Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya.
Inti atom mengandung campuran proton (bermuatan positif) dan neutron (bermuatan
netral).
Elektron-elektron pada suatu atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik.
Sekumpulan atom dapat berikatan satu dengan yang lainnya membentuk sebuah
molekul.
Atom yang memiliki jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral,
sedangkan yang memiliki jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif
atau negatif dan disebut sebagai ion.
Atom dikelompokkan pada jumlah proton dan neutron pada inti atom. Jumlah
proton menentukan unsur kimia atom sedangkan jumlah neutron menentukan isotop
unsur tersebut.
1.1 Model-model Atom
1. Model Atom John Dalton
Atom adalah bagian terkecil suatu unsur.
Atom tidak dapat diciptakan, dimusnahkan, terbagi lagi,
diubah menjadi zat lain.
Atom-atom suatu unsur adalah sama dalam segala hal, Model Atom John Dalton
tetapi berbeda dengan atom-atom unsur lain.
2. Model Atom JJ Thomson
Atom merupakan suatu bola bermuatan positif dan didalamnya
tersebar elektron-elektron seperti kismis.
Jumlah muatan positif sama dengan muatan negatif, sehingga atom
bersifat netral.
1. Pita Valensi.
Pita valensi adalah pita energi terakhir yang terisi penuh oleh elektron-elektron.
2. Pita Konduksi.
Pita konduksi adalah pita energi diatas pita valensi yang kosong atau terisi
sebagian oleh elektron-elektron.
3. Pita Terlarang.
Pita terlarang adalah pita energi di antara pita valensi dan pita konduksi dimana
elektron-elektron tidak diperbolehkan ada pada pita energi ini.
Energi yang diperlukan untuk memindahkan elektron dari pita valensi ke pita
konduksi adalah sebesar energi pita terlarang.
1.3 Perbedaan jenis bahan berdasarkan pita energinya
1. Isolator.
Bahan-bahan isolator mempunyai pita larangan yang cukup lebar. Untuk
memindahkan elektron dari pita valensi ke pita konduksi diperlukan energi
yang lebih besar.
Karena elektron-elektron ini sukar bergerak maka bahan isolator sukar
menghantarkan arus listrik.
2. Semikonduktor.
Bahan-bahan semikonduktor mempunyai pita larangan yang lebih sempit.
Untuk memindahkan elektron dari pita valensi ke pita konduksi diperlukan
energi yang lebih kecil.
Elektron-elektron dapat bergerak pada bahan semikonduktor dengan energi
yang kecil.
1. Konduktor.
Bahan-bahan konduktor tidak mempunyai pita larangan. Antara pita valensi dan
pita konduksinya bisa saling bertumpuk.
Elektron-elektron dapat bergerak bebas pada bahan konduktor.
1.4 Benda dan Bahan Listrik
1. Bahan Listrik.
Segala jenis benda atau bahan yang dapat digunakan dalam peralatan,
perlengkapan dan alat bantu yang berhubungan secara langsung ataupun tidak
langsung dengan listrik..
Pentingnya pengetahuan bahan listrik ?
1. Mengetahui jenis bahan 2. Mengetahui sifat bahan
Agara kita memahami:
1.Memperlakukan/memanfaatkan bahan dengan sebaik-baiknya.
2.Mengetahui batasan aman/bahaya suatu bahan.
Secara umum, bahan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis:
1. Bahan tambang dan non tambang. 2. Bahan renewable dan unrenewable.
3. Bahan logam dan non logam. 4. Bahan organik dan sintetis.
Bahan listrik dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bahan penghantar 2. Bahan penyekat 3. Bahan setengah penghantar
4. Bahan magnet 5. Bahan super konduktor 6. Bahan serat optik
Tugas.
1. Tuliskan bahan-bahan yang terdapat di dalam ruangan ini.
2. Jelaskanlah sifat-sifat fisik, kimia dan listriknya.
3. Kemudian kelompokkan jenis bahannya.
2. Sifat Bahan Listrik.
Jenis Bahan /Material:
* Unsur Murni:
- logam (Fe, Hg)
- nonlogam [C (grafit, intan), Si, S]
* Senyawa:
- oksida / keramik (tanah liat, SiO2)
- polimer (kayu, karet, plastik)
Jika tubuh manusia menjadi konduktor, dan dialiri > 1 mA, jantungnya dapat
kacau denyutnya, di samping terjadi konversi energi listrik menjadi energi
termal.
Isolator Listrik.
1. Atomnya dapat terpolarisasi oleh medan listrik dari luar; “terjadi muatan
(ter)induksi”; disebut “bahan dielektrik”.
2. Atom-atomnya dapat membentuk gugus terpolarisasi secara permanen:
- Jika orientasi dipol listriknya acak, bahannya “para-elektrik”; dapat agak
diorientasikan oleh medan listrik luar.
- Jika orientasi dipol listrik antar-tetangga saling menyejajarkan, bahannya
“fero-elektrik”; orientasinya amat mengurangi pengaruh medan listrik luar
dalam bahan.
Isolator dapat menjadi Semikonduktor.
1. Jika atom agak mudah melepas elektron (misalnya oleh naiknya suhu), atau
hadirnya atom asing yang agak mudah dapat menangkap elektron.
2. Bahan itu lalu disebut “semikonduktor” yang ‘intrinsik’, atau ekstrinsik n (jika
ada pelepasan elektron), ekstrinsik p (jika ada penangkapan elektron, dan
pergeseran elektron lain mengesankan ada muatan positif, ‘lubang’ bergerak).
Konstanta dielektrik/permitivitas relatif beberapa bahan isolator.