Anda di halaman 1dari 33

Home

PERKEMBANGAN
KEHIDUPAN
MANUSIA PURBA
S
Memahami Lingkungan Kehidupan Manusia
K
Mendiskripsikan kehidupan pada masa
praaksara di indonesia
I

Kemampuan menguraikan perkembangan


kehidupan pada masa praaksara
berdasarkan hasil kebudayaannya
M
A.Perkembangan Kehidupan
Manusia Purba pada masa
Praaksara di Indonesia
1. Kehidupan awal manusia dan
masyarakat purba di Indonesia
Untuk menentukan kehidupan awal manusia
purba yang ada di Indonesia,menurut Von
Koeningswald,mengatakan bahwa tale
pleistosin meninggalkan zaman kehidupan
yang di kenal dengan tiga lapisan
yang masing-masing lapisan menunjukkan
jenis,umur dan cirri kehidupan yang
berbeda,ketiga lapisan tersebut antara lain:
a. Lapisan Pleistosin bawah disebut
formasi pucangan.
Pada lapisan ini ditemukan fosil
Meganthropus dan Pithecanthropus
mojokertensis yang diperkirakan
berusia 1,9 juta tahun. Ciri fosil ini
masih banyak kesamaannya dengan
kera.
b. Lapisan plistosin tengah disebut formasi
kabuh.
Ditemukan fosil manusia
pithecanthropus Erectus dan
Pithecanthropus Soloensis awal.ciri fosil
masih seperti kera hanya volume otak
sudah mengenal yaitu sudah mengenal
alat-alat kehidupan,sudah mengenal
bahasa walaupun masih sederhana dan
sudah mengenal api.
c. Lapisan pleistosin atas juga disebut
formasi notopuro.
Manusia yang hidup yaitu
Pithecanthropus Soloensia akhir dan
Homo.Kehidupannya sudah mulai maju
dan indah,dapat dinyatakan sebai
kehidupan yang memiliki kebudayaan.
2. Perkembangan kehidupan
masyarakat purba Indonesia
berdasarkan hasil kebudayaanya
atau teknologinya

A. ZAMAN BATU
1. Palaeolithikum (Zaman Batu Tua),
2. Mesolithikum (Zaman Batu Tengah)
3. Neolithikum (Zaman Batu Muda)
4. Megalithikum (Zaman Batu Besar )
B. ZAMAN BESI
Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang
masih kasar dan belum dihaluskan.
Contoh alat:
 Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah
Pacitan. Alat ini biasanya disebut “Chopper” (alat
penetak/pemotong)
 Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat
penusuk (belati), ujung tombak bergerigi
 Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu
Chalcedon,yang dapat digunakan untuk mengupas
makanan. Alat ini ditemukan di Ngandong
Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk :
berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi
dan buah-buahan.

Gb1. jenis alat batu pada jaman Batu Tua


Manusia pendukung kebudayaan:
• Pacitan : Pithecanthropus dan
• Ngandong : Homo Wajakensis dan
Homo soloensis.
Mesolithikum (Zaman Batu
Tengah)
Alat-alat pada zaman ini hampir sama dengan
zaman Palaeolithikum, yang terbuat dari batu kali
yang dibelah.
 Alat yang ditemukannya bukit-bukit kerang dipinggir
pantai yang disebut “kjoken modinger”=sampah dapur
(Kjoken =dapur, moding = sampah)
Contoh Alat :
 Kapak genggam (peble)
 Kapak pendek (hache Courte)
 Pipisan (batu-batu penggiling)
Alat-alat di atas banyak ditemukan di daerah
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Flores
 Alat ditemukan di gua-gua yang disebut “Abris
Sous Roche ”
Contoh alat :
 Flaces (alat serpih) , yaitu alat-alat kecil yang
terbuat dari batu dan berguna untuk mengupas
makanan.
 Ujung mata panah,
 batu penggilingan (pipisan),
 Kapak,
 alat-alat dari tulang dan tanduk rusa,
Alat-alat ini ditemukan di gua lawa Sampung Jawa
Timur (Istilahnya : Sampung Bone Culture =
kebudayaan Sampung terbuat dari Tulang)
Tiga bagian penting Kebudayaan Mesolithikum :
1. Peble-Culture (alat kebudayaan Kapak genggam)
didapatkan di Kjokken Modinger
2. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
3. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih) didapatkan
di Abris sous Roche
4. Manusia Pendukung Kebudayaan Mesolithikum
adalah bangsa Papua -Melanosoid

gb2. Alat pada jaman Batu Tengah


Neolithikum (Zaman Batu Muda)
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang
sudah dihaluskan.
Contoh alat :
 Kapak Persegi, misalnya : Beliung, Pacul dan Torah
untuk mengerjakan kayu. Ditemukan di Sumatera,
Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan
Kalimantan
 Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di
bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher.
Hanya di temukan di Minahasa
 Kapak Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram,
Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan Serawak
 Perhiasan ( gelang dan kalung dari batu indah),
ditemukan di jAwa
 Pakaian (dari kulit kayu)
 Tembikar (periuk belanga), ditemukan di daerah
Sumatera, Jawa, Melolo(Sumba)
Manusia pendukung Kebudayaan Neolithikum adalah
bangsa Austronesia (Austria) dan Austro-Asia
(Khmer –Indochina)

Gb3. Alat jaman Batu Muda


Megalithikum (Zaman Batu Besar )
• Peralatan perunggu dibuat dengan 2 macam teknik
yaitu :
a) Teknik bivalve
cara pembuatan alat logam dengan membuat cetakan
dari besi atau tanah liat yang terdiri dari dua bagian
yang bisa di lepas dan ditangkapkan sehingga dapat
dipergunakan berulang kali
b) Teknik acire perdue (cetakan lilin)
teknik pembuatan alat dengan membuat model dahulu
dari lilin yang kemudian dibungkus dengan tanah liat
dan kemudian di bakar untuk kemudian diisi dengan
cairan logam,alat ini hanya sekali di pakai.
• Kebudayaan ini berasal dari Vietnam Utara,
hasil kebudayaannya adalah alat-alat dari logam
( jenis Perunggu ),
• Hasil kebudayaan yang banyak ditemukan
didaerah Dongson berupa alat-alat :
Rumah tangga, miniatur nekara, genta, kapak
corong, cangkul bercorong, mata panah dan
mata tombak bertangkai/bercorong.

Gb4. Nekara
Nekara perunggu(Moko), berbentuk seperti
dandang.
Banyak ditemukan di daerah : Sumatera, Jawa
Bali, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kep.
Kei,kegunaan untuk acara keagamaan.
Arca-arca Perunggu.
Banyak ditemukan di Bangkinang(Riau),
Lumajang (Jatim) dan Bogor.
Perhiasan : gelang, anting-anting, kalung dan
cincin.
Kebudayaan Perunggu sering disebut juga
sebagi kebudayaan Dongson-Tonkin Cina
karena disanalah Pusat Kebudayaan Perunggu.
Zaman Besi
 Pada masa ini manusia telah dapat melebur besi untuk
dituang menjadi alat-alat yang dibutuhkan, pada masa
ini di Indonesia tidak banyak ditemukan alat-alat yang
terbuat dari besi.
 Alat-alat yang ditemukan adalah :
1. Mata kapak, yang dikaitkan pada tangkai dari kayu,
berfungsi untuk membelah kayu
2. Mata Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-
tumbuhan
3. Mata pisau
4. Mata pedang
5. Cangkul, dll
 Jenis-jenis benda tersebut banyak ditemukan di
Gunung Kidul(Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung
(Jawa Timur)
B.Kehidupan Masyarakat
Manusia Purba di Indonesia
Kehidupan manusia pada zaman pra-aksara
selantiasa mengalami perubahan dan
perkembangan, dari tingkat yang paling
sederhana ketingkat yang lebih maju.
Berdasarkan corak kehidupannya,
perkembangan kehidupan masyarakat pra-
aksara di Indonesia dibagi menjadi empat
sebagai berikut :
a. Zaman Berburu dan Mengumpulkan
Makanan Tingkat Awal
• Masa berburu dan meramu tingkat awal ini
berlangsung sekitar 2 juta sampai 10.000 tahun yang
lalu bersamaan dengan masa plestosen.
• Tingkat kehidupan manusia purba masih sangat
sederhana.
• Kebutuhan hidupnya dipenuhi dengan cara berburu
dan meramu atau mengumpulkan makanan langsung
dari alam, bersifat foof gathering.
• Binatang buruannya, antara lain badak, gajah,
banteng, rusa, ikan, dan kerang di laut.
• Tugas perempuan adalah mengumpulkan makanan
yang didapat langsung dari alam.
Ciri-ciri masa berburu dan mengumpulkan makanan
tingkat awal ini adalah:
1. Manusia mempunyai pemikiran dan kecakapan
yang sangat terbatas
2. Kegiatan mata pencahariannya adalah berburu dan
mengumpulkan makanan langsung dari alam
3. Hidup secara berkelompok dalam jumlah kecil.
4. Tempat tinggal manusia purba masih berpindah-
pindah atau bersifat nomaden.
5. Peralatan yang digunakan masyarakat masih sangat
sederhana yang banyak dibuat dari batu yang
diasah secara kasar, seperti kapak genggap,dan
kapak perimbas.
b. Zaman Berburu dan Meramu
Tingkat lanjut
Ciri kehidupan manusia purba pada masa berburu
dan meramu tingkat lanjut adalah :
1. Manusia purba tinggal di gua-gua (abris sous
roches) dan ada yang tinggal di daerah sekitar
pantai yang terbukti dengan ditemukannya
kjokkenmondinger
2. Pada masa ini manusia purba sudah mengenal
kepercayaan
3. Manusia masih bertempat tinggal secara berpindah-
pindah
4. Alat-alat yang digunakan pada masa ini masih
berbentuk kasar yang terbuat dari batu, tulang dan
tanduk yang lebih tajam dan runcing.
c. Zaman Bercocok Tanam
Ciri kehidupan manusa purba pada masa bercocok tanam
adalah :
1. Sudah mulai menetap dengan mendirikan rumah
panggung. Kebutuhan hidupnya dipenuhi dengan cara
bercocok tanam jadi sudah bersifat food producing.
2. Sudah melakukan kegiatan beternak dan mulai menguasai
cara menyimpan makanan dan mengawetkan makanan
secra sederhana.
3. Sudah melakukan kerja sama dan gotong royong dan
mereka hidup dalam kelompok yang dipimpin oleh
seseorang yang dianggap mempunyai kelebihan.
4. Sudah mengenal sistem kepercayaan, yaitu animisme dan
dinamisme
5. Peralatan yang digunakan terbuat dari batu yang
bentuknya sudah diasah secara halus
d. Zaman Perundagian
Ciri kehidupan manusia purba pada masa perundagian
adalah :
1. Terbentuk kelompok-kelompok kerja dalam
bidang pertukangan. Muncul golongan undagi,
yaitu golongan yang pandai atau ahli dalam
membuat alat-alat dari logam
2. Kegiatan bercocok tanam masih terus dilakukan
dan dalam keanggotaan masyarakat muncul status
yang didasarkan pada tingkat kekayaan.
3. Peralatan yang digunakan terbuat dari logam,
terutama dar perunggu dan besi.
4. Kepercayaannya masih bersifat animisme dan
dinamisme.
C.Kehidupan Budaya Manusia
Praaksara di Indonesia
a. Kebudayaan Material ( Kebendaan )
Berupa alat-alat yang dapat membantu mereka untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
seperti : Kapak genggam,alat serpih dan alat
tulang/tanduk.
 Pada masa bercocok tanam berupa Kapak
genggam Sumatra ( Pabble ), Kapak Pendek
(Bache Courte ), flakes, dsb.
 Dan pada masa Perundagian berupa alat-alat dari
logam seperti : Kapak corong ( Kapak sepatu ),
Nekara, Bejana Perunggu, perhiasan dan manik-
manik dari perunggu.
b. Kebudayaan Immaterial ( Rohani )
Munculnya sistem kepercayaan dalam
kehidupan manusia berlangsung sejak masa
berburu dan mengumpulkan makanan melalui
penemuan penghormatan terakhir pada orang
yang sudah meninggal
Kemudian berubah menjadi pemujaan
terhadap roh-roh leluhur pada masa bercocok
tanam ( Animisme dan dinamisme ).
Suatu kepercayaan yang menyakini bahwa
setiap mahkluk dan benda mati memiliki
roh/jiwa/nyawa di sebut Animisme
Suatu kepercayaan yang meyakini bahwa setiap
mahkluk dan benda mati memiliki kekuatan
gaib di sebut Dinamisme terlihat dengan
adanya hasil kebudayaan megalitik.
Dalam perkembangan selanjutnya manusia
menyadari dan merasakan adanya kekuatan
yang maha besar di luar diri manusia yaitu
kekuatan Tuhan( Monoisme )
L
A. Pilihlah jawaban yang tepat!
1. Masa kehidupan nenek moyang yang di tandai
dengan kepandaian membuat barang-barang
keperluan hidup dinamakan…
a. Berburu dan meramu
b. Berladang berpindah-pindah tempat
c. Foot gathering
d. Masa perundagian
2. Hasil kebudayaan berikut ini merupakan hasil
kebudayaan pada masa megalithicum,kecuali…
a. Menhir c. candrasa
b. Dolmen d. sarkofagus
3. Nekara sebagai salah satu hasil karya pada
masa pertukangan mempunyai fungsi
sebagai…
a. Barang perhiasan
b. Alat untuk menyimpan makanan
c. Benda pusaka/keramat
d. Tempat pemujaan arwah nenek moyang
4. Suatu kepercayaan yang menganggap benda-
benda tertentu mempunyai kekuatan gaib di
sebut…
a. Animism c. monotheisme
b. Dinamisme d. polytheisme
5. Jenis alat yang digunakan manusia purba untuk
memotong,mengupas,dan menggali makanan
pada masa berburu dan meramu adalah…
a. Kapak perimbas c. kapak genggam
b. Alat serpih d. mata panah
6. Von koeningswald berhasil menemukan alat-
alat dari masa berburu dan meramu di
daerah…
a. Makasar c. Bali
b. Lombok d. Punung
B. Jawablah pertanyaan dengan tepat!
1. Mengapa manusia purba hidupnya
berpindah-pindah ?
2. Sebutkan system kepercayaan pada masa
bercocok tanam !

Back Next

Anda mungkin juga menyukai