Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN

KEJURUAN

Disusun Oleh:

Agung Santoso : 16503244005


Ifan Fadilah Mimbar : 16503241019
Gani Mubyarto : 16503241009
Sejarah Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan
Perkembangan dunia pendidikan saat ini memasuki era
yang ditandai dengan pesatnya inovasi teknologi,
terutama teknologi informasi dan komunikasi, sehingga
menuntut penyesuaian sistem pendidikan yang selaras
dengan tuntutan dunia kerja. Di Indonesia, perjalanan
pendidikan kejuruan telah diselenggarakan cukup
panjang. Perkembangan pendidikan sepanjang sejarah
di Indonesia telah ditulis secara lengkap oleh Dedi
Supriadi (2002)
Pengertian Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan
• Pendidikan teknologi dan kejuruan adalah pendidikan
yang menghubungkan, menjodohkan, melatih manusia
agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki
dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga
dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya.
• Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyatakan
bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Prinsip Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan
Prinsip-prinsip pokok penyelenggaraan pendidikan
vokasi diletakkan oleh Charles Prosser pada tahun 1925
sebagai teori pendidikan kejuruan/vokasi yang paling
banyak digunakan. Teori Prosser dikenal dengan
―PROSSER’S SIXTEEN THEOREMS‖. Teori ini
menyatakan 16 hal pokok dalam penyelenggaraan
pendidikan vokasi sebagai pendidikan dunia kerja.
Prosser adalah tokoh pendidikan kejuruan yang paling
berpengaruh di Amerika Serikat.
Ciri Pembelajaran Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan
• Ciri pendidikan teknologi dan kejuruan yang utama adalah
sebagai persiapan untuk memasuki dunia kerja. Secara
historis, menurut Evans & Edwin (1978:36) pendidikan
kejuruan sesungguhnya merupakan perkembangan dari
latihan dalam pekerjaan (on the job training) dan pola
magang (apprenticeship).
• Pada pola latihan dalam pekerjaan, peserta didik belajar
sambil langsung bekerja sebagai karyawan baru tanpa ada
orang yang secara khusus ditunjuk sebagai instruktur,
sehingga tidak ada jaminan bahwa peserta didik akan
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan. Walaupun demikian, menurut Elliot (1983:15),
pola latihan dalam pekerjaan memiliki keunggulan karena
peserta didik dapat langsung belajar pada keadaan yang
sebenarnya sehingga mendorong dia belajar secara inkuiri.
Tujuan Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan
• UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 15, menyatakan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Tujuan tersebut dapat dijabarkan lagi oleh Dikmenjur (2003) menjadi tujuan umum dan
tujuan khusus, sebagai berikut :
• Tujuan umum, sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah kejuruan SMK
bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan secara layak, (2)
meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik, (3) menyiapkan peserta didik agar
menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab, (4) menyiapkan peserta didik
agar memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, dan (5)
menyiapkan peserta didik agar menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki
wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni.
• Tujuan khusus, SMK bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat bekerja, baik
secara mandiri atau mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri
sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan bidang dan program keahlian yang
diminati, (2) membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetensi dan mampu mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian
yang diminati, dan (3) membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) agar mampu mengembangkan diri sendiri melalui jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
Substansi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan
Substansi dari pendidikan teknologi dan kejuruan harus menampilkan
karakteristik pendidikan teknologi kejuruan yang tercermin dalam aspek-
aspek yang erat dengan perencanaan kurikulum, yaitu :

• Orientasi (Orientation)
• Dasar kebenaran/Justifikasi (Justification)
• Fokus (Focus)
• Standar keberhasilan di sekolah (In-school success standards)
• Standar keberhasilan di luar sekolah (Out-of school success standards)
• Hubungan kerja sama dengan masyarakat (School-community
relationships)
• Keterlibatan pemerintah pusat (Federal involvement)
• Kepekaan (Responsivenenss)
• Logistik
• Pengeluaran (Expense)
KESIMPULAN
Pendidikan teknologi kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan,
menjodohkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk
dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga
dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya. pendidikan
kejuruan adalah pendidikan non akademis yang berorientasi pada praktek-
praktek dalam bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian,
transportasi, pelayanan jasa, dan sebagainya. Dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15
menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah
yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu. Dalam proses pendidikan kejuruan perlu ditanamkan pada siswa
pentingnya penguasaan pengetahuan dan teknologi, keterampilan bekerja,
sikap mandiri, efektif dan efisien dan pentingnya keinginan sukses dalam
karirnya sepanjang hayat. Dengan kesungguhan dalam mengikuti
pendidikan kejuruan maka para lulusan kelak dapat menjadi manusia yang
bermartabat dan mandiri serta berguna bagi nusa dan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai