Anda di halaman 1dari 57

2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1. UU No.36 Tahun 2009, tentang Kesehatan.

2. UU No.44 Tahun 2009, tentang Rumah Sakit.

3. UU No.12 Tahun 2012, tentang Pendidikan Tinggi.

4. UU No.36 Tahun 2014, tentang Tenaga Kesehatan.

5. Permenpan-rb No.28 Tahun 2013, tentang Jabatan


Fungsional Teknisi Elektromedis dan Angka
Kreditnya.
25
UU NO. 36/2009,
TENTANG KESEHATAN

Pasal 23
(3) Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan wajib memiliki izin dari Pemerintah.
(4) Ketentuan mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) diatur dalam Peraturan Menteri.

Pasal 24
(1) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional.
(2) Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur oleh organisasi profesi.
26
UU NO. 44/2009,
TENTANG RUMAH SAKIT

Pasal 7
(1) Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

Pasal 12
(2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib
memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
Rumah Sakit, standar prosedur operasional yang berlaku,
etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien.
27
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN

Pasal 1
1. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.

12. Standar Profesi adalah batasan kemampuan minimai berupa


pengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional yang harus
dikuasai dan dimiliki oleh seorang individu untuk dapat melakukan
kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang
dibuat oleh organisasi profesi bidang kesehatan.

13. Standar Pelayanan Profesi adalah pedoman yang diikuti oleh


Tenaga Kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan.
28
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN

Pasal 9
(1) Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a harus
memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga, kecuali tenaga medis.

Pasal 11
(1) Tenaga Kesehatan dikelompokkan ke dalam:
k. tenaga teknik biomedika;

(12) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga


teknik biomedika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k
terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli teknoiogi laboratorium
medik, fisikawan medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.

29
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN

Pasal 17
(2) Pengadaan Tenaga Kesehatan dilakukan melalui pendidikan tinggi
bidang kesehatan.
(3) Pendidikan tinggi bidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diarahkan untuk menghasilkan Tenaga Kesehatan yang
bermutu sesuai dengan Standar Profesi dan Standar Pelayanan
Profesi.

Pasal 20
(3) Standar Nasional Pendidikan Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun secara bersama oleh kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan,
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pendidikan, asosiasi institusi pendidikan, dan Organisasi
Profesi.
30
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN

Pasal 2 1
(1) Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan
profesi harus mengikuti Uji Kompetensi secara nasional.
(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh
Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi, Iembaga
pelatihan, atau lembaga sertifikasi yang terakreditasi.
(3) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditujukan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan yang memenuhi standar kompetensi
kerja.
(4) Standar kompetensi kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun
oleh Organisasi Profesi dan konsil masing-masing Tenaga Kesehatan dan
ditetapkan oleh Menteri.
(5) Mahasiswa pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
lulus Uji Kompetensi memperoleh Sertifikat Kompetensi yang diterbitkan
oleh Perguruan Tinggi.

31
UU NO. 36/2014, TENTANG
TENAGA KESEHATAN

Pasal 44
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki
STR.
(2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diberikan oleh konsil
masing-masing Tenaga Kesehatan setelah memenuhi persyaratan.

Pasal 46
(1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang
pelayanan kesehatan wajib memiliki izin.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk
SIP.
(3) SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang
berwenang di kabupaten/kota tempat Tenaga Kesehatan
menjalankan praktiknya.
32
PERMENPAN-RB NO.28/2013, TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI
ELEKTROMEDIS DAN ANGKA KREDITNYA

Pasal 2
Jabatan fungsional Teknisi Elektromedis termasuk dalam rumpun kesehatan.

Pasal 3
(1) Teknisi Elektromedis berkedudukan sebagai pelaksana teknis
fungsional di bidang pelayanan pengelolaan alat elektromedik pada
fasilitas pelayanan kesehatan instansi pemerintah.
(2) Teknisi Elektromedis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
jabatan karier.

Pasal 4
Tugas pokok Teknisi Elektromedis adalah melakukan kegiatan pelayanan
pengelolaan alat elektromedik yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan
pelaporan dan evaluasi.
33
• Sebutan Profesi : Elektromedis

• Bidang Kerja : Bidang Elektromedik

• Alat : Alat Elektromedik

• Pendidikan : Teknik Elektromedik


1. Standar Pelayanan Rumah Sakit.
2. Hak Pengguna Pelayanan
Kesehatan.
3. Standar Prosedur Operasional.
4. Standar Pelayanan Profesi.
5. Standar Profesi/Kompetensi.
6. Kode Etik Profesi.

35
TIGA PILAR PROFESI

Standar
Pelayanan

Standar
Standar
Kompetensi
Pendidikan

Standar
Kurikulum Pendidikan
Kurikulum Pelatihan
RDH-IKATEMI 36
TENAGA
TENAGA KESEHATAN
PROFESIONAL PROFESIONAL
Pasal 1
15. Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia adalah
lembaga yang melaksanakan tugas secara
independen yang terdiri atas konsil masing-
masing tenaga kesehatan.
16. Organisasi Profesi adalah wadah untuk
berhimpun tenaga kesehatan yang
seprofesi.
17. Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan
adalah badan yang dibentuk oleh
Organisasi Profesi untuk setiap cabang
disiplin ilmu kesehatan yang bertugas
mengampu dan meningkatkan mutu
pendidikan cabang disiplin ilmu tersebut.
Pasal 34
(1) Untuk meningkatkan mutu Praktik Tenaga Kesehatan serta
untuk memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada
Tenaga Kesehatan dan masyarakat, dibentuk Konsil Tenaga
Kesehatan Indonesia.
(2) Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas konsil masing-masing Tenaga
Kesehatan.
(3) Konsil masing-masing Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) termasuk Konsil Kedokteran dan
Konsil Kedokteran Gigi sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang tentang Praktik Kedokteran.
(4) Konsil masing-masing Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dalam melaksanakan tugasnya
bersifat independen.
(5) Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Presiden melalui
Menteri.
Pasal 37
(1) Konsil masing-masing tenaga kesehatan mempunyai
fungsi pengaturan, penetapan dan pembinaan tenaga
kesehatan dalam menjalankan praktik Tenaga Kesehatan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
(2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat ( 1) , konsil masing-masing Tenaga Kesehatan
memiliki tugas:
a. melakukan Registrasi Tenaga Kesehatan;
b. melakukan pembinaan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
praktik Tenaga Kesehatan;
c. mennyusun Standar Nasional Pendidikan Tenaga Kesehatan;
d. menyusun standar praktik dan standar kompetensi Tenaga
Kesehatan; dan
e. menegakkan disiplin praktik Tenaga Kesehatan-
Pasal 38

Dalam menjalankan tugasnya, konsil masing-masing


Tenaga Kesehatan mempunyai wewenang:
a. menyetujui atau menolak permohonan Registrasi Tenaga
Kesehatan;
b. menerbitkan atau mencabut STR;
c. menyelidiki dan menangani masalah yang berkaitan
dengan pelanggaran disiplin profesi Tenaga Kesehatan;
d. menetapkan dan memberikan sanksi disiplin profesi
Tenaga Kesehatan; dan
e. memberikan pertimbangan pendirian atau penutupan
institusi pendidikan Tenaga Kesehatan.
Pasal 40
(1) Keanggotaan Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia
merupakan pimpinan konsil masing-masing
Tenaga Kesehatan.
(2) Keanggotaan konsil masing-masing tenaga
Kesehatan terdiri atas unsur:
a. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan;
b. kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan;
c. Organisasi Profesi;
d. Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan;
e. asosiasi institusi pendidikan Tenaga Kesehatan;
f. asosiasi fasilitas pelayanan kesehatan; dan
g. tokoh masyarakat.
FASILITASI
PENETAPAN
KORDINATOR EVALUASI
PERENCANAAN
BINWAS

Tugas

Wewenang
BINWAS Mutu

KONSIL
ELEKTROMEDIS
Fungsi INDONESIA
KKI (KEI)

KONSIL TENAGA
KESEHATAN
INDONESIA
(KTKI)

KKGI KONSIL NAKES


LAIN
Registrasi,
Menyetuji atau menolak
Pembinaan,
STR, Menerbitkan atau
Standar Nasional

Wewenang
mencabut STR, menangani
Profesi Pendidikan Teknik
masalah, Menetapkan
Elektromedis Elektromedik,
sangsi, pertimbangan
Standar Praktik
pendirian atau penutupan
dan Kompetensi,
inst TEM
Disiplin Praktik

Tugas
BINWAS Mutu

PENGATURAN,
IKATEMI
PENETAPAN,
PEMBINAAN
Fungsi

KOLEGIUM TOKOH
ELEKTROMEDIK KONSIL ELEKTROMEDIK MASYARAKAT

ASOSIASI
APTEMI KEMENKES KEMENDIKTI
FASYANKES
UU NO. 12/2012,
TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

Pasal 1
4. Teknologi adalah penerapan dan pemanfaatan berbagai cabang Ilmu
Pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan dan
kelangsungan hidup, serta peningkatan mutu kehidupan manusia.

17. Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan


pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran
tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi,
dan/atau pendidikan vokasi.

45
UU NO. 12/2012,
TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

Pasal 10
(1). Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakan kumpulan
sejumlah pohon, cabang, dan ranting Ilmu Pengetahuan yang disusun
secara sistematis.
(2) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
f. rumpun ilmu terapan

Penjelasan huruf f
Rumpun ilmu terapan merupakan rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
mengkaji dan mendalami aplikasi ilmu bagi kehidupan manusia antara lain
pertanian, arsitektur dan perencanaan, bisnis, pendidikan, teknik, kehutanan dan
lingkungan, keluarga dan konsumen, kesehatan, olahraga, jurnalistik, media
massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan permuseuman, militer,
administrasi publik, pekerja sosial, dan transportasi.

46
UU NO. 12/2012,
TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

Pasal 16
(1) Pendidikan vokasi merupakan Pendidikan Tinggi program diploma yang
menyiapkan Mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai
program sarjana terapan.

Penjelasan pasal 16 Ayat (1)


Yang dimaksud dengan “pendidikan vokasi” adalah pendidikan yang menyiapkan
Mahasiswa menjadi profesional dengan keterampilan/kemampuan kerja tinggi.
Kurikulum pendidikan vokasi disiapkan bersama dengan Masyarakat profesi dan
organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesinya agar
memenuhi syarat kompetensi profesinya. Dengan demikian pendidikan vokasi
telah mencakup pendidikan profesinya.

(2) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan
oleh Pemerintah sampai program magister terapan atau program doktor terapan.

47
1. Rumpun Keilmuan ; - Ilmu Terapan
2. Bidang Keilmuan ; - Bidang Kesehatan
3. Sub Bidang Keilmuan ; - Teknologi Kesehatan
4. Program Studi ; - Teknik Elektromedik
5. Jenis Pendidikan ; - Vokasi
6. Jenjang Pendidikan ; - D.III,D.IV – S2T, S3T
Profil/Peran Kualifikasi Jenjang Didik

1.Teknisi
Level 5 D.III
2. Analis

1. Evaluator
Level 6 D.IV
2. Teknoprener

1. Asesor
Level 7 Profesi
2. Konsultan

1. Pendidik Level 8 S2T

1. Peneliti,
Level 9 S3T
2. Director
Tenaga Elektromedis
Menuju Tenaga Kesehatan Profesional
DUNIA PENDIDIKAN
Dik. Bid. Kesehatan DUNIA KERJA

DIK IJAZAH SERT REGIST

Penilaian Uji Kompetensi


Pencapaian Ijin Kerja
Kompetensi
- PPK
( Hsl belajar )
UU No. 36/2009, tentang Kesehatan,
UU No.20/2003, Sisdiknas UU No.44/2009, tentang Rumah Sakit,
UU No.12/2012, Dikti UU No. 36/2009, ttg Tenaga Kesehatan
51 RDH-IKATEMI
Pengelolaan Informasi

Landasan Ilmiah Ilmu Elektromedik

Keterampilan Elektromedik
KOMUNIKASI EFEKTIF
KOMPETENSI ELEKTROMEDIS

PROFESIONALITAS YANG LUHUR


MAWAS DIRI DAN PENGEMBANGAN DIRI

Pengelolaan Alat Elektromedik

52
IKATEMI
UJI KOMPETENSI

KOLEGIUM
ELEKTROMEDIK

TIM/KOMISI
UJI KOMPETENSI
APTEMI
IKATEMI STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN TEKNIK
ELEKTROMEDIK

KOLEGIUM
ELEKTROMEDIK
LEMBAGA
AKREDITASI
MANDIRI

APTEMI
STANDAR 2
IKATEMI TEKNIK
ELEKTROMEDIK SBG
DISIPLIN ILMU

KOLEGIUM LANDASAN
ELEKTROMEDIK KEILMUAN

ELEKTROMEDIS
PROFESIONAL
APTEMI
PENDIDIKAN PENDIDIKAN
KUAT TIDAK KUAT

PROFESI
KUAT 1 2

PROFESI
TIDAK KUAT 3 4
56

Anda mungkin juga menyukai