Anda di halaman 1dari 21

TINJAUAN PUSTAKA

Oleh:
Rizki Adena Putri, S.Ked

Pembimbing:
dr. RASMIJON, Sp.PD, KKV. FINASIM

SMF BAGIAN PENYAKIT DALAM RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU
2019
Dispepsia fungsional adalah sindrom klinis dan di diagnosis
ketika tidak ada penjelasan struktural atau biokimia untuk
simptom pasien yang diidentifikasikan setelah anamnesis

Dellinger et al., 2012


15-30% orang dewasa
30 % dari total
pernah mengalami hal
pelayanan oleh
ini dalam beberapa
dokter umum
hari.

50 % dari
gastroenterologis

2,3
Di Indonesia
Dispepsia Serta menjadi
merupakan penyebab ke lima
penyebab ke enam terbanyak pasien di
terbanyak yang rawat inap di rumah
menjadi penyebab sakit.
pasien datang ke
unit rawat jalan
rumah sakit.

Guntur et al., 2014


Dispepsia Fungsional
• sindrom klinis dan di diagnosis ketika
tidak ada penjelasan struktural atau
biokimia untuk simptom pasien yang
diidentifikasikan setelah anamnesis

Dispepsia
• didefinisikan rasa tidak nyaman atau nyeri
yang berulang/kronik pada abdomen
bagian atas.
Pola 10 Besar Penyakit Terbanyak Pada Pasien Rawat Jalan Di Rumah Sakit Di Indonesia
Tahun 2010.8

N Daftar Tabulasi Dasar (DTD) Jumlah


Kasus Meninggal CFR
o Pasien Keluar
1 Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya 147.410 143.946 291.356 433.354
2 Cedera YDT lainnya YTT dan daerah badan 77.337 49.739 127.076 168.768
multiple
3 Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 48.576 73.500 122.0076 192.414
4 Gangguan refraksi dan akomodasi 42.349 69.164 111.513 143.404
5 Diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi 53.389 51.890 105.279 141.556
tertentu (colitis infeksi)
6 Dispepsia 34.981 53.618 88.599 163.428
7 Penyakit pulpa dan periapikal 39.427 46.994 86.421 163.211
8 Hipertensi esensial (primer) 35.462 45.153 80.615 277.846
9 Konjungtivitis dan gangguan lain konjungtiva 30.250 37.776 68.026 87.513
10 Penyakit telinga dan prosesus mastoid 30.583 30.855 61.438 99.663
Pola 10 Penyakit Terbanyak Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Di Indonesia Tahun
2010.

Kasus Jumlah
No Daftar Tabulasi Dasar (DTD) Pasien Meninggal CFR
Laki-laki Perempuan
Keluar
1 Diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi 37.281 34.281 71.889 1.289 1,79
tertentu (colitis)
2 Demam berdarah dengue 30.232 28.883 59.115 325 0,55
3 Demam tifoid dan paratirofid 19.706 21.375 41.081 274 0,67
4 Penyulit kehamilan dan persalinan lainnya 0 40.636 40.636 276 0,68
5 Dispepsia 9.594 15.122 24.716 166 0,67
6. Cedera YDT lainnya YTT dan daerah badan 14.405 7.328 21.733 605 2,78
multiple
7 Hipertensi Esensial (primer) 8.423 11.451 19.874 955 4,81
8. Cedera intracranial 12.010 7.371 19.381 1.025 5,29
9 Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya 9.737 8.181 17.918 589 3,29
10 Pneumonia 9.340 7.971 17.311 1.315 7,60
Organik Fungsional
Sekresi Asam
Lambung

Gangguan Helicobacter
Relaksasi pylori (Hp)
Fundus

Disfungsi Dismotilitas
autonom. gastrointestinal

Ambang
rangsang
persepsi
Hormonal

Aktivitas
Eosinofilia
mioelektrik
duodenum
lambung

Peran Faktor
Faktor dietik
Psikososial
.

.
sekresi asam lambung memiliki korelasi dengan Dispepsia,

Hal ini yang mendasari pengobatan dengan menggunakan agen


antisecretori
.

Eradikasi Hp -> perbaikan gejala dispepsia fungsional


.

Korelasi bermakna antara hp dengan dispepsia

Pemeriksaan infeksi Hp : Tes urease cepat, Histologi, Kultur, PCR, ELISA


serologi ,Uji napas urea seperti: CO2 Breath Analyzer, Antibodi urin
.

Perlambatan pengosongan lambung, adanya hipomotilitas antrum,


. penurunan akomodasi lambung, disritmia gaster, inkodinasi antroduodenal

Perlambatan pengosongan lambung dan berkorelasi dengan adanya


keluhan mual, muntah, dan rasa penuh di ulu hati.

Gangguan akomodasi lambung waktu makan dimana berhubungan dengan


adanya rasa cepat kenyang, kembung dan penurunan berat badan.
Dispepsia yang Belum di Investigasi

Pemeriksaan
- Pemeriksaan darah - Urea Breath Test
- Endoskopi - USG Abdomen

Dispepsia Fungsional

Dispepsia tipe seperti dismotilitas Dispepsia tipe seperti ulkus


(dismotility like) (ulcer-like)

- Dispepsia organik
- Gastritis sedang hingga berat
- Ulser peptic
- Kanker gastritis
- Gastritis erosive
Dispepsia yang belum diinvertigasi
selama 3 bulan atau lebih
Anamnesi, pemeriksaan fisik, dispepsia organic,
(cnth: Pengobatan)
Tidak
Tanda bahaya Terapi empirik

Ya Rujuk
Tidak Respon setelah 2 Ya
Endoskopi Terapi dilanjutkan
Rujuk minggu

Temuan menjelaskan
simtomp pada pasien
Jika terdapat indikasi : tes darah samar dan
Tidak
parasit. Kimia darah dan/radiologi abdomen

Dispepsia organik Hasil pemeriksaan Tidak Dispepsia Fungsional


menjelaskan simtomp
Dispepsia fungsioanl

Modifikasi diet

Symptom dominan

Nyeri atau rasa terbakar di Rasa penuh setelah makan,


epigastrium cepat kenyang, kembung,
mual, muntah. sendawa
PPI dengan tanpa prokinetik
Sitoprotektor
Prokinetik dengan atau
PPI-down regulation
tanpa PPI

Respon setelah 4- 8 minggu Antidepresan/anxiolytic Respon setelah 4- 8


Terapi herbal minggu

Rujuk ke spesialis

Coba untuk hentikan


atau berikan terapi
yang konsisten
Pemeriksaan H. Pylori positif

Area dengan tingkat resisten Area dengan tingkat resisten


clarithromycin rendah clarithromycin tinggi

PPI-Clarithromycin Bismuth quadruple,


amoxicillin/metronidazolatau bishmuth Atau jika tidak tersedia quadruple non
quadruple bismuth

Bismuth quadruple atau PPI-levofloxacin-


PPI-levofloxacin-amoxicilin
amoxicilin

Konsisten dengan kultur dan tes resisten (antibiotic


susceptibility test
• Dispepsia fungsional yang ditegakkan setelah pemeriksaan
klinis dan penunjang yang akurat, mempunyai prognosis yang
baik.

Anda mungkin juga menyukai