Anda di halaman 1dari 44

MANAJEMEN

KOMPLIKASI
TUJUAN

Modul ini menyiapkan partisipan untuk


mengidentifikasi dan memberikan
tatalaksana awal untuk komplikasi berat
yang dapat terjadi selama APK: syok,
perdarahan vaginal berat, sepsis dan
trauma intraabdomen
TUJUAN
Di akhir pembelajaran partisipan diharapkan mampu:
– Mengidentifikasi langkah-langkah untuk menegakkan
diagnosis dan memberikan tatalaksana awal komplikasi
pada APK, yaitu:
• Syok
• Perdarahan vaginal berat
• Abortus septik
• Trauma intraabdomen
– Mengidentifikasi situasi APK yang membutuhkan rujukan
ke fasilitas pelayanan lebih tinggi
– Mengidentifikasi prosedur rujukan yang baik
KAPAN KOMPLIKASI DAPAT
MUNCUL?

Sebelum, selama atau setelah prosedur evakuasi

Evakuasi produk kehamilan yang tidak bersih


 perdarahan atau infeksi

Pasca tindakan unsafe abortion

Komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan


KOMPLIKASI YANG MUNCUL

Perdarahan vaginal
Nyeri
Demam atau menggigil
Syok
Sepsis
Trauma intraabdominal
• Komplikasi dapat terjadi walaupun dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang paling terlatih
• Komplikasi yang terjadi harus segera dilakukan
tindakan
• Tindakan yang diberikan bisa farmakologis maupun
nonfarmakologis (s.d pembedahan)
• Bila fasilitas tidak memungkinkan  stabilisasi 
rujukan tepat waktu ke fasilitas yang lebih tinggi
PETUGAS SELALU…

Secara kontinyu menilai


pasien akan adanya
komplikasi

Mengelola dengan cara


mengobati atau
menstabilkan untuk
dirujuk
DALAM KONDISI GAWAT DARURAT

Penilaian
lengkap dan
persetujuan
dapat
ditangguhkan
hingga
dilakukannya
tindakan untuk
Komplikasi dalam APK
menyelamatkan
nyawa
APAKAH TEMPAT PELAYANAN APK
HARUS MENGOBATI KOMPLIKASI?

TIDAK

• Menstabilkan pasien lalu merujuk untuk terapi lebih


lanjut diperbolehkan
• Diperlukan sistem rujukan yang efektif sangat
KUALITAS SISTEM RUJUKAN YANG BAIK

Staf dan transportasi siap 24 jam


sehari

Prosedur rujukan ditetapkan


dalam dan antar fasilitas
pelayanan
BAGAIMANA KOMUNITAS DAPAT
MEMBANTU RUJUKAN
• Pertimbangkan semua sumber daya yang ada dan
rencana pembayaran
• Mobil polisi, kendaraan warga, taksi Rencanakan
langkah berikutnya
PRINSIP PERAWATAN PASCA
PROSEDUR PADA PASIEN DENGAN
KOMPLIKASI
• Didasarkan pada kebutuhan fisik dan emosional
• Sarankan mengenai kondisi, pengobatan, kontrasepsi
dan follow up
• Konseling mengenai adanya perubahan hidup
selanjutnya
• Sampaikan apa yang mungkin diharapkan, apa yang
harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan dalam
kondisi emergensi
PRINSIP MANAJEMEN KOMPLIKASI
• Initial assessment dan manajemen awal syok
– Kesadaran
– Airway
– Breathing
– Circulation
– Drug/Defibrilator

• Secondary assessment
– Mencari penyebab
– Tindakan definitif
TANDA DAN GEJALA SYOK
• Cemas, gelisah
• Nadi >110 kali /menit
• Respirasi >30 kali/menit
• Tampak anemis (terutama pada mulut dan
ujung jari)
• Tekanan sistolik <90 mmHg
• Kulit dingin, berkeringat banyak
Penyebab syok

Perdarahan banyak

Trauma intraabdominal

Infeksi berat
PENILAIAN DERAJAT SYOK
PERDARAHAN
Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
Kehilangan darah Sampai 750 750-1500 1500--2000 >2000
(ml)
(%) kehilangan Sampai 15 15-30 30-40 >40

Denyut nadi 90 - 100 >100 >120 >140

Tek.darah Normal Normal/Turun Turun Turun

Tek.Nadi Normal Turun Turun Turun


Respirasi 14-20 20-30 30-40 >40

Urine output >30 20-30 5-15 Tdk berarti

Status mental Sedikit cemas Agak cemas Cemas, Bingung, lesu


bingung
MANAJEMEN SYOK
• Periksa jalan napas, bila perlu dimiringkan untuk
mencegah aspirasi
• Ganjal kaki untuk meningkatkan aliran darah balik ke
jantung (posisi trendelenburg)
• Oksigenasi 6-8 L/menit dengan masker atau nasal
kanul
• Pasang 1-2 jalur infus dengan jarum ukuran besar
(16-18 G), beri cairan kristaloid secara cepat lalu
lakukan penilaian ulang. Beri cairan kedua jika tanda
vital masih abnormal
MANAJEMEN SYOK
• Pasang kateter urin
• Awasi balans cairan termasuk perdarahan yang
masih berlangsung
• Evaluasi laboratorium, termasuk hemoglobin,
hematokrit, golongan darah, uji silang darah, kultur
darah dan kimia darah jika memungkinkan
• Awasi dan catat tanda vital setiap 15 menit
• Siapkan rujukan darurat jika pasien tidak dapat
tindakan definitif di fasilitas tersebut
PENILAIAN SEKUNDER
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
– Head to toe
– Pemeriksaan ginekologi
• Pemeriksaan penunjang
– Radiologi
– Laboratorium
PERDARAHAN VAGINAL

Perlukaan di vagina, serviks, uterus, organ


intraabdominal

Mised abortion, abortus insipiens atau


inkomplet

Mola hidatidosa atau kehamilan ektopik


Tanda dan gejala perdarahan vaginal
banyak

Perdarahan banyak, merah


cerah

Pucat di mulut, ujung jari

Pusing, nggliyer
Perubahan tanda vital yang
bermakna
ABORTUS INKOMPLET
• Tanda dan gejala:
– Ostium uteri eksternum terbuka dengan produk kehamilan
dan/atau perdarahan banyak
– Uterus yang membesar dengan atau tanpa nyeri
– Pada pemeriksaan bimanual teraba jaringan pada serviks
ABORTUS INKOMPLET
• Manajemen
– Manajemen syok bila diperlukan
– Manajemen nyeri yang adekuat
– Antibiotika profilaksis (atau terapetik jika diperlukan)
• Lakukan evakuasi uterus dengan satu atau lebih
metode berikut:
– Aspirasi vakum jika perempuan memiliki gejala infeksi,
perdarahan banyak atau syok
– Misoprostol diberikan jika tidak ada kontraindikasi
– Melakukan observasi tanpa dilakukan tindakan apapun,
hingga produk kehamilan keluar secara spontan
LASERASI VAGINA DAN SERVIKS
• Tanda dan gejala
– Perdarahan vaginal
– Laserasi yang tampak pada saat pemeriksaan inspekulo
LASERASI VAGINA DAN SERVIKS
• Manajemen:
– Manajemen nyeri yang adekuat
– Untuk laserasi kecil, kadang perdarahan dapat terkontrol
dengan memberikan tekanan
– Untuk laserasi lebar/perdarahan aktif mungkin diperlukan
penjahitan
– Laparotomi dilakukan jika luka meluas hingga melebihi
puncak vagina atau terus menerus terjadi perdarahan
setelah penjahitan
– Tampon vagina dilakukan sebagai tindakan gawat darurat
pada perdarahan
PERFORASI UTERUS DENGAN ATAU
TANPA TRAUMA INTRAABDOMEN
• Tanda dan gejala:
– Perempuan dengan riwayat aborsi dengan instrumen
– Perut terlihat membesar dan ditemukan defens muskuler
– Tanda dan gejala sepsis atau syok
– Pada saat dilakukan prosedur aspirasi vakum:
• Instrumen masuk terlalu dalam melebihi panjang uterus
• Tampak adanya lemak usus atau usus keluar dari mulut rahim
• Tekanan aspirasi vakum tiba-tiba menurun atau hilang
• Pasien tiba-tiba mengeluh nyeri perut hebat selama atau setelah
prosedur
• Perdarahan atau nyeri yang tiba-tiba meningkat
PERFORASI UTERUS DENGAN ATAU
TANPA TRAUMA INTRAABDOMEN
• Manajemen syok sesuai indikasi
• Bila kondisi stabil, tidak ada tanda trauma
intraabdomen dan evakuasi dinyatakan bersih, akan
tetapi masih dicurigai perforasi terjadi selama
aspirasi, maka:
– Rawat inap
– Observasi ketat terhadap tanda dan gejala trauma
intraabdomen dan perdarahan
PERFORASI UTERUS DENGAN ATAU
TANPA TRAUMA INTRAABDOMEN
• Jika tidak stabil dan ada tanda trauma intraabdomen,
maka:
– Laparotomi atau laparoskopi dilakukan untuk
mendiagnosis dan menangani trauma intraabdomen
– Jika fasilitas tidak memadai maka pasien distabilkan dulu
lalu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
• Jika evakuasi belum dinyatakan bersih:
– Selesaikan evakuasi dibawah visualisasi langsung pada saat
laparoskopi atau laparotomi
– Bila tidak memungkinkan, lakukan rujukan
PERFORASI UTERUS DENGAN ATAU
TANPA TRAUMA INTRAABDOMEN
• Perbaiki semua trauma yang terjadi selama
laparotomi atau laparoskopi
– Lakukan inspeksi rongga perut secara hati-hati untuk
melihat adanya trauma kecil lain yang mungkin terjadi
• Jika uterus atau serviks tidak dapat diperbaiki, atau
perdarahan dapat dikontrol maka lakukan
histerektomi jika perlu
INFEKSI INTRAUTERIN DAN SEPSIS
• Tanda dan gejala:
– Nyeri pelvik atau nyeri perut hebat
– Demam dan menggigil
– Nyeri tekan perut bawah pada pemeriksaan bimanual
– Nyeri goyang serviks
– Ditemukan cairan keputihan/darah dari vagina dan serviks
yang berbau
Tanda dan gejala sepsis atau syok
septik
• Kecurigaan infeksi; ditambah
• Hipotensi (sistolik <90 mmHg); ditambah
• Satu atau lebih tanda berikut:
– Nadi >100 kali/menit
– Respirasi >24 kali/menit
– Suhu yang tidak normal (<36 atau >38 ºC)
Faktor yang berkontribusi terhadap
sepsis

Sisa jaringan (abortus inkomplet)

Perlukaan dari unsafe abortion

Tidak dilakukan prosedur pencegahan


infeksi
Sudah ada infeksi sebelumnya: IMS,
vaginitis
Manajemen
• Manajemen syok sesuai indikasi
• Mulai diberikan antibiotika spektrum luas
– Pada kasus ringan bisa digunakan preparat oral
– Pada kasus berat atau tidak bisa mentoleransi antibiotika
oral maka diberikan preparat injeksi.
• Bila diperlukan kultur maka diambil dari kerokan luka
dan diambil SEBELUM pemberian antibiotika
Antibiotika spektrum luas untuk infeksi
intrauterine
• Regimen oral:
– Doksisiklin 100 mg/12 jam selama 14 hari; dengan atau
tanpa Metronidazol 500 mg/8 jam selama 14 hari

• Regimen intravena:
– Ampisilin 2 g/6 jam
– DITAMBAH Gentamisin 5 mg/kgBB/24 jam
– DITAMBAH Metronidazol 500 mg/8 jam
MANAJEMEN SEPSIS
• Lakukan manajemen syok sesuai indikasi
• Mulai diberikan antibiotika spektrum luas
– Lanjutkan antibiotika sampai pasien tidak demam selama 48
jam
– Ganti regimen oral sampai 7 hari
• Bila terdapat riwayat unsafe abortion dan riwayat
vaksinasi tidak diketahui maka berikan tetanus toksoid
dan antitoksin tetanus
• Untuk pasien dengan abortus inkomplet segera lakukan
evakuasi sisa produk kehamilan
• Jika dicurigai trauma intraabdomen maka lakukan
laparotomi
• Histerektomi jika perlu
HEMATOMETRA
• Hematometra adalah • Tanda dan gejala:
akumulasi bekuan – Uterus yang membesar
darah di kavum uteri dan nyeri setelah
setelah aspirasi. Dalam aspirasi vakum
kasus ini, uterus tidak – Pelvis terasa tertekan
dapat berkontraksi – Kram perut dan nyeri
dengan baik. – Demam
– Perdarahan vaginal
• Manajemen:
– Re-aspirasi
– Uterotonika
REAKSI VASOVAGAL
• Reaksi vasovagal • Tanda dan gejala:
sebagai reaksi pada – Kepala terasa ringan
nervus vagaus yang – Berkeringat
terjadi selama prosedur – Pingsan
yang ditandai dengan – Hipotensi
rasa ingin pingsan – Nadi rendah
• Manajemen:
– Baringkan dan naikkan
kedua kaki
– Atropin 0,5 mg IV
NYERI PERSISTEN
• Tanda dan gejala:
– Riwayat nyeri persisten lebih dari 4-6 jam yang tidak hilang
dengan NSAID dan analgetik opiod ringan
– Jaringan sisa konsepsi terjebak di ostium uteri
– Tanda dan gejala dari infeksi saluran reproduksi bagian
atas
– Tanda dan gejala yang dicurigai ke arah kehamilan ektopik
NYERI PERSISTEN
• Manajemen:
– Jika ada jaringan terjebak di serviks, ambil hati-hato
dengan forsep
– Jika ada tanda dan gejala infeksi lakukan terapi sesuai
infeksi
– Jika dicurigai kehamilan ektopik maka lakukan tindakan
sesuai penatalaksanaan kehamilan ektopik
REAKSI ALERGI
• Reaksi alergi terhadap misoprostol jarang terjadi,
tetapi beberapa sudah dilaporkan.
• Reaksi alergi berat sangat jarang namun dapat terjadi
akibat pemberian obat, makanan, atau zat tertentu
REAKSI ALERGI
• Tanda dan gejala:
– Bengkak pada tangan dan kulit
– Timbul kemerahan di kulit
– Mengi atau wheezing
– Napas yang memberat atau pembengkakan pada saluran
napas
– Reaksi alergi berat lainnya
Manajemen

Alergi
Antihistamin
ringan

Alergi Terapi gawat


berat darurat
KEHAMILAN EKTOPIK
• Perdarahan vaginal persisten dan nyeri panggul
• Perdarahan vaginal setelah mendapatkan obat-
obatan layanan pasca keguguran
• Ukuran uterus lebih kecil dari usia kehamilan
• Nyeri perut bawah yang tiba-tiba berat dan persisten
• Mungkin teraba massa adneksa
• Tanda-tanda akut abdomen bila sudah terjadi
internal bleeding (pingsan, nyeri perut menyeluruh,
nadi cepat, pingsan, anemis)
Manajemen

Diagnosis awal menentukan


prognosis – menyelamatkan nyawa

Membutuhkan intervensi bedah


segera

Rujuk jika fasilitas tidak


memungkinkan

Anda mungkin juga menyukai