Anda di halaman 1dari 23

I.

Formula Asli : vial natrium heparin


II. Rancangan Formulasi
Nama Produk : sodium heparin®
Jumlah Produk : 10.000
Tanggal Formulasi : 21 juli 2019
Tanggal Produksi : 21 juli 2020
Nomor Registrasi : DKL 2000700943 A1
. Nomor batch : D 200105
Komposisi : Tiap 5 ml mengandunng
Natrium heparin 50 mg
Monosodium fosfat 1.56 mg
Disodium fosfat 29.18 mg
Natrium Klorida 27.44 mg
Aqua Pro Injeksi ad 5 ml
Di Produksi Tanggal Tanggal Dibuat Oleh Disetujui Oleh
Oleh Formulasi Produksi
PT. ONEZ 21 juli 2019 21 juli 2020 KELOMPOK 1

KODE BAHAN NAMA BAHAN KEGUNAAN PERVIAL PERBATCH


001-NAH Natrium ZAT AKTIF 50 mg 500.000 mg
heparin
002-MSF Monosodium PENDAPAR 1.56 mg 15.600mg
fosfat
003-DSF Disodium fosfat PENDAPAR 29.18 mg 291.800mg

004-NTK Natrium Klorida PENGISOTONIS 27.44 mg 274.400 mg

005-API Aqua Pro Injeksi PEMBAWA Ad 5 ml Ad 50.000 ml


Alasan Pembuatan Produk
• SVP ( Small Volume Parenteral) adalah suntikan yang
dikemas dalam wadah berlabel 100 ml atau kurang (
Ansel. 2014: 544 )
• Injeksi merupakan suatu sediaan yang dapat berupa
larutan steril, emulsi, suspensi, yang disiapkan dngan
melarutkan, mengemulsi, mensuspensi zat obat (zat
aktif) bersama dengan eksipien yang diperlukan, dalam
air atau cairan tidak berair atau campuran air dan
campuran tidak berair (Aulton.2013 : 628)
• Adapun keuntungan dari penggunaan sediaan
parenteral yaitu respon fisiologi langsung dapat dicapai
(Rute iv) cocok untuk pemberian kepada pasien yang
tidak sadarkan diri atau pasien yang mengalami mual
muntah, efek lokal dapat dicapai dengan menggunakan
formulasi parenteral. (Jones.2008: 105)
Lanjutan Alasan Pembuatan Produk
• Heparin tidak diserap atau diabsorpsi secara oral,
karena ukuran dan muatan polianioniknya dan
karenanya diberikab secara parenteral, baik
secara kontinu atau infus intermitten atau injeksi
subkutan (Moksa.2007:1509)
• Antikoagulan adalah terapi utamavuntuk
pencegahan dan pengobatan akut dan
jangkabanjang dan berbagai macam tipe penyakit
tromboemboli. Antikoagulan banyak digunakan
pada pasien dengan sindrom koroner akut,
pencegahan dan terapi tromboemboli vena
termasuk trombosis vena dalam dan emboli paru.
(erlanda.2018:2)
Alasan Penggunaan Zat Aktif
heparin sodium
• Heparin sodium adalah antikoagulan yang digunakan
terutama dalam pengobatan dan profilaksis gangguan
tromboemboli. Heparin bekerja menghambat
pembekuan darah invitro dan invivo oleh aksi anti
trombin III yang meningkat. Anti trombin III yang hadir
dalan plasma, menghambat aktivitas faktor pembekuan
darah yangdiaktifkan termasuk trombin (faktor II a) dan
faktor x yang diaktifkan (faktor Xa).
(sweetman.2009:1303)
• Heparin telag terbukti meningkatkan penghambatan
trombin oleh anti trombin III. Mekanisme umummnya
ialah melakukan aksi yang secara langsung terkait
dengan tingkat penghambatan yang Dipercepat oleh
enzim pembekuan darah. (jesiie.2009:1226)
Alasan Penambahan Zat Tambahan
1. NaCl
• Natrium klorida banyak digunakan dalam berbagai
formulasi parenteral dan non parenteral dimana
penggunaan utamanya adalah untuk menghasilkan
solusi isotonik. (Rowe. 2009: 299)
• Eksipien yang umum digunakan untuk pengaturan
tonisitas perumusan contohnya natrium klorida,
sodium klorida, dextrosa. (santosh. 2016:2681)
• Larutan NaCl 0.9% adalah larutan kristal berwarna
putih dan bebas larut dalam etanol anhidrat. Larutan
NaCl 0.9% bersifat isotonik seperti yang ditunjukkan
oleh osmolaritasnya. (Baxter. 2017:1)
2. fosfat
• Konsentrasi dari garam penyangga digunakab
dalam perumusan solusi oral harus dipilih untuk
memberikab kontrol yang cukup dari pH
formulasi. Ini sangat cocok untuk parenteral
formulasi untuk mrmastikan bahwa tidak ada
iritasi atau kerusakan injeksi. Contoh garam
penyangga yang digunakan dalam farmasi yaitu
posfat (monosodium fosfat dan disodium fosfat).
(jones. 2008: 9)
• Penggunaan agen buffering untuk
mempertahankan pH produk parenteral selama
penyimpanan penting untuk mencegah degradasi
dengan ionisasi atau oleh interaksi produk
dengan bahan dan wadah. (Dongare.2015:44)
3. Aqua Pro Injeksi
• Menurut Exapiont
Aqua Pro Injection adalah air yang di murnikan
oleh destilasi atau RO sehingga tidak mengandung zat
tambahan yang murni di sterilkan secara destilasi yang
digunakan untuk injeksi ( Rowe . 2009 : 769 )
• Menurut jones
Aqua pro injeksi adalah air untuk injeksi Usp yang
telah Disterilkan dan yang telah dikemas dalam unit
tunggal (volume 1liter). (jones.2008:113)
• Menurut International Journal of Pharmaccutical
Science
Aqua pro injeksi sering digunakan sebagai pelarut
dalam sediaan parenteral dan sediaan lainnya. Air untuk
injeksi harus disiapkan dari air murni. (Gupta. 2016 : 3)
Perhitungan
Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Dicuci alat gelas dan kacabdan dibebas lemakkan dengan cara
direndam HCl 1%
3. Dibebas sulfurkan alat karer dengan cara direndam CuSO4 atau
natrium lauril sulfat kemudian dibilas hingga bersih
4. Disterilkan semuah bahan dan alat seusai tabel sterilisasi diruang
B
5. Ditimbang semua bahan yang akan digunakab sesuai dengan
perhitungan
6. Dilakukan pencampuran bahan diruang A dengan melarutkan
sodium heparin dengan 2.5 ml API aduk hingga homogen
7. Ditambahkan Nacl kemudian diaduk hingga homogen
8. Ditambahkan dapar posfat diaduk hingga homogen
9. Dicukupkan API hingga5ml
10. Dikemas secara aseptik dalam wadah kaca yang telah disterilisasi

( Thomas. 2011 : 83 )
Evaluasi Formulasi
1. Uji Referensi Sediaan Lamban
100 ml lambin stok untuk masing-masing formlasi komposisi lamban stok mirip dengan yang ada
di formulasi tidak termasuk obat dan diencerkan menggunakan air. Lamban yang dihasilkan digunakan
sebagai referensi kosong sebagai perbandingan dengan formula, diukur % konten obat dengan mengukeur
daya serap(UV-vesible spechtrophohometer)
2. Uji Steritas
Sampel injeksi diambil dalam jarum suntik kaca, sebuah propilfer 1,5 mm ditempatkan pada
jarum, setelah itu disaring 0,22 ; 0,45 ; 1,2 ; dan 1,5 mikrometer ditempatkan untuk menguji apakah sampel
injeksi bisa lewat melalui membran atau tidak.
3. Pembentukan Kristal
10 ml dari masing-masing formula disiapkan dan ditempatkan di pendingin, suhu kamar 37°C,
40°C dan 45°C selama 6 minggu dan diamati pembentukan kristal
4. Perubahan PH
10 ml dari formula ditempatkan pada pendingin, suhu kamar 37°C 40°C dan 45°C selama 6
minggu diamati perubahan warna atau fekemhan
6. % kandungan obat
Estimasi dilakukan sama dengan uji sebelumnya namun interval 1 mingu hingga 6 minggu
7. Kompatibilitas enutup karet
10 ml botol kaca diisi dengan formula ditutup dengan karet butil bamt abu-abu. Botol juga
ditutup dengan sumbat Teflonconted abu-abu bamt dan berfungsi sebagai kontrol botol-botol ditempatkan
tegak dan terbalik selama 4 minggu. Efek dari tabung silasik diuji dengan merendam tabung dalam formula
pada suhu kamar.
Evaluasi
• Kejernihan
Warna dan kejernihan diperiksa secara visual terhadap
permukaan hitam dan putih
• Kandungan obat
Kandungan obat dari formulasi hidung diatur menggunakan
persamaan kurva standar yang dengan kalibrasi kurva standar
menggunakan spektrofotometer uv pada 268 nm. sampel
formulasi diencerkan menggunakan destilasi air dan
absorbansi diukur pada 268 nm menggunakan air kosong rata-
rata dari tiga hasil digunakan sebagai isi obat sebagai sampel.
• PH
PH diukur dalam rangkap tiga untuk PH menggunakan digital
pengukur PH.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai