Anda di halaman 1dari 42

PRESENTASI KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID
PRESENTASI KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID
PEMBIMBING :
DR. ERLINA SUTJIADI, SPKJ

OLEH :
GHINA ATHIRAH (17102210034)
Identitas pasien Riwayat Pskiatri

Nama pasien : Ny. NPSDS


Tanggal lahir/Umur : 28 September
1969 / 49 tahun Alloanamnesis
Agama : Islam 07 Februari
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Autoanamnesis 2018 pada
Status pernikahan : Menikah
anak kandung,
Suku bangsa : Sunda
Kewarganegaraan : Indonesia
kakak
07 dan 14 kandung, ibu
Pendidikan : SMA Februari 2018
Alamat : Jl. Kampung Rawa Selatan, kandung dan
Johar Baru, Jakarta - Pusat ibu mertua
Tanggal rawat : 05 Februari 2018 pasien
Diagnosis Sementara : Skizofrenia
paranoid
Keluhan utama
• Pasien datang dengan keluhan marah –
marah yang semakin sering sejak 1 hari SMRS.
Keluhan tambahan
• Pasien mengamuk dengan membanting
barang, memukul anak dan membenturkan
kepala ke tembok.
Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien dibawa keluarga


ke IGD RSPAD pada Keluarga mengatakan sesekali
tanggal 05 Febuari pasien memukul anaknya tanpa Tiga hari SMRS, pasien beberapa
sebab yang jelas dan kali membanting barang dirumah
dengan keluhan pasien membenturkan kepalanya ke serta marah – marah ke anaknya
marah – marah sejak 1 tembok.
hari SMRS
Alloanamnesis dengan keluarga pasien
Sejak 6 bulan SMRS pasien mulai untuk mengikuti sebuah
perkumpulan ruqyah yang bernama “rehab hati”

pasien sempat berkata bahwa dirinya belajar ruqyah agar


dapat mengobati orang lain serta dirinya sendiri. Keluarga
mengatakan pada tahun 2015 pada payudara sebelah kiri
pasien terdapat benjolan dan pasien tidak percaya kepada
medis.

Sejak mengikuti perkumpulan tersebut cara berpakaian pasien juga


mulai berubah dengan menggunakan gamis panjang, jilbab panjang
dan juga menggunakan cadar yang sebelumnya pasien berpakaian
jilbab sedada, masih menggunakan celana dan atasan kemeja atau
blouse

Pasien menjadi jarang untuk berkumpul dengan keluarga


besar. Pasien beranggapan bila tidak ada manfaat lebih
baik tidak perlu pergi daripada hanya berkumpul untuk
mengghibah..
Lima bulan SMRS, pasien sudah mulai hanya
mau didengar perkataannya dan tidak mau
mendengar apa yang dikatakan anak maupun
saudara kandungnya.

Dua minggu sebelum SMRS, pasien mulai sering


marah – marah. Pasien juga mulai sering
berbicara sendiri dan tiba – tiba tertawa lalu
menangis sendiri.

Anak kedua pasien mengatakan bahwa


pasien pernah berkata bahwa dapat
merasakan anak keduanya akan dijahati oleh
teman kantornya sehingga pasien melarang
anaknya untuk berangkat kerja
Pasien juga mulai mengatakan kepada anak –
anaknya bahwa suaminya telah selingkuh dengan
rekan kerjanya yang juga meruapakan mantan
pacarnya.

Pasien juga pernah mengatakan secara tiba – tiba


kepada anaknya bahwa didalam dirinya terdapat jin
besar yang mengendalikan tingkah laku pasien.

Pada tanggal 29 Januari 2018, pasien pergi ke


perkumpulan dari jam 07.00 hingga pukul 17.00.
suami pasien langsung marah dan menendang
kulkas

Pasien mulai berbicara ngaco dan tidak dapat


dipahami oleh anak – anak pasien.
30 Januari 2018, pasien menyuruh anak keduanya untuk berhenti kerja karena
dirinya mengetahui bahwa dikantor anaknya banyak orang jahat

Pasien juga semakin terobsesi dengan kegiatan meruqiyah. Pasien meminta


anak pasien untuk berpengangan tangan dan berdzikir mengikutinya.

Pada hari tersebut pasien juga meminta anak – anaknya berpindah tempat
duduk secara tiba – tiba karena menurut pasien dirinya dapat melihat “sesuatu”
dibelakang anaknya. Saat di tanyakan ke pasien “sesuatu” apa yang di lihat
oleh dirinya pasien tidak dapat menggambarkannya dengan jelas.

Pada siang hari, pasien tidur bersama anak – anaknya namun pasien berkomat
– kamit dengan kalimat yang tidak jelas.

Anak pertama pasien mengatakan bahwa gerakan sholat yang dilakukan


pasien aneh dan berbeda dari biasanya
Autoanamnesis dengan pasien
Pasien menceritakan bahwa awalnya dirinya pergi ke sentiong
pada 6 bulan SMRS untuk belajar ruqyah di rehab hati.
Ditempat tersebut pasien mengatakan dirinya belajar
membaca al-quran dan hanya mendengarkan guru besar
membaca al-quran

Pasien mengatakan, dirinya yang sebelumnya tidak bisa apa


– apa secara cepat dapat mempelajari ruqyah dan
terkadang pasien dapat meruqyah seseorang hingga pasien
yang di ruqyahnya muntah – muntah saking manjurnya
ruqyah yang dilakukan dirinya.

Pasien memiliki keyakinan bahwa suami dan kakak kandung


pertama pasien datang ke dukun dan ingin menjahati
pasien.
Dua minggu SMRS, dirinya diberi jalan oleh
Allah sehingga dapat melihat bahwa suaminya
berzinah dengan mantan pacar suaminya.
Pasien mengatakan bahwa Allah secara
langsung

Pasien mengatakan saat ini dia tidak mau


bertemu dengan suaminya.

Pasien mengatakan dirinya pernah melihat


“suatu” sosok yang tidak dapat digambarkan
secara jelas oleh pasien berasa tepat
dibelakang kedua anak pasien.
Riwayat psikiatris sebelumnya

 Belum ada riwayat psikiatris


sebelumnya

Riwayat gangguan medis


sebelumnya
Pasien memiliki riwayat asma sejak kecil.
Riwayat rokok dan alcohol 

Pasien memiliki benjolan di payudara


sebelumnya 
sebelah kiri, sudah pernah
memeriksakannya pada tahun 2016
 Tidak ada riwayat minum minum namun belum pernah melakukan
alcohol dan tidak ada riwayat pengobatan ke dokter karena
merokok sebelumnya menurutnya obat – obatan hanyalah
racun dan yang dapat
menyembuhkannya hanya lewat
ruqyah saja.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

• Dalam masa kehamilan tidak terdapat keluhan, persalinan secara


normal dan cukup bulan (aterm), pasien dilahirkan dengan bantuan
1.Riwayat Prenatal
dan Perinatal
dokter.

• Pasien diperlakukan seperti anak lain, dirawat oleh kedua orang


tuanya dengan sangat baik dan penuh kasih sayang. Ibu pasien
Riwayat Masa
Kanak Awal (0-3 seorang ibu rumah tangga sehingga dapat merawat anak-aaknya
tahun dan menyusui dari lahir.

• Pasien tidak mengikuti jenjang pendidikan taman kanan-kanan (TK).


Pasien masuk sekolah dasar di SD 02 Petang Kampung Rawa dan
1.Riwayat Masa pernah tidak naik kelas dari kelas 2 ke kelas 3 dan lebih sering berada
Kanak Pertengahan
(3-11 tahun) di rumah karena penyakit asmanya.
• Pasien meneruskan sekolahnya SMP PGRI 25 dan SMEA Taman Siswa Kemayoran
jurusan akuntamsi. Pasien merupakan anak yang rajin dan mudah bergaul di
1.Riwayat Masa
lingkungannya. Meskipun sekolah di jurusan akuntansi, pasien mempunyai cita-cita
Kanak Akhir dan menjadi seorang perawat karena senang merasa senang jika mengurus dan merawat
Remaja (12-18
tahun)
orang.

• Setelah lulus SMEA pasien tidak bekerja


1.Masa Dewasa

• Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga.


i.Riwayat
Pekerjaan
• Pasien menikah pada usia 22 tahun dengan suaminya yang
bernama bapak Endang yang pada saat itu berusia 26 tahun.
Pasien menikah atas dasar suka dengan suka dan dengan restu
orangtua. Pasien memiliki 3 orang putri. Pasien memiki hubungan
yang baik dengan anak-anaknya. Berdasarkan wawancara
dengan pasien dan anak pasien, suami pasien merupakan orang
yang temperamental, suka berbicara kasar,main tangan dan
terkadang membawa golok kedepan pasien dan anak – anak
pasien. Pasien mengatakan lebih sering mengalah dan diam saat
suaminya sedang marah-marah. Pasien mengatakan, selama ini
suaminya hanya berperan dikeluarga sebagai seseorang yang
mencari nafkah, yang mengurus pekerjaan rumah tangga sampai
i.Riwayat Perkawinan dan Kehidupan Seksual pekerjaan laki – laki seperti membetulkan genteng sampai
mengganti ubin dilakukan oleh pasien seorang diri. Saat ini pasien
sangat membenci dan dendam pada suaminya karena “merasa”
suamainya selingkuh dan berzina dengan orang lain.
•Pasien sehari-hari jarang solat lima waktu
i.Riwayat Kehidupan
Beragama

• Pasien mengikuti perkumpulan ruqyah


“Rehab Hati”. Di lingkungan sehari-hari
pasien merupakan orang yang mudah
Riwayat bergaul dan ramah terhadap tetangga.
aktivitas sosial Pasien juga memiliki pribadi yang lembut,
cinta keluarga dan sering menolong..
RIWAYAT KELUARGA- SITUASI
KEHIDUPAN SEKARANG
 Pasien merupakan anak ke 2 dari 7
bersaudara. Ayah pasien merupakan
seorang supir dan ibu pasien
merupakan seorang ibu rumah
tangga. Ayah pasien meninggal pada
tahun 1989. Pasien memiliki hubungan
yang baik dengan ibu dan saudara-
saudaranya.
 Menurut keluarga, pasien menjadi
orang yang sering berdiam diri, jarang
bergaul dan sering marah-marah
karena “merasa” ada yang ingin
mencelakakan dirinya
Persepsi
Persepsi pasien tentang diri dan kehidupan lingkungan
Pasien mengatakan bahwa sebenarnya dirinya merupakan orang yang baik dan ramah terhadap sekitar.
Pasien merasa bingung, takut dan selalu ingin marah-marah karena merasa ada yang ingin mencelakakan
dirinya. Pasien merasa ada “sesuatu” yang menggerakannya saat sedang marah-marah namun pasien tidak
mengetahui pasti siapa yang menggerakkan tubuhnya. Pasien marah dengan keluarga karena menurutnya
keluarga ke dukun untuk mencelakaan dirinya yang mengikuti rehab hati.
Pasien merasa dirinya sehat dan menyangkal bahwa dirinya bukan pasien jiwa seperti pasien lainnya. Pasien
mengatakan dirinya hanya membutuhkan teman untuk mengobrol. Pasien mengatakan dirinya tidak
membutuhkan obat, namun pasien tetap mau meminum obat agar dirinya bisa segera keluar dan segera
bertemu anak – anaknya.

Persepsi keluarga tentang diri pasien


Sebelumnya pasien adalah orang yang lembut, sabar dan sayang pada keluarga. Pasien suka
bersilaturahmi ke rumah saudara dan ibu nya. Semenjak mengikuti “Rehab Hati” pasien berubah
menjadi pribadi yang tertutup dan sering marah. Keluarga meminta agar pasien sembuh dan bisa
kembali seperti dulu. Awalnya keluarga beranggapan bahwa hal terjadi pada pasien bukan
berhubungan dengan gangguan jiwa namun akibat perkumpulan yang diikuti oleh pasien.

Mimpi, fantassi dan nilai – nilai


Pasien ingin cepat pulang karena rindu pada keluarga. Pasien dapat merasakan apabila ada
seseorang yang tidak suka dan ingin mencelakakan dirinya.
Follow Up pasien 07-02-2018
ketika dirinya mengamuk
sebenarnya kekuatannya
untuk mengamuk itu
bukanlah berasal dari
dirinya namun berasal dari
kekuatan lain yang dirinya
juga tidak mengetahui
berasal dari mana

dikamarnya karena
menurutnya dia bisa
merasakan hawa panas

melihat banyak orang –


orang yang sedang disiksa
dan banyak mayat didalam
kamar
Follow Up pasien
Pasien mengatakan
bahwa orang yang
berbaju hitam tersebut
sedang menyebarkan
berita bohong tentang
dirinya agar dokter residen
tersebut membenci dan
mencelakai pasien

Pasien mengatakan dirinya


sehat dan bukan orang
gila seperti pasien lainnya.
Follow Up pasien 14-02-2018
Ketika ditanya apakah pasien
melihat hal – hal aneh, pasien
mengatakan bahwa dirinya hanya
melihat hal – hal biasa yang ada
didepannya seperti melihat
pemeriksa

pasien mengatakan kalua manusia


biasa tidak bisa mendengar suara
dari Allah

Pasien mengatakan bahwa dia kini


tau dia di rawat di paviliun amino
karena dirinya mengalami masalah
kejiwaan. Masalah kejiwaan yang
dipahami pasien berupa perasaan
sedih karena karena itu pasien janji
akan rajin minum obat yang
diberikan oleh dokter agar emosinya
terkontrol dan tidak harus di rawat
kembali di paviliun amino.
Deskripsi umum
• Pasien berjenis kelamin perempuan berpenampilan sesuai dengan usianya yaitu 49
tahun. Tinggi pasien kurang lebih 158 cm, warna kulit putih, berpakaian menggunakan
PENAMPILAN jilbab panjang berwarna hitam, gamis berwarna abu – abu, menggunakan celana
panjang sebagai daleman, kaos kaki berwarna kulit dan sandal jepit. Penampilan pasien
tampak rapih dan terlihat pasien merawat diri sebelumnya.

• Selama wawancara pada hari ketiga perawatan, awalnya


pasien dapat duduk dengan tenang meskipun bila diajak
PERILAKU DAN AKTIVITAS PSIKOMOTOR
berkomunikasi terlalu lama emosi pasien meningkat kembali
sehingga ada hasrat untuk kembali marah – marah

SIKAP TERHADAP • Pasien tampak kooperatif saat diwawancarai dan tidak berkata
PEMERIKSA kasar.

PEMBICARAAN • Pembicaraan dapat dimengerti


MOOD DAN AFEK

MOOD •irritabel
AFEK •Luas
KESERASIAN •Serasi
Gangguan Persepsi

Halusinasi auditorik = bisikan untuk


ibadah

Halusianasi visual = melihat sesuatu


dibelakang anaknya

Halusinasi taktil = merasa adanya hawa


panas berasal dari kamar

Halusinasi olfaktorius = mencium bau


busuk secara tiba - tiba

Ilusi -

Depersonalisasi -

Derealisasi -
PIKIRAN SENSORIUM DAN KOGNISI
Kesadaran neurologi atau
Proses sensorium : Compos mentis,
GCS 15
PIKIR koheren, pikiran dapat dimengerti Orientasi
Waktu : Baik
Waham kebesaran Tempat : Baik
Pasien merasa dapat meruqiyah seseorang Orang : Baik
Waham dikendalikan  delusion of passivity
Pasien merasa bila mengamuk kekuatan yang ada
bukan berasa dari dirinya namun dikendalikan oleh
hal lain yang dirinya juga tidak mengetahui dengan
Daya Ingat
Isi Pikir pasti hal lain itu apa.
Waham kejar
Jangka panjang : Baik
Jangka sedang : Baik
Jangka pendek : Baik
Pasien yakin suami dan kakak kandung pasien
datang ke dukun untuk mencelakaan atau menjahati Jangka segera : Baik
pasien.
Waham rujukan Konsentrasi dan Perhatian
Pasien merasa yakin keluar pasien lainnya sedang
BAIK
menjelek – jelekkan dirinya di depan dokter residen.
Kemampuan membaca
menulis Kemampuan visuospasial
Pikiran abstrak

Baik. Pasien dapat membedakan karakteristik dari buah


melon, rambutan dan durian.

Intelegensia, kemampuan
informasi

mengetahui presiden indonesia sekarang adalah joko


widodo

Pengendalian impuls
Selama wawancara pasien terlihat tenang, kooperatif, dapat
mengendalikan diri.
Daya Nilai dan Tilikan
Daya nilai sosial
Baik, ketika pasien ditanyakan apabila menemukan dompet ditengah jalan apa yang akan
dilakuannya pasien menjawab mengambilnya dan menyerahkannya ke kantor polisi.
Daya uji
Baik, ketika pasien ditanyakan apabila ada kebakaran disuatu gedung yang dirinya berada
apa yang akan dilakukannya pasien menjawab akan kabur keluar gedung.
Tilikan
Derajat °1 pada saat awal perawatan.

Taraf dapat dipercaya

pasien cukup dapat dipercaya


.
Pemeriksaan Fisik

Status Internis
• Adanya benjolan mobile pada payudara sinistra

Status Neurologis
• Tidak ditemukan Kelainan
Ikhtisar Penemuan Hasil Bermakna

Seorang wanita tampak sesuai usia , pasien


Ny. NPSDS 38 thn tampak merawat diri. Pasien kooperatif saat
diajak bicara. Mood irritable, afek luas dan
serasi. Terdapat halusinasi auditori, visual,
taktil dan olfaktorius. terdapat gangguan isi
pikir yaitu waham kebesaran, waham
rujukan, waham kejar dan waham
dikendalikan. Orientasi baik , tilikan derajat
1, dan RTA terganggu.
Anamnesa:
KU: pasien marah – marah, mengamuk,
membenturkan kepalanya sendiri ketembok.
Pasien juga merasa melihat sesuatu dibelakang
anaknya, merasa dapat bisikan dari Rab, merasa
ada hawa panas, merasa mencium bau busuk,
merasa dapat meruqyah, merasa suami dan
kakaknya ke dukun untuk mencelakakan dirinya,
merasa ada yang mengendalikan dirinya
Formulasi diagnostik
Aksis I :
- gangguan jiwa : adanya gangguan persepsi dan pikiran yang bermakna yang menimbulkan
distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam kehidupan sosial pasien.
- GEJALA psikotik >1 bln yakni halusinasi auditori,, Waham kebesaran (RTA terganggu) =
diagnosis Skizofrenia (F20)
- Waham dan halusinasi menonjol = (F20.0)

Aksis II : belum ada diagnosis masih butuh eksplorasi lebih lanjut

Aksis III : Suspect Ca Mamae sinistra


Formulasi diagnostik
Aksis IV:
Masalah kepatuhan minum obat, Persepsi keluarga mengenai penyakit pasien, riwayat
munculnya benjolan pada payudara kiri pasien, perilaku kasar suami kepada pasien dan
keluarganya

Aksis V
GAF 30.
PROGNOSIS

 Ad Vitam : dubia ad bonam


 Ad Sanationam : dubia ad bonam
 Ad Fungsionam : dubia ad bonam
 Hal yang memperberat prognosis
 Kurang dukungan keluarga pasien untuk rutin minum obat
 Ketidakpatuhan pasien minum obat

 Hal yang meringankan prognosis


 Onset masih baru pertama kali dan pada usia dewasa
 Tidak ditemukan ide atau rencana bunuh diri
 Tidak ditemukan riwayat keluarga gangguan jiwa
TATA LAKSANA
 Psikofarmaka
- Inj. Olanzapine 1 x 10 mg / selama 3 hari.
- Lanjutkan dengan
- Abilify discmelt 1 x 15 mg (malam)

 Psikoterapi
 Pasien: pola perilaku yang lebih sehat (perawatan diri, intake makanan dan
minuman, meminum obat secara teratur), banyak ibadah
 Orang terdekat: mengenai penyakit, motivasi untuk mengawas pasieni minum
obat
DISKUSI
ALUR
LANGKAH-
LANGKAH
DIAGNOSIS
SKIZOFRENIA
Diagnosis skizofrenia

Thought echo

Ggn Isi Pikir


Thought insertion or Halusinasi
withdrawal Auditorik
Thought broadcasting

Delusion of control
Delusion of
influence Waham
Delusion
Delusion of passivity Menetap
Lain
Delusional
perception
Aksis II = belum ada diagnosis, masih perlu eksplorasi

Aksis III : pasien memiliki benjolan mobile pada payudara sebelah kirinya

Aksis IV = pandangan keluarga atas penyakit pasien

Aksis V = Pada aksis V didapatkan skala Global Asessment of Functioning (GAF) yang
merupakan skala pengkajian fungsi umum yang berguna untuk menilai tingkat
kemampuan pasien untuk berfungsi secara keseluruhan dalam waktu tertentu sebesar 30.
Dalam rentang skala 30-21 hal tersebut mengindikasikan adanya disabilitas berat dalam
komunikasi dan daya nilai serta tidak mampu berfungsi hampir seuma bidang
prognosis

Quo ad vitam :
Dubia Ad bonam, tidak ditemukan adanya keinginan untuk bunuh diri
ataupun riwayat menyakiti diri sendiri.

Quo ad fungsionam:
Dubia ad bonam, karena pasien masih dapat bekerja

Quo ad sanationam :
Dubia ad bonam. Kecendrungan penyakit pasien untuk berulang adalah
rendah karena keinginan pasien untuk meminum obat cukup tinggi.
terapi
 Olanzapine dan Ablify merupakan Antipsikosis Atipikal / Antipsikosis Golongan 2
yang bermanfaat untuk mengontrol gejala positif dan gejala negatif dengan
efikasi yang lebih baik dan efek samping minimal. Mekanisme kerja obat
golongan ini sebagai Serotonine – Dopamine Receptor Antagonist (SDA) yang
berafinitas terhadap Dopamine D2 Receptors dan Serotonine 5HT2 Receptors
sehingga bermanfaat untuk gejala positif dan negatif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai