Anda di halaman 1dari 29

LBM 2

“BADANKU LEMAS”
KELOMPOK 1
“BADANKU LEMAS”
Seorang laki-laki berusia 58 tahun dibawa keluarganya ke UGD
RS setempat dengan keluhan mendadak lemah separuh tubuh bagian kiri
sejak bangun dari tidur (2 jam SMRS). Keluhan disertai nyeri kepala,
mual dan muntah. Ia tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya.
Terdapat riwayat hipertensi tetapi ia pernah control. Riwayat kencing
manis, penyakit jantung disangkal. Ia juga merokok sejak SMP. Pada
pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, bicara pelo, lemah
separuh tubuh bagian kiri. Tekanan darah 160/90 mmHg, nadi
88x/menit, laju pernapasan 20x/menit, temperature 360 C. Pada
pemeriksaan neurologis didapatkan kekuatan otot 2 pada sisi kiri
(ekstremitas atas dan bawah), reflek fisiologis dalam batas normal, reflex
babinski negatif sebelah kiri. Dokter menyarankan untuk dilakukan
pemeriksaan penunjang.
Klarifikasi Istilah
 Bicara Pelo : suatu gejala yang menunjukkan bicara seperi tidak jelas.
 Refleks Babinski : Refleks ini adalah khas (spesifik) bagi suatu lesi
pada traktus piramidalis. Refleks ini tidak dapat ditimbulkan pada orang
sehat kecuali pada bayi yang berumur kurang dari 1 tahun. Pada kaki,
gerak reflektorik patologik berupa dorso-eksternsi ibu jari kaki dan
pengembangan ibu jari-jari kaki lainnya sebagai jawaban atas
penggoresan terhadap bagian lateral dari telapak kaki yang disebut
sebagai Babinski.
 Compos mentis : pasien sadar sepenuhnya/normal terhadap dirinya
maupun dengan lingkunanya.
Identifikasi Masalah
1. Adakah hubungan riwayat hipertensi dengan keluhan yang ada di
scenario ?
2. Apakah ada hubungan lifestyle (perokok) pada skenario dengan
keluhan (hipertensi) ?
3. Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan (lemah tubuh sebelah
kiri, nyeri kepala, mual dan muntah) yang terjadi pada skenario ?
4. Kenapa pada scenario ditemukan reflex babinski positif ?
5. Nervus berapa yang teranggu sehingga menyebabkan bicara pelo ?
6. Interpretasi pemeriksaan yang dilakukan pada skenario
Brain Storming
1. Bagaimana sirkulasi peredaran darah otak
2. Adakah hubungan riwayat hipertensi dengan
keluhan yang ada di skenario ?
 Hipertensi >> ↑ tekanan darah yang mendadak >> (Sistole
>180 mmHg & Diastole >120 mmHg) >> vasospasme
pembuluh darah otak >> ↓ suplai darah ke jaringan otak >>
iskemik >> nekrosis jaringan otak
Apabila hipertensi berkepanjangan
 Kelainan struktur pembuluh darah otak (exp : aneurisma)
>> ruptur >> perdarahan intraserebri >> ↑ intrakranial >>
muncul gejala (nyeri kepala, mual muntah, gangguan penglihatan,
pingsan sampai koma).
 Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko stroke
3. Apakah ada hubungan lifestyle (perokok) pada
skenario dengan keluhan (hipertensi) ?
 Tar : Merusak silia paru >> rentan terkena infeksi
 Benzena : merusak sel tingkat DNA
 Karbon monoksida : menghambat Hb mengikat O2 sehingga
pasokan oksigen ke seluruh tubuh menjadi sedikit
 Nikotin : efek vaskular >> merespon kelenjar supra renal >>
mengeluarkan adrenalin >> vasokontriksi pembuluh darah >>
tahanan pembuluh darah ↑ >> Hipertensi
 Merokok >> ↑ risiko stroke (Aterosklerosis dan
Aneurisma)
4. Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan yang
terjadi pada skenario ?
 Lemah tubuh sebelah kiri
 (↓ suplai darah & kerusakan jaringan) >> ganggun traktus
kortikospinalis
 Lesi yang melibatkan korteks serebri (tumor, infark atau cedera
traumatik) >> kelemahan sisi kolateral
 Nyeri kepala, mual dan muntah
 ↑ tekanan intrakranial
 Penekanan parenkim otak >> penekanan pusat muntah (batang
otak) & pusat kesadaran (korteks serebri)
5. Kenapa pada scenario ditemukan reflex babinski
negatif ?
 Adanya lesi UMN
 Paralisis UMN >> karena terputusnya jaras motorik desendens pada
satu segmen medulla spinalis >> refleks tendon dalam tertekan
(arefeksia) >> otot yang lumpuh menjadi lemas >> refleks babinski
(-)
6. Nervus berapa yang terganggu sehingga
menyebabkan bicara pelo ?
 Nervus XII (Hipoglossus)
 Lesi terletak diperifer >> cepat atrofi otot >> garis tengah menjadi
cekung >> lidah yang lumpuh menjadi tipis dan kriput.
 Kelumpuhan unilateral >> lidah menyimpang kesisi yang lumpuh apabila
lidah dikelurkan.
7. Interpretasi pemeriksaan yang dilakukan pada
skenario
 Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik di Nilai di


Keterangan
skenario skenario
Kesadaran Compos mentis Normal
Terdapat gangguan pada otot
Bicara pelo Positif
otot lidah
Tekanan darah 170/90 mmHg Hipertensi drajat 2
Nadi 88x/menit Normal (60-100x/menit)
Laju pernapasan 20x/menit Normal (12-20x/menit)
Hipotermi ringan (36,5-37,5
Suhu 36
C)
 Pemeriksaan Neurologi

Pemeriksaan
Nilai di
neurologis di Keterangan
skenario
skenario
Reflex fisiologis Positif Normal
Reflex patologis Negative Normalnya tidak ada reflex
(reflex babinski pada dewasa
babinski)
Rangkuman Permasalahan
Learning Issues
1. Diagnosis Banding
2. Diagnosis Kerja
1. Diagnosis Banding
Nama Penyakit Definisi Etiologi Manifestasi Klinis
Stroke Stroke iskemik ialah - Trombosis - Arteri cerebral
stroke yang serebri anterior
disebabkan oleh - Emboli serebri - Arteri serebri
sumbatan pada media
pembuluh darah - Arteri karotis
servikokranial atau interna
hipoperfusi jaringan - Arteri serepri
otak oleh berbagai posterior
faktor terjadi - Sistem
mendadak, dan tidak vertebrobasiler
menghilang dalam
waktu 24 jam atau
lebih.
Stroke perdarahan stroke yang terjadi • Perdarahan • Prdarah serebral
apabila lesi vaskular intraserebral • Perdarahan
intraserebrum primer subarakhnoid
mengalami ruptur • Ruptur kantung
sehingga terjadi aneurisma
perdarahan ke • Ruptur
dalam ruang malformasi arteri
subaraknoid atau dan vena
langsung ke dalam • Trauma
jaringan otak. • Kelainan
perdarahan
• Perdarahan
primer/ sekunder
• Septik embolisme,
myotik aneurisma
• Penyakit inflamasi
pada arteri dan
vena
• Amiloidosis arteri
• Obat vasopressor
Transient ischemic Gangguan sementara • Tromboemboli • Sinkop
attack (TIA) dalam fungsi otak • Lipohialinosis • Bingung
akibat penyumbatan pembuluh darah • Pusing
aliran darah ke otak kecil intrakranial • Sesuai dengan
yang sementara • Emboli daerah arteri
kardiogenik yang terkena

Hemoragic intra Akumulasi patologis • Penurunan


cerebral darah dalam kesadaran
kranium tepatnya di • Sakit kepala
intraparenkimal • Muntah
otak dan dapat • Takikardi
meluas hingga ke • Bradikardi,
intraventrikuler • Demam
• Hiperglikemia
Diagnosa Kerja
“Stroke Hemoragic”
 Siriraj Score

Nilai

Kesadaran :
sadar 0
Delirium, stupor 1
Semikoma dan koma 2

Muntah/sakit kepala dalam dua jam :


tidak 0
ada 1

Aterom/riwayat diabetes :
tidak ada 0
1 atau lebih 1
Pasien pada skenario

SSS = (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x sakit kepala) +


(9,11 x tekanan darah diastol) – (3 x ateroma) – 12
= (2,5 x 0) + (2 x 1) + (2 x 1) + (10% x 90) – (3 x 0) – 12
= 13 – 12
= 1
Jika skornya atau lebih maka kriteria diagnoisis adalahnya
stroke hemoragic
Cara Diagnosa Stroke Hemoragic :
1. Pemerikaan Laboratorium
 Pemeriksaan darah ∙ Darah lengkap ∙ LED
 GDA ∙ Kolesterol ∙ Gula darah
 Elektrolit ∙ Bun Kreatini ∙ Faktor bekuan darah
2. CT Scan
• Jenis Patologi ∙ lokasi lesi ∙ Ukuran Lesi

3. MRI
Terapi Stroke Hemoragic
1. Terapi hemostatik
• Eptacog alfa (recombinant activated factor VII)
• Aminocaproic acid
• Pemberian rFVIIa pada PIS
2. Reversal of anticoagulation
• Pemakaian warfarin >> fresh frozen plasma
• Prothrombic-complex concentrates
• Dosis tunggal intravena rFVIIa 10-90µg/kg pada pasien PIS
• Protamine Sulfat
3. Tindakan bedah pada PIS berdasarkan EBM
• Pasien dengan perdarahan kecil (<10cm3) atau defisit neurologis
minimal.
• Pasien dengan GCS <4.
• Pasien dengan perdarahan serebelar >3cm dengan perburukan klinis
atau kompresi batang otak dan hidrosefalus dari obstruksi ventrikel
• PIS dengan lesi struktural seperti aneurisma malformasi AV atau
angioma cavernosa
• Pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang s/d besar yang
memburuk.
• Pembedahan untuk mengevakuasi hematoma terhadap pasien usia
muda dengan perdarahan lobar yang luas (>50cm3)
Komplikasi Stroke Hemoragic
 ↑ Tekanan Intra Kranial
 Herniasi
 Detorisasi neurologis
 Disabilitas permanen
Prognosis Stroke Hemoragic
 Prognosis bervariasi bergantung pada tingkat keparahan stroke
dan lokasi serta ukuran dari perdarahan.
KIE Stroke Hemoragic
 Mengatur pola makan yang sehat
 Melakukan olah raga yang teratur
 Menghentikan rokok
 Menhindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
 Memelihara berat badan yang layak
 Perhatikan pemakaian kontrasepsi oral bagi yang beresiko tinggi
 Penanganan stres dan beristirahat yang cukup
 Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter dalam hal diet
dan obat
 Pemakaian antiplatelet.
Kesimpulan
 Dari diskusi yang kelompok kami lakukan, kelompok kami mengambil
kesimpulan bahwa pasien di skenario mengalami penyakit dengan
diagnosis suspect stroke hemoragic, karena dilihat dari keluhannya pasien
dan pemerikaan fisik serta pemeriksaan neurologi dan riwayat yang
berkaitan dengan factor resiko pada pasien seperti hipertensi tidak
terkontrol dan riwayat merokok.
Daftar Pustaka
 Corwin.E.J., 2009. Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: EGC.
 Elliott dan Smith, 2010. The Acute Management of Intracerebral Hemorrhage: A Clinical Review. Anesth Analg; 110:1419 –27.
 Guyton dan Hall, 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
 Hartwig M. Penyakit serebrovaskular. Dalam: Price SA,eds. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Volume 2. Edisi 6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2005.h.1105-30.
 Lionel Ginsberg, Neurology : Bab 11 Strokes, Lecture Notes, Eight Edition, 2005, pg 89-97.
 Madiyono B & Suherman SK. Pencegahan Stroke & Serangan Jantung Pada Usia Muda. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2003.hal:3-11.
 Mardjono, Mahar Dan Priguna Sidharta. 2012. Neurologi Klinis Dasar. Dian rakyat. Jakarta
 Mardjono, Mahar Dan Priguna Sidharta. 2012. Neurologi Klinis Dasar. Dian rakyat. Jakarta
 Mark H. Beers, MD, Andrew J. Fletcher, MB, Thomas V. Jones, MD (2003), The Merck Manual of Medical Information. United States of
America : Merck & CO, Inc. ,Second Edition, pg 457-458.
 Morris JH. Sistem saraf. Dalam: Robbins SL, Kumar V,eds. Buku ajar patologi. Volume 2. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran
EGC; 2002. h.474-510.
 Nasissi, Denise. Hemorrhagic Stroke Emedicine. Medscape, 2010. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/793821-
overview. Access on : September 29, 2012.
 PERDOSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia).Guideline Stroke 2007. Edisi Revisi. Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia: Jakarta, 2007.
 Price, S. A., Wilson, L. M., 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Cetakan Pertama. Jakarta: EGC.
 Smith WS, English JD, Johnston SC. Cerebrovascular diseases in harrison’s neurology in clinical medicine. 3 rd edition. New York:
Mcgraw Hill; 2013. P. 261.
Terima Kasih..

Anda mungkin juga menyukai