Anda di halaman 1dari 52

PENGELOLAAN ALAT

KESEHATAN

Budi Setiawan, SKM, M.P.H


RSUP Dr. Sardjito
PPI 7.1
1. Pembersihan peralatan dan metode sterilisasi di
pelayanan sterilisasi sentral sesuai dengan tipe
peralatan
2. Metode pembersihan peralatan, desinfeksi dan
sterilisasi dilaksanakan di luar pelayanan sterilisasi
sentral harus sesuai dengan tipe peralatan.
3. Manajemen laundry dan linen yang tepat sesuai dengan
meminimalisasi risiko bagi staf dan pasien
4. Ada proses koordinasi pengawasan yang menjamin
bahwa semua metode pembersihan disinfeksi dan
sterilisasi sama di seluruh rumah sakit
RANTAI PENULARAN PENYAKIT INFEKSI

Agen Penyebab
Infeksi
Bakteri, Jamur, Virus,
Riketsia, Parasit

Pejamu Rentan: Reservoir:


Immunocompromised; Pasca Manusia; Air dan Larutan;
bedah; Luka bakar; Obat; Peralatan
Penyakitkronik;Umur muda;
Lansia

Tempat Masuk: Tempat Keluar:


Lapisan mukosa; Luka; Sal. Ekskreta; Sekreta; Droplet
Cerna; Sal. Kemih; Sal. nafas

Cara Penularan:
Kontak; (langsung, tak
langsung, droplet; melalui
Udara; mel. Benda; Vektor
PENGGOLONGAN ALAT KESEHATAN
NO TINGKAT RISIKO PENGELOLAAN ALAT CONTOH
1 Risiko tinggi (critical) Sterilisasi atau Peralatan bedah,
adalah alat atau rongga menggunakan alat kateter jantung dan
tubuh atau pemyang disposible saluran urin,
digunakan menembus implan, dan alat
kulit buluh darah periksa ultrasonik
yang dimasukkan
ke rongga badan
yang steril
2 Risiko sedang (semi Sterilisasi atau minimal Peralatan terapi
critical) adalah alat yang Desinfeksi Tingkat pernafasan dan
digunakan pada mukosa Tinggi (DTT) anestesi, beberapa
atau kulit yang tidak endoskopi, bilah
utuh laringoskop,
peralatan
manometri
esofagus, kateter
manometri
anorektal, dan
cincin diafragma.
DEFINISI
Dekontamin Proses untuk menghilangkan kotoran, komponen
asi organik dan mikroorganisme patogen dari alat
kesehatan/instrumen sehingga aman untuk
pengelolaan selanjutnya.
Meliputi proses perendaman, pembersihan,
pencucian, desinfeksi dan sterilisasi
Desinfeksi Proses menurunkan jumlah mikroorganisme penyebab
penyakit atau yang berpotensi patogen dengan cara
fisika atau kimiawi. Proses ini biasanya tidak termasuk
menghancurkan spora

Sterilisasi Proses untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme


(bakteri, virus, fungi, parasit) dari benda/ alat kesehatan
termasuk endospora bakteri melalui cara fisika atau
kimia
Desinfektan Bahan kimia yang digunakan untuk mencegah
terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau
menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman
penyakit lainnya pada benda mati
PENGGOLONGAN DESINFEKTAN
HIGH LEVEL Mampu membunuh kuman Glutaraldehid
DESINFECTANT Mycobacterium tuberculosis varian e 2% pH 7,5-
bovis, bakteri, jamur, virus non 8,5, H2O2
lipid, virus kecil, virus lipid dan 6%,
virus ukuran sedang kecuali Formaldehide
sejumlah spora bakteri 8% dalam
dalam
alkohol 70%
INTERMEDIATE Mampu membunuh kuman Alkohol 76%-
LEVEL Mycobacterium tuberculosis varian 90%, Chlorine,
DESINFECTANT bovis yang lebih resisten terhadap zat Formaldehide
desinfektan dibanding kuman-kuman 4-8%
yang lain, bakteri, jamur, virus non
lipid, virus kecil, virus lipid. Desinfeksi
tingkat menengah mampu membunuh
virus hepatitis A, virus hepatitis B, virus
SYARAT DESINFEKTAN
Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi
mikroorganisme pada suhu kamar;
 Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan
organik, pH, temperatur dan kelembaban;
Tidak toksik pada hewan dan manusia;
Tidak bersifat korosif;
Tidak berwarna dan meninggalkan noda;
Tidak berbau/ baunya disenangi;
Bersifat biodegradable/ mudah diurai;
Larutan stabil;
Mudah digunakan dan ekonomis;
Aktivitas berspektrum luas.
SYARAT ANTISEPTIK
 Berspektrum luas
 Efektifitas baik
 Kecepatan aktifitas awal
 Efek residu
 Tidak menyebabkan iritasi
 Tidak menyebabkan alergi
 Efektif sekali pakai
 Dapat diterima secara visual /estetik
No METODE KONSENTRASI AKTIVITAS
I Panas basah 75 – 100 ºc Tingkat tinggi
II CAIRAN

1 Glutaraldehide Variabel Tinggi – menengah


2 H2O2 3–6% Tinggi – menengah
3 Formalaldehide 1–8% Tinggi – rendah
4 Chloronodioksida Variabel Tinggi

5 Asam peracetic Variabel Menengah


6 Senyawa Chlorin 500 – 5000 ppm Menengah

7 Alkohol 70 % Menengah
8 Senyawa phenol 0,5 – 3 % Menengah – rendah

9 Senyawa Yodium 30 – 50 %/ lt Menengah – rendah


10 Senyawa ammonium 0,1 – 0,2 % rendah
kuartener
PEMROSESAN ALAT MEDIS/INSTRUMENT
TAHAP PENGELOLAAN
ALAT KESEHATAN
PASKA PAKAI
PERSIAPAN
Petugas harus menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD) yang sesuai
PRECLEANING DAN
PENCUCIAN
Alat kesehatan paska pakai segera dilakukan
perendaman dengan desinfektan yang sesuai alat
dan jenis kontaminan:
1. Larutan chlorhexidine & cetrimide (hibicet) 3,5%
(35:1000) minimal 2 menit
2. Larutan klorin 0,5% 2-10 menit (tidak untuk
plastik) atau
3. Larutan enzymatic (cidezym) 0,5% (8:1000) 5
menit
4. Bila kontaminan kering rendam dalam Larutan
enzymatic deterjen
5. Bersihkan, bilas dengan air bersih mengalir dan
keringkan
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI

 Alternatif penatalaksanaan alat medis/instrumen


 Perlakuan minimum yang direkomendasikan oleh

CDC (Centers for Disease Control)


 Bila sterilisasi tidak mungkin dilaksanakan
 Membunuh mikroba namun tidak membunuh

spora
 Bukan pengganti sterilisasi
 DAPAT DILAKUKAN DENGAN :
◦ Cara Fisik
 direbus
 penguapan suhu rendah
 pasteurisasi 60 – 80ºC
◦ Pembersihan dan Pemanasan
◦ Disinfeksi Kimia  dengan larutan
Desinfektan
PEREBUSAN
Pasteurisasi = suhu 77-99 º C
Direbus dalam air = 100 º C
Pemijaran = dibakar dengan api

Keuntungan :
Cepat, murah dan mudah dilakukan

Kerugian :
Sulit diukur keberhasilannya
Kondisi alatnya terbuka
Basah : merusak alat dsb
CONTOH DESINFECTAN :

Glutaraldehid (Cidex) ; DTT


Konsentarsi aktif : 2 % pada pH (7.5-8.5)
Mekanisme kerja : alkilasi protein
Metode : direndam selama 20-30 menit;
10 jam bila diharapkan hasilnya steril
Keuntungan :
Bakterisidal veg : 2 menit;
Sporosidal ; 10’menit;
Mycobacterium tuberculose : 20-30
menit.
Tdk korosif; kompatible dg bahan dari
plastik dan karet.
CONTOH DESINFECTAN (1)

Formaldehid (Formalin); DTT


◦ Konsentrasi aktif = 8 % dlm 70 % Alkohol
(HLD); 4-8 % dlm air (ILD); & < 4 % (LLD)
◦ Mekanisme kerja : alkilasi terhadap gugus
amino dan gugus sulhidril pada protein.
◦ Metode : rendam 20 menit (sterililisasi  dg
autoclave khusus)
◦ Keuntungan : bersifat BTFV sidal
◦ Kerugiaannya : terinaktivasi ol materi
organik; meninggalkan bekas pada plastik
atau sintetik lain; Uap  mengiritasi mata;
karsinogenik dan korosif
CONTOH DESINFECTAN (2)

H2O2 (Parasetic Acid) DTT :


◦ Konsentrasi aktif : 6% (oksidator
kuat)
◦ Mekanisme kerja : menyerang
membran lipid MO
◦ Metode : direndam 30 menit
◦ Keuntungan : BTFV & sporosidal.
◦ Kerugian : aktivitas desinfectan
terpengaruh pada pH
Intermediate Level Desinfectan

ALKOHOL
◦ Konsentrasi aktif : 70-90 %
◦ Mekanisme kerja : denaturasi protein
◦ Metode : waktu kontak minimal 5 menit
◦ Keuntungan : bersifat BTFV sidal ; relatif
murah; bekerja cepat tanpa residu.
◦ Kerugian : mudah menguap dan terbakar;
mem-perkeras permukaan plastik; dapat
mengikis lensa; tidak bersifat sporisidal.
CONTOH DESINFECTAN (4)
 Klorin (Na. Hipochlorit)
Mekanisme kerja : denaturasi protein;inaktivasi
asam nukleat
Sifat : BTFV sidal; HIV;AID HBV)
Konsentrasi aktif : 50-1000 ppm (bebas); (0.5 -1%)
(50 ppm) = Bakteri vegetatif maupun HIV
(200 ppm) = sebagian besar virus
(500 ppm) = Hepatitis B
(1000 ppm) = M.Tuberculose
Kontak : (Instrument maks imal; 10 menit
Keuntungan : murah
Kerugian : korosif dan diinaktivasi oleh zat
organik.
PENYIAPAN LARUTAN DESINFECTAN :

 LARUTAN KLORIN :

 Contoh : Buat larutan klorin 0.5 % dari


konsentrasi 5% sebanyak 5 liter
 Langkah = …….? ATAU
PENYIAPAN …. (1)

Jumlah air = (5 % : 0.5 %) – 1 =10-1 = 9 bagian


 Untuk membuat 5 liter larutan klorin 0.5 % sbb=

 Air = ( 9 : 10 )x 5 liter = 4.5 liter


 Larutan klorin 5 % = 5 - 4.5 = 0.5 liter

ATAU: : V1 x N1 = V2 x N2

0.5 (%) x 5 (lt) = 5 (%) x V2 (lt)


2.5 = 5.V2  V2 ( klorin 5%) = (2.5 : 5) = 0,5 liter
Jumlah air yang ditambahkan = ( 5 - 0.5) = 4.5 liter
PENYIAPAN …. (2)

 Bila dari bubuk klorin :


 Misal  membuat larutan klorin 0.5 % dari
bubuk (mis. Ca.Hipoklorit yang dapat melepas
klorin 35%

 Gram /Liter = (0.5% : 35%) x1000 = 14.3


gram/liter
Tambahkan 14.3 g bubuk klorin 35 % dalam 1
liter air bersih
STERILISASI
 Sterilisasi dengan suhu tinggi
 Sterilisasi Uap (Steam Heat)
 Sterilisasi panas kering (Dry
Heat)
 Sterilisasi dengan suhu rendah

 Ethylen oxide
 Plasma sterilization
 Formaldehyde/formaline
STERILISASI
SPESIFIKASI CONTOH METODE
Alat/Instrume Logam , Sterilisasi Uap (Autoclave)
n tahan linen, suhu 134 ᴼC, 7 menit
panas kapas ,
kassa
Karet, Sterilisasi Uap suhu 121 ᴼC,
plastik, 20 menit
kaca,
sarung
tangan
Alat/Instrume Gas ETHYLENE OXIDE
n tidak tahan (ETO/EO)
panas
Sterilisasi dengan cairan kimia
 Parasetic acid
 Glutaraldehid
 Hydrogen peroxide
Sterilisasi dengan radiasi

 Sinar gamma/elektron beam


 Sinar X
 Sinar ultraviolet
STERILISASI UAP

Pemaparan uap jenuh pada


tekanan tertentu selama waktu
dan suhu tertentu pada suatu
objek, sehingga terjadi
pembunuhan MO secara
ireversible akibat dari denaturasi
atau koagulasi protein sel
 Metode sterilisasi paling tua, aman,
efektif, relatif tidak mahal, bersifat non
toksik
 Suhu dan waktu:
 121 ° C (250° F) selama 20 menit
 134 ° C (270° F) selama 7 menit .
 Direkomendasikan untuk peralatan yang
tahan panas dan tahan uap.
 JenisMesin Sterilisasi Uap :
1. Type Gravitasi
Uap dikeluarkan dari chamber sesuai
gravitasi ( dari atas kebawah )

2. Type Prevakum
Udara dikeluarkan dari chamber oleh suatu
pompa vakum.
Type ini lebih cepat karena efikasi dan
kecepatan pengeluaran udara
 Faktor yang mempengaruhi Sterilisasi Uap :
Suhu
Tekanan
Kejenuhan uap
Pemaparan , kontak uap dengan objek
Udara dalam chamber
AUTOCLAVE
STERILISASI PANAS KERING

 Alat : Oven Konveksi panas kering


 Proses sterilisasi terjadi melalui mekanisme
konduksi panas yang diperoleh melalui listrik
dan didistribusikan pada chamber.
 Periode plateu (sterilisasi) dimulai ketika sensor
mencapai suhu proses sterilisasi pada chamber.
 Fase Equibrium s/d saat suhu dalam chamber
sama
 Fase Holding atau sterilisasi
 Pendinginan chamber  mengalirkan udara
dinding dan terfiltrasi
 STERILISASI PANAS KERING
 Keuntungan:
 dapat mensterilkan bahan yang tidak dapat
ditembus steam
 tidak bersifat korosi, mencapai seluruh
permukaan alat
 Dg mekanisme konduksi dpt mencapai
permukaan yang tdk dpt bongkar pasang.
 Kelemahan:
 penetrasi panas lambat - waktu lama
 perlu suhu tinggi
 dapat merusak bahan karet
 Sterilisasi Panas Kering
 Penggunaan untuk:
minyak, serbuk halus, syringe, kaca,
gelas, benda tajam
 Suhu dan waktu:

180° C (340° F) selama 30 menit


170° C (340° F) selama 60 menit
160° C (320° F) selama 120 menit
OVEN
ETHYLENE OXIDE (ETO/EO)

 Untuk sterilisasi alat medis yang sensitif


terhadap panas dan uap.
 ETO tidak berwarna, mudah terbakar
 Suhu antara 37 º C – 55 ºC
 Keuntungan:
Non korosif terhadap plastik, metal ,
karet.
Tidak berbau
Daya penetrasi kuat
EO
ETHYLENE OXIDE (ETO/EO)
Beberapa parameter sterilisasi gas Eto :
1. Konsentrasi gas, secara umum makin
tinggi konsentrasi gas makin cepat .
Konsentrasi : mg/liter ruang chamber
2. Suhu : makin tinggi  reaksi berjalan
semakin cepat. (suhu antara 37 º C – 55
ºC
3. Kelembaban : diperlukan diperlukan
pada saat proses alkilasi serta untuk
meningkat daya penetrasi gas.
4. Waktu proses : tergantung suhu dan
konsentrasi  biasanya sekitar : 2-6 jam.
 Siklus sterilisasi dengan Eto :
1. Fase vakum : pada fase ini, udara sisa
dari chamber disterilkan. Kemudian
steam diinjeksikan selama 20-30 menit
sehingga suhu dan kelembaban 50-70%
tercapai.
2. Fase Injeksi Gas  terjadi kenaikan
tekanan
3. Fase pemaparan  suhu, dan tekanan
harus diperhatikan
4. Fase Aerasi : pada fase ini udara segar
masuk melalui filtrasi dan mendorong
sisa gas Eto keluar.
KEKURANGAN STERILISASI ETO

Membutuhkan aerasi , sehingga proses


menjadi lama Proses sterilisasi ± 6 jam
dan aerasi minimal 3 jam
(bila menggunakan proses yg
konvensional ± 12 jam.
Bersifat : mudah terbakar; potensial
karsinogenik, iritasi saluran pernapasan,

Dalam konsentrasi tinggi dapat


menimbulkan pusing, mual, muntah.

Residu perlu penanganan yang baik .


EO
 STERILISASI DENGAN CAIRAN KIMIA
Bila kondisi steril dibutuhkan ,
tetapi tidak dapat menggunakan
steam , ETO dan plasma .

 Cairan kimia yang dapat


digunakan :
Glutaral dehyde 2 %
Hydrogen peroksida 6 %
Paracetic acid < 1 %
Sterilisasi dengan Cairan KImia
Hal – hal yang harus diperhatikan

Ikuti petunjuk /rekomendasi pabrik ,


lamanya perendaman dan suhu yang
dibutuhkan

Lakukan pembilasan dengan cairan steril


sebelum digunakan kepasien

Alat yang telah disterilkan , harus


langsung digunakan , karena tidak
dilakukan pengemasan .
KEGAGALAN DALAM PROSES STERILISASI

Human error ( faktor manusia )


-
proses pembersihan dan pengeringan yang
kurang sempurna
- pengemasan kurang baik
- isi chamber terlalu padat
- posisi penataan barang tidak sempurna .

Mekanik
- mesin sterilisator ada gangguan
KESALAHAN-KESALAHAN
PENGELOLAAN
ALAT-ALAT MEDIS
Pembersihan tidak adekuat
Konsentrasi larutan disinfektan tidak
tepat
Pemilihan metode sterilisasi yang
kurang tepat
Penyimpanan tidak benar
Penyimpanan basah setelah
sterilisasi
PERUBAHAN PERMUKAAN :
PERUBAHAN PERMUKAAN : (1)
PERUBAHAN PERMUKAAN : (2)
PERUBAHAN PERMUKAAN : (3)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai