Anda di halaman 1dari 21

Nyeri Punggung Bawah

pada Pekerja
Housekeeping

SKENARIO 6
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke klinik
perusahaan dengan keluhan nyeri pada punggung bawah
yang menjalar sampai ke telapak kaki kiri yang bertambah
berat sejak 1 minggu terakhir. S
Analisis Masalah
(Mind Map)
Diagnosa Klinis

Pajanan
Rumusan Masalah
Hub. Pajanan – Diagnosa

RM Pajanan yang Dialami Seorang laki-laki 35 tahun


datang dengan keluhan nyeri
punggung bawah yang
Faktor Individu menjalar ke telapak kaki kiri
yang bertambah berat sejak 1
Faktor Lain minggu terakhir.

Diagnosa Okupasi
Penatalaksanaan & Preventif
1. Diagnosis Klinis
Anamnesis:

Hasil anamnesis:

S Laki-laki, 35tahun

S Sudah 1 bulan nyeri timbul sejak bekerja, 1 minggu terakhir bertambah berat
hingga tidak dapat bekerja

S Nyeri saat bangun tidur, jalan dan kerja

S Pada saat kerja pernah nyeri hebat sampai harus dirawat 5 hari

S Setelah dirawat, nyeri hilang, tapi masih ada rasa mengganjal di paha dan betis,
rasa baal & kesemutan tetap tidak hilang

S RPD, RPK : tidak diketahui


a) Riwayat kerja:

S Housekeeping hotel

S 7 jam/hari, 6days/weeks  sudah bekerja selama 10 tahun

S Gerakan rutin yang dilakukan: mendorong trolly baju


bersih, ganti sprei, membersihkan kamar & kamar mandi
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Neurologi.
• Pemeriksaan sensoris, gangguan sensoris,  mengetahui dermatom
mana yang terkena, dapat diketahui radiks mana yang terganggu.

• Pemeriksaan motorik  tanda paresis, atropi otot.

• Pemeeriksaan reflex  ada penurunan atau refleks tendon menghilang


Pemeriksaan/tes utk diagnosis
HNP

S Pemeriksaan range of movements (ROM) secara aktif oleh penderita, pasif oleh
pemeriksa memperkirakan derajat nyeri, function laesa, atau untuk memeriksa ada/
tidaknya penyebaran rasa nyeri.

S Straight Leg Raise (Laseque) Test  adanya jebakan nervus ischiadicus. Pasien tidur dalam
posisi supinasi dan pemeriksa memfleksikan panggul secara pasif, dengan lutut dari tungkai
terekstensi maksimal. rasa nyeri pada saat mengangkat kaki dengan lurus (+) 
kompresi dari akar saraf lumbar

S Tanda Kerning  berbaring difleksikan pahanya pada persendian panggung sampai


membuat sudut 90 derajat. Dan/ tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut 
tahanan dan rasa nyeri sebelum tercapai sudut ini = (+) kernig

S Ankle Jerk Reflex  pengetukan pada tendon Achilles. Jika tidak terjadi dorsofleksi pada
kaki, hal ini mengindikasikan adanya jebakan nervus di tingkat kolumna vertebra L5-S1.

S Knee-Jerk Reflex  pengetukan pada tendon lutut. Jika tidak terjadi ekstensi pada lutut,
hal ini mengindikasikan adanya jebakan nervus di tingkat kolumna vertebra L2-L3-L4.
Wd,dd
HNP LBP

• GK/ iskialgia (nyeri radikuler). Nyeri • GK/ Nyeri di daerah lumbosakral


biasanya bersifat tajam, seperti terbakar &sakroiliaka, kadang disertai penjalaran
dan berdenyut menjalar sampai bawah nyeri ke arah tungkai dan kaki
lutut, kesemutan atau rasa baal • berlangsung singkat (beberapa hari hingga
(sensoris), gangguan miksi, defekasi dan beberapa minggu).
disfungsi seksual, dan kelemahan otot • E/ kongenital, keganasan/tumor, trauma,
toksik, gangguan metabolic, inflamasi,
• terjadi gejala > 1 bulan faktor degeneraasi/penuaan, infeksi,
gangguan sirkulasi dan mekanik,
• E/ aliran darah ke diskus berkurang, psikogenik
beban berat, dan ligamentum
longitudinalis posterior menyempit, bila
beban pada diskus bertambah, annulus
fibrosus tidak lagi kuat untuk menahan
nukleus pulposus dari keluar ke kanalis
vertebralis yang akhirnya menekan
radiks
Patofisiologi

S Proses Degenaratif
 Diskus intervertebralis tersusun atas jaringan fibrokartilago  sebagai shock absorber,
menyebarkan gaya pada kolumna vertebralis & memungkinkan gerakan antar vertebra.
Kandungan air diskus berkurang dengan bertambahnya usia (dari 90% pada bayi sampai
menjadi 70% pada orang usia lanjut). Selain itu serabut-serabut menjadi kasar dan
mengalami hialinisasi yang ikut membantu terjadinya perubahan ke arah herniasi nukleus
pulposus melalui anulus dan menekan radiks saraf spinal. Pada umumnya hernia paling
mungkin terjadi pada bagian kolumna vertebralis dimana terjadi peralihan dari segmen
yang lebih mobil ke yang kurang mobil (perbatasan lumbosakral dan servikotolarak).

S Proses Traumatik
 Dimulainya degenerasi diskus mempengaruhi mekanika sendi intervertebral, yang dapat
menyebabkan degenerasi lebih jauh. Selain degenerasi, gerakan repetitive, seperti fleksi,
ekstensi, lateral fleksi, rotasi, dan mengangkat beban dapat memberi tekanan abnormal
pada nukleus. Jika tekanan ini cukup besar sampai bisa melukai annulus, nucleus
pulposus ini berujung pada herniasi. Trauma akut dapat pula menyebabkan herniasi,
seperti mengangkat benda dengan cara yang salah dan jatuh.
2. Pajanan yang dialami

Ergonomi
Ergonomi
3. Hubungan Pajanan dengan
Gejala Klinis

S 1. Kerja yang monoton dan pada posisi yang sama terus menerus.
Misalnya mendorong trolley housekeeping

S 2. Sikap badan waktu kerja yang salah. Misalnya: saat ganti sprei,
bersihin kamar & kamar mandi
4. Pajanan Cukup Besar

S Lama kerja: 10 tahun

S Waktu kerja: 7jam/hari, 6days/weeks

Epidemiologi
 Prevalensi HNP berkisar antara 1 – 2 % dari populasi
 Usia paling sering 30-50 thn
 Insiden HNP di Amerika Serikat sekitar 5% orang dewasa

 Nyeri punggung bawah merupakan 1 dari 10 penyakit terbanyak di Amerika


Serikat

 Pada penderita dewasa tua, nyeri punggung bawah mengganggu aktivitas sehari-
hari pada 40% penderita dan menyebabkan gangguan tidur pada 20% penderita
akan mencari pertolongan medis, dan 25% diataranya perlu rawat inap untuk
evaluasi lebih lanjut
5. Faktor Individu
S Fisik -

S Psikis -

• Jenis Kelamin: pria >


wanita
• Kebiasaan Olahraga 
Overweight
• Trauma – jatuh,dsb
• Kebiasaan Merokok
6. Faktor Lain di luar pekerjaan

S tidak diketahui

S Dapat berupa:

 Merokok  efek dari nikotin  mengurangi aliran darah pada vertebral &
merusak metabolisme diskus  membuat diskus lebih sensitive pada stress fisik
7. Diagnosis Okupasi

S HNP diperberat akibat kerja


Penatalaksanaan

• Farmakologi • Non-Farmakologi
a. Analgetik dan NSAID a. Terapi Fisika Pasif : Kompres
b. muscle relaxant hangat/dingin, Iontophoresis,
c. Opioid Unit TENS, Ultrasound
d. Kortikosteroid oral b. Latihan dan modifikasi gaya
e. Anelgetik ajuvan hidup
f. Suntikan pada titik picu • Terapi operatif
Terapi Operatif
Dilakukan jika:
1. Pasien mengalami HNP grade 3 atau 4
2. Tidak ada perbaikan lebih baik selama 6-12 minggu
3. Terjadinya rekurensi yang sering dari gejala yang dialami pasien
menyebabkan keterbatasan fungsional kepada pasien
4. Terapi yang diberikan kurang terarah dan berjalan dalam waktu
lama
Pilihan Terapi Operatif
a. Distectomy : pengambilan sebagian diskus intervertabralis
b. Percutaneous disectomy : pengambilan sebagian diskus
intervertabralis menggunakan jarum secara aspirasi
c. Laminotomy/laminectomy/foraminotomy/facetectomy :
dekompresi neuronal
d. Spinal fusion dan sacroiliac joint fusion : Penggunaan graft
pada vertebra  stabilitas
Pencegahan HNP

S Olahraga secara teratur untuk mempertahankan kemampuan otot,


seperti berlari dan berenang.

S Kurangi berat badan.

S Hindari mengangkat barang yang berat, edukasi cara mengangkat yang


benar.

S Tidur di tempat yang datar dan keras.

S Hindari olahraga/kegiatan yang dapat menimbulkan trauma


Kesimpulan

S Tempat kerja yang aman dan sehat dapat membantu setiap orang
dapat melanjutkan pekerjaan secara efektif dan efisien. Motivasi
utama dalam melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja
adalah untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit yang
ditimbulkan oleh pekerjaan. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back Pain” akibat
proses degeneratif yang ditemukan di masyarakat. Biasanya
terjadi pada usia 30-50 tahun. Banyak faktor-faktor resiko
terjadinya HNP tersebut, seperti usia, gender, pekerjaan. Namun
untuk menegakkan diagnosis tersebut tidaklah mudah, sehingga
diperlukan 7 langkah diagnosis okupasi.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai