Lumlumatul Widad (16040284023) Agung Dadang Prastiyo (16040284024) Sfitri Purnama Sari (16040284045) Ahmad Nur Wicaksono (16040284047) Kota Pelabuhan CIREBON Sejarah Awal Munculnya Kota Pelabuhan CIREBON Berbagai sumber tradisional menyebutkan bahwa di daerah pesisir Cirebon terdapat tiga pelabuhan, yaitu Muhara Jati, Japura, dan Singapura. Ketiga pelabuhan ini awalnya merupakan sebuah pelabuhan nelayan tradisional. Seiring dengan berjalannya waktu, Cirebon berkembang menjadi kota pelabuhan penting di pesisir utara Pulau Jawa. Terutama pada abad ke-14,armada Cina yang dipimpin oleh Laksamana Te Ho dan Kun Wei Ping berlabuh di Muara Jati (Pelabuhan Cirebon sekarang). Dalam Kitab Caruban Purwaka Nagari (KCPN) dijelaskan armada Cina transit di Muara Jati untuk membeli perbekalan, baik air bersih maupun pangan dalam perjalanannya ke Majapahit. Para tokoh sepuh Cirebon berhasil membangun kerja sama dengan Cina dalam pembuatan mercusuar. Hal inilah yang menjadi awal munculnya Cirebon sebagai Kota Pelabuhan di kawasan Utara Jawa. Letak geografis Kota Pelabuhan Cirebon Pelabuhan Cirebon berada di teluk yang terlindung dari gangguan alam seperti gelombang laut. Pelabuhan Cirebon juga terletak cukup jauh dari Pelabuhan besar lainnya, ditengah Pulau Jawa bagian utara diantara Pelabuhan Jepara, Tuban, dan Surabaya didaerah timur dan Pelabuhan Sunda Kelapa (Jayakarta) dan Banten disebelah Barat. Oleh karena itu, Pelabuhan Cirebon menjadi mata rantai dalam jalur perdagangan di Kepulauan Nusantara dan Perairan Asia. Perkembangan Kota Pelabuhan CIREBON abad 14-16 M Setelah kedatangan armada Cina dan pembangunan mercusuar, pelabuhan Muara Jati, Cirebon menjadi ramai. Banyak pedagang berjual beli dan berlabuh di pelabuhan. Mereka diantaranya terdiri dari orang Cina, Arab, Persia, India, Malaka, Tumasik, Pasai, Jawa Timur, dan Palembang. Kota Cirebon mengalami perkembangan pesat saat kemunculan tokoh besar Syarif Hidayatullah atau biasa disebut Sunan Gunung Jati (1470 M). Sunan Gunung Jati melakukan perbaikan pada berbagai bangunan yang menunjang aktivitas perdagangan dan pelayaran. Disamping itu juga, dibangun semacam perbengkelan, baik untuk membuat atau memperbaiki perahu-perahu ukuran besar yang mengalami kerusakan. Dengan demikian, pelabuhan itu bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh pedagang pribumi atau pedagang asing yang sudah banyak bertempat tinggal di sekitar pelabuhan. Faktor yang mempengaruhi perkembangan Cirebon Pertama, letak geografisnya Ketiga, pantai Cirebon mudah strategis. Pelabuhan Cirebon berada pada lokasi berbentuk teluk, didatangi oleh kapal berukuran sehingga terlindung dari gelombang cukup besar. pasang air laut. Keempat, hubungan antara Kedua, pelabuhan itu terletak di pelabuhan dengan daerah bagian tengah pesisir utara Pulau Jawa dan cukup jauh dari pedalaman sangat lancar, baik pelabuhan lain, yaitu Jepara, Tuban, melalui sungai maupun jalan darat dan Surabaya yang berada di sebelah timur Pulau Jawa dan Kalapa (Sunda Kalapa) serta Banten di sebelah barat Pulau Jawa.