Anda di halaman 1dari 18

PROSES INDONESIA MENCAPAI

PENGAKUAN KEDAULATAN
INDONESIA DARI NEGARA NEGARA
TETANGGA KHUSUSNYA BELANDA
Pengakuan de facto

Pengertian pengakuan de facto


- Pengakuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain yang
telah memenuhi unsur-unsur negara, seperti ada pemimpin, rakyat dan
wilayahnya.
Berdasarkan sifatnya, pengakuan de facto bersifat tetap, yakni pengakuan dari
negara lain dapat menimbulkan hubungan bilateral di bidang perdagangan
dan ekonomi untuk tingkat diplomatik belum dapat dilaksanakan.
Dan pengakuan de fakto yang bersifat sementara, yakni pengakuan yang
diberikan oleh negara lain dengan tidak melihat jangka panjang apakah
negara itu eksis atau tidak, apabila ternyata negara tersebut tidak dapat
bertahan maka pengakuan terhadap negara tersebut ditarik kembali.
Pengakuan de jure

- Pengakuan de jure adalah pengakuan terhadap suatu negara secara resmi


berdasarkan hukum dengan segala konsekuensi atau pengakuan secara
internasional
Berdasarkan sifatnya pengakuan de jure dibagi menjadi dua, yakni :
1.Tetap, ini berlaku untuk selama-lamanya sampai waktu yang tidak terbatas
Penuh, ini mempunyai dampak dibukanya hubungan bilateral di tingkat diplomatik
dan Konsul, sehingga masing-masing negara akan menempatkan perwakilannya di
negara tersebut yang biasanya di pimpin oleh seorang duta besar yang berkuasa
penuh.
2. Penuh, ini mempunyai dampak dibukanya hubungan bilateral ditingkat diplomatik
dan kosul,sehingga masing masing Negara akan menempatkan perwakilannya
dinegara tersebut yang biasanya dipimpin oleh duta besar yang berkuasa penuh

Pengakuan ini juga berkaitan dengan pengakuan kedaulatan de jure suatu negara.
Kedaulata de jure suatu negara adalah pengakuan suatu wilayah atau suatu situasi
menurut hukum yang berlaku yang ditandai dengan adanya pengakuan dunia
internasional secara hukum, sudah dicapai ketika para pendahulu kita
memproklamasikan kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945.
Secara Defacto Indonesia diakui mempunyai batas-batas wilayah yang
terbentang dari sabang sampai merauke. Negara butuh di akui kedaulatannya
bila menggunakan batas-batas wilayah sebagai tempat eksistensinya. Secara De
Jure berarti negara itu diakui secara hukum internasional kalau bentuk
negaranya ada dan mempunyai pemerintahan yang bisa menjalan roda
pemerintahan. Ada wilayah yang secara defacto dikuasai oleh suatu kelompok
tapi secara de Jure tidak. biasanya itu bila ada pemberontakan , pemberontak
menguasai wilayah tersebut tapi tidak dapat pengakuan dari dunia
internasional. Dengan pengakuan secara defacto dan de jure maka Negara
Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) adalah negara yang sah yang diakui oleh
dunia Internasioanal yang mempunyai kedaulatan untuk mengatur dirinya
sendiri.
Pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Negara-negara Tetangga

1.Pengakuan Mesir

Haji Agus Salim, AR Baswedan, Nazir Pamoentjak, dan Rasjidi mengemban misi kunjungan balasan ke
Mesir, setelah sebelumnya Konsul Jenderal Mesir di Bombay, Abdul Mun`im bertandang ke Yogyakarta
pada 13-16 Maret 1947.
Kunjungan Mun`im tersebut, menurut AR Baswedan pada buku Abdul Rahman Baswedan: Karya dan
Pengabdiannya, mewakili Mesir dan mengemban pesan Liga Arab berisi dukungan terhadap
kemerdekaan Indonesia. Mun`im menyampaikan pesan tersebut kepada Presiden Soekarno pada 15
Maret 1947.
Setelah kunjungan Mun`im tersebut, keempat delegasi Indonesia lantas bertolak menuju Mesir.
Kedatangan mereka bahkan mendapat atensi besar surat kabar Mesir.
Sehari setelah kedatangan mereka, menurut AR Baswedan, koran terbesar di Kairo “Al Ahrom” memuat
foto delegasi RI. Kehadiran keempatnya mendapat sedikit ganjalan saat jadwal seharusnya melakukan
penandatanganan kesepakatan persahabatan.
Ternyata, pihak Belanda melalui Duta Besar Belanda di Mesir sempat terlebih dahulu menemui PM
Norakshi untuk menyampaikan keberatan mengenai sikap pemerintah Mesir terhadap Indonesia.
Duta Besar Belanda tersebut mengingatkan mengenai kerjasama ekonomi Belanda dan Mesir, juga
mengancam akan menarik dukungannya terhadap Mesir bila tetap mendukung Indonesia.
PM Norakshi tak gentar dengan ancaman tersebut. Ia tetap menerima keempat delegasi RI dan tetap
melangsungkan penandatanganan perjanjian persahabatan sekaligus pengakuan kemerdekaan RI.
2.Respon india

Hubungan Indonesia dan India dari sisi kebudayaan memang telah terjalin lama. Namun,
secara politik kontak pertama tokoh pergerakan kedua negara terjalin pada Kongres
Internasional menentang Kolonialisme di Brussel 1926 dan 1927.
Kala itu, Hatta berjumpa Nehru. Hubungan tersebut terus berlanjut hingga masa revolusi.
India secara masif muncul sebagai sahabat terdepan Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan.Kedua negara, sama-sama berjuang menghadapi imperialisme Belanda dan
Inggris. Dukungan kedua negara bisa terjalin baik karena keduanya memiliki pandangan politik
serupa.Setelah merdeka, Indonesia mengirim bantuan ke India berupa beras sebanyak
500.000 ton. Bantuan tersebut diberikan lantaran India mengalami krisis. India membalas
bantuan tersebut dengan mengadakan Konferensi New Delhi pada 20-25 Januari 1949.
Agus Salim kembali hadir sebagai delegasi Indonesia. Konferensi tersebut dihadiri negara-
negara sahabat, seperti Burma, Iran, Australia, Arab Saudi, Selandia Baru, Tiongkok, Yaman,
Sri Lanka, dan lainnya.Hasil pertemuan tersebut membuahkan risalah untuk diajukan kepada
PBB, berisi 3 pokok rekomendasi, meliputi; 1) melakukan gencatan senjata, 2) Belanda
membebaskan semua tawanan politik RI dan mengembalikan pemerintah RI ke Yogyakarta,
dan 3) mengadakan perundingan di bawah UNCI.
3. Peran Australia

Sekiranya 4.000 buruh kapal melakukan aksi mogok. Mereka menolak bongkar muat kapal-
kapal pengakut persenjataan untuk Belanda.Dukungan kuat publik Australia, terutama
Australian Waterside Workers Union, para pelaut Indonesia, China, India tersebut membuat
kapal-kapal Belanda tak bisa melanjutkan pelayaran. Aksi tersebut tersohor dengan sebutan
“The Black Armada”.Aksi para buruh tersebut terus berlanjut hingga membuat elit di Australia
terpengaruh terhadap perjuangan Indonesia untuk mempertahankan perjuangan.Hasil dari
dukungan tersebut berbuah hasil manis. Pihak Australia lantas memfasilitasi pemulangan
sekitar 1.400 tawanan perang Belanda asal Indonesia.
Pihak Australia juga mendorong Dewan Keamanan PBB mengakui kemerdekaan Indonesia.
Dan terpenting, perjuangan Partai Buruh Australia secara berkesinambungan melakukan aksi-
aksi mendukung kemerdekaan Indonesia. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Australia dalam
mengakui kemerdekaan Indonesia mendapat pujian dari Sutan Sjahrir dalam pidatonya pada
tahun 1945. Sjahrir menyatakan bahwa Austalia adalah “teman”. Kenapa? Karena melihat dari
pengalaman kedua negara pada saat perang Pasifik melawan Jepang. Sutan Sjahrir juga
berjanji jika Indonesia merdeka, maka Indonesia akan membantu kedaulatan Australia.
4. Suriah

Walaupun Indonesia sudah memproklamasikan


kemerdekaannya, agresi militer Belanda masih terus
berlangsung. Suriah, salah satu negara anggota Liga Arab, turut
memperjuangkan persoalan yang dihadapi Indonesia itu untuk
dibahas dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun
1947. Sampai akhirnya, agresi militer Belanda di Indonesia
dihentikan melalui perundingan secara damai. Sejak saat itu,
terjalinlah hubungan bilateral antar keduanya. Akan tetapi,
kegiatan peningkatan hubungan terhenti ketika krisis Suriah
menyeruak pada tahun 2011. Saat ini, hubungan bilateral
antara Indonesia dan Suriah hanya sebatas saling mendukung
dalam forum internasional.
5. Vatican

Vatican merupakan Negara Eropa pertama yang mengakui kemerdekaan Negara


Republik Indonesia sejak awal berdirinya. Perhatian Vatican terhadap Indonesia telah
meningkat sejak Indonesia masih dikuasai oleh jepang. Jepang telah merampas gereja
gereja katholik pertapaan pertapaan ordo,rumah sakit,sekaligus mengambil asset milik
umat katholik Indonesia.
Perhatian Vatican terhadap Indonesia juga dikarenakan perjuangan seorang pribumi
yang merupakan uskup katholik semarang bernama Mgr Albertus Soegijapranata. Jiwa
nasionalisme dan unsur kemanusian soegijiapranata telah melahirkan perjuangan
untuk mendorong pemuda dan pemudi agar terlibat dalam berbagai pertempuran
maupun diplomasi demi tercapainya kemerdekaan Indonesia.
Soegijiapranata juga memberikan laporan kepada hierarki diatasnya terkait kondisi
umat di Indonesia dan perjuangan bangsa dalam mencapai kemerdekaan. Dengan
demikian,lahirlah suatu rasa kedekatan dan persaudaraan antara Vatican dengan
Indonesia. Persamaan lain antara Vatican dan Indonesia adalah falsafah kedua Negara
yang anti antheisme,perdamaian dunia,kerukunan umat beragama dan kesejahteraan
serta keadilan social bagi seluruh umat manusia,satu bulan setelah mesir mengakui
kemerdekaan Indonesia,Vatican juga memberikan pengakuan bagi kemerdekan
Indonesia.Pengakuan ini juga dibuktikan dengan membuka kedutaan secara resmi
pada tanggal 6 Juli 1947 di Jakarta.
6. Lebanon

Setelah Mesir dan Suriah, Lebanon merupakan


negara ketiga yang mengakui kedaulatan Indonesia.
Pada tanggal 29 Juli 1947, pengakuan secara de-
jure diberikan kepada NKRI oleh Lebanon. Dari
situlah, hubungan bilateral antara Indonesia dan
salah satu negara yang terletak di Timur Tengah itu
pun dimulai. Pada awalnya, Duta Besar Republik
Indonesia (RI) untuk Mesir turut diakreditasikan
dalam mengelola hubungan diplomasi dengan
Lebanon. Namun, Kedutaan Besar RI untuk Lebanon
akhirnya didirikan secara resmi di Beirut pada tahun
1996.
7. Yaman

Salah satu negara anggota Liga Arab lainnya yang


mengakui kedaulatan Indonesia adalah Yaman.
Pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia diberikan
pada tanggal 3 Mei 1948. Hingga saat ini, persahabatan
kedua negara telah berlangsung selama 70 tahun.
Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Yaman terus
ditingkatkan, baik dalam bidang politik, ekonomi, hingga
sosial dan budaya.
8. Arab Saudi

Sejak memberikan pengakuan kedaulatan kepada


Indonesia, Arab Saudi terus mempertahankan
hubungannya dengan Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat
dari kunjungan Raja Salman ke Indonesia pada tahun 2017
lalu. Sejatinya, hubungan diplomatik antara Arab Saudi
dan Indonesia secara resmi dimulai pada tanggal 1 Mei
1950. Beberapa hubungan kedua negara ini yang paling
tampak adalah adanya kesempatan kerja bagi Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) di Arab Saudi dan kerja sama di bidang haji.
Pengakuan Kedaulatan Indonesia oleh Belanda

atan Indonesia oleh Belanda


adalah peristiwa di mana Belanda akhirnya mengakui bahwa
kemerdekaan Indonesia adalah tanggal 17 Agustus 1945 sesuai
dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia, bukan tanggal 27
Desember 1949 saat soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan)
ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam.
Pengakuan ini baru dilakukan pada 16 Agustus 2005, sehari sebelum
peringatan 60 tahun proklamasi kemerdekaan Indonesia, oleh Menlu
Belanda Bernard Rudolf Bot dalam pidato resminya di Gedung Deplu.
Pada kesempatan itu, Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menlu Hassan
Wirajuda. Keesokan harinya, Bot juga menghadiri Upacara Kenegaraan
Peringatan Hari Ulang Tahun ke-60 Kemerdekaan RI di Istana
Negara, Jakarta. Langkah Bot ini mendobrak tabu dan merupakan yang
pertama kali dalam sejarah.
Pada 4 September 2008, juga untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang Perdana
Menteri Belanda, Jan Peter Balkenende, menghadiri Peringatan HUT Kemerdekaan RI.
Balkenende menghadiri resepsi diplomatik HUT Kemerdekaan RI ke-63 yang digelar
oleh KBRI Belanda di Wisma Duta, Den Haag. Kehadirannya didampingi oleh para
menteri utama Kabinet Balkenende IV, antara lain Menteri Luar Negeri Maxime Jacques
Marcel Verhagen, Menteri Hukum Ernst Hirsch Ballin, Menteri Pertahanan Eimert van
Middelkoop, dan para pejabat tinggi kementerian luar negeri, parlemen, serta para
mantan Duta Besar Belanda untuk Indonesia.[1]
Selama hampir 60 tahun, Belanda tidak bersedia mengakui kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. Belanda menganggap kemerdekaan Indonesia baru terjadi
pada 27 Desember 1949, yaitu ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan)
ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga ada kekhawatiran
bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui
tindakan politionele acties (agresi militer) pada 1945-1949 adalah ilegal.
Sebelumnya, pada tahun 1995, Ratu Beatrix sempat ingin menghadiri Peringatan Hari
Ulang Tahun RI ke-50. Tapi keinginan ini ditentang PM Wim Kok. Akhirnya Beatrix
terpaksa mampir di Singapura dan baru memasuki Indonesia beberapa hari setelah
peringatan proklamasi
Sejarah Konferensi Meja Bundar

Setelah Indonesia berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dalam konferensi Inter-


Indonesia, kini Indonesia secara keseluruhan telah siap menghadapi Konferensi Meja
Bundar (KMB) yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari tanggal 23 Agustus hingga 2
November 1949. Sementara itu pada bulan Agustus 1949, Presiden Soekarno sebagai
Panglima Tertinggi di satu pihak dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda dipihak lain,
mengumumkan pemberhentian tembak-menembak. Perintah itu berlaku efektif mulai
tanggal 11 Agustus 1949 untuk wilayah Jawa dan 15 Agustus 1949 untuk wilayah
Sumatera.
Sementara pada tanggal 4 Agustus 1949 pemerintah Republik Indonesia menyusun
delegasi untuk menghadiri Konferensi Meja Bundar yang terdiri dari Drs Moh.Hatta
(Ketua), Mr. Moh.Roem, Prof. Dr. Soepomo, dr.J.Leimena, Mr. Ali Sastroamidjoyo, Mr.
Suyono Hadinoto, Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Mr. Abdul Karim Pringgodigdo. Kolonel T.
B. Simatupang dan Mr. Muwardi.
Konferensi Meja Bundar diselenggrakan di Den Haag, Belanda pada tanggal 23 Agustus
sampai dengan tanggal 2 November 1949. Delegasi Indonesia dipimpin Drs. Moh Hatta,
BFO dipimpin oleh Sultan Hamid II dari Pontianak KMB dan delegasi dari Belanda dipimpin
oleh Mr. Van Marseveen. Dari PBB dipimpin oleh Crittchlay.
Hasil Konferensi Meja Bundar

Setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari


konferensi
tersebut. Berikut merupakan hasil KMB:
a. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
b. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30
Desember 1949.
c. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1
tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.
d. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia
Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
e. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan
beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
f. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang
TentaraKerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan
bahwa paraanggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan
TNI.
Pengakuan Kedaulatan

Setelah terbentuknya Negara federal dengan nama Republik Indonesia Serikat, Maka ngara siap menerima
penyerahan kedaulatan dari pemerintah belanda. Pada tanggal 23 desember 1949 \, degelari Indonesia
(RIS) yang diketuai Drs. Moh Hatta berangkat ke Nedherland. Pada tanggal 27 Desember 1949 di
Indonesia dan Negeri Belanda diadakan upacara pengakuan kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada
Pemerintah RIS.
Upacara di Negeri Belanda dilaksanakan serta ditandatangani oleh Ratu Yuliana dari pihak Belanda dan
Drs.MohHatta dari Indonesia. Begitu juga di Indonesia diadakan pengakuan kedaulatan dari Belanda
kepada Indonesia.Pihak Belanda diwakili oleh Mr.Lovink(Wakil Tinggi Pemerintah Belanda) dan dari pihak
Indonesia diwakili oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Dengan pengakuan kedaulatan itu berakhirlah kekuasaan Belanda atas Indonesia dan brdirilah negara
Republik Indonesia Serikat.Sehari setelah pengakuan kedaulatan ,ibu kota negara pindah dari Yogyakarta
ke Jakarta.Kemudian dilangsungkan upacara penurunan bendera Belanda, Merah-Putih-Biru dan
dilanjutkan pengibarab bendera Indonesia, Merah-Putih
Berdasarkan keputusan pada perundingan KMB atau konferensi meja bundar antara Moh. Hatta, Moh.
Roem dengan Van Maarseven di Den Haag Belanda memutuskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah
negara RIS / Republik Indonesia Serikat. Pemerintahan sementara negara dilantik. Soekarno menjadi
Presidennya, dengan Hatta sebagai Perdana Menteri membentuk Kabinet Republik Indonesia Serikat.
Negara republik indonesia serikat memiliki total 16 negara bagian dan 3 daerah kekuasaan ditetapkan
tanggal 27 desember 1949. Tujuan dibentuknya negara RIS tidak lain adalah untuk memecah belah rakyat
Indonesia dan melemahkan pertahanan Indonesia.
Dampak Konferensi meja bundar

Konferensi Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan


bagibangsa Indonesia. Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada
bangsa Indonesia,sehingga dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut
merupakan dampak dari Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia:
a. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
b. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat
dimulai.
c. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
d. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Selain dampak positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu
belum diakuinya Irian Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga
Indonesia masih berusaha untuk memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat
merupakan bagian dari NKRI.

Anda mungkin juga menyukai