Anda di halaman 1dari 45

INTERAKSI SEL DALAM

SISTEM IMUN

Asmarinah
Departemen Biologi FKUI
Sistem Imun:
Semua sel dan molekul sebagai suatu kesatuan
fungsional untuk melawan substansi asing yang
masuk ke dalam tubuh

Respon Imun:
Tanggapan terhadap substansi asing yang masuk
ke dalam tubuh
Mis, Mikroorganisme: bakter, virus, parasit
Molekul besar: protein, polisakarisa
Reaksi Imun (Imunitas):
2 aktifitas yang saling mempengaruhi, yaitu:
a. Pengenalan (recognition), untuk:
-mengenal dan mendeterminasi substansi
asing secara spesifik
-menyeleksi molekul yang bersifat imunogenik
-membedakan komponen sendiri (self) dari
substansi asing (nonself)
b. Tanggapan (respon), untuk:
- Mengerahkan bermacam-macam sel dan
molekul sehingga menghasilkan reaksi yang
sesuai dan tepat untuk melawan dan
menetralkan substansi/organisme yang masuk
Komponen Imunitas Tubuh:
1. Imunitas natural (Innate immunity)
- sudah ada sejak fetus/dilahirkan
- bersifat nonspesifik
- berperan sebagai garis pertahanan pertama thdp
invansi substansi asing
2. Imunitas didapat (Acquired/adaptive immunity)
- bersifat spesifik
- berkembang karena diinduksi oleh intervensi
substansi asing yang masuk (= antigen)
Figure 25-1 Molecular Biology of the Cell (© Garland Science 2008)
Elemen yang mendukung imunitas tubuh

Imunitas natural Imunitas didapat

Resistensi Resistensi tidak Resistensi menjadi


berubah pada lebih baik pada infeksi
interaksi berikutnya berikutnya
Soluble Lisozim, komplemen, Antibodi, sitokin
factors interferon

Cells Epitel permukaan & Limfosit T dan Limfosit


mukosa, fagosit, sel B
NK
Patogen (infectious agents) bila mengintervensi tubuh
mula-mula akan berhadapan dengan elemen sistem
imun natural (innate).

Bila sistem imun natural dapat dirusak, patogen akan


berhadapan dengan sistem imun adaptif  bereaksi
secara spesifik untuk mengeliminasi & menghancurkan
patogen.

Sistem imun adaptif menghasilkan imun memory 


memberi reaksi sejenis yang lebih baik pada infeksi/
intervensi patogen yang sama berikutnya.
Figure 25-5 Molecular Biology of the Cell (© Garland Science 2008)
Elemen/unsur yang terlibat dalam innate immunity

1. Permukaan luar tubuh


- epidermis kulit adalah barier efektif untuk mencegah
penetrasi mikroorganisme.
- mukosa nasofaring, saluran pencernaan, saluran
pernafasan dan genitourinarius dilengkapi barier fisik
(silia) dan kimia (enzim) untuk melawan/ mengham
bat masuknya mikroorganisme.

2. Fagosit
sel yang memfagosit mikroorganisme/partikel yang
melewati epitel  sistem retikuloendotelial 
diproduksi oleh sel-sel primordia (stem cells) dalam
sumsum tulang: sel makrofag dlm jaringan
netrofil & monosit dalam darah
3. Sel NK  leukosit yg dapat mengenali perubahan-
perubahan permukaan sel yg diinfeksi virus  NK
akan berkontak (bind) dan membunuh sel terinfeksi.

4. Soluble factors
- interferon  protein diproduksi sel terinfeksi virus &
limfosit  mengaktifkan sel NK & menginduksi
resistensi sel yang berdekatan dg sel terinfeksi.
- komplemen  protein serum
aktifasi komplemen dpt menyelubungi bakteri shg
menarik (ready) utk difagosit  opsonosasi.
menyebabkan lisis membran sel bakteri 
lytic pathway
Sel-sel yang terlibat dalam sistem imun spesifik.

 berasal dari “stem cells” yang pluripoten di dalam


sumsum tulang (bone marrow), melalui proses
hematopoeisis.
Terbagi dalam 2 jalur diferensiasi:
1. jalur mieloid  memproduksi fagosit dan sel-sel lain
2. jalur limfoid  memproduksi limfosit

Jalur mieloid  fagosit dibedakan menjadi 2 jenis :


- monosit  fagosit yang dapat meninggalkan sistem
vaskuler & berubah menjadi fagosit
jaringan  makrofag
- polimorfonukleus  neutrofil, basofil & eosinofil
Sel Monosit

Sel Eosinofil
Jalur Limfoid

Limfosit diproduksi dalam sumsum tulang, beredar


dalam sirkulasi dan sistem limfoid & menempati organ-
organ limfoid.

Limfosit berinteraksi & mengenal antigen melalui


reseptor antigen dipermukaan selnya.

Ada 2 macam limfosit, berdasarkan marka protein


membran sel:
- limfosit B : marka protein CD11
- limfosit T : marka protein CD3
Figure 25-6 Molecular Biology of the Cell (© Garland Science 2008)
Limfosit B

 diproduksi & berkembang dalam sumsum


tulang. Mempunyai reseptor antigen mol. Ab
yang terfiksasi membran sel pada Ch
terminalnya. Bila sel B naive kontak dengan Ag,
sel B berproliferasi & berdiferensiasi menjadi sel
B memori yang mensekresi Ab spesifik, disebut
sel plasma.
Limfosit T

Berkembang dari stem cells dalam sumsum tulang,


bermigrasi ke dalam timus dan berdiferensiasi menjadi
sel T matur.

Sel T matur mengekspresikan “antigen binding protein”


dipermukaan selnya, disebut reseptor sel T (TCR) 
terdiri dari 2 protein subunit  atau , dihubungkan
oleh ikatan disulfida.

TCR mengenal Ag dipermukaan sel yang berasosiasi/


dipresentasikan molekul MHC (HLA).

Bila sel T naive kontak dengan Ag  sel T berproliferasi


& berdiferensiasi menjadi sel T memori dan sel efektor.
Figure 25-45 Molecular Biology of the Cell (© Garland Science 2008)
Subpopulasi sel T : Sel T helper (TH) & sel T sitotoksik
(TC)  dibedakan berdasarkan marka protein membran
sel  CD4 pada TH dan CD8 pada TC.

TH setelah kontak dengan Ag berubah menjadi efektor


yang mensekresi sitokin (limfokin)  mengaktifkan sel
B, TC , sel-sel fagosit dan efektor lainnya.

TC setelah kontak dengan Ag berubah menjadi efektor


yang memediasi reaksi sitotoksik  membunuh/melisis
sel yang mengekspresikan Ag :
- sel terinfeksi virus
- sel terinfeksi mikroorganisme intrasel
- sel tumor
- sel alograf
Antigen Presenting Cells (APC).

Sel yang memproses/mengolah Ag dan kemudian


mempresentasikannya sehingga dapat dikenal oleh
sistem imun humoral & seluler.

Macam APC:
- Sel dendritik dalam kel limfoid
- Sel Langerhans di kulit
- Sel Kupfer di hati
- Monosit/makrofag

APC mengambil Ag dengan fagositosis atau endositosis


 mengekspresikannya kembali dalam bentuk fragmen
antigen yang berasosiasi dengan MHC (HLA).
Major Histocompatibility Complex (MHC)

Protein membran sel, diekspresikan oleh kelompok gen


(gene cluster) yang terangkai sempurna (tight linkage).

Produk MHC berperan penting dalam pengenalan Ag


antar sel dan diskriminasi self dari nonself 
menentukan kompatibilitas jaringan antar individu dalam
satu spesies  disebut transplantation antigen.

Pada sistem imun MHC berpengaruh pada kreasi


respon humoral dan seluler (cell mediated)  sel TH &
TC mengenal Ag yang berasosiasi dengan molekul MHC
 MHC menentukan repertoire (daftar) Ag yang dapat
direspon TH & TC  MHC berimplikasi pada
suseptibilitas thd penyakit & autoimun.
Figure 25-49 Molecular Biology of the Cell (© Garland Science 2008)
MHC adalah kumpulan gen (gene array); pada manusia
terletak pada khromosom 6 disebut kompleks HLA, pada
tikus terletak pada khromosom 17 disebut kompleks H2.

HLA mengkode 3 macam molekul : HLA klas I, klas II &


klas III.

HLA klas I dikode oleh regio A, B dan C


HLA klas II dikode oleh regio DP, DQ, DR
Setiap regio mempunyai alel yang sangat majemuk 
mempunyai variasi sangat besar, meskipun pada
saudara sekandung.
Figure 25-51 Molecular Biology of the Cell (© Garland Science 2008)
Molekul HLA klas I mempresentasikan Ag yang
dikenal TC  terdapat pada semua sel berinti.

Molekul HLA klas II mempresentasikan Ag yang dikenal


TH  terdapat pada antigen presenting cells (APC) 
makrofag, sel dendritik, limfosit B, dll.
Imunitas humoral
Diperankan oleh antibodi, protein yg tdpt dalam serum &
cairan tubuh mamalia  merupakan fraksi  globulin
disebut imunoglobulin (Ig)

Diproduksi dan disekresikan oleh limfosit B yang


distimulasi antigen (sensitized B lymphocytes)
sehingga berubah menjadi sel plasma.

Berfungsi sebagai efektor untuk mengikat antigen


yang bebas (tidak terikat atau merupakan bagian sel),
menetralkan atau mengeliminasinya dari dalam tubuh.
Molekul Ig.

Terdiri dari protein BM 150.000., disusun oleh 4 subunit:


2 rantai H (heavy chain) masing-masing berpasangan
dengan (2) rantai L (light chain). Setiap subunit
dihubungkan dengan pasangan (komplemennya) oleh
ikatan disulfida.

Terbagi atas:
domain V  bagian aminoterminal, bervariasi &
menentukan spesifisitas Ig terhadap Ag.
Bag. Ujung (aminoterminal) bermodifikasi
& berfungsi sebagai “antigen binding site”.
domain C  konstan, identik pada Ig sejenis.
Ada 5 klas Ig pada semua spesies (isotip), ditentukan
oleh rantai H yang mengkonstruksinya

IgG – bagian terbesar Ig dalam serum normal, meliputi


70 – 75% total Ig. Terdistribusi intra dan
ekstravaskular. Antibodi dominan pada respon
imun sekunder, terutama sebagai anti-toxin.

IgM – meliputi 10% total Ig. Berbentuk pentamer,


terdistribusi intravaskular, Sebagai antibodi
predominan pada respon awal (“early response”)
infeksi mikroorganisme.
IgA – meliputi 15 – 20% total Ig. Berbentuk dimer
dilengkapi “secretory component”, disebut sIgA
Predominan pada sekret seromukosa spt saliva,
sekret tracheobronkhial, genitourinarius dll.

IgD – Kurang dari 1% total Ig. Imunoglobulin yg


terfiksasi pada membran sel limfosit B. Berfungsi
sbg Ag reseptor & menstimulasi deferensiasi sel B
menjadi sel plasma.

IgE – Mempunyai proporsi sangat kecil, berasosiasi


pada permukaan basofil dan sel mast. Berperan
pada imunitas thd parasit (helminthes) dan
penyakit hipersensitivitas spt asma.
Respon imun berlangsung dalam beberapa fase :

1. Fase kognitif  pengenalan antigen dengan


pengikatan (binding) antigen pada reseptor spesifik
di permukaan limfosit.
limfosit B  mengikat Ag pada Ig permukaan.
limfosit T  mengikat fragmen Ag – MHC (HLA)
pada TCR.
2. Fase aktifasi
- limfosit berproliferasi  expansi klonal dari limfosit
spesifik terhadap antigen tsb.
- limfosit berdiferensiasi
limfosit B  secreting cells (sel plasma) 
Ab mengikat Ag bebas (soluble Ag).
limfosit T  mediated killing
 mengaktifkan makrofag membunuh
mikroba intraseluler.
 melisis sel yang mengekspresikan Ag
asing atau Ag virus.

3. Fase efektor  eliminasi dan/atau netralisasi Ag.


Memerlukan partisipasi sel-sel nonlimfoid  secara
kolektif disebut sel-sel efektor.
Kompleks Ag-Ab difagosit sel-sel polimorfonukleus &
mononukleus (dlm sirkulasi).
~ mengaktifkan sistem komplemen utk melisis &
fagosit mikroorganisme.
Limfosit T tersensitasi mensekresi sitokin 
mengaktifkan sitolisis & fagositosis.
Kelainan / malfungsi sistem imun.

Sistem imun yang bekerja tidak normal  memberi


respon / reaksi tidak normal  menyebabkan
konsekuensi patologi tertentu pada individu ybs.

1. Reaksi hipersensitivitas  respon berlebihan 


reaksi alergi. Dipicu overproduksi IgE; kompleks
IgE-Ag mengaktifkan sel mast mengalami
degranulasi menghasilkan histamin  alergi.

2. Autoimun  mengenal komponen self sebagai Ag


asing.
Sistemik lupus erimatosus
Rematik  Rhematoid arthritis, Diabetes tipe I,
Rematik jantung.
3. Imunodefisiensi  sistem imun kehilangan
kapasitasnya mengenal dan mengeliminasi Ag.

Ex. Bayi lahir dengan kegagalan sintesis enzim


adenosin deaminase (ADA)  sistem imun gagal
bereaksi dengan hampir semua jenis Ag 
diisolasi dalam ruang steril  hanya dapat diatasi
dengan terapi gen.

Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) 


sel TH dirusak oleh infeksi HIV  immune
paralysis  suseptibel terhadap infeksi
mikroorganisme, virus dan maligna.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai