Tujuan
1. Melakukan pengkajian
2. Menetapkan diagnosis
Khusus 3. Menyusun rencana tindakan keperawatan
4. Meksanakan tindakan keperawatan
5. Melaksanakan evaluasi keperawatan
BAB
BAB IIII
2.1 Konsep Anak 2.3 Konsep Nutrisi
Batasan Istilah:
Asuhan keperawatan pada klien anak Bronkopneumonia dengan masalah Defisit Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di Ruang Rawat Inap St. Theresia Rumah Sakit Panti Waluya
Malang :
Keluhan Utama Ibu mengatakan nafsu makan anaknya Ibu mengatakan anak tidak nafsu makan
menurun, makan 2 sendok perhari.
Riwayat penyakit sekarang Ibu mengatakan anaknya mengalami demam Ibu mengatakan mula-mula anaknya batuk
naik turun sejak tanggal 6 Februari 2019 pilek dan demam sejak tanggal 15 Februari
disertai batuk, pilek, dan muntah tiap kali 2019 anak dibawa ke bidan namun tidak ada
makan. Ibu mengatakan anaknya dirumah kemajuan. Lalu pada tanggal 18 Februari
diberi obat paracetamol tetapi demam tidak 2019 anak dibawa ke IGD RSPW. Anak
kunjung sembuh. Pada tanggal 13 Februari mengalami penurunan nafsu makan 1 minggu
2019 anak tidak ada kemajuan lalu klien sebelum sakit. Saat dilakukan pengkajian ibu
dibawa ke IGD RSPW. Pada tanggal 16 mengatakan anak lemas, batuk berdahak
Februari 2019 dilakukan pengkajian ibu disertai demam, sesak nafas, dan didapatkan
mengatakan anaknya demam naik turun, hasil pemeriksaan : N: 132x/menit, S:
badannya lemas, nafsu makan menurun, saat 37,2◦C, RR: 32x/menit, SPO2: 98% ,anak
di RS anak hanya makan 2 sendok sehari, terpasang O2 3lpm. Anak mengalami
anak mengalami penurunan berat badan 2 kg penurunan berat badan sebanyak 1,1 kg
selama 3 minggu, dan didapatkan hasil selama 1 minggu.
pemeriksaan : N: 105x/menit, S: 37,5ºC, RR:
23x/menit.
Riwayat Penyakit Dahulu Ibu mengatakan anaknya pernah mengalami Ibu mengatakan anaknya pernah sakit batuk
nefritis dan bronkopneumonia pada usia 3 setalah dibawa ke puskesmas sembuh dan
tahun dan masuk rumah sakit. baru kali ini anak masuk rumah sakit.
Riwayat Imunisasi
Klien 1 Klien 2
Ibu mengatakan anaknya di imunisasi tepat Dari buku KIA ditemukan hasil imunisasi HB
waktu dan lengkap, tetapi ibu tidak dapat pada tanggal 9 Juni 2018, BCG 1x pada
menunjukkan buku KIA riwayat pemberian tanggal 2 Juli 2018 dan polio pada tanggal 9
imunisasi Juni 2018. Ibu mengatakan anak belum di
imunisasi DPT karena anak sakit.
Riwayat Pertumbuhan
Indikator antropometri Klien 1 Klien 2
Berat badan Sebelum sakit: 19 kg Sebelum sakit: 8.1kg
Selama sakit: 17 kg Selama sakit: 7 kg
Selama sakit anak Selama sakit anak
mengalami penurunan mengalami penurunan
BB sebanyak 2 kg. BB sebanyak 1,1 kg
Tinggi badan 105 cm 67 cm
LILA 16 cm 13,6 cm
Lingkar kepala 50 cm 45 cm
Riwayat Perkembangan
Klien 1 Klien 2
Ibu mengatakan usia 4 tahun anaknya sudah bisa Ibu mengatakan usia 7 bulan anak mampu duduk dan
berpakaian sendiri, menyebutkan kegunaan benda, dan merangkak dengan bantuan.
menyebutkan warna.
Pola Nutrisi
Kondisi Klien 1 Klien 2
Frekuensi makanan 1X (Menghabiskan 2 sendok makan/ Saat pengkajian anak belum makan
hari)
Selera Menurun Menurun
Frekuensi minum ±400cc/hari Anak belum minum susu
Jenis minuman Air putih, susu formula Air putih, susu formula
PEMERIKSAAN FISIK
Hidung Inspeksi: Hidung tepat berada ditengah wajah, lubang hidung Inspeksi: Hidung tepat berada ditengah wajah, lubang
simetris kanan dan kiri, tidak ada bekas luka, terdapat secret, tidak hidung simetris, tidak ada bekas luka, tampak
ada polip. pernafasan cuping hidung, terdapat secret, tidak ada
Hidung berfungsi dengan normal dan dapat menerima rangsangan polip.
bau dengan baik. Hidung berfungsi dengan normal.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan. Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
Thorax Inspeksi: Bentuk dada normal chest, irama pernapasan reguler, Inspeksi: Bentuk dada normal chest, irama pernafasan
pengembangan dinding dada saat bernafas simetris, tidak tampak reguler, tidak ada otot bantu pernafasan, frekuensi
adanya otot bantu nafas, persebaran warna kulit merata, tidak ada nafas 32x/ menit, pernafasan dangkal, terdapat
luka maupun bekas luka, frekuensi nafas: 23x/ menit. rekraksi dinding dada.
Palpasi: Dinding dada bergerak seimbang, tidak ada massa, taktil Palpasi: Pergerakan dada simetris, tidak ada massa,
fremitus teraba sama. taktil fremitus tidak terkaji, terdapat retraksi dada.
Auskultasi: Adanya suara nafas tambahan ronchi Auskultasi: Adanya suara nafas tambahan ronchi dan
+ + wheezing
- - + - -
- + + +
+ +
wheezing + +
Perkusi: Sonor dikedua lapang paru. ronchi wheezing
Perkusi: Sonor dikedua lapang paru.
Analisa data
Klien Analisa data Etiologi Masalah
DO: Bronkopneumonia
- Keadaan umum: Lemah
- Ttv : - N: 132x/menit - S: 37,2ºC Akumulasi secret di bronkus meningkat
- RR: 32x/ menit - SPO2: 96%
- Mukosa bibir kering dan pucat Kuman masuk ke saluran pencernaan
- Lidah kotor
- Bising usus 28x/menit Asam lambung meningkat
- Turgor kulit < 2 detik
- Saat dilakukan pengkajian anak tidak diberi makan dan minum karena sesak nafas Mual, muntah, penurunan nafsu makan
- Makanan yang tersedia di RS tetap utuh
- Bb saat ini: 7kg, Intake kurang
LILA : 13,6 , TB: 67 cm,
- Z-score (BB/U) : -1,77 Defisit Nutrisi
- Terdapat suara nafas tambahan
- - -
+ + +
+ +
+ +
Wheezing Ronchi
- Hasil foto thorax:
COR : tak tampak kelainan
Pulmo : Tampak Patchy infiltrate ke dua paru
Diafragma dan sinus costofrenikus baik.
Kesimpulan : Bronchopneumonia
Tanggal Klien Diagnosa keperawatan
Rencana Keperawatan Pada klien 1 dan 2 ditetapkan rencana keperawatan yang sesuai dengan tinjauan pustaka
implementasi Dari 30 intervensi, yang telah dilakukan pada klien 1 terdapat 19 intervensi sedangkan untuk klien 2
terdapat 20 intervensi.
Klien 1 dengan masalah teratasi dengan 7 kriteria hasil, sedangkan klien 2 dengan masalah tertasi sebagian
Evaluasi
dengan memenuhi 5 kriteria dari 7 kriteria hasil.
PEMBAHASAN
Hasil pengkajian pada klien 1 dan 2 mengalami bronkopnemonia terbukti dari hasil kesimpulan foto
thorax yang menunjukkan Bronchopneumonia, serta tanda dan gejala yang menyertai anak
Pengkajian
mengalami batuk, demam naik turun, terdapat suara nafas tambahan ronchi dan wheezing pada
lobus kanan dan kiri paru, pilek, sesak nafas, mual muntah, penurunan nafsu makan, mukosa bibir
kering dan pucat, terdapat penurunan berat badan saat sakit. Hal tersebut menyebabkan anak
mengalami masalah Defisit Nutrisi.
Klien1 dan 2 ditetapkan diagnosa keperawatan yang sama yaitu defisit nutrisi dengan etiologi yang sama yaitu
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan namun dengan proses yang berbeda. Pada klien 1
ketidakmampuan mencerna makanan disebabkan karena rangsangan mual muntah karena adanya kandungan
makanan ciki yang dapat merangsang batuk produktif yang dapat menyebabkan produksi sekret meningkat
Diagnosa sehingga dapat mengakibatkan bau mulut tidak sedap anak mengalami anoreksia, mual muntah, serta penurunan
nafsu makan.
Sedangkan pada klien 2 ketidakmampuan mencerna makanan karena rangsangan mual muntah yang diawali oleh
akumulasi asap rokok pada saluran napas yang menyebabkan peradangan pada saluran napas. Respon dari
peradangan akan menghasilkan sekret yang berlebihan sehingga dapat mengakibatkan bau mulut tidak sedap,
dapat mengakibatkan anoreksia, mual muntah, serta penurunan nafsu makan. Akibatnya, pada kedua klien
tersebut intake inadekuat dan menimbulkan masalah Defisit Nutrisi
pada klien 1 dan 2 telah ditetapkan rencana tindakan keperawatan yang bersifat mandiri maupun
kolaboratif. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan mengacu pada kondisi klien saat ini. Klien
Intervensi yang mengalami defisit nutrisi mengakibatkan kelemahan fisik sehingga menghambat aktifitas klien.
Dari 30 intervensi menurut teori, klien 1 ditetapkan 19 intervensi sedangkan klien 2 ditetapkan 20
intervensi. Pada kedua klien ada perbedaan intervensi yaitu pada klien 2 kolaborasi pemberian O2
tambahan 3lpm dikarenakan anak mengalami sesak nafas.
Implementasi merupakan fase perawat melaksanakan intervensi keperawatan yang telah disusun sebelumnya.
Peneliti memberikan implementasi sesuai dengan intervensi yang sudah direncakan. Berdasarkan data diatas
Implementasi baik klien 1 dan 2 dilakukan implementasi keperawatan sesuai dengan keadaan kedua klien dalam bentuk
tindakan mandiri maupun kolaborasi. Peneliti melakukan implementasi tambahan yang tidak ada pada
intervensi, dengan memberikan terapi bermain pada klien 1 dengan bermain puzzle sedangkan pada klien 2
bermain gemerincing agar mengalihkan perhatian anak saat makan sehingga asupan makan anak dapat
meningkat.
Setelah dilakukan evaluasi selama 3 hari masalah defisit nutrisi pada klien 1 teratasi dengan memenuhi semua
kriteria hasil yang ada karena anak mampu menghabiskan satu porsi makanan yang tersedia di RS, tidak mual
Evaluasi muntal, nafsu makan anak meningkat, dan adanya peningkatan berat badan. Sedangkan pada klien 2 teratasi
sebagian dengan memenuhi 5 kriteria dari 7 kriteria hasil yang sudah ditetapkan karena anak hanya mampu
menghabiskan ¾ porsi makan yang tersedia di RS , tidak mual muntah dan berat badan belum mengalami
peningkatan.
Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Bronkopneumonia dengan masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang
Kesimpulan Dari Kebutuhan Tubuh di RS Panti Waluya Malang. Pada klien 1 masalah teratasi yang sudah memenuhi 6
kriteria sedangkan untuk klien 2 masalah teratasi sebagian dengan 2 kriteria dari 6 kriteria hasil.
TERIMA KASIH