tidak akan mengalami gejala.
Gejala diabetes dapat ditentukan dengan beberapa
tahap yaitu sebagai berikut:
1. Gejala Diabetes Tipe1

 Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada anak- anak.


Anak dengan diabetes tipe 1 biasanya memiliki
gejala awal sebagai berikut:
1. Sering berkemih
2. Banyak minum
3. Berat badan berkurang
4. Mudah lelah
2. Gejala Diabetes Tahap Lanjut (
diabetes melitus tipe 2)
 Diabetes tipe 2 yang merupakan tipe diabetes yang
paling umum dapat terjadi pada usia berapapun dan
umumnya dapat dicegah. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
1. Berat badan turun dengan cepat
2. Sering Kesemutan
3. Luka yang sulit sembuh
3.Gejala Diabetes Pada Wanita
 Gejala diabetes melitus pada wanita sering ditemui tapi tidak disadari oleh
para wanita, sehingga jika mengalami gejala-gejala diabetes melitus
dibawah ini segera lakukan pemerikasaan atau konsultasi kedokter.
• Infeksi vagina yang ditandai dengan munculnya keputihan secara
berulang, meskipun telah mendapatkan pengobatan.
• Wanita diabetes lebih mudah terserang infeksi jamur di daerah organ
intim karena daerah tersebut mengalami kelambaban cukup tinggi.
• Mengalami gangguan fungsi hormonal karena aliran darah tidak lancar.
• Cenderung mengalami polycystic ovarian syndrome yaitu
keseimbangan hormon terganggu yang akan menganggu sistem
reproduksi.
• Pemicu diabetes biasanya ditemukan pada wanita yang mengalami
depresi.
• Memiliki kadar kolesterol yang tinggi dibanding pria
Penanganan Diabetes Melitus

 biasakan konsumsi sayur dan


buah
 Aktivitas Fisik
 Cerdik dan Patuh di Posbindu
PTM dan Balai Gaya Hidup Sehat
Terapi Diabetes mellitus
Non farmakologi

 Pengaturan diet
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan
diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak.
 Olah raga
Berolah secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula
darah tetap normal. Prinsipya, tidak perlu olah raga berat, olah raga
ringan asal dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya
bagi kesehatan.
Terapi Farmakologis

Obat Anti
Diabetik

Obat
INSULIN HIPOGLIKEMI
ORAL
Gol. Sulfonilurea

 Generasi 1 terdiri dari tolbutamid, tolazamid,


asetoheksimid dan klorpropamid.
 Generasi 2 yang potensi hipoglikemik lebih besar
antara lain adalah gliburid, glipizid gliklazid dan
glimepirid.
 MK: Sering disebut insulin secretagogues,
kerjanya merangsang sekresi insulin dari granul-
granul sel beta langerhans pancreas.
Generasi 1
•Mula kerja: cepat
•masa paruhnya sekitar 4-7 jam
tolbutamid •Dalam darah 96 % tolbutamid terikat protein plasma dan di hepar diubah menjadi
karboksitolbutamid.
•Ekskresinya melalui ginjal.

•Tolazamid absorbsinya lebih lambat dari yang lain.


Tolazamid •Efeknya dalam glukosa darah belum nyata untuk beberapa jam setelah obat diberikan.
•Masa paruh sekitar 7 jam.

•Masa paruh asetoheksamid pendek tetapi metabolit aktifnya, 1-hidroksiheksamid


•masa paruhnya lebih panjang, sekitar 4-5 jam, sama dengan tolbutamid dan tolazamid.
Asetoheksimid •Sebaiknya sediaan ini diberikan dalam dosis terbagi.
•Sekitar 10 % metabolitnya dieksresi melalui empedu dan keluar bersama tinja asetoheksimid

• Klorpropamid dalam darah terikat albumin,


• masa paruhnya panjang, 24-48 jam.
Klorpropamid • Efeknya masih terlihat beberapa hari setelah obat dihentikan.
• Metabolismenya di hepar tidak lengkap, 20 % diekskresi utuh di urin.
Generasi 2
 Gliburid
• potensi 200x lebih besar dari tolbutamid, masa paruhnya sekitar 4 jam.
• Metabolismenya di hepar.
• Pada pemberian dosis tunggal hanya 25 % metabolitnya diekskresi melalui urin, sisanya melalui empedu.
• Pada penggunaan dapat terjadi kegagalan primer dan sekunder, dengan seluruh kegagalan kira-kira 21%
selama 1 ½ tahun.
• Karena semua sulfonylurea dimetabolisme di hepar dan diekskresi melalui ginjal, sediaan ini tidak boleh
diberikan pada pasien gangguan fungsi hepar atau ginjal yang berat. gliburid
 Glipizid
• absorbsinya lengkap, masa paruh 3-4 jam.
• Dalam darah 98% terikat protein plasma, potensinya 100x lebih kuat dari tolbutamid, tetapi efek hipoglikemik
maksimalnya mirip dengan sulfonylurea lain.
• Metabolismenya di hepar menjadi metabolit tidak aktif, 10 % diekskresi melalui ginjal dalam keadaan utuh
 Gliklazid dan glimepirid
•Umumnya potensi hipoglikemiknya 100x lebih besar dari generasi I.
•Meski masa paruhnya pendek, yaitu 3-5 jam, efek hipoglikemiknya berlangsung 12-24 jam.
•Cukup diberikan 1x sehari
Gol. Meglitinid
 Repaglinid dan nateglinid merupakan golongan meglitinid, mekanisme
kerjanya sama dengan sulfonylurea tetapi struktur kimianya sangat berbeda.
Golongan ADO ini merangsang insulin dengan menutup kanal K yang ATP-
independent di sel β pancreas.
 Repaglinide merupakan jenis pertama dari golongan ini. Mekanisme kerja sama
dengan SU akan tetapi tidak memiliki efek insulin eksitosis. Onsetnya sangat
cepat kira-kira 1 jam setelah dimakan tetapi durasi obatnya 5-8 jam. Oleh
karena itu baik untuk pengendalian gula postprandial. Di metabolisme di hati
oleh CYP3A4. dosis anjuran 0,25-4 mg maksimal 16 mg. Dapat digunakan
monoterapi atau kombinasi dengan biguanides. Karena strukturnya tanpa
sulfur maka baik untuk orang yang alergi sulfur atau SU.
 Nateglinide merupakan golongan terbaru, mekanisme dengan stimulasi cepat
dan transit pengeluaran insulin dari sel B dengan menutup channelATP-sensitif
K+. Baik untuk pengaturan gula darah postprandial tetapi kurang untuk gula
darah malam dan puasa. Obat ini diserap 20 menit setelah makan dan puncak
dalam 1 jam dimetabolisme dihati oleh CYP2C9 dan CYP3A4 dengan waktu
paruh 1.5 jam. Sangat aman pada penderita gagal ginjal.
Gol. Biguanid

 Dikenal 3 jenis ADO dari golongan biguanid, yaitu fenformin,


buformin dan metformin, tetapi fenformin telah ditarik dari
peredaran karena sering menyebabkan asidosis laktat. Sekarang
yang banyak digunakan adalah metformin
MK

 Biguanid merupakan obat antihiperglikemik, tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin


dan umumnya tidak menyebabkan hipoglikemia. Metformin menurunkan produksi glukosa
di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin. Efek ini
terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel (AMP-activated protein kinase). Meski masih
controversial, adanya penurunan produksi glukosa di herar, banyak data yang
menyatakan bahwa efeknya terjadi akibat penurunan glukoneogenesis. Preparat ini tidak
mempunyai efek pada sekresi glucagon, kortisol, hormone pertumbuhan dan somatostatin.
 Biguanid tidak merangsang atau menghambat perubahan glukosa menjadi lemak. Pad
apasien diabetes yang gemuk, biguanid dapat menurunkan BB dengan mekanisme yang
belum jelas pula.
 Metformin oral akan diabsorbsi di intestine, dalam darah tidak terikat protein plasma,
ekskresinya melalui urin dalam keadaan utuh. Masa paruhnya sekitar 2 jam.
 Dosis awal 2x 500 mh, umumnya dosis pemeliharaan adalah 3x 500 mg, dosis maksimal
adalah 2,5 g. Obat diminum pada waktu makan. Pasien yang tidak respon terhadap
sulfonylurea dapat diatasi dengan metformin atau dapat pula sebagai kombinasi dengan
insulin atau sulfonylurea.
Indikasi

 Sediaan biguanid tidak dapat menggantikan fungsi insulin endogen, dan


digunakan pada terapi diabetes dewasa. Fenformin dilarang dipasarkan di
Indonesia karena dapat menyebabkan asidosis laktat. Fenformin
digantikan oleh metformin yang lebih sedikit menyebabkan asidosis laktat.
Dosis metformin adalah 1-3 g sehari dibagi dalam dua atau 3x pemberian.
Gol. Tiazolidinedion
Mekanisme Kerja dan Efek Metaboliknya
• TIazolidinedion merupakan antagonis poten dan selektif PPARγ, mengaktifkan PPARγ membentuk kompleks
PPARγ-RXR dan terbentuklah GLUT beru. Di jaringan adipose PPARγ mengurangi keluarnya asam lemak menuju
ke otot, dan karenanya dapat mengurangi resistensi insulin.
• Selain itu glitazon juga menurunkan produksi glukosa hepar, menurunkan asam lemak bebas di plasma dan
remodeling jaringan adipose.
• Pioglitazon dan rosiglitazon dapat menurunkan HbA1c (1-1.5 %) dan berkecenderungan meningkatkan HDL,
sedang efeknya pada trigliserida dan LDL bervariasi.
• Pada pemberian oral absorbsi tidak dipengaruhi oleh makanan, berlangsung sekitar 2 jam. Metabolismenya
di hepar oleh sitokrom P-450. Rosiglitazon dimetabolisme oleh isozim 2C8, sedangkan pioglitazon oleh 2C8 dan
3A4.
• Ekskresinya melalui ginjal, keduanya dapat diberikan pada insufisiensi renal, tetapi kontraindikasi pada
gangguan fungsi hepar (ALT> 2,5 kali normal). Meski laporan hepatotoksik baru ada pada tioglitazon, FDA
menganjurkan agar pada awal dan setiap 2 bulan sekali selama 12 bulan pertama penggunaan kedua
preparat di atas dianjurkan pemeriksaan tes fungsi hepar. Penelitian population pharmacokinetic menunjukkan
bahwa usia tidak mempengaruhi kinetiknya.
• Glitazon digunakan untuk DM tipe 2 yang tidak berespon terhadap diat dan latihan fisik, sebagai monoterapi
atau ditambahkan pada mereka yang tidak member respon pada obat hipoglikemik lain (sulfonylurea,
metformin) atau insulin.
• Dosis awal rosiglitazon 4 mg, bila dalam 3-4 minggu control glisemia belum adekuat, dosis ditingkatkan 8
mg/hari, sedangkan pioglitazon dosis awal 15-30 mg bila control glisemia belum adekuat, dosis dapat
ditingkatkan sampai 45 mg. Efek klinis maksimalnya tercapai setelah penggunaan 6-12 minggu.
Penghambat Enzim α-Glikosidase

 Obat golongan ini dapat memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin


dan disakarida di intestin. Sehingga dapat mencegah peningkatan
glukosa plasma pada orang normal dan pasien DM.
 Karena kerjanya tidak mempengaruhi sekresi insulin, maka tidak akan
menyebabkan efek samping hipoglikemia.
 Akarbose dapat digunakan sebagai monoterapi pada DM usia lanjut atau
DM yang glukosa postprandialnya sangat tinggi. Diklinik sering digunakan
bersama antidiabetik oral lain dan/atau insulin.
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai