Anda di halaman 1dari 40

TRANSAKSI BERBASIS SYARIAH DAN PELAPORAN

KEUANGAN SYARIAH

Kelompok
Kelompok 33 ::
Dwi
Dwi Riyani
Riyani (43215310017)
(43215310017)
Sorta
Sorta Hutajulu
Hutajulu (43215310019)
(43215310019)
Dina
Dina Marliana
Marliana (43215310072)
(43215310072)
1. PELAPORAN KEUANGAN

Pelaporan Keuangan ( Financianl Statement )


adalah segala aspek yang berkaitan dengan
Penyediaan dan Penyampaian Informasi
Keuangan.
Aspek – aspek dalam Pelaporan Keuangan yaitu :
I. LEMBAGA YANG TERLIBAT

1. Penyusunan standard
•Islamic Development Bank (IDB)
•Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institution (AAOIFI)
•International Islamic Financial Market (IIFM)
•Islamic Financial Services Board
•Komite Akuntansi Syariah - Ikatan Akuntan Indonesia (KAS-
IAI)
2. Badan Pengawas Pemerintah
• Bank Indonesia
• Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama
Indonesia
• Dewan Pengawas Syariah
3. Organisasi Profesi
4. Entitas Pelapor
• Lembaga Keuangan Bank Syariah
Menurut UU nomor 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, Bank Syariah adalah Bank
yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS)
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
4. Entitas Pelapor

• Lembaga Keuangan Non Bank Syariah


Lembaga Keuangan Bukan Bank Syariah juga merupakan
salah satu jenis perusahaan keuangan yang menghimpun
dana dari masyarakat atau menyalurkan dana kepada pihak
yang memerlukan namun berlandaskan pada prinsip
syariah (Al-Qur’an dan Al-Hadits).
Fungsi Lembaga Keuangan Non Bank Syari’ah

• Memberikan pinjaman atau kredit kepada masyarakat


yang berpendapatan rendah,
• Membiayai pembangunan industri dan memperlancar
pembangunan ekonomi lewat pembangunan pasar
uang dan pasar modal.
• Pemberian kredit kepada masyarakat berpendapatan
rendah sifatnya menolong, sehingga tidak
memperhatikan penggunaannya baik produktif atau
konsumtif.
Macam-macam Lembaga Keuangan Non Bank
Syari’ah di Indonesia
• Baitul Maal Wattamwil dan Koperasi
Pondok Pesantren
• Asuransi Syariah (Takaful)
• Reksadana Syariah
• Pasar Modal Syariah
• Pegadaian Syariah (Rahn)
• Lembaga ZISWAF
Prinsip-prinsip syari’ah dalam Lembaga Keuangan Non
Bank Syari’ah
• Saling tolong menong (ta’awuni) dan saling
menanggung (ta’kafuli).
• Akad tabarru’ dan akad tijari.
• Investasi hanya pada efek-efek perusahaan yang
kegiatan usaha utamanya sesuai dengan pedoman
syari’ah Islam.
• Prinsip perasinal yang digunakan di reksadana syari’ah
adalah prinsip wakalah (akad penyerahan kekuasaan)
• Menghindari unsur gharar, maysir dan riba.
Peraturan Yang Berlaku
 Peraturan Bank Indonesia
 SAK (Standard Akuntansi Keuangan)
• KDPPLKS
• PSAK Syariah
• KDPPLK dan PSAK Lainnya (sepanjang tak bertentangan
dengan prinsip syariah)
 IAS dan SFAS sepanjang tak bertentangan dengan prinsip
syariah
 Peraturan perundang-undangan yang relevan
 Prinsip akuntansi berlaku umum lainnya yang tak
bertentangan dengan prinsip syariah
2. LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Laporan Keuangan Syariah adalah suatu laporan
keuangan yang dibuat oleh entitas syariah untuk
digunakan sebagai pembanding baik dengan laporan
keuangan sebelumnya atau laporan keuangan lainnya.
A. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Yaitu menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
B. UNSUR – UNSUR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Laporan Keuangan Syariah dalan KDPPLKS paragraf 68 terdiri dari
komponen – komponen sebagai berikut :
1) Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan
komersial.
2) Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan
sosial.
3) Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan
kegiatan dan tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.
3. INSTRUMENT KEUANGAN SYARIAH
A. Instrumen Keuangan Syari’ah Primer
• Mudharabah • Wadiah
• Musyarakah • Qardh dan Qardh Hasan
• Murabahah • Sharf
• Salam dan salam Paralel • Wakalah
• Istishna dan Istishna • Kafalah
Paralel • Hiwalah
• Ijarah dan Ijarah
Muntahiyah Bittamlik
B. Instrumen Keuangan Syari’ah Sekunder

• Dana Mudharabah (Mudharabah Fund)


• Saham Biasa Perusahaan (Common Stock)
• Obligasi Muqaradah (Profit Sharing Bond)
• Obligasi Bagi Hasil (Profit Sharing Bond)
• Saham Preferen (Preferred Stock)
Instrumen Keuangan Syari’ah Primer
 Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara shahibul maal
(pemilik dana) dan mudharib (pengelola) dengan nisbah bagi hasil
menurut kesepakatan di muka. Mudharabah terdiri dari dua jenis,
yaitu Mudharabah Muthlaqah (investasi tidak terikat) dan Mudharabah
Muqayyah (investasi terikat).

 Musyarakah adalah akad kerjasama di antara para pemilik modal yang


mencampurkan modalnya untuk tujuan mencari keuntungan. Dalam
musyarakah, mitra dan bank sama-sama menyediakan modal untuk
membiayai suatu usaha tertentu, baik yang sudah berjalan maupun
yang baru.
 Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
maupun pembeli.Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan
maupun tanpa pesanan.

 Salam adalah akad jual beli muslam fiih (barang pesanan) dengan
penangguhan pengiriman oleh muslam alaihi (penjual) dan
pelunasannya dilakukan segera oleh pembelian sebelum barang
pesanan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
 Istishna adalah akad jual beli antara al-mustashni (pembeli) dan as-
shani (produsen yang juga bertindak sebagai penjual). Berdasarkan
akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan al-
mashnu (barang pesanan) sesuai spesifikasi yang disyaratkan pembeli
dan menjualnya dengan harga yang sudah disepakati.

 Ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik ma’jur (obyek sewa)
dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa
dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas obyek sewa yang
disewakannya.
 Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap
saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki, bank bertanggung
jawab atas pengembalian titipan.

 Qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan


dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam
dan pihak yang meminjamkan kewajiban peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu.

 Sharf adalah transaksi jual beli dengan komoditi berupa alat


pembayaran(nuqud), atau mata uang (suatu valuta dengan valuta lainnya).
 Wakalah adalah akad pemberian kuasa dari muwakil (pemberi kuasa/
nasabah) kepada wakil (penerima kuasa/ bank) untuk melaksanakan suatu
taukil (tugas) atas nama pemberi kuasa. Akad wakalah tersebut dapat
digunakan antara lain dalam pengiriman transfer, penagihan utang
 Kafalah adalah kemestian seseorang yang diperbolehkan mengelola
hartanya sendiri untuk menunaikan suatu hak yang diwajibkan kepada
seseorang atau kemestian menghadirkannya ke hadapan hakim
(pengadilan).
 Hiwalah adalah pemindahan pengalihan hak dan kewajiban baik dalam
bentuk pengalihan piutang maupun hutang, dan jasa pemindahan/
pengalihan dana dari satu orang ke orang lain atau satu pihak ke pihak lain.
Instrumen Keuangan Syari’ah Sekunder
 Dana Mudharabah merupakan keuangan bagi investor untuk
pembiayaan bersama proyek besar berdasarkan prinsip bagi
hasil.Instrumen ini diperbolehkan menurut Islam.

 Saham biasa, yang diterbitkan oleh perusahaan yang didirikan untuk


kegiatan bisnis yang sesuai dengan Islam diperbolehkan.

 Obligasi Muqaradah, ini diterbitkan untuk pembiayaan proyek yang


menghasilkan uang atau proyek yang terpisah dari kegiatan umum
perusahaan.
 Obligasi Bagi Hasil, ini diterbitkan oleh perusahaan yang aktivitas
bisnisnya sesuai dengan syariah Islam dan berdasarkan prinsip bagi
hasil jenis ini diperbolehkan.

 Saham Preferen, ini memiliki hak-hak istimewa seperti deviden tetap


dan prioritas dalam likuidasi.Karena ada unsur pendapatan tetap
(seperti bunga), maka dilarang menurut hukum Islam.
Contoh Pelaporan Keuangan Syariah (Bank)

• Sistem Operasional Bank Syariah


• Prinsip Penghimpunan Dana Bank Syariah
• Prinsip Penyaluran Dana Bank Syariah
• Prinsip Pelaksanaan Fungsi Jasa Keuangan
Perbankan
Contoh : Sistem Operasional Bank Syariah
Prinsip Penghimpunan Dana Bank Syariah
Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN), prinssip
penghimpunan dana yang digunakan dalam bank syariah ada dua,
yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah.

WADIAH
• Wadiah yad-dhamanah adalah titipa yang selama belum
dikembalikan kepada penitip daat dimanfaatkan oleh penerima
titipan. Apabila dari hasil pemanfaatan tersebut diperoleh
keuntungan, maka seluruhnya menjadi hak penerma titipan.
• Wadiah yad-amanah adalah penerima titipan tidak boleh
memanfaatkan barang titipan tersebut sampai si penitip mengambil
kembalititipanya.
Penghimpunan Dana dengen Prinsip Mudharabah

Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis


kerja sama usaha dimana pihak pertama
menyediakan dana dan pihak kedua bertanggung
jawab atas pengelolaan usaha
Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan
hibah bagi hasil yang disepakati bersama sejak
awal. Akan tetapi, jika terjadi kerugian, shahibui
maal akan kehilangan sebagian imbalan dari hasil
kerjanya selama proyek berlangsung.
Tabungan Mudharabah

Tabungan mudharabah adalah


simpanan yang penarikanya hanya
dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek atau alat
yang dapat dipersamakan dengan itu.
Keuntungan Tabungan Mudharabah
Berdasarkan fatwa DSN No.2 Tahun 2000
• Dalam transaksi ini, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
dana dan bank bertindaksebagi mudharib atau pengelola dana
• Dalam kapasitasnya sebagi mudharib, bank dapat melakukan berbagai
macam usahayang tidak bertentangan dengan prinsip syariahdan
mengembangkanya, termasuk melakukan mudharabah dengan pihak lain
• Modal harus dinyatakan jumlahnyadalam bentuk tunai dan bukan piutang
• Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening
• Bank sebagi mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya
• Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa
persetujuan yang bersangkutan
Deposito Mudharabah
Deposito mudharabah adalah simpanan dana dengan
skema pemilik dana (sahibul maal) memrcayakan
dananya untuk dikelola bank (mudharib) dengan hasil
yang diperoleh di bagi antara pemilik dana dan bank
dengan nisbah yang disepakati sejak awal. Dalam
transaksi penyimpanan deposito mudharabah, bank
wajib diberitahukan kepada pemilik dana mengenai
nisbah dan tata cara pemberian keuntungan atau
perhitungan distribusi keuntungan serta resiko yang
dapat timbul dari deposito tersebut.
Prinsip Penyaluran Dana Bank Syariah
• Prinsip Jual Beli
• Prinsip Investasi
• Prinsip Sewa
• Prinsip Pelaksanaan Fungsi Jasa
Keuangan Perbankan
Prinsip Jual Beli
 Skema Murabahah (PSAK 102)
Jual beli dengan skema murabahah adalah jual beli dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan
pembeli.
 Skema Salam
Jual beli dengan skema salam adalah jual beli yang pelunasannya
dilakukan terlebih dahulu oleh pembeli sebelum barang pesanan
diterima.
 Skema Istishna
Jual beli dengan skema istishna’ adalah jual beli yang didasarkan atas
penugasan oleh pembeli kepada penjual yang juga produsen untuk
menyediakan barang atau suatu produk sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan pembeli dan menjualnya dengan harga yang disepakati.
Prinsip Investasi
• Skema Mudharabah
Pada transaksi penyaluran dana dengan skema mudharabah, bank
bertindak sebagai shahibul maal,sedang nasabah yang menerima
pembiayaan bertindak sebagai pengelola dana. Dalam skema ini,
seluruh modal berasal dari bank sebagai shahibul maal.
Penyaluran dana dengan skema mudharabah terdiri atas dua jenis,
yaitu mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqayyadah.
• Skema Musyarakah
Investasi dengan skema musyarakah adalah kerja sama investasi
para pemilik modal yang mencampurkan modal mereka pada
suatu usaha tertentu dengan pembegian keuntungan berdasarkan
nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan apabila
terjadi kerugian ditanggung semua pemilik modal berdasarkan
porsi modal masing-masing.
Prinsip Sewa
• Skema Ijarah
Sewa dengan skema ijarah adalah transaksi sewa-menyewa antara pemilik
objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa
yang disewakan. Dalam transaksi seperti dengan skema ijarah, bank
adalah pemilik objek sewa, sedang nasabah adalah penyewa.

• Skema Ijarah Muntahiya Bittamlik


Sewa dengan skema ijarah muntahiya bittamilk adalah transaksi sewa-
menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan
imbalan atas objek sewa yang disediakan dengan opsi perpindahan hak
milik pada saat tertentu sesuai dengan akad sewa. Berbeda dengan
transaksi ijarah, transaksi ijarah muntahiya bittamlik memberi hak pilih
pada penyewa untuk memiliki barang yang disewa.
Prinsip Pelaksanaan Fungsi Jasa Keuangan
Perbankan
• Prinsip Wakalah
• Prinsip Kafalah
• Prinsip Hawalah
• Prinsip Shar
• Prinsip Ijarah
Prinsip Wakalah
Wakalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat. Dalam konteks
muamalat wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seeorang (muwakkil) kepada
yang lain (wakalah) dalam hal-hal yang diwakilkan (Antonio,2001).
Dalam praktik perbankan, prinsip wakalah dapat digunakan untuk transaksi barikut
ini.
• Letter of Credit (L/C).
• Setoran Kliring
• Kliring antarkota
• RTGS
• Inkaso
• Transfer
• Transfer valuta asing
• Pajak Online
• Pajak impor
Prinsip Kafalah
Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada
pihak ketiga utnuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung
(makfuul’ anhu’ ashil) (Antonio, 2001). Dalam fatwa DSN nomor 11 tahun
2000, kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada
pihak ketiga utuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang tanggung
(makfuul’ anhu’ ashil).

Dalam prakti perbankan, prinsip kafalah digunakan dalam transaksi bank


garansi. Bila hak yang dijamin gagal memenuhi kewajiban pebayarannya,
pemegang bak garansi dapat dilakukan klaim kepada bank penerbit atas bank
garansi tersebut. Bank garansi itu sendiri dapat digunakan antara lain untuk:
• Tender, yang diberikan oleh bank kepada kontraktor atau pemasok
• Perdagangan, yang diberikan oleh bank kepada produsen atau pemasok
• Uang muka kerja, yang diberikan oleh bank kepada pelaksana proyek untuk
uang muka proyek dalam kontrak-kontrak tertentu.
Prinsip Hawalah
Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang (muhil)
kepada orang lain yang menanggungnya (muhal ‘alaih) (Antonio,2001)
dalam transaksi hawalah, pada saat A(muhal) memberi pinjaman
kepada B(muhil), B masih mempunyai piutang pada C (muhal ‘alaih).
Begitu B tidak mampu membayar utangnya kepada A, ia lalu
mengalihkan utang tersebut kepada C. Selanjutnya, C harus mambeyar
utang B kepada A, sedangkan utang C sebelumnya pada B dianggap
selesai.
Dalam praktik perbankan, prinsip hawalah dapat digunakan untuk
transaksi anjak piutang dimana para nasabah yang memiliki piutang
kepada pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank, bank lalu
membayar piutang tersebut dan bank menagihnya dari pihak ketiga itu
(antonio, 2001).
Prinsip Shar
Prinsip sharf adalah prinsip yang digunakan dalam transaksi jual
beli mata uang, baik antara mata uang sejenis maupun antar
matauang berlainan jenis. Berdasarkan fatwa DSN nomor 28 tahun
2002, terdapat beberapa syarat transaksi jual beli mata uang, yaitu
• Tidak untuk spekulasi (untung-untungan),
• Ada kebutuhan transaksi atau untuk berjaga-jaga (simpanan),
• Apabila transaksi dilakukan terhadap mata uang sejenis maka,
nilainya harus sama dengan tinai, dan
• Apabila berlainan jenis maka harus dilakukan denan nilai tukar
(kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan secara
tunai.
Prinsip Ijarah
Prinsip ijarah merupakan prinsip yang snagat banyak digunakan
dalam peaksanaan fungsi jasa keunangan bank syariah.
Berdasarkan fatwa DSN nomor 9 tahun 2000, disebutkan bahwa
objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau
jasa.
Dalam praktik perbankan, transaksi berikut banyak
diimplementasikan dengan menggunakan skema ijarah.
• Kartu ATM
• SMS banking
• Pembayaran tagihan
• Pembayaran gaji elektronik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai