ATRIAL FIBRILASI
Anamnesis
Memar pada kedua tangan dan kaki yang sejak 1 bulan smrs. Memar timbul tiba-tiba tanpa ada riwayat
trauma. Keluhan disertai dengan rasa seringnya rasa berdebar-debar yang hilang timbul, mudah lelah saat
beraktivitas, sesak nafas,dan pusing. Keluhan berdebar dirasakan pertama kali sejak 1 tahun lalu dan
pasien rutin mengonsumsi obat simarc (warfarin) 2mg malam, eritromisin 2x250mg, furosemid 40mg pagi,
bisoprolol 1x5mg malam.
Pasien memiliki penyakit jantung rematik sejak tahun 2015 dan rutin meminum obat. Riwayat penyakit
seperti keluhan benjolan leher dan berkeringat banyak disangkal. Riwayat HT, penyakit ginjal, dan DM tidak
ada.
Kebiasaan merokok, kolesterol, dan riwayat keluarga yang mengalami penyakit jantung tidak ada.
2
Pemeriksaan Fisik Kepala : t.a.k
Leher : KGB tidak teraba,JVP 5+2cm
Thoraks :
Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
Palpasi : P/ taktil fremitus kanan = kiri, sela iga melebar (-)
KU: compos mentis,sakit
sedang C/ ictus cordis di SIC V 2 jari medial LMCS
Vital sign Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
TD : 100/70N Auskultasi: P/ vesikuler +/+, Ronchi (-/-)
Nadi : 78 x/menit, ireguler C/ S1-2ireguler, murmur diastolik di apex
HR : 97x/menit Abdomen
RR : 20 x/menit Inspeksi : Kesan simetris, distensi (-)
S : 36.7°C aksilla Palpasi : Supel, Nyeri tekan epigastrium (+), ascites (-),
Lien/hepar tidak teraba membesar
Perkusi : Tympani (+), shifting dullness (-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Akral dingin (+/+), edema (-/-), sianosis (-/-), CRT 2”/2”, turgor kulit
kembali cepat
3
EKG
HR : 80X/menit
Irama AF
HASIL ECHOCARDIOGRAPHY
(MARET 2018):
Rawat di R III
IVFD NaCl 0,9%
Inj Vit K 3x1amp
As traneksamat 3x500 mg PO prn
Eritromisin 2x250 mg PO
Furosemid 1x40 mg PO
Bisoprolol1x5 mg PO
Simarc 1x2 mg (TUNDA)
Epidemiologi
Fibrilasi atrium (FA) → aritmia paling sering (1-2%)
Framingham Heart Study (1948) dalam periode 20 tahun → 2,1% (♂) dan 1,7% ( ♀)
MONICA (multinational MONItoring of trend and determinant in CArdiovascular disease) di Jakarta → 0,2%, rasio ♂: ♀ = 3:2
RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita → 7,1% (2010); 9,0% (2011); 9,3% (2012) dan 9,8% (2013)
Pemeriksaan Fisik
- Tanda vital : denyut nadi irregular, 110-140x/menit
- Kepala & Leher : eksoftalmus, pembesaran tiroid, peningkatan JVP
- Thoraks : tanda gagal jantung -> dasar terjadinya atrial fibrilasi, bunyi jantung tambahan S3, pulsus defisit
- Abdomen : asites, hepatomegali -> gagal jantung kanan
- Ekstremitas bawah : sianosis, clubbing finger
Pemeriksaan penunjang
- EKG : laju jantung 140x/menit, QRS lebar setelah siklus interval R-R panjang pendek (Phenomena
ashman)
- Echo : evaluasi penyakit katup jantung, evaluasi ukuran atrium
Evaluasi Klinis
Skor simtom → skor EHRA (European Heart Rhythm
Association)
Camm AJ, et al. Guidelines for the management of atrial fibrillation. ESC
2010;12:1360-420.
Klasifikasi FA
KATEGORI FA TAMBAHAN MENURUT CIRI-CIRI DARI PASIEN
FA sorangan (lone): tanpa penyakit struktur kardiovaskular dan
usia di bawah 60 tahun
FA non-valvular: tidak terkait dengan penyakit rematik mitral,
katup jantung protese atau operasi perbaikan katup mitral
FA sekunder: akibat kondisi primer lain yang menjadi pemicu FA,
seperti infark miokard akut, bedah jantung, perikarditis,
miokarditis, hipertiroidisme, emboli paru, pneumonia atau penyakit
paru akut lainnya. Sedangkan FA sekunder yang berkaitan
dengan penyakit katup disebut FA valvular
Akut
Kendali laju
Jangka panjang
Akut
Kendali irama
Jangka panjang
Kendali Akut Kendali jangka panjang
Kendali Laju
• antagonis kanal kalsium
(diltiazem 30 mg atau
verapamil 80 mg), penyekat
beta (propanolol 20-40 mg,
bisoprolol 5 mg, atau
metoprolol 50 mg), amiodaron,
digoksin
Kendali Irama
• Tidak stabil -> Kardioversi
elektrik . Stabil -> setelah
kendali laju, bisa kerdioversi
farmakologis (obat antiaritmia
iv)/kardioversi elektrik
Kendali jangka panjang
15
Penaksiran Risiko
Stroke
16
Pemilihan
Antikoagulan
Camm AJ, et al. 2012 focused update of the ESC Guidelines for the management
of atrial fibrillation. Eur Heart J. 2012;33:2719-47.
Penaksiran Risiko
Perdarahan
18
19
AF pada kelainan valvular
Kelainan katup sering menimbulkan FA. Tatalaksana FA pada
kelainan katup umumnya hanya dapat dilakukan kendali laju,
karena kendali irama sering sulit dilakukan terutama bila ukuran
atrium kiri dari ekokardiografi >45mm. Upaya kendali irama pada
pasien stenosis mitral dapat dilakukan dengan kardioversi
elektrik setelah kelainan katup dikoreksi dengan Baloon Mitral
Valvuloplasty (BMV) ataupun operasi. Kelainan katup dengan FA
merupakan indikasi untuk pemberian antikoagulan oral jenis AVK
(warfarin, Coumadin).
20
TERIMAKASIH
21