Cairan sendi
Cairan Ekstrasel
(CES)
Cairan
cerebrospinal
Cairan
intraokular
Cairan
intraperikardium
Komposisi cairan intrasel (CIS) dan cairan ekstrasel (CES)
Natrium 20 135-145
Klorida 3 98-110
Bikarbonat 10 20-25
Fosfat 110-115 5
Protein 75 10
Kebutuhan Air dan Elektrolit setiap
hari
Dewasa:
• Air
• Na+ : 2 mEq/kg
• K+ : 2 mEq/kg
Faktor-faktor modifikasi kebutuhan
cairan
Kebutuhan ekstra /
Kebutuhan menurun
meningkat
• Demam ( 12% tiap • Hipotermi ( 12% tiap
kenaikan suhu 1C ) penurunan suhu 1C )
• Hiperventilasi • Kelembaban sangat
• Suhu lingkungan tinggi tinggi
• Aktivitas ekstrim • Oligouri atau anuria
• Setiap kehilangan • Aktivitas menurun /
abnormal ( ex: diare, tidak beraktivitas
poliuri, dll ) • Retensi cairan ( ex: gagal
jantung, gagal ginjal, dll )
Natrium
Kalium
Kation
Kalsium
Magnesium
Klorida
Anion Fosfat
Bikarbonat
Perubahan Cairan Tubuh
Perubahan Perubahan Perubahan
volume konsentrasi komposisi
Defisit volume Asidosis
Hiponatremia
(Dehidrasi) respiratorik
Kelebihan
volume Alkalosis
Hipernatremia
respiratorik
(Overhidrasi)
Asidosis
Hipokalemia
metabolik
Alkalosis
Hiperkalemia
metabolik
ELEKTROLITE IMBALANCE
NATRIUM
Hiponatrium Hipernatrium
<135mEq/L >145 mEq/L
KALIUM
Hipokalium Hiperkalemia
<3.5 mEq/L >5.5 mEq/L
Faktor yang Berpengaruh pada
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Tindakan
Pembedahan
Medis
PRINSIP TERAPI CAIRAN
Cairan yang Dapat Digunakan dalam
Terapi Cairan
• ◘ Cairan Hipotonis : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in
water.
• ◘ Cairan Isotonik : Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer
Laktat (RL), Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5%
• ◘ Cairan Hipertonik : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50
KRISTALOID %
• Koloid Alami
• Koloid alami merupakan fraksi protein plasma 5% dan
albumin manusia ( 5 dan 2,5%).
• Koloid Sintesis yaitu:
KOLOID • Dextran
• Hydroxylethyl Starch (Heta starch)
• Gelatin
TERAPI CAIRAN RESUSITASI
Resusitasi diperlukan apabila pasien kehilangan
cairan yang cukup untuk memicu mekanisme
dekompensasi tubuh, resusitasi bertujuan untuk
mengembalikan volume intravaskular sehingga
dapat mengembalikan perfusi jaringan.
Indikator untuk memulai resusitasi cairan antara lain:
• Tekanan sistolik <90 mmHg dan / atau mean
arterial pressure (MAP) < 60 mmHg
• Pengisian kapiler > 2 detik dan akral dingin
• Perdarahan
Kristaloid :
• NaCl 0,9% : maksimal 15 ml/kg
• Lactate Ringer : dapat sampai 5L
Koloid :
• 6% HES 0,5 dalam NaCl : maksimal 15 ml/kg
• 6% HES 0,5 dalam larutan berimbang : maksimal 33 ml/kg
• HES BM 130.000 dan derajat substitusi 0,4 adalah ideal.
• Koloid pada umumnya: maksimal 20 ml/kg
Resusitasi berhasil bila:
• Central venous pressure : 8-12 mmHg
• Mean arterial pressure : ≥ 65 mmHg
• Urine output : ≥ 0,5 ml/kg/jam
• Central venous (superior vena cava) or mixed venous oxygen saturation: ≥ 70%
• Cardiac Index : ≥ 2,5 L/min/m2
• Normal mental status
Jika syok terjadi :
• Insulin infus diberikan bila kadar gula darah > 200 mg%
• = (Cl serum yang diinginkan [mEq/liter] – Cl serum yang diukur) x 0,45 x BB (kg)
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Ny. N
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 34 tahun
• Berat badan : 50 kg
• Alamat : Dolago
• Pekerjaan : IRT
• Agama : Islam
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien masuk RS dengan keluhan kejang sejak 1 hari sebelum rumah
sakit. Kejang terjadi sebanyak 4 kali dalam sehari. Kejang terjadi di
seluruh badan serta pasien tidak sadar saat serangan kejang terjadi.
Ketika kejang mulut pasien nampak berbusa. Setelah kejang pasien tidak
dapat diajak berkomunikasi (bicara tidak jelas). Selain itu, pasien juga
mengeluh adanya batuk (+) dan demam (+) beberapa hari sebelum
masuk rumah sakit. Pasien juga mengaku telah menjalani operasi sesar
anak keduanya 10 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sebelumnya
• Riwayat kejang (-)
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat asthma (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat operasi sebelumnya (-)
Objective (Pemeriksaan Fisik B1-B6)
B1 (Breath) • nafas via NRM 8 lpm, RR 24x/m, SpO2 98%, Auskultasi : Suara napas
rhonki basah halus (+/+), wheezing (-/-).
B2• (Blood) • Tekanan Darah : 120/80 mmhg, nadi reguler kuat angkat 90 x/m, CRT 2
detik , ictus cordis teraba di SIC 5, S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-).
•
B4 (Bladder)
. • BAK menggunakan kateter, produksi kesan normal, warna kuning jernih,
40cc/jam, masalah pada sistem renal/endokrin (-).
• Keluhan mual (-), muntah (-). Abdomen : inspeksi tampak datar, kesan
B5 (Bowel) normal. Auskultasi peristaltik (+), kesan normal. Palpasi nyeri takan (-),
massa (-). Perkusi tympani (+) pada seluruh lapang abdomen.
Muskuloskeletal
• Kelemahan pada otot hingga paralisis, paralisis
hipokalemik periodic, myopati otot rangka dan
predisposisi rhabdomyolisis.
• kelemahan otot pernapasan,
MANIFESTASI KLINIK
Gastrointestinal
• efek paralitik dari hypokalemia pada otot polos usus
adalah dapat menyebabkan ileus dan gejala yang
diakibatkannya seperti distensi, anoreksia, mual, dan
muntah, kosntipasi.
Urinary
• retensi Na+, Cl-, dan HCO3, poliuri, fosfaturia,
hipositraturia, dan aktivasi ammoniagenesis renal.
Retensi bikarbonat dan asam-basa akibat hypokalemia
dapat berpengaruh pada alkalosis metabolic.
TERAPI
• 40—100 mmol K+ suplemen pada hipokalemia moderat dan berat.
hipokalemia ringan (kalium 3—3,5 mEq/L) KCl oral 20 mmol per hari
Jumlah Kalium pasien dianjurkan banyak makan makanan yang mengandung kalium.
Makanan yang mengandung kalium cukup banyak dan menyediakan 60
mmol kalium.
Kecepatan • Jika kadar serum > 2 mEq/L, kecepatan pemberian kalium 10 mEq/jam
dan maksimal 20 mEq/jam untuk mencegah terjadinya hiperkalemia.
Pada kadar < 2 mEq/L, bisa diberikan kecepatan 40 mEq/jam melalui
pemberian K vena sentral dan monitoring ketat di ICU.
Pemberian • Jangan tambahkan KCl ke dalam botol .Pada koreksi hipokalemia berat
(< 2 mmol/L), sebaiknya gunakan NaCl, bukan dekstrosa. Infus yang
kalium intravena mengandung KCl 0,3% dan NaCl 0,9% menyediakan 40 mmol K+ /L.
• Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-100
Diet Kalium mEq/hari (contoh makanan yang tinggi kalium termasuk kismis, pisang,
aprikot, jeruk, advokat, kacang-kacangan, dan kentang).
Perhitungan Kebutuhan Cairan dan Elektrolite
Berat Badan : 50 kg., Kebutuhan cairan yang diperlukan :
• Wanita, 50 kg kebutuhan cairan 35ml/kgbb/24jam
• 35 x 50kg = 1750 cc/24 jam
Kebutuhan Elektrolite :
Deficit Kalium : (K serum yang diinginkan [mEq/liter] – K serum yang diukur) x 0,25 x
BB (kg) (3.5 – 2.13) x 0.25 x 50 = 17.124 mEq
Na : 2-4 mEq/kgBB/24jam (2-4) x 50kg = 70-140 meq/kgBB/24jam
K : 1-3 mEq/kgBB/24jam (1-3) x 50kg = 35-105 mEq/kgBB/24jam
Terapi yang diberikan
• NaCl 0,9% 500cc/12jam sama dengan 1L/24jam
• NaCl 0,9% memiliki kandungan Natrium 154 mEq/L dan Cl 154 mEq/L sehingga
memenuhi kebutuhan Natrium yang diperlukan dalam 24 jam.
• KCl 50 mEq atau sama dengan 2 flakon
• KCl 1 flakon adalah 25cc mengandung K sebanyak 25mEq sehingga memenuhi
kebutuhan Kalium yang diperlukan dalam 24 jam.
FAST HUG
• (Feed) : Puasa
• A (Analgesia): Paracetamol 1 gram/8jam/iv
• S (Sedation): -
• T (Thromboprophylaxis) : -
• H (Head up Position): Head up 30derajat
• U (Ulcer Prophylaxis): Omeprazole 40mg/24jam
• G (Glycemic control): Target GDS 120-180mg/dl
• Furosemide 20mg/12jam
Selain itu pasien juga mendapatkan terapi untuk batuk dan
sesaknya Combivent/8 jam/ambulator, serta untuk kejangnya
Kutoin 100mg/8jam/iv (dalam NaCl 100cc), Citicoline 250mg/12
jam/iv, MACE/8jam/iv