Anda di halaman 1dari 27

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. Z DENGAN POST OP SISTOSCOPI


EVAKUASI , LAPARATOMI EKSPLORASI DAN RESEKSI BULI-BULI
DIRUANG RAWAT BEDAH PRIA RSUP
DR. M. DJAMIL PADANG
OLEH :

ZESTY FITRI DYANDA, S Kep


NURUL KHAIRA, S.Kep
SITI KHADIJAH AL-MADANY, S.Kep
FITRI DEWI, S.Kep
SRI HANNA WINDI DWI UTAMI, S.Kep
Latar Belakang
Kanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang mengenai
kandung kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun
(Nursalam 2009). Insidennya lebih banyak terjadi pada pekerja zat warna aniline.
Produk-produk seperti benzidine dan 3-naphtylamine bersifat karsinogenik
(Shenoy 2014).
Menurut Pusponegoro, dkk. dalam buku Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah,
kanker kandung kemih lebih sering mengenai penderita laki-laki daripada wanita
dengan perbandingan 2:1. Sebagian besar (±90%) tumor kandung kemih adalah
karsinoma sel transisional. Tumor ini bersifat multifokal, yaitu dapat terjadi di
saluran kemih yang epitelnya terdiri atas sel transisional, seperti di pielum, ureter,
uretra posterior. Sedangkan jenis yang lainnya adalah karsinoma sel skuamosa
(±10%) dan adenokarsinoma (±2%) (Nursalam 2009).
BAB II (TINJAUAN PUSTAKA)
1. Defenisi
Kanker kandung kemih adalah kanker non agresif yang muncul pada
lapisan sel transisional kandung kemih. Kanker ini sifatnya kambuh. Dalam
kasus yang lebih sedikit, kanker kandung kemih ditemukan menginvasi
lapisan lebih dalam dari jaringan kandung kemih. Dalam kasus ini, kanker
cenderung lebih agresif. Paparan zat kimia industri (cat, tekstil), riwayat
penggunaan cyclophosphamide, dan merokok meningkatkan resiko kanker
kandung kemih (Di Giulio,et al., 2007).
Kanker kandung kemih (karsinoma buli-buli) adalah kanker yang
mengenai kandung kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki (Nursalam
2009).
2. Etiologi
Karsinoma buli-buli masih dini merupakan tumor
superfisial. Tumor ini lama kelamaan dapat
mengadakan infiltrasi ke lamina propia, otot, dan
lemak perivesika yang kemudian menyebar langsung
ke jaringan sekitarnya. Di samping itu tumor dapat
menyebar secara limfogen maupun hematogen.
Penyebaran limfogen menuju kelenjar limfe
perivesika, obtutator, iliaka eksterna, dan iliaka
komunis; sedangkan penyebaran hematogen paling
sering ke hepar, paru-paru, dan tulang (Yosef 2007).
3. Manifestasi Klinis
• Lokal
• Obstruktif
• Kencing sedikit: sebagai akibat dari tumbuhnya tumor yang
menutup aliran menuju uretra.
• Hematuria: massa tumor memiliki sifat mudah ruptur dan sifat
urin adalah asam yang akan mengikis tumor tersebut sehingga
akan terjadi bleeding dan dikeluarkan melalui urin.
• Pancaran melemah: karena adanya obtruksi sehingga kencing
menjadi sedikit dan mengakibatkan pancaran melemah.
• Iritatif
• Frekuensi: terjadi peningkatan frekuensi karena adanya retensi
urine dan pengisian kandung kemih secara kontinyu.
• Urgensi
• Nocturia ( jarang )
• Urge incontinensia
• Disuria
• Sistemik
• Anemia: sebagai akibat dari adanya hematuria sehingga tubuh
kekurangan Hb.
• Hiperventilasi : karena tidak adanya Hb yang mengikat O2 sehingga
mengakibatkan sesak napas.
• Hipertensi: karena adanya gangguan pada fungsi ginjal sehingga
mengakibatkan aldosteron terganggu, pembuluh darah menjadi
vasokonstriksi sehingga muncul hipertensi.
• Oedema: karena adanya gangguan pada renin angiotensin yang
berdampak pada pompa Na dan K, kemudian Na tidak dapat
keluar sehingga mengikat banyak air yang mengakibatkan oedema.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Palpasi Bimanual (Shenoy 2014)
Yaitu per reto-abdominal pada pria dan per vagino-abdominal pada wanita
dilakukan di bawah anastesi umum. Penebalan dinding buli, mobilitas,
fiksasi, dan keras tidaknya tumor dapat ditentukan
b. Pemeriksaan Diagnostik
- Pemeriksaan radiologik
- Laboratorium rutin.
- Pemeriksaan Fungsi Faal Ginjal
- CT scan
- Ultrasonografi
- IVP
- MRI
- Sistoskopi
5. Penatalaksanaan Medis
• Hematuria
• TURB-T (Trans-Urethral Resection of Bladder-Tumor)
• Cystektomy radikal atau parsial
• Diversi Urine
• Kemoterapi intra Buli

6. Komplikasi
• Infeksi sekunder saat tumorasi ulserasi
• Retensi urin bila tumor mencapai invasi ke leher kandung
kemih
• Hydronfrose oleh karena ureter berbagi oklusi
Landasan Teoritis Asuhan
Keperawatan
1. Pengkajian, meliputi : Identitas Pasien,
Keluhan Utama, Riwayat Kesehatan (Riwayat
Kesehatan Sekarang, Riwayat Kesehatan
Dahulu, Riwayat Kesehatan Keluarga, Riwayat
Psikososial), Pengkajian Fungsi Gordon,
Pemeriksaan Fisik
2. Diagnosa Keperawatan
• Nyeri Akut
• Gangguan pertukaran gas
• Intoleransi aktivitas
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
TINJAUAN KASUS
Data Umum
• Nama : Tn. Z
• No. Rm : 01.02.92.55
• Umur : 40 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki - Laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Ruangan : Lantai 1 bedah pria , wing 4
• Tanggal Masuk : 5 Oktober 2018
• Hari Rawatan : ke 5
• Diagnosa Medis : Tumor buli
Riwayat Kesehatan
• Alasan Masuk
Klien mengatakan masuk rumah sakit melalui IGD dengan di antar keluarga melalui
rujukan dari puskesmas lubuk basung pada malam hari tanggal 30 oktober dengan keluhan ari -ari
sakit, dan membengkak sejak 3 hari sebelumnya sakit bertambah saat melakukan aktivitas dan
buang air sulit keluar, perut membengkak, klien mengatakan nyeri dan sulit beraktivitas
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan perut semakin membesar, nyeri dirasakan hilang timbul, pasien BAB dan BAK
dibantu oleh alat dan keluarga, BAK pasien sedikit, BAB pasien berlendir dan berdarah, kulit
bersisik dan mengelupas
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah mengalami jatuh didiagnosa
stabilisasi dekompresi karena patah tulang belakang 5
tahun yang lalu
• Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak Ada keluarga Yang Mengalami Hal Serupa,
tidak juga memiliki riwayat penyakit berat lainnya,
hanya demam atau penyakit ringan seperti batuk.
Pengkajian Fungsional Gordon
a. Pola Persepsi Dan Penanganan Kesehatan
Persepsi terhadap penyakit : Pasien mengatakan jika ia sakit
yang ringan seperti sakit kepala demam dan batuk ia dan
keluarga hanya mengkonsumsi obat-obatan warung seperti
bodrex atau paracetamol namun jika sudah parah baru
dibawa kepuskesmas atau rumah sakit . klien mengatakan
sakit datang karena kesalahannya yang tidak dapat mengatur
pola kesehatan dan hidup sehat. Klien merupakan perokok
aktif sejak remaja menghabiskan <1 bungkus sehari belum
berhenti sampai saat ini, merokok sehabis makan atau saat
bersantai..
• Penggunaan:
Merokok : Iya sejak 25 tahun yang lalu
b. Pola Nutrisi/Metabolisme
• Napsu makan : Menurun, nyeri perut saat makan
• Perubahan Berat Badan 6 Bulan Terakhir : 13 kg
• Kesulitan Menelan (Disfagia) : Tidak
• Gigi : Gigi atas dan gigi bawah parsial
• Masalah Kulit/Penyembuhan : ada
• Gambaran diet pasien dalam sehari
• Makan Pagi :Diet Ml + Extra Putih Telur
• Makan Siang : Diet Ml + Extra Putih Telur
• Makan Malam : Diet Ml + Extra Putih Telur
Pantangan/Alergi : Tidak ada
c. Pola Eliminasi

Klien mengatakan sudah 1 hari ini mengalami


diare, bab sudah 5 kali sepagi , encer warna kuning
kecoklat tuaan sedikit berdarah , ini kalien sudah
diberikan oralit 1 jam yang lalu, namun masih
diare 1 kali setelahnya. klien menggunakan
pampers dan kateter intermitten untuk
menampung BAK. Jumlah BAK pagi ini adalah 350
cc siangnya 250 cc dan malamnya 320cc. klien
mengatakan nyeri saat Bak berkurang sejak
memakai kateter namun masih terasa nyeri
menjalar hingga perut.
d. Pola Aktivitas / Olahraga

0 1 2 3 4 Kemampuan
 Perawatan Diri:
Makan/Minum
0 = Mandiri

Mandi
1 = Dengan Alat

Bantu
Berpakaian/berdandan 2 = Bantuan dari
 orang lain
Toileting 3 = Bantuan
 peralatan dan orang
Mobilisasi di Tempat Tidur lain
 4 = tergantung/tdk
Berpindah
mampu

Berjalan

Menaiki Tangga

Berbelanja

Memasak

Pemeliharaan rumah
e. Pola Istirahat Tidur
• Kebiasaan : Tidur selama 7 jam per hari, sering terbangun, tidak nyenyak dan tidak
merasa segar ketika bangun
• Masalah-masalah : Sering terbangun di malam hari
• Lain-lain : Tidak ada masalah lain
f. Pola Kognitif –Persepsi
• Status mental : Sopor
• Bicara : Normal
• Bahasa sehari-hari : Indonesia dan daerah
• Kemampuan membaca bahasa Indonesia : Baik
• Kemampuan Berkomunikasi : Tidak bisa
• Kemampuan Memahami : Tidak bisa
• Tingkat Ansietas : Sedang
• Keterampilan Interaksi : Tidak tepat
• Pendengaran : Dalam batas normal
• Penglihatan : Dalam batas normal
• Vertigo : Tidak ada
• Ketidak nyamanan/Nyeri : Nyeri sedang
P: Ca bronkogenik + Efusi Pleura + Suspek TB + Anemia Sedang
Q: Sering muncul
R: Dada
g. Pola Peran Hubungan
• Pekerjaan : Penjaga warung kopi
• Status Pekerjaan : Bekerja
• Sistem Pendukung : Anak dan keluarga besar
• Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan dirumah sakit: Tidak ada
• Kegiatan sosial : Tidak ada
• Lainlain : Tidak ada
h. Pola Seksualitas/Reproduksi
• Tanggal Menstruasi Akhir (TMA) : Tidak terkaji
• Masalah Menstruasi : Tidak ada
• Pap Smear Terakhir : Tidak ada
• Pemeriksaan Payudara/Testis Mandiri Bulanan:Tidak
• Masalah Seksual B/D Penyakit : Tidak ada
• Lain lain :Tidak ada masalah lain
i. Pola Koping-Toleransi Stres
• Perhatian utama tentang perawatan di rumah sakit atau penyakit
(finansial, perawatan diri): Tidak masalah karena ditanggung oleh kartu
KIS
• Kehilangan/perubahan besar di masa lalu : Tidak ada
• Hal yang dilakukan saat ada masalah : Berdiskusi dengan keluarga
• Penggunaan obat untuk menghilangkan stres : Tidak ada
• Keadaan emosi dalam sehari hari : Santai
j. Pola Keyakinan-Nilai
• Agama : Islam
• Pantangan Keagamaan : Tidak ada
• Pengaruh agama dalam kehidupan : Pasien selalu
beribadah dan meminta kesembuhan dari Allah SWT
• Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini :
Tidak
Pemeriksaan Fisik
Rencana Asuhan Keperawatan
Catatan Perkembangan
Pembahasan
1. Pengkajian
Pengkajian riwayat kesehatan pada pasien dimulai dari
keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, dan riwayat kesehatan keluarga. Keluarga pasien
mengatakan pasien sudah mengalami sesak nafas sejak 2 bulan
yang lalu. Pasien bekerja sebagai penjaga warung kopi sering
memasak dengan menggunakan kayu bakar sejak 10 tahun
belakangan. Pasien juga merokok sejak umur 65 tahun.
Berdasarkan keterangan dari klien dapat dipahami bahwa
keadaan yang dialami klien saat ini merupakan dampak dari
kebiasaan klien merokok dan paparan lingkungan yang memicu
gangguan pada saluran pernapasan pasien. Hal ini mengganggu
proses paru dalam melakukan kerjanya dalam proses respirasi
sehingga klien sering mengalami sesak.
Berdasarkan data pengkajian didapatkan bahwa klien
sudah menderita kanker paru sejak 2 bulan belakangan yang
diperparah dengan penumpukan cairan atau efusi pleura dan
suspek tubercolosis yang kemungkinan diderita pasien juga.
Menurut teori jika cairan pleura yang normal didesak oleh
masa dari kanker paru yang dimiliki pasien mendesak keluar
sehingga cairan pleura berlebih berada di selaput paru
kemudian mendesak terus ke paru sehingga paru tidak dapat
berkontraksi secara maksimal. Kerja paru meningkat lebih
keras akibat tidak mampu berkontraksi secara maksimal,
sehingga pasien sesak berkepanjangan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif b.d kelelahan
DS : Keluarga klien mengatakan sesak pasien
meningkat saat beraktivitas.
DO : Klien tampak sesak, penggunaan otot bantu nafas,
RR: 28 x/m, pernapasan cuping hidung dan purhlip,
klien tampak lemah dan penurunan kesadaran.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d ketidakmampuan memasukan dan menelan
makanan
DS : Keluarga pasien mengatakan pasien tidak nafsu
makan, keluarga pasien mengatakan porsi makan
selama dirumah sakit maupun di rumah tidak habis,
keluarga pasien mengatakan mual dan muntah.
DO : pasien anoreksia, porsi makan tidak habis (habis
setengah porsi), penurunan BB 13 kg, IMT 167 kg/cm2,
pasien mual dan muntah ada, konjungtiva anemis,
mukosa bibir kering, turgor kulit menurun, dan hasil
labor ditemukan alnumin: 3,2 g/dl dan total protein:
6,1 g/dl.
c. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen
DS : Keluarga klien mengatakan pasien batuk dan
tampak sesak sejak 2 bulan yang lalu.
DO : Klien tampak sesak, bunyi sura nafas
tambahan ronki, klien tampak batuk, dan
ditemukan bunyi pekak pada paru, klien sesak
saat beraktivitas.
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan metode komunikasi
tentang asuhan keperawatan pada klien dalam hal ini
disesuaikan dengan NANDA, NIC, dan NOC. Dalam rencana
keperawatan dituliskan perawat membina hubungan saling
percaya dengan pasien dengan alasan dapat membantu pasien
untuk lebih terbuka dan mampu berinteraksi dengan orang lain.
Perawat juga perlu melakukan kontak sering dan singkat secara
bertahap dengan pasien, agar pasien merasa keberadaan
perawat menunjukan kepedulian dan perhatian kepada pasien.
Perawat juga harus mengobservasi pasien dari tanda – tanda
dari perburukan penyakit.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi tindakan keperawatan adalah suatu
kegiatan pemberian asuhan keperawatan yang telah
direncanakan sebelumnya. Dalam implementasi pada kasus
ini kelompok sudah membuat perencanaan yang sudah
tertulis sebelum melakukan tindakan. Sebelum
melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat
perlu memvalidasi dengan singkat, apakah rencana tindakan
masih sesuai dan dibutuhkan pasien saat ini.
5. Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan evaluasi data subjektifdan data objektif
yang diperoleh setelah implementasi terhadap Ny.S dari
evaluasi implementasi yang telah dilakukan oleh penulis
sesuai kriteria NOC yang telah disusun perawat dengan
tindakan NIC yang di implementasikan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai