Anda di halaman 1dari 28

• Kelompok 8

Muhammad Kusairi
Rizky Lobis
Ahmad Ayurpeda
BAB VIII
Nilai-Nilai Pancasila
Dalam STAATSFUNDAMENTALNORM
A) Pendahuluan

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan


suatu asas kerokhanian yang dalam ilmu
kenegaraan populer disebut sebagai dasar
filsafat negara (Philoso- fische Gronslag).

Dalam konteks inilah maka Pancasila


merupakan suatu asas kerokhani- an
negara, sehingga merupakan suatu sumber
nilai, norma dan kaidah baik moral maupun
hukum dalam negara Republik Indonesia
Kedudukan Pancasila yang demikian ini
justru mewujudkan fungsinya yang pokok
sebagai dasar negara Republik indonesia,
yang manifestasinya dijabarkan dalam
suatu pera- turan perundang-undangan.

Pancasila merupakan sumber hukum


dasar negara baik yang tertulis yaitu
Undang-Undang Dasar negara maupun
hukum dasar tidak tertulis atau convensi
Negara Indonesia adalah negara
demokrasi yang berdasarkan atas hukum
B) Kedudukan dan Fungsi Pembukaan UUD 1945

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal Undang-


Undang Dasar 1945, disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agus- tus 1945, dan diundangkan
dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
dalam ilmu hukum mempunyai
ke dudukan di atas pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945.

Konsekuensinya ke duanya memiliki kedudukan hukum yang berlainan, namun keduanya


terjalin dalam suatu hubungan kesatuan yang kausal dan organis Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 terdiri atas empat alinea, dan setiap alinea memiliki spesifikasi jikalau
ditinjau berdasarkan isinya.
Alinea pertama, kedua dan ketiga memuat segolongan pernyataan
yang tidak memi liki hubungan kausal organis dengan pasal-
pasalnya. Bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan yang
menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentuknya negara
Indonesia.

adapun bagian keempat (Alinea IV) memuat dasar- dasar


fundamental negara yaitu: tujuan negara, ketentuan UUD negara,
bentulk negara dan dasar filsafat negara Pancasila.

Oleh karena itu alinea IV ini memiliki hubungan 'kausal organis'


dengan pasal-pasal UUD 1945, sehingga erat hubungannya dengan
isi pasal-pasal UUD 1945
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesia dalam tertib hukum
Indonesia merupakan sumber karena berkedudukan sebagai norma dasar
negara (staatsfundamentalnorm), yang berturut-turut kemudian
verfassungnorm UUD 1945, grundgesetznorm Ketetapan MPR, serta
gesetznorm atau Undang-Undang atau Pancasila yang merupakan esensi dari
staatsfundamentalnorm, pada ha- kikatnya berkedudukan sebagai
staatsfundamentalnorm dalam sistem tertib Hukum Indonesia
• Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya terkandung Pokok-pokok Pikir an,
yang meliputi suasana kebatinan dari UUD Negara Indonesia, serta mewu-
judkan suatu Cita-cita Hukum, yang menguasai hukum dasar tertulis (UUD)
maupun hukum dasar yang tidak tertulis (convenst).

selanjutnya dalam realisasinya kemudian dijabarkan dalam peraturan


peraturan hukum positif di bawahnya, seperti Ke tetapan MPR atau
grundgesetznorm, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan peraturan perundang undangan
yang lainnya atau gesetznorm. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam
kaitannya dengan tertib hu- kum Indonesia memiliki dua aspek yang sangat
fundamental.
Aspek fundamental Yaitu :
pertama memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya
tertib hukum Indonesia, dan kedua, memasukkan diri dalam tertib
rukum Indonesia sebagai tertib hukum tertinggi.
suatu hukum yang adil (rechtiges recht) ialah hukum positif ya
memiliki sifat yang diarahkan oleh cita hukum, untuk mencapai
cita-cita masyarakat.
menurut Stammler, bahwa keadilan adalah mengarahkan hukum positif
ke arah cita hukum. Dengan demikian tegas Stammler.

Staatsfundamentalnorm atau grundnorm yang merupakan suatu cita


hukum menurut Gustaf Radbruch (1878-1949), seorang ahli filsafat
hukum mazhab Baden, memiliki fungsi regulatif dan fungsi konstitutif.
1) regulaif adaah berungsi sebagai tolok uhur yaitu mengyt apakah suatu
hukum positif itu adil atau tidak.
2) konstitutif, yaitu menentukan bahwa tanpa suatu cita hukum, maka
hukum akan kehi-langan maknanya sebagai suatu hukum (Attamimi, 1990:
68).

Sebagai suatu cita-cita hukum Pancasila dapat memenuhi fungsi


konstitutif maupun fungsi regulatif Dengan fungsi konstitutif Pancasila
menentukan dasar suatu tata hukum yang memberi arti dan makna bagi
hukum itu sendiri.
Berdasarkan analisis tersebut, maka Pancasila secara ilmiah sebagui dasar
koherensi bagi peraturan perundang undangan di Indonesia. Hal ini
mengandung arti bahwa secara epistemologis, dalam arti bahwa suatu
peraturan perundang-undangan itu adil atau tidak Dalam filsafat hukum
suatu sumber hukum meliputi dua macam.

1) sumber formal kukum, yaitu sumber hukum ditinjau dari bentuk dan
tata cara penyusunan hukum yang mengikat terhadap komu- nitasnya
2) sumber material hukum, yaitu sumber hukum yang menentukan
materi atau isi suatu norma hukum.
konsekuensi jika kalau terjadi ketidak serasian norma hukum yang satu
dengan lainnya yang secara hierarkis Hal ini atau pertentangan dengan
hirarkis lebih tinggi, apalagi dengan Pancasila sebagai sumbernya, berarti
jika terjadi ketidak sesuaian maka berarti terjadi suatu (uncon
stitutionality) dan ketidak ilegalan (ilegality), dan oleh kurenanya maka
norma hukum yang lebih rendah itu batal demi hokum.
2) Pembukaan UUD 1945 Memenuhi Syarat
Adanya Tertib Hukum indonesia
Dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, termuat unsur-unsurv
yang menurut ilmu hukum disyaratkan bagi adanya suatu tertib hukum
di Indonesia (rechts orde), atau (legal order), yaitu suatu kebulatan dan
keseluruh- peraturan-peraturan hukum. Adapun syarat-syarat tertib
hukum yang dimaksud adalah meliputi empat hal
Adanya kesatuan subjek yaitu penguasa yang mengadalkan peraturan
Hukum. UUD 1945 al IV)

Adanya Kesatuan asa kerokhanian, Yg merupakan suatu dasar dari


keseluruhan peraturan hukum,hal terpenuhi oleh adanya dasar filsafat
negara Pancasila sebagaimana tercantum pada alenia IV Pembukaan UUD
1945.

Adanya kesatuan daerah, di mana peraturan hukum itu berlaku, terpenuhi


oleh kalimat “seluruh tumpah darah Indonesia”

Adanya kesatuan waktu, di mana peraturan hukum itu berlaku, terpenuhi


oleh kalimat “ Maka Tersusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu undang undang dasar negara republic Indonesia”
Hal ini menunjukkan saat mulai berdirinya negara Republik Indonesia yang
diserta dengan tertib hukum, sampai seterusnya selama kelangsungan hidup
Negara RI
3. Pembukaan UUD sebagai Staatsfundamentalnorm
staatsfundamentalnorm mempunyai hakikat dan kedudukan
hukum yang tetap, terlekat pada kelangsungan hidup negara dan
berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi yang secara hukum tidak
dapat dirubah. Karena mengubah pembukaan UUD 1945 identik dengan
pembubaran negara republik Indonesia.
4) Eksistensi Pembukaaan UUD 1945 bagi
Kelangsungan Negara Republik Indonesia

Pembukaan UUD 1945 memiliki hukum hukum yang kuat bahkan


secara yuridis tidak dapat diubah karena terletakj pada kelangsungan
hidup negara. Didasarkan alasan alasan berikut :
• Pembukaan UUD 1945 sebagai staatsfundamentalnorm dari segi
terjadinya ditentukan oleh pembentuk negara yang menentukan dasar
dasar negara, tujuan negara, bentuk negara, kekuasaan negara, dan
filafat negara pancasila.
• Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu tertib hukum tertinggi di
Republik Indonsia dan akhirnya dikandung faktor – faktor mutlak (
syarat – syarat mutlak)bagi adanya suatu tertib hukum di Indonesia.
• Dari segi isi , kedudukan UUD 1945 adalah pengejawantahan
proklamasi kemerdekaan Indonesia yang hanya satu kali terjadi yang
menjadi awal bangsa Indonesia dalam hidup berbangsa yang
merupakan rahmat allah SWT.
C) Pengertian Isi Pembukaan UUD 1945
> alinea pertama : mengandung hak kodrat yakni manusia sebagai individu dan
makhluk sosial yang tertuang dalam kata “bangsa”. Hak kodrat ini bersifat
mutlak daan asasi, yang hak kodrat tersebut sama dengan hak moral.
> Alinea kedua: Negara yang merdeka adalah negara yang bebas dari
kekuasaan negara lain. Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia menjadi
bukti objektif yang selanjutnya menuju pada suatu cita-cita bersama yaitu
suatu masyarakat yang berkedudukan dan berkemakmuran
• “Bersatu”, bangsa sebagai kebulatan kesatuan karena unsur utama adalah
negara.
• “Berdaulat”, Negara yang merdeka dan berdiri atas kemampuannya sendiri.
• “Adil”, Keadilan dalam kehidupan bersama, antara negara terhadap warga
negara dan begitu juga sebaliknya
• “Kemakmuran”, Tercapainya tingkat dan martabat manusia yang lebih tinggi
yang meliputi seluruh kodrat manusia.
> Alinea ketiga
Antara pembukaan dan proklamasi merupakan satu kesatuan.
Pembukaan UUD 1945 adalah rincian dari proklamasi.

Terdapat 2 nilai dalam alenia 3


• Nilai religious, “atas berkat Rahmat Allah … “ secara filosofis bangsa
Indonesia mengakui bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang
Maha Esa
• Nilai moral, “yang didorong oleh keinginan luhur…” Bangsa Indonesia
mengakui nilai-nilai moral dan hak kodrat untuk segala bangsa.
4. Alinea 4
• kelanjutan berdirinya negara RI tgl 17 Agustus 1945, dirinci lebih lanjut tentang
prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah persatuan negara Indonesia
• 4 Prinsip pokok kenegaraan :
a. Tentang tujuan negara
Tujuan Khusus => hubungan politik dalam negri Indonesia
“Melindungi segenap bangsa…” pengertian negara hukum formal
“memajukan kesejahteraan umum… “ pengertian hukum material
b. Tentang ketentuan diadakannya UUD negara
negara besifat konstitusional. Alenia 4 merupakan dasar yuridis bahwa
pembukaan UUD 1945 merupakan sumber bagi adanya batang tubuh UUD
c. Tentang bentuk negara
bentuk negara adalah repuplik yang berkedualatan rakyat dengan pengertian
bahwa negara dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat dan kekuasaan ditangan rakyat.
d. Tentang filsafat negara
Tujuan pembukaan UUD 1945
> Alinea 1
• Untuk mempertanggung jawabkan kemerdekaan berdasarkan atas hak kodrat
yang bersifat mutlak. Dan dari moral bangsa Indonesia itu sendiri
> Alinea 2
• Untuk menetapkan cita-cita bangsa Indonesia yang ingin dicapai dengan
kemerdekaan
> Alinea 3
• Untuk menegaskan bahwa proklamasi merupakan permulaan dan dasar hidup
kebangsaan dan kenegaraan
> Alinea 4
• Untuk melaksanakan segala sesuatu itu dalam perwujudan dasar dasar tertentu
yang tercantum dalam alinea 4.
• Hubungan logis antara alinea dalam pembukaan UUD 1945
Alinea 1
• Penjajahan harus memberikan kemerdekaan kepada Indonesia karena
penjajahan adalah pelanggaran hak kodrat dan hak moral
Alinea 2
• Kemerdekaan dijelmakan dalma suatu negara yaitu negara yang merdeka
bersatu berdaulat adil dan makmur
Alinea 3
• Kemerdekaan terwujud atas karunia Tuhan YME dan ini merupakan kesimpulan
dari pernyataan kemerdekaan
Alinea 4
• Konsekuensi logis atas kemerdekaan yaitu meliputi pembentukan
pemerintahan negara dalam 4 prinsip negara yaitu tujuan negara, bentuk
negara, ketentuan diadakan UUDN dan dasar filsafat negar
• Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
Alinea 1
• Mewujudkan dalam suatu dasar tujuan negara yaitu melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah Darah Indonesia
Alinea 2
• Sarana untuk mencapai tujuan dan cita-cita bangsa
Alinea 3
• Bentuk negara yaitu republic yang berkedaulatan rakyat
Alinea 4
• Kehidupan negara mendasarkan pada dasar moral yakni Ketuhanan YME dan
kemanusiaan yang adil dan beradab
Hubungan antara Pembukaaan UUD 1945 dengan pasal-pasal UUD 1945
• Bagian alinea 1, alinea 2, alinea 3 tidak memunyai hubungan kausal organis
dengan batang tubuh UUD 1945
• Bagian alinea 4 punya hubungan dengan batang tubuh UUD 1945
mencangkup beberapa segi sebagia berikut:
• Negara Indonesia adalah repubik yang berkedaulatan rakyat
• UUD yang ditentukan akan ada
• Yang diatur dalam UU adalah tentang pembentukan pemerintahan negara
yang memenuhi persyaratan dan meliputi segala aspek penyelenggaraan
negara
• Ditetapkan dasar kerohanian negara ( dasar filsafat negara Pancasila)
G. Hubungan antara pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila
a. Hubungan secara formal
1. rumusan Pancasila sebagai dasar negara RI
2. Pancasila sebagai inti pembukaan UUD 1945 yang berkedudukan kuat,
tetap dan tidak dapat diubah.

b. Hubungan secara material


Pancasila sebagai sumber tertib hukum Indonesia meliputi sumber nilai,
sumber materi, sumber bentuk, dan sifat.
H. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan proklamasi

• Disebutkan kembali pernyataan proklamasi pada alinea 3 pembukaan


UUD 1945 yang merupakan satu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan.

• Tindak lanjut proklamasi yaitu ditetapkan dalam pembukaan UUD


1945 bersamaan diteteapkannya UUD.

• Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan yang


lebih rinci.

Anda mungkin juga menyukai