Anda di halaman 1dari 79

Kekurangan Vitamin A

Pembimbing : dr. Vetinly

Marshella Synthia (2015-061-059) Giovani Indah G. P (2016-061-029)


Stella Kristianti (2015-061-066) Praypgi Miura S (2016-061-093)
Marcellus (2015-061-067) Christine Wilona T (2016-061-011)
Jesslyn Nathasya (2015-061-068) Michael Humianto (2016-061-073)
Carmelia Anggraini (2015-061-071) Felicia (2016-061-158)
Ninta Karina A. S (2016-061-091) Florensia (2014-061-158)
Manfaat Vitamin A

Melindungi Sistem imun Melawan Inflamasi


Kesehatan Mata
Kandungan Beta Gen yang berperan Antioksidan  netralisir
karoten  dalam respon imun radikal bebas di tubuh
mencegah diregulasi oleh vitamin A yang menyebabkan
degenerasi  melawan kondisi kerusakan jaringan dan
makular serius seperti kanker seluler
dan penyakit autoimun Menurunkan resiko
Beta karoten inflamasi seperti penyakit
meningkatkan sistem neurodegeneratif
imun dan mencegah
penyakit kronis.
Mencegah Kanker Kesehatan Kulit dan
Perkembangan Sel
Asam retinoic  perkembangan • Penyembuhan luka dan
sel dan terapi kanker pertumbuhan kulit
Kanker paru, prostat, payudara, • Mensupport sel epitelial
ovarium, kandung kemih, mulut, (internal dan eksternal) 
dan kulit  tersupresi oleh melawan kanker kulit
asam retinoic • Produksi kolagen (mencegah
kerutan dan keriput di wajah)
Metabolisme Vitamin A
Retinoid (Hewani) Karetenoid (Nabati)

• Fungsi: • Terutama sebagai:


– sistem imun – antioksidan
– reaksi inflamasi – anti inflamasi
– dan sistem reproduktif. • Karotenoid yang
bermanfaat bagi retina:
• Penting untuk:
– xanthophylls lutein
– kehamilan
– dan zeaxanthin.
– proses kelahiran – Contoh bayam, daun kale,
– untuk bayi dan swiss chard
pertumbuhannya • Tubuh memiliki mekanisme
– fungsi penglihatan untuk mengubah
– produksi sel darah merah karotenoid menjadi retinoid
– dan melindungi tubuh (alpha-carotene, beta-
terhadap beberapa penyakit carotene, dan beta-
infeksi cryptoxanthin)
Sumber Vitamin A
Ubi manis Vitamin A

Wortel Tomat Hewani •Ayam


•Udang •Turkey
Bayam •Telur •Tuna
Daun Basil •Susu sapi •Ikan cod
Bok Choy •Keju
•Yogurt
Pepaya
•Salmon
Paprika •Sarden
Buah Anggur
Brokoli

Asparagus Selada
Angka Kebutuhan
Anak <3 Tahun : Anak 4-8 Tahun : Anak 9-14 Tahun :
600 mcg (2.000 900 mcg (3.000 1700 mcg (5.666
IU) Retinol / hari IU) Retinol / hari IU) Retinol / hari

Remaja 14-18 Dewasa >19 Tahun


Tahun : 2800 mcg : 3000 mcg
(9.333 IU) Retinol (10.000 IU) Retinol
/ hari / hari

Wanita hamil dan menyusui <18thn :


2800 mcg (9.333 IU) Retinol /hari
Wanita hamil dan menyusui >19thn :
3000 mcg (10.000 IU) Retinol / hari
Definisi Kekurangan Vitamin A
• = Hipovitaminosis A
• Kekurangan kadar simpanan vitamin A di
dalam tubuh
Latar Belakang
WHO

Merupakan penyebab utama Merupakan salah satu masalah


kebutaan pada anak yang dapat gizi mikro terutama pada negara
dicegah, terutama pada usia berkembang dan masyarakat
prasekolah dengan tingkat ekonomi rendah

250.000-500.000 anak-anak di negara berkembang menjadi


buta setiap tahun akibat kekurangan vitamin A dengan
prevalensi tertinggi di Asia Tenggara dan Afrika.
Epidemiologi
• 1.000.000 anak balita di seluruh
UNICEF dunia menderita xeroftalmia akibat kekurangan
vitamin A. ¼ menjadi buta dan 60 % dari yang buta
ini meninggal dalam beberapa bulan

Hasil studi gizi mikro oleh Puslitbang Gizi dan Makanan Departemen
Kesehatan RI tahun 2006 di 10 provinsi :
• Prevalensi Xeroftalmia 0,13%
• Indeks serum retinol <20ug/dl pada balita sebesar 14,6%
• 26.000 balita xeroftalmia dan sekitar 2,9 juta balita dengan kadar
serum retinol <20ug/dl
• Cakupan suplementasi vitamin A terendah adalah 51%, tertinggi
84,7%.
Epidemiologi
• Cakupan Vitamin A Direktorat Bina Gizi
Masyarakat, SEAMEO TROPMED RCCN UI,
UNICEF, Micronutrient Initiative tahun 2007:
Bayi (6-11 bulan) Balita
Kalimantan Barat 55,8% 56,6%
Lampung 82,4% 80,4%

Sulawesi Tenggara 70,5% 62,2%


Epidemiologi
• Berdasarkan Riskesdas 2013,
Prevalensi kebutaan nasional sebesar 0,4 persen

• KVA sebagai masalah kesehatan masyarakat :


Prevalensi xeroftalmia > 0,5%
Etiologi

Primer
• Asupan makanan sumber vitamin A rendah

Sekunder
• Gangguan absorbsi, penyimpanan maupun
pengangkutan vitamin A
• Penurunan bioavailabilitas provitamin A karotenoid
• Peningkatan ekskresi vitamin A
Rendahnya pendidikan serta pendapatan dari masyarakat sehingga
kecukupan gizi tidak terpenuhi

Banyak bayi yang tidak mendapatkan ASI

Kurangnya konsumsi bahan makanan yang mengandung vitamin A


seperti daging, ikan, sayuran, buah-buahan, wortel.
Faktor Risiko

Malnutrisi

Pendidikan

Pendapatan
Patofisiologi
Asupan kurang

• Cadangan pada hati: dewasa 1 tahun, anak beberapa minggu


• Kadar serum retinol dijaga secara homeostasis  turun jika
cadangan berkurang secara signifikan

Malabsorpsi lemak

• Vitamin larut lemakmalabsorpsidefisiensi

Gangguan hati

• Penurunan RBP-transthyretintransport terganggu


Defisiensi vitamin A mempengaruhi
seluruh jaringan tubuhterutama mata
• Keratinisasi kulit, membran mukus di GI, traktus urinarius
Akibat defisiensi vitamin A
Bintik bitot :
Keratinisasi
Kulit dan pada
Kebutaan rambut konjungtiva
kering

Pruritus Keratomal
Xeroftalmia
acia
DIAGNOSIS
Anamnesis (1)
Rabun senja

Mata buram

Mata terasa kering


Tergantung dari
Lemas beratnya defisiensi
Vitamin A. Bisa jadi
Kebutaan tidak ada gejala/
keluhan apapun
Kulit kering dan kasar pada pasien.
Visual impairment, kebutaan;
Pada
anak- Risiko sering terkena infeksi (diare, campak;

anak: Pertumbuhan dan perkembangan terhambat

1. World Health Organization. Micronutrient Deficiencies. Nutrition; 2015.


2. Johnson LE. Vitamin A Deficiency. Merck Manual; 2014.
3. Anstass G, Thakore J. Vitamin A Deficiency. Medscape; 2014.
PEMERIKSAAN FISIK
Nyctalopia

Bitot spots

Xeropthalmia

Photophobia

Corneal Ulceration

Phrynoderma (follicular hyperkeratosis)

Dry skin, Pruritus

Dry Hair

1. Vitamin A Deficiency Symptoms - American Academy of Ophthalmology [Internet].


2. Anstass G, Thakore J. Vitamin A Deficiency. Medscape; 2014.
3. Alfred Sommer. Vitamin A deficiency and its Consequenses (accessed 29 September 2015).
• Gangguan pada mata akibat
kekurangan vitamin A,
termasuk terjadinya
kelainan anatomi bola mata
Xerophtalmia dan gangguan fungsi sel
retina
• Dapat mengakibatkan
kebutaan
Klasifikasi xeroftalmia
menurut WHO
Conjunctival Xerosis (X1A) With bitot spot (X1B)

Corneal Xerosis (X2A) Corneal Ulceration


Corneal Scar (XS)

Xerophthalmic Fundus (XF)


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Pemeriksaan
Laboratorium Radiologi
Pemeriksaan retinol serum
: < 0,7 mg / L (anak < 12
th)rendah
Evaluasi pertumbuhan
tulang
Pemeriksaan Retinol-
Binding-Protein
(RBP):Lebih mudah, murah
namun tidak akurat

Medscape. 2015. Deficiency vitamin A


Tindakan Promotif Untuk Mencegah
Defisiensi Vitamin A
Peningkatan
konsumsi vitamin
A/provitamin A

Pemberian ASI
eksklusif
Tindakan Preventif Untuk Mencegah
Defisiensi Vitamin A
Mengenal wilayah yang berisiko mengalami xeroftalmia

Deteksi dini
Pemberian vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak secara periodik dan
ibu nifas
Fortifikasi makanan dengan vitamin A

Mengobati penyakit penyebab atau penyerta

↑ status gizi, mengobati gizi buruk

Imunisasi dasar
Suplementasi Vitamin A
Kapsul yang mengandung vitamin A dosis tinggi
Sasaran Suplementasi Vitamin A

Sasaran Dosis Frekuensi


Bayi 6-11 bulan Kapsul biru 1 kali
(100.000 SI)
Anak balita 12-59 Kapsul merah 2 kali
bulan (200.000 SI)
Ibu nifas (0-42 Kapsul merah 2 kali
hari) (200.000 SI)
Suplementasi Kapsul Vitamin A

Situasi
khusus
Ibu nifas
Bayi dan
anak balita
Suplementasi vitamin A pada bayi dan
anak balita
• Bayi 6-11 bulan  Februari atau Agustus
• Balita 12-59 bulan  Februari dan
Waktu Agustus

• Tenaga kesehatan
• Kader terlatih
Tenaga
• Kapsul biru untuk bayi, kapsul merah untuk balita
• Potong ujung kapsul dengan gunting yang bersih
• Pencet kapsul  pastikan anak menelan semua isi
kapsul
Cara • Anak sudah bisa menelan  berikan langsung 1
kapsul

• Sarana fasilitas kesehatan


• Posyandu
• Sekolah taman kanak-kanak, pos
Tempat PAUD
Suplementasi vitamin A pada ibu nifas

Ibu nifas

• ibu yang baru melahirkan sampai 6 minggu setelah kelahiran bayi


(0-42 hari)

Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi


karena:
• Pemberian 1 kapsul vit A merah cukup untuk meningkatkan
kandungan vit A dalam ASI selama 60 hari
• Pemberian 2 kapsul vit A merah diharapkan cukup menambah
kandungan vit A dalam ASI sampai bayi berusia 6 bulan
• Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan
• Mencegah infeksi pada ibu nifas
• Kapsul vit A merah 2 kali
• Pertama  segera setelah saat persalinan
Waktu • Kedua  24 jam setelah kapsul pertama

• Tenaga kesehatan
• Kader terlatih
Tenaga
• Kapsul vit A merah diberikan segera setelah
melahirkan dengan cara meminum langsung 1 kapsul
• Lalu minum 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian
Cara kapsul pertama

• Sarana fasilitas kesehatan


• Posyandu
Tempat
Suplementasi vitamin A pada situasi
khusus
KLB campak dan infeksi Pengobatan
lain xeroftalmia, campak,
dan gizi buruk
• Seluruh balita diberi 1 kapsul • Saat ditemukan  1 kapsul
dengan dosis sesuai umur vit A merah/biru sesuai umur
• Balita yang telah menerima • Hari berikutnya  1 lagi
kapsul vit A < 30 hari saat kapsul vit A merah/biru
KLB, tidak dianjurkan lagi sesuai umur
untuk diberi kapsul • 2 minggu berikutnya  1
kapsul vit A merah/biru
sesuai umur
Manajemen Kegiatan Suplementasi
Vitamin A

Perencanaan
Penyimpanan dan Pencatatan dan
kebutuhan kapsul
pendistribusian pelaporan
vitamin A
Perencanaan Kebutuhan Kapsul Vit. A
I. Kebutuhan kapsul vitA C. Pencatatan dan pelaporan
a. Perhitungan jumlah sasaran 1. Data utama yang harus dicantumkan
b. Perhitungan kebutuhan a. Data jumlah sasaran program
b. Data sasaran yang menerima
II. Mekanisme penyediaan kapsul vit A
suplementasi vit. A
A. Beberapa hal yang perlu
c. Data sisa kapsul vit. A
diperhatikan sebelum kegiatan
2. Perhitungan cakupan suplementasi
distribusi Vit. A
vitamin A

A. Penyimpanan dan pendistribusian


1. Penyimpanan kapsul vit A
2. Distribusi kapsul vit A
I. Kebutuhan Kapsul Vitamin A

Sasaran : Jumlah harus diketahui


secara tepat
Bayi usia 6-11 bulan Untuk mencegah terjadinya
Anak balita kekurangan atau kelebihan
jumlah kapsul yang
Ibu nifas
disediakan.
Perhitungan jumlah sasaran menurut konsep wilayah
kerja :

Puskesmas

• Data sasaran bayi, anak balita dan ibu nifas di tingkat


puskesmas merupakan rekapitulasi data desa/kelurahan
dan disepakati oleh bagian KIA, gizi dan imunisasi.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

• Melakukan penghitungan kelompok sasaran menggunakan data


proyeksi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi
atau kabupaten/kota yang disepakati oleh KIA, gizi dan imunisasi.
Perhitungan Sasaran Dan Kebutuhan

Sebaiknya berdasarkan data tahun lalu, tetapi jika tidak


ada data maka dapat menggunakan CBR.

Perhitungan Sasaran & Kebutuhan Untuk Bayi 6-11 Bulan


contoh
PERHITUNGAN SASARAN DAN KEBUTUHAN UNTUK
BALITA 12-59 BULAN
contoh
PERHITUNGAN KEBUTUHAN UNTUK IBU NIFAS
contoh
II. Mekanisme Penyediaan Kapsul Vitamin A

Hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan distribusi Vit. A:

a. Puskesmas

• Kapsul Vitamin A harus sudah tersedia di puskesmas minimal 1 bulan sebelum


bulan vitamin A.

b. Kabupaten/Kota

• Kapsul Vitamin A harus sudah tersedia di kabupaten/kota 2 bulan sebelum


pelaksanaan bulan Vitamin A

c. Provinsi

• Kapsul Vitamin A harus sudah tersedia di propinsi 4 bulan sebelum pelaksanaan


bulan Vitamin A.
PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN
1. Penyimpanan kapsul Vitamin A

• Cara penyimpanan kapsul vitamin A yang benar adalah :


a) Jauhkan dari sinar matahari langsung
b) Simpan ditempat sejuk, kering dan tidak lembab
c) Vitamin A tidak perlu disimpan dalam lemari es/freezer
d) Tutup rapat botol kemasan.

• Vitamin A dalam botol kemasan yang belum dibuka dapat bertahan 2 tahun.
• Bila kemasan sudah dibuka, kapsul harus digunakan dalam waktu 1 tahun
2. Distribusi Kapsul Vitamin A

Kegiatan distribusi kapsul dilakukan sebagai berikut :

• Bulan Februari dan Agustus yang merupakan bulan Kapsul vitamin A


untuk bayi dan anak balita.
• Khususnya daerah yang terpencil dan kepulauan mekanisme distribusi
yaitu mempersiapkan dan melakukan pengiriman kapsul vitamin A
lebih awal.
C. PENCATATAN DAN PELAPORAN

1. Data Utama yang harus dicantumkan


o Data jumlah sasaran program
o Data jumlah yang menerima kapsul vitamin A
o Cakupan kapsul vitamin A
a. Data jumlah sasaran program, adalah:

• Data tentang jumlah bayi, anak balita dan ibu nifas yang seharusnya
menerima suplementasi vitamin A dengan dosis sesuai umur.

b. Data sasaran yang menerima suplementasi vitamin


A, adalah:

• Data tentang jumlah bayi, anak balita dan ibu nifas yang menerima
kapsul vitamin A baik dari posyandu, fasilitas pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta atau tempat lainnya seperti TK dan PAUD.

c. Data sisa pemakaian Kapsul Vitamin A

• Sisa pemakaian kapsul Vitamin A dari tempat seluruh pelayanan di catat


dalam formulir pencatatan (lampiran 4 dan 5)
2. Perhitungan Cakupan Suplementasi Vitamin A
Cara menghitung cakupan sebagai berikut:
Mekanisme Penyediaan Kapsul Vit.A
Puskesmas Kabupaten/kota Provinsi

• Kapsul vit. A harus •Pengadaan kapsul vit. • Kapsul vitamin A harus


tersedia minimal 1 bulan A diharapkan dapat sudah tersedia di
sebelum pelaksanaan memenuhi kebutuhan provinsi 4 bulan sebelum
bulan vitamin A 100%. Pengadaan pelaksanaan bulan
• Petugas gizi puskesmas kapsul dilakukan oleh vitamin A
mengambul kapsul Tim Pengadaan Dinas • Pengelola program gizi
vitamin A ke Kesehatan membuat rencana
kabupaten/kota Kabupaten/Kota distribusi kapsul vit. A
(menggunakan Dana untuk kabupaten/kota
APBD)
•Kapsul vit. A harus
ada 2 bulan sebelum
pelaksanaan bulan
vitamin A
•Pengelola program
gizi membuat rencana
distribusi kapsul vit. A
untuk puskesmas
Penyimpanan dan Pendistribusian

PENYIMPANAN PENDISTRIBUSIAN
• Jauhkan dari sinar matahari
langsung • Kegiatan distribusi kapsul
dilakukan sebagai berikut:
• Simpan ditempat sejuk, kering dan
tidak lembab • Bulan Februari dan Agustus
• Vitamin A tidak perlu disimpan merupakan bulan kapsul
dalam lemari es/freezer vit. A untuk bayi dan balita.
• Tutup rapat botol kemasan. • Khususnya daerah yang
• Jika belum dibuka dapat bertahan terpencil dan kepulauan
selama 2 tahun mekanisme distribusi
• Jika sudah dibuka, kapsul di mengikuti system
dalamnya harus digunakan paling pelayanan kesehatan yang
tidak dalam jangka waktu 1 tahun ada.
Pencatatan dan Pelaporan

1. Data Utama
Data sisa pemakaian Kapsul
Data sasaran yang Vitamin A
menerima suplementasi •Sisa pemakaian kapsul vitamin A
vitamin A: dari tempat seluruh pelayanan
dicatat dalam formulir pencatatan
Data jumlah sasaran Data tentang jumlah bayi,
program anak balita dan ibu nifas
Data tentang jumlah bayi, Data penerima vitamin A
anak balita dan ibu nifas balita dan bayi di posyandu
yang seharusnya menerima
suplementasi vitamin A Data penerima vitamin A
dengan dosis sesuai umur balita dan bayi di fasilitas
pelayanan kesehatan
Data ibu nifas yang
menerima kapsul vitamin A
2. Perhitungan Cakupan
Sumplementasi Vit. A
Sosialisasi Suplementasi
Vitamin A
Sosialisasi informasi vitamin A dan program
suplementasi vitamin A  dilakukan
sebelum bulan Kapsul (Februari dan Agustus)

Tujuan  meningkatkan cakupan pemberian


kapsul Vitamin A (melibatkan unsur
masyarakat termasuk ibu balita dan ibu nifas)
Tujuan Sosialisasi

Meningkatkan demand
(kebutuhan) terhadap kapsul
vitamin A
Meningkatkan penggerakan
masyarakat (Social Mobilization)
Meningkatkan cakupan suplementasi
Vitamin A
SASARAN SOSIALISASI
Sasaran Langsung :

• ibu yang mempunyai balita usia 6 - 59 bulan


• ibu nifas

Sasaran Tidak Langsung :

• TOGA
• TOMA
• ORMAS
• Pemegang kebijakan (bupati/walikota, camat, kepala
desa/lurah) dan legislatif
• Petugas kesehatan
TEMPAT SOSIALISASI
Pelayanan Kesehatan :

• Posyandu
• puskesmas
• polindes
• poskesdes
• praktek swasta
• balai pengobatan
• sarana kesehatan lain

Organisasi :

• PKK
• Karang Taruna
• Organisasi Wanita
• Organisasi Keagamaan
KEGIATAN SOSIALISASI
• Acara kemasyarakatan yang melibatkan beberapa atau
banyak orang :
– perkumpulan keagamaan (pengajian, kebaktian)
– arisan
– rapat RW/RT
– acara karang taruna (pembuatan spanduk vitamin A)
KAPAN?? SOSIALISASI RUTIN ATAU BERKALA

Penyebaran informasi secara formal dan informal 


seminar, pelatihan, penyuluhan secara rutin atau berkala

Penyebaran stiker, poster, leaflet

Penyebaran informasi dengan cara menyisipkan pada


kegiatan- kegiatan lain

Melibatkan organisasi masyarakat untuk ikut


berpartisipasi
SOSIALISASI PERIODIK
• Sosialisasi 1 bulan menjelang bulan vitamin A (bulan Januari
dan Juli) :
– Pemasangan spanduk/umbul-umbul di beberapa tempat
strategis
– Penyebaran informasi melalui media televisi (tingkat pusat
dan provinsi)
– Penyebaran informasi melalui media radio lokal (provinsi
dan kabupaten/kota).
– Pertemuan dengan aparat pemerintahan pada tingkat
desa  membicarakan persiapan pelaksanaan bulan
vitamin A
– Penyebarluasan informasi di berbagai
kesempatan/acara/kegiatan baik formal dan informal
– Pemberitahuan di tempat-tempat yang mendistribusikan
suplementasi vitamin A  sarana pelayanan kesehatan
(posyandu, pustu, polindes, balai pengobatan), dan sarana
lain (TK, dan Kelompok Bermain)
SOSIALISASI BEBERAPA HARI
MENJELANG BULAN VITAMIN A
• Pemasangan spanduk/umbul-umbul di berbagai tempat
strategis
• Penyebaran informasi melalui media televisi dan radio lokal
• Penyebarluasan informasi di berbagai
kesempatan/acara/kegiatan baik formal dan informal
• Memberdayakan peran serta aktif masyarakat terutama ibu-
ibu untuk saling mengingatkan sesama tetangga
• Penyebarluasan informasi ke wilayah yang sulit terjangkau
posyandu atau media komunikasinya terbatas  memberi
informasi kepada kepala dusun atau TOMA/TOGA setempat
SOSIALISASI 1 HARI
MENJELANG DISTRIBUSI VITAMIN A
• Memberdayakan peran serta aktif masyarakat terutama para
ibu  saling mengingatkan sesama tetangga  datang pada
hari pembagian suplementasi vitamin A
• Pengumuman massal (media komunikasi lokal) yang dapat
menjangkau masyarakat banyak  pengeras suara di masjid,
gereja atau tempat ibadah lainnya, mobil puskesmas keliling,
dan sarana lain
SOSIALISASI HARI-H
PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A

• Memberdayakan peran serta aktif masyarakat terutama ibu-ibu


 saling mengingatkan dan mengajak tetangga  yang
memiliki balita untuk mendapatkan suplementasi vitamin A
• Pengumuman massal (media komunikasi lokal) yang dapat
menjangkau masyarakat banyak  pengeras suara di masjid,
gereja atau tempat ibadah lainnya, mobil puskesmas keliling,
dan sarana lain
MEDIA KOMUNIKASI
Media Cetak

• leaflet, spanduk, booklet, poster, banner, stiker

Media Elektronik

• TV dan radio, dan media lain

Media Komunikasi lain

• seni tradisional dan kegiatan lain


PENANGGUNG JAWAB

Tingkat kabupaten/kota

• pengelola program Promkes dan Gizi

Tingkat puskesmas

• penanggung jawab Promkes dan Gizi


Pihak Yang Berperan Dalam Sosialisasi

• Aparat desa
• Kader
• Tokoh masyarakat
• Tokoh agama
• Guru
• Anak sekolah
Evaluasi
• Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan di
posyandu sampai Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Hasilnya dilaporkan secara
berjenjang dan disertai umpan balik.
• Kegiatan ini dibutuhkan untuk mengatur kegiatan
suplementasi vitamin A agar berjalan sesuai
dengan rencana, sehingga bila ada masalah dapat
ditemukan dan ditangani sejak dini.
Indikator:
1. Input
• Logistik (jumlah dan ketersediaan kapsul vitamin A di setiap
tempat pelayanan dan formulir pencatatan-pelaporan)
• SDM (Petugas kesehatan dan kader)
• Dana operasional
• Sarana dan prasarana
2. Proses
• Jumlah sasaran yang datang dan menerima
• Ketepatan sasaran menerima dosis yang sesuai
• Ketepatan pencatatan
• Ketepatan pelaporan
• Ketepatan jadwal sosialisasi
• Koordinasi dalam pencatatan, pelaporan, dan umpan balik (PWS
KIA-Gizi)
3. Output
• Cakupan suplementasi kapsul Vitamin A sesuai sasaran
pemberian kapsul.
Daftar Pustaka
• http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2012/08/panduan-
suplementasi-vitA.pdf
• http://www.who.int/vmnis/database/vitamina
/x/en/
• http://jn.nutrition.org/content/138/10/1835.l
ong
• http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/133
705/1/WHO_NMH_NHD_EPG_14.4_eng.pdf

Anda mungkin juga menyukai