Vitamin A
Vitamin A
Asparagus Selada
Angka Kebutuhan
Anak <3 Tahun : Anak 4-8 Tahun : Anak 9-14 Tahun :
600 mcg (2.000 900 mcg (3.000 1700 mcg (5.666
IU) Retinol / hari IU) Retinol / hari IU) Retinol / hari
Hasil studi gizi mikro oleh Puslitbang Gizi dan Makanan Departemen
Kesehatan RI tahun 2006 di 10 provinsi :
• Prevalensi Xeroftalmia 0,13%
• Indeks serum retinol <20ug/dl pada balita sebesar 14,6%
• 26.000 balita xeroftalmia dan sekitar 2,9 juta balita dengan kadar
serum retinol <20ug/dl
• Cakupan suplementasi vitamin A terendah adalah 51%, tertinggi
84,7%.
Epidemiologi
• Cakupan Vitamin A Direktorat Bina Gizi
Masyarakat, SEAMEO TROPMED RCCN UI,
UNICEF, Micronutrient Initiative tahun 2007:
Bayi (6-11 bulan) Balita
Kalimantan Barat 55,8% 56,6%
Lampung 82,4% 80,4%
Primer
• Asupan makanan sumber vitamin A rendah
Sekunder
• Gangguan absorbsi, penyimpanan maupun
pengangkutan vitamin A
• Penurunan bioavailabilitas provitamin A karotenoid
• Peningkatan ekskresi vitamin A
Rendahnya pendidikan serta pendapatan dari masyarakat sehingga
kecukupan gizi tidak terpenuhi
Malnutrisi
Pendidikan
Pendapatan
Patofisiologi
Asupan kurang
Malabsorpsi lemak
Gangguan hati
Pruritus Keratomal
Xeroftalmia
acia
DIAGNOSIS
Anamnesis (1)
Rabun senja
Mata buram
Bitot spots
Xeropthalmia
Photophobia
Corneal Ulceration
Dry Hair
Pemberian ASI
eksklusif
Tindakan Preventif Untuk Mencegah
Defisiensi Vitamin A
Mengenal wilayah yang berisiko mengalami xeroftalmia
Deteksi dini
Pemberian vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak secara periodik dan
ibu nifas
Fortifikasi makanan dengan vitamin A
Imunisasi dasar
Suplementasi Vitamin A
Kapsul yang mengandung vitamin A dosis tinggi
Sasaran Suplementasi Vitamin A
Situasi
khusus
Ibu nifas
Bayi dan
anak balita
Suplementasi vitamin A pada bayi dan
anak balita
• Bayi 6-11 bulan Februari atau Agustus
• Balita 12-59 bulan Februari dan
Waktu Agustus
• Tenaga kesehatan
• Kader terlatih
Tenaga
• Kapsul biru untuk bayi, kapsul merah untuk balita
• Potong ujung kapsul dengan gunting yang bersih
• Pencet kapsul pastikan anak menelan semua isi
kapsul
Cara • Anak sudah bisa menelan berikan langsung 1
kapsul
Ibu nifas
• Tenaga kesehatan
• Kader terlatih
Tenaga
• Kapsul vit A merah diberikan segera setelah
melahirkan dengan cara meminum langsung 1 kapsul
• Lalu minum 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian
Cara kapsul pertama
Perencanaan
Penyimpanan dan Pencatatan dan
kebutuhan kapsul
pendistribusian pelaporan
vitamin A
Perencanaan Kebutuhan Kapsul Vit. A
I. Kebutuhan kapsul vitA C. Pencatatan dan pelaporan
a. Perhitungan jumlah sasaran 1. Data utama yang harus dicantumkan
b. Perhitungan kebutuhan a. Data jumlah sasaran program
b. Data sasaran yang menerima
II. Mekanisme penyediaan kapsul vit A
suplementasi vit. A
A. Beberapa hal yang perlu
c. Data sisa kapsul vit. A
diperhatikan sebelum kegiatan
2. Perhitungan cakupan suplementasi
distribusi Vit. A
vitamin A
Puskesmas
a. Puskesmas
b. Kabupaten/Kota
c. Provinsi
• Vitamin A dalam botol kemasan yang belum dibuka dapat bertahan 2 tahun.
• Bila kemasan sudah dibuka, kapsul harus digunakan dalam waktu 1 tahun
2. Distribusi Kapsul Vitamin A
• Data tentang jumlah bayi, anak balita dan ibu nifas yang seharusnya
menerima suplementasi vitamin A dengan dosis sesuai umur.
• Data tentang jumlah bayi, anak balita dan ibu nifas yang menerima
kapsul vitamin A baik dari posyandu, fasilitas pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta atau tempat lainnya seperti TK dan PAUD.
PENYIMPANAN PENDISTRIBUSIAN
• Jauhkan dari sinar matahari
langsung • Kegiatan distribusi kapsul
dilakukan sebagai berikut:
• Simpan ditempat sejuk, kering dan
tidak lembab • Bulan Februari dan Agustus
• Vitamin A tidak perlu disimpan merupakan bulan kapsul
dalam lemari es/freezer vit. A untuk bayi dan balita.
• Tutup rapat botol kemasan. • Khususnya daerah yang
• Jika belum dibuka dapat bertahan terpencil dan kepulauan
selama 2 tahun mekanisme distribusi
• Jika sudah dibuka, kapsul di mengikuti system
dalamnya harus digunakan paling pelayanan kesehatan yang
tidak dalam jangka waktu 1 tahun ada.
Pencatatan dan Pelaporan
1. Data Utama
Data sisa pemakaian Kapsul
Data sasaran yang Vitamin A
menerima suplementasi •Sisa pemakaian kapsul vitamin A
vitamin A: dari tempat seluruh pelayanan
dicatat dalam formulir pencatatan
Data jumlah sasaran Data tentang jumlah bayi,
program anak balita dan ibu nifas
Data tentang jumlah bayi, Data penerima vitamin A
anak balita dan ibu nifas balita dan bayi di posyandu
yang seharusnya menerima
suplementasi vitamin A Data penerima vitamin A
dengan dosis sesuai umur balita dan bayi di fasilitas
pelayanan kesehatan
Data ibu nifas yang
menerima kapsul vitamin A
2. Perhitungan Cakupan
Sumplementasi Vit. A
Sosialisasi Suplementasi
Vitamin A
Sosialisasi informasi vitamin A dan program
suplementasi vitamin A dilakukan
sebelum bulan Kapsul (Februari dan Agustus)
Meningkatkan demand
(kebutuhan) terhadap kapsul
vitamin A
Meningkatkan penggerakan
masyarakat (Social Mobilization)
Meningkatkan cakupan suplementasi
Vitamin A
SASARAN SOSIALISASI
Sasaran Langsung :
• TOGA
• TOMA
• ORMAS
• Pemegang kebijakan (bupati/walikota, camat, kepala
desa/lurah) dan legislatif
• Petugas kesehatan
TEMPAT SOSIALISASI
Pelayanan Kesehatan :
• Posyandu
• puskesmas
• polindes
• poskesdes
• praktek swasta
• balai pengobatan
• sarana kesehatan lain
Organisasi :
• PKK
• Karang Taruna
• Organisasi Wanita
• Organisasi Keagamaan
KEGIATAN SOSIALISASI
• Acara kemasyarakatan yang melibatkan beberapa atau
banyak orang :
– perkumpulan keagamaan (pengajian, kebaktian)
– arisan
– rapat RW/RT
– acara karang taruna (pembuatan spanduk vitamin A)
KAPAN?? SOSIALISASI RUTIN ATAU BERKALA
Media Elektronik
Tingkat kabupaten/kota
Tingkat puskesmas
• Aparat desa
• Kader
• Tokoh masyarakat
• Tokoh agama
• Guru
• Anak sekolah
Evaluasi
• Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan di
posyandu sampai Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Hasilnya dilaporkan secara
berjenjang dan disertai umpan balik.
• Kegiatan ini dibutuhkan untuk mengatur kegiatan
suplementasi vitamin A agar berjalan sesuai
dengan rencana, sehingga bila ada masalah dapat
ditemukan dan ditangani sejak dini.
Indikator:
1. Input
• Logistik (jumlah dan ketersediaan kapsul vitamin A di setiap
tempat pelayanan dan formulir pencatatan-pelaporan)
• SDM (Petugas kesehatan dan kader)
• Dana operasional
• Sarana dan prasarana
2. Proses
• Jumlah sasaran yang datang dan menerima
• Ketepatan sasaran menerima dosis yang sesuai
• Ketepatan pencatatan
• Ketepatan pelaporan
• Ketepatan jadwal sosialisasi
• Koordinasi dalam pencatatan, pelaporan, dan umpan balik (PWS
KIA-Gizi)
3. Output
• Cakupan suplementasi kapsul Vitamin A sesuai sasaran
pemberian kapsul.
Daftar Pustaka
• http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2012/08/panduan-
suplementasi-vitA.pdf
• http://www.who.int/vmnis/database/vitamina
/x/en/
• http://jn.nutrition.org/content/138/10/1835.l
ong
• http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/133
705/1/WHO_NMH_NHD_EPG_14.4_eng.pdf