Anda di halaman 1dari 31

SGD 2 LBM 3

Vania Shaula
30101507577
APA DEFINISI, KARAKTERISTIK DAN BAGAIMANA
LANGKAH DALAM MELAKUKAN PENELITIAN
KEBIJAKAN ?

DEFINISI
Penelitian Kebijakan
Adalah penelitian dengan objek suatu kebijakan tertentu
Menurut jenisnya terdapat 2 jenis penelitian kebijakan:

 Penelitian untuk Kebijakan : Penelitian untuk merumuskan suatu


kebijakan (baru ataupun revisi), dan

 Penelitian tentang Kebijakan : Penelitian tentang suatu kebijakan


tertentu dengan dimensi penelitian berkenaan dengan rumusan kebijakan
termasuk proses perumusan dan dinamika didalamnya; implementasi
kebijakan, monev, output dan impact untuk masyarakatnya
KARAKTERISTIK

 Fokus penelitian bersifat multidimensional


 Orientasi bersifat empiris-induktif

 Menggabungkan dimensi masa depan dan kini

 Menonjolkan dimensi kerja sama secara eksplisit

Menurut Ann Majchrzak yang dikutip oleh Sudarwan Danim;


Pengantar Studi Penelitian Kebijakan
MENGAPA DR ANDIKA BERPIKIR PERLU MEMIKIRKAN
PERLU MELAKUKAN PENELITIAN KEBIJAKAN
SEBELUM MENGELUARKAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
SEBUTKAN DEFINISI, FUNGSI KEBIJAKAN
KESEHATAN

DEFINISI

Kebijakan kesehatan merupakan aturan tertrulis


yang mengatur tentang kesehatan. Kebijakan
kesehatan dapat berupa Undang-undang,
peraturan daerah, keputusan presiden dan lain-
lain .kebijakan kesehatan juga berperan dalam
pembangunan nasional untuk mencapai
masyarakat sejahtera
FUNGSI KEBIJAKAN KESEHATAN
APA SAJA KEBIJAKAN KESEHATAN
KEBIJAKAN KESEHATAN
 Penggalangan kemitraan lintas sektor
 Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas
 Peningkatan kemampuan daerah
 Pemberdayaan masyarakat dan swasta
 Pengembangan sumber daya kesehatan
 Pelaksanaan upaya kesehatan

Kebijakan program promosi kesehatan dan pemberdayaan


masyarakat
 Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
 Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat dan
generasi muda
 Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
Kebijakan program lingkungan sehat
 Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
 Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
 Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan
 Pengembangan wilayah sehat

Kebijakan program upaya kesehatan


 Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan
jaringannya
 Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan
prasarana puskesmas dan jaringannya
 Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk
obat generik esensial
 Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup
sekurang-kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu
dan anak, keluarga berencana
Kebijakan program pelayanan kesehatan
 Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan
jaringannya
 Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan
prasarana puskesmas dan jaringannya
 Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk
obat generik esensial
 Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan

Kebijakan program upaya kesehatan perorangan


 Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin kelas III RS
 Pembangunan sarana dan parasarana RS di daerah tertinggal
secara selektif
 Perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit
 Pengadaan obat dan perbekalan RS
 Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan
 Pengembangan pelayanan kedokteran keluarga
 Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit
 Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
 Peningkatan imunisasi
 Penemuan dan tatalaksana penderita
 Peningkatan surveilans epidemologi
 Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit

Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat


 Peningkatan pendidikan gizi
 Penangulangan KEP, anemia gizi besi, GAKI, kurang vitamin A,
kekuarangan zat gizi mikro lainnya
 Penanggulangan gizi lebih
 Peningkatan surveilans gizi
 Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi

Kebijakan program sumber daya kesehatan


 Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
 Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan
terutama untuk penduduk miskin
 Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit
Kebijakan program kebijakan dan manajemen pembangunan
kesehatan
 Pengkajian dan penyusunan kebijakan
 Pengembangan sistem perencanaan dan pengangaran,
pelaksanaan dan pengendalian, pengawasan dan
penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum
kesehatan
 Pengembangan sistem informasi kesehatan
 Pengembangan sistem kesehatan daerah
 Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan

Kebijakan program penelitian dan pengembagan kesehatan


 Penelitian dan pengembangan
 Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian
 Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan
pengembangan kesehatan

Dunn, William N. 1999. Analisis Kebijakan. Diterjemahkan


Drs. Samodra Wibawa, MA dkk. Edisi 2. Jakarta.
APA LATAR BELAKANG PENGELUARAN
KEBIJAKAN ?

Undang-undang kesehatan baru bisa ditegakkan


jika:
 Ada tujuan kebijakan yang jelas yang akan
dicapai oleh undang-undang tersebut;
 Undang-undang dipandang sebagai alat yang
paling efektif untuk mencapai tujuan kebijakan
tersebut.
Undang-undang ini berfungsi sebagai determinan
terstruktur dalam kesehatan penduduk, dan
kesiapan hukum merupakan unsur penting yang
menawarkan sebuah kerangka bagi aksi
kesehatan masyarakat.
MENGAPA DATA YANG AKURAT PERLU MENJADI
SYARAT UTAMA DALAM MENENTUKAN KEBIJAKAN?

Tersedianya kebijakan dan pedoman serta hukum

Terbentuknya serta terselenggaranya sistem informasi

Terlaksananya hasil penelitian dan pengembangan

Biaya kesehatan yg cukup

Tersedianya tenaga kesehatan


MENGAPA PEMERINTAH PERLU MENGGUNAKAN
SWOT ANALISIS DALAM MELAKSANAKAN
PERENCANAAN KEBIJAKAN BARU?
MANFAAT ANALISIS SWOT

• Untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi


1
• Memisahkannya dalam pokok persoalan internal
(kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan
2 eksternal (peluang dan ancaman).

• Meningkatkan analisis dalam usaha penetapan


strategi
3
TUJUAN ANALISIS SWOT

• Untuk menganalisa faktor organisasi yg


berhubungan dengan kualitas pelayanan
atau suatu komponen serta
1 mempertimbangkan faktor2 eksternal

• Meningkatkan pengetahuan dan


pemahaman organisasi
2
 Faktor internal : S dan W
 Faktor eksternal : O dan T
 Faktor positif : S dan O
 Faktor negatif : W dan T
Teknik Analisa
SWOT

Kualitatif Kuantitatif
MODEL KUALITATIF
 Urut-urutan dalam membuat Analisa SWOT kualitatif, tidak berbeda
jauh dengan urut-urutan model kuantitatif, perbedaan besar
diantara keduanya adalah pada saat pembuatan subkomponen dari
masing-masing komponen. Apabila pada model kuantitatif setiap
subkomponen S memiliki pasangan subkomponen W, dan satu
subkomponen O memiliki pasangan satu subkomponen T, maka
dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi. Selain itu, SubKomponen
pada masing-masing komponen (S-W-O-T) adalah berdiri bebas dan
tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti model kualitatif
tidak dapat dibuatkan Diagram Cartesian, karena mungkin saja
misalnya, SubKomponen S ada sebanyak 10 buah, sementara
subkomponen W hanya 6 buah.
 Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan
pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak
boleh berhenti karena peta tidak menunjukkan kemana harus pergi,
tetapi peta dapat menggambarkan banyak jalan yang dapat
ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan
berguna jika tujuan telah ditetapkan. Bagaimana menetapkan
tujuan adalah bahasan selanjutnya yaitu membangun visi-misi
organisasi atau program.
PENDEKATAN KUALITATIF MATRIKS
SWOT
 Pendekatan kualitatif matriks SWOT
sebagaimana dikembangkan oleh Kearns
menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling
atas adalah kotak faktor eksternal (Peluang dan
Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri
adalah faktor internal (Kekuatan dan
Kelemahan).Empat kotak lainnya merupakan
kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil
titik pertemua antara faktor-faktor internal dan
eksternal.
TEKNIK ANALISIS SWOT
(KUALITATIF)
Sel C: Divestment/Investment
 Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan
organisasi dan peluang dari luar.Situasi seperti ini
memberikan suatu pilihan pada situasi yang
kabur.Peluangyang tersedia sangat meyakinkan
namun tidak dapat dimanfaatkan karenakekuatan
yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan
keputusan yangdiambil adalah melepas peluang yang
ada untuk dimanfaatkan organisasi lain
(divestasi)atau memaksakan menggarap peluang itu
(investasi).
Sel D: Damage Control
 Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari
semua sel karena merupakanpertemuan antara
kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan
karenanyakeputusan yang salah akan membawa
bencana yang besar bagi organisasi. Strategiyang
harus diambil adalah Damage Control
(mengendalikan kerugian) sehinggatidak menjadi
lebih parah dari yang diperkirakan.
MODEL KUANTITATIF
 Sebuah asumsi dasar dari model ini adalah kondisi yang
berpasangan antara S dan W, serta O dan T. Kondisi
berpasangan ini terjadi karena diasumsikan bahwa dalam
setiap kekuatan selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan
dari setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman
yang harus diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan
Strength (S), harus selalu memiliki satu pasangan Weakness
(W) dan setiap satu rumusan Opportunity (O) harus memiliki
satu pasangan satu Threath (T).
 Kemudian setelah masing-masing komponen dirumuskan dan
dipasangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses
penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara memberikan skor
pada masing -masing subkomponen, dimana satu
subkomponen dibandingkan dengan subkomponen yang lain
dalam komponen yang sama atau mengikuti lajur vertikal.
Subkomponen yang lebih menentukan dalam jalannya
organisasi, diberikan skor yang lebih besar. Standar penilaian
dibuat berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi
kadar subyektifitas penilaian.
PENDEKATAN KUANTITATIF ANALISIS
SWOT
 Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif
melaluiperhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan
Robinson(1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
 Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total
perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung
skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian
terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi
penilaian terhadap point faktor lainnya). Pilihan rentang besaran skor sangat
menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1
sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10
berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point
faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian
terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat
kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi
perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya samadengan
banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor.
 Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor
O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik
pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai
atautitik pada sumbu Y;
 Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada
kuadranSWOT.
TEKNIK ANALISIS SWOT
(KUANTITATIF)
Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang,
Rekomendasistrategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi
dalam kondisi primadan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus
melakukan ekspansi,memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara
maksimal.

Kuadran II (positif, negatif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi
tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Diversifikasi Strategi,artinya organisasi dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantanganberat sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terusberputar bila hanya bertumpu pada
strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasidisarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)
 Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah
namun sangat berpeluang.Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Ubah Strategi, artinya
organisasidisarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya.Sebab, strategi yang lamadikhawatirkan
sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada
sekaligusmemperbaiki kinerja organisasi.

Kuadran IV (negatif, negatif)


 Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah
dan menghadapi tantanganbesar.Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan,
artinyakondisi internal organisasi beradadisarankan
untuk menggunakan strategi bertahan,
mengendalikankinerja internal agar tidak semakin
terperosok.Strategi ini dipertahankan sambilterus
berupaya membenahi diri.
APA FUNGSI REGISTRASI KEMATIAN?
BAGAIMANA SISTEM REGISTRASI
KEMATIAN YANG BAIK DAN BENAR?
Pelaporan kematian
 Setiap kematian wajib dilaporkan oleh keluarga atau
mewakili kepada instasi Pelaksana paling lambat 30
hari sejak tanggal kematian.
Peraturan Bersama nomor: 15 tahun 2010 dan
nomor 162/menkes/PB/2010. Pasal 2 ayat 1
Pencatatan kematian
 Berdasarkan laporan kematian sebgaimana dimaksud
dalam Pasal 2 Pejabat Sipil pada instasi pelaksana
mencatat pada register akta kematian dan
menerbitkan kutipan akta kematian.
Peraturan Bersama nomor: 15 tahun 2010 dan
nomor 162/menkes/PB/2010. Pasal 3 ayat 1
Peraturan no 15 tahun 2010 dan no
162/menkes/pb/l/2010
 pelaporan kematian pada pasal 2 – 5 ( BAB 2 )

 pencatatan penyebab kematian pada pasal 6-9

Jika seseorang meninggal di RS akan dicatat :



kapan waktu meninggal

penyebab kematian

maka perlu dibuat kebijakan untuk pelaporan
kematian di luar RS agar pelaporan kematian lebih
baik lagi
Kuasa dari pasien yang meninggal perlu melapor di
catatan sipil : maksimal 30 hari setelah kematian,
apakah WNA/WNI, apakah ada jenazahnya atau
tidak, peristiwa kematiannya seperti apa, harus lapor
terlebih dahulu ke RT/RW untuk mendapatnya surat

Anda mungkin juga menyukai