Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN

KEPERAWATAN
HIV-AIDS
•HIV  virus RNA dari famili Retrovirus dan subfamili
Lentiriviridae

HIV-1
Tipe virus HIV
HIV-2

•Kedua tipe HIV memberikan gambaran klinis yang sama,


hanya pada HIV-2 perkembangan penyakit lebih lambat
dibanding HIV-1
PATOFISIOLOGI

• Sel T dan sel B adalah tipe dari limfosit yang berperan dalam
melindungi tubuh dari infeksi.
• Sel B berfungsi untuk membentuk antibodi.
• Terdapat 3 jenis sel T:
• Helper T cell (CD4)  membantu sel lain untuk
menghancurkan organisme yang menginfeksi tubuh
• Suppresor T cell (CD8)  menekan aktivitas limfosit lain
sehingga tidak merusak jaringan normal
• Killer T cell (CTL) mengenali dan menghancurkan sel yang
abnormal atau terinfeksi
• Begitu HIV masuk tubuh manusia  dalam 4-11 hari virus
dapat ditemukan dalam sirkulasi
• Sel target infeksi HIV  sel-sel yang mampu mengekspresi
reseptor CD4
• HIV melemahkan sistem imun dengan memasuki dan
menghancurkan limfosit
MANIFESTASI KLINIS

• Menurut WHO (2002)  dibagi 4 stadium

Stadium 1 : Stadium 2 :
1. Asimptomatik 1. Penurunan BB <10%
2. Limfadenopati 2. Manifestasi mukokutaneus minor
generalisata (dermatitis seboroik, infeksi jamur
persisten kuku, ulserasi mulut berulang,
Dengan penampilan cheilitis angularis)
klinis derajat 1: 3. Herpes zoster, dalam 5 tahun terakhir
asimtomatik dan • Infeksi saluran nafas atas berulang
aktifitas normal (cth: sinusitis bakterial)
Dengan penampilan klinis derajat 2:
simtomatik dan aktifitas normal
Stadium 3 :
1. Penurunan BB >10%
2. Diare kronik dgn penyebab tidak jelas > 1 bulan
3. Demam tanpa sebab jelas (intermitten atau menetap) > 1 bln
4. Kandidiasis oral
5. TB paru, dalam 1 tahun terakhir
• Terinfeksi bakteri berat (pneumonia, piomiositis)

Stadium 4 :
1. HIV wasting syndrome
2. Pneumonia pneumokistik karinii
3. Toksoplasmosis otak
4. Diare karena cryptosporodiosis > 1 bln
5. Infeksi sitomegalovirus
6. Infeksi Herpes simpleks > 1 bulan
7. Kandidiasis esofagus, trakhea, bronkhus, paru
8. Infeksi mikobakterriosis atipikal
9. Sepsis
10. TB ekstrapulmoner
11. Sarkoma kaposi
12. Ensefalopati HIV
MANIFESTASI KLINIS
Menurut CDC (1993)

Hitung CD4 Kategori

> 500 sel/mm3


A
200 - 500 sel/mm3
B
< 200 sel/mm3
C
Kategori :
A  sindrom retroviral akut, limpadenopati generalisata
B  AIDS related complex, kandidiasis oral, kelemahan umum, herpes zoster, neuropati
perifer
C  kandidiasis esofagus & paru, ca cervix, coccidiomycosis, cryptosporodiosis, infeksi
sitomegalovirus, ensefalopati HIV, isosporiosis, sarkoma kaposi, limfoma maligna, TB,
pneumonia pneumokistik karinii, salmonellosis
AIDS

• AIDS akan terjadi pada infeksi HIV stadium lanjut 


merupakan stadium akhir dari penyakit yang disebabkan
oleh virus HIV
• CD4 < 200 sel/mm3
• Saat ini AIDS belum bisa disembuhkan dan belum ada vaksin
yang bisa mencegah infeksi HIV
JADI.....

• AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrom


• AIDS disebabkan oleh adanya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh
• HIV-AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit karena menurunnya sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV
• Virus HIV ini hidup didalam 4 cairan tubuh manusia :

 Cairan darah
 Cairan sperma
 Cairan vagina
 Air Susu Ibu
MANIFESTASI KLINIS

Dibagi menjadi 2, yaitu:


• Manifestasi Klinis Mayor
1. Demam > 3 bulan
2. Diare kronis > 1 bulan berulang maupun terus menerus
3. Penurunan BB > 10% dalam 3 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologi
5. Demensia
• Manifestasi Klinis Minor
1. Batuk kronis selama > 1 bulan
2. Infeksi pada mulut dan jamur disebabkan karena jamur Candida Albicans
3. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di seluruh tubuh
4. Munculnya Herpes zoster berulang dan bercak- bercak gatal di seluruh tubuh
5. Kandidiasis orofaring
6. Dermatitis generalisata yang gatal
7. Herpes simpleks kronis progresif
PENULARAN HIV

Kelompok Risiko Tinggi Kelompok Risiko


1. Homoseksual Rendah
2. Laki-laki biseksual 1. Dokter
3. Heteroseksual dengan 2. Dokter gigi
berganti-ganti pasangan 3. Perawat
4. Pengguna narkoba jarum 4. Petugas
suntik IV yang dipakai laboratorium
bergantian 5. Petugas kesehatan
5. Bayi lahir dari ibu lainnya
dengan HIV yg tidak
mendapat terapi ARV
6. Resipien donor darah
tanpa tes penapisan
terhadap HIV
PENULARAN HIV-AIDS DIBAGI MENJADI 2 JENIS :

a. Kontak seksual
1. Ano-Genital
2. Ora-Genital
3. Genito-Genital/Heteroseksual

b. Kontak non seksual


1. Transmisi parenteral
2. Transmisi transplasental
PENULARAN HIV
• Transmisi

CAIRAN TUBUH penggunaan


1. Darah jarum suntik
2. Semen tidak steril &
3. Cairan vagina dipakai
4. ASI bergantian

HUBUNGAN SEX IBU KE BAYI


1. Intercourse Sebelum, selama,
2. Oral atau setelah
3. anal melahirkan
VIRUS HIV TIDAK DITULARKAN
DENGAN CARA :

1.Berpelukan sosial, berjabatan tangan


2.Pemakaian WC, wastafel atau kemar mandi bersama
3.Di kolam renang
4.Gigitan nyamuk atau serangan lain
5.Membuang ingus, batuk atau meludah
6.Pemakaian piring, alat makan atau makan bersama-
sama
TES DIAGNOSTIK UNTUK
INFEKSI HIV
SCREENING
1. Enzyme-linked immunoassay (EIA, ELISA) 
HIV-1, HIV-2
2. Aglutinasi latek  HIV-1

KONFIRMASI
1. Western blot (WB)  HIV-1, HIV-2
2. Indirect immunofluorescene antibody assay
(IFA)  HIV-1
3. Radioimmunoprecipitation antibody assay (RIPA)
 HIV-1
PENATALAKSANAAN

1. Terapi antiretroviral
2. Terapi infeksi oportunistik dan malignansi
3. Dukungan nutrisi berbasis makronutrien dan mikronutrien
4. Konseling terhadap penderita maupun keluarganya
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIV-AIDS
Perjalanan klinis pasien dari tahap terinfeksi HIV sampai tahap
AIDS sejalan dengan penurunan derajat imunitas pasien,
terutama imunitas seluler.
Penurunan imunitas biasanya diikuti oleh adanya peningkatan
risiko dan derajat keparahan infeksi opurtinistik serta
penyakit keganasan.
PENGKAJIAN

• Riwayat penyakit saat ini


• Sejak kapan terdiagnosis HIV
• Kapan menggunakan terapi ARV atau tidak, jumlah CD4
• Tindakan apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang di alami sebelum di bawah ke rumah sakit

• obat-obatan yang dikonsumsi saat ini


• Riwayat Penyakit yang pernah diderita
• Kenali faktor seperti praktik yang beresiko
• Pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang dengan cara
intravena secara bergantian.
• Riwayat penerima donor darah

• Riwayat Penyakit Keluarga


• Adakah anggota keluarga lainnya yang beresiko tinggi
terkena seperti praktek seksual yang beresiko, pengguna
narkoba dan obat-obatan terlarang dengan cara intravena
secara bergantian.
MASALAH FISIK

1. Sistem pernafasan : Dispnea, TBC, dan Pneumoia


2. Sistem pencernaan : Nausea-vomiting, Diare,
Dysphagia, dan BB turun 10%/3bulan
3. Sistem persarafan : Letargi, Nyeri sendi, dan
Encepalopathy
4. Sistem integumen : Edema yang disebabkan
Kaposis sarcoma, Lesi dikulit atau mukosa, dan
Alergi
5. Lain-lain : Demam, dan risiko menularkan
MASALAH PSIKIS

1. Integritas ego : Perasaan tidak berdaya/putus asa


2. Faktor stres : baru/lama
3. Respons psikologis : Menyangkal, Marah, Cemas, dan
Mudah tersinggung
MASALAH SOSIAL

1. Perasaan minder dan tidak berguna


dimasyarakat
2. Interaksi sosial :
• Perasaan terisolasi/ditolak
• Masalah Ketergantungan
• Perasaan membutuhkan pertolongan
orang lain.
MASALAH KOLABORATIF :

• Risiko komplikasi/Infeksi sekunder


• Wasting syndrome, Sarkoma kaposi, dan Limfoma
• Meningitis, Infeksi Oportunistik (misalnya Kandidiasis,
sitomegalovirus, herpes, pneumocytis carinii pneumonia)
MASALAH KEPERAWATAN PADA
PASIEN HIV-AIDS

1. Intoleransi aktivitas
2. Bersihan jalan tidak efektif
3. Kecemasan
4. Gangguan gambaran diri
5. Ketegangan peran pemberi perawatan
6. Konfusi
7. Koping keluarga
8. Koping tidak efektif
MASALAH KEPERAWATAN PADA
PASIEN HIV-AIDS

9. Diare
10. Kurangnya aktivitas pengalihan
11. Kelelahan
12. Takut
13.Volume cairan kurang
14. Berduka fungsional/diantisipasi
15. Perubahan pemeliharaan rumah
Keputusasaan
17. Risiko infeksi
18. Risiko injuri
MASALAH KEPERAWATAN PADA
PASIEN HIV-AIDS
19. Pengelolaan pengobatan yang tidak efektif
20. Ketidakseimbangan nutrisi
21. Nyeri akut
22. Ketidak berdayaan
23. Kurang perawatan diri
24. Harga diri rendah
25. Perubahan persepsi sensori
26. Pola seksual tidak efektif
27. Kerusakan integritas kulit
28. Perubahan pola tidur
29. Isolasi sosial
30. Distress spiritual
31. Adanya risiko kekerasan yang diarahkan pada diri sendiri
NIC

• Acid-base management
• Anxiety reduction
• Bed rest care
• Caregiver support
• counseling
• Decision-making support
• Family support
• Infection control
• etc..... lihat NIC hal. 431
NOC

• Acceptance : Health status


• Activity tolerance
• Anxiety self-control
• Anxiety level
• Body image
• Bowel continence
• Coping
• Decision-making
• etc....... lihat NOC hal. 707-708
RESPONS SPESIFIK PD PHIV

RESPON BIOLOGIS (Imunitas)


• virus HIV yang telah berhasil masuk dalam tubuh
pasien →menginfeksi sel terutama monosit,
makrofag, sel2 mikroglia diotak, sel2 habfour
plasenta, sel2 dendrit pd kel. limfe, sel2 epitel pd
usus, & sel langerhans dikulit. ex :
- infeksi pd sel mikroglia → ensefalopati
- infeksi pd sel epitel usus → diare yg kronis
MASALAH KEPERAWATAN :

• Ketidakefektifan manajemen regimen


terapeutik
• Ketidakseimbangan nutrisi
• Risiko infeksi
• Intoleransi aktivitas
• Kelelahan
NOC

Regimen terapeutik Risiko infeksi


• medication respons • immunisation behaviour
• infection severity
• knowledge medication • knowledge infection
• knowledge treatment management
prosedure • risk control : infectious
• kowledge treatment proces
regimen • risk detection
• nutritional status
NIC

Ketidakefektifan Risiko infeksi


manajemen regimen - infection control
terapeutik : - infection protection
- care giver support
- case management
- counseling
- risk identification
- health system
guidance
RESPONS ADAPTIF PSIKOSOSIAL-
SPIRITUAL
Respons adaptif psikologis (penerimaan diri) stress, frustasi,
kecemasan, kemarahan, penyangkalan, rasa malu, berduka, dan
ketidakpastian dengan adaptasi terhadap penyakit.
Respons psikologis terhadap penyakit :
1. Pengingkaran (denial)
2. Kemarahan (anger)
3. Sikap tawar menawar (bargaining)
4. Depresi
5. Penerimaan dan partisipasi (acceptance)
MASALAH KEPERAWATAN :

1. Koping keluarga
2. Koping tidak efektif
3. Berduka fungsional/diantisipasi
4. Keputusasaan
NOC

• couping
• family couping
• family normalization
• family support during treat
• spiritual health
• stress level
• sosial support
• depresion level
• depression control
• knowledge depression management
NIC

• caregiver support
• coping enhancement
• counseling
• decision-making support
• emotional support
• family intgerity promotion
• family involvement promotion
• family support
• health system guidance
• mood management
• teaching : procedure/treatment
• Respons adaptif spiritual
1. Harapan yg realistis
2. Tabah dan sabar
3. Pandai mengambil hikmah

Masalah Keperawatan : Distress spiritual

NOC : spiritual health

NIC : anticipatory guidance


coping enhancement
spiritual growth facilitation
spiritual support
• Respon adaptif sosial
1. Stigma sosial → ↑ depresi dan pandangan negatif ttg harga
diri pasien
2. Diskrimasi
3. Emosi
4. Cemas
5. Interaksi sosial

MK : Isolasi sosial → isolation support → body image


enhancement, activity therapy, socialization
enhancement, support group
PENATALAKSANAAN
1. Pengendalian Infeksi Oportunistik bertujuan menghilangkan,
mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik,
nasokomial, atau sepsis
2. Terapi Anti Retro Viral
3. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
4. Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat terlarang,
makan-makanan sehat,hindari stress, gizi yang kurang,
alkohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.
PENGOBATAN

 Obat Antiretrovirus (ARV) --> menghambat replikasi


(penggandaan diri) HIV.

Tujuan utama terapi :


 Menekan jumlah virus secara maksimal dan terus menerus
mencegah dan/atau mengembangkan fungsi imun.
 Memperbaiki kualitas hidup
 Mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat infeksi HIV.
Indikasi :

 Infeksi HIV telah dikonfirmasi dengan tes antibodi


 Keputusan untuk mulai menggunakan ARV diambil setelah pasien dan
keluarga/ pendamping mendapatkan informasi yang lengkap ttg dana yang
dibutuhkan, jaminan kepatuhan berobat yg tinggi, efek samping yg mungkin
tjd
 Indikasi lab;
1) Penyakit HIV stadium IV tanpa memperhatikan jumlah CD4
2) Jika tes CD4 dpt dilakukan, ART sebaiknya dimulai sebelum jumlah CD4
dibawah 200
3) Jika tes CD4 tidak dapat dilakukan, ART sebaiknya dimulai jika infeksi
HIV memenuhi klinis stadium II atau III dengan limfosit total < 1200
3 GOL ARV

• Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)


Menghambat proses perubahan RNA virus menjadi DNA (replikasi virus), Ex :: Zidovudine
(ZDV/AZT), Iamivudine (3TC), Didanosine (ddI), Zalcitabine (ddC), Stavudine (d4T), Abacavir (ABC)
• Non-Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NNRTI)
Nevirapine (NVP), Evafirenz (EFZ), Delavirdine (DLV),
• Protease Inhibitor (PI)
Menghambat enzim protease yang memotong rantai panjang asam amino menjadi protein yang
lebih kecil. Ex :: Indinavir (IDV), Nelfinavir (NFV), Saquinavir (SQV), Ritonavir (RTV), Amprenavir
(APV), Iopinavir/ritonavir (LPV/r)
PENCEGAHAN

• Pendidikan kesehatan dan peningkatan pengetahuan


yang benar mengenai HIV
• Kontak seksual antara homoseksual sebaiknya dengan
kondom
• Kurangi jumlah pasangan atau pakai kondom.
Tidak menggunakan alat suntik bersama-sama.
• Membersihkan alat suntik dengan cairan pembersih
atau mengganti jarum suntik.
• Orang normal dengan pasangan yang berisiko,
menggunakan teknik seks yang aman : Menghindari
UTK TENAGA KESEHATAN

• Penggunaan alat pelindung pribadi untuk menurunkan risiko terkena darah atau
bahan-bahan lain yang mungkin infeksius.
• Setelah penggunaan alat pelindung, tangan harus dicuci dengan sabun dan air.
• Batasi resusitasi mouth to mouth, gunakan alat bantu mulut, kantung resusitasi,
dan lain-lain yang tersedia.
• Cuci bagian tubuh yang terpapar cairan tubuh/mukosa membran yang potensial
menimbulkan infeksi dengan sabun dan air.
• Pemeriksaan HIV dan hepatitis bagi yang tertusuk jarum, tergores pisau.
• Dekontaminasi area kerja.
PENCEGAHAN

• A (Abstinent): Puasa, jangan melakukan hubungan seksual yang tidak sah


• B (Be Faithful)Setialah pada pasangan, melakukan hubungan seksual
hanya dengan pasangan yang sah
• C (use Condom) Pergunakan kondom saat melakukan hubungan seksual
bila berisiko menularkan/tertular penyakit
• D (Don’t use Drugs) Hindari penyalahgunaan narkoba
• E (Education) Edukasi, sebarkan informasi yang benar tentang HIV/AIDS
dalam setiap kesempatan
PRIORITAS KEPERAWATAN

a. Mencegah, memperkecil infeksi


b. Mempertahankan homeostatis.
c. Mengusahakan kenyamanan
d. Memberikan penyesuaian psikososial
e. Memberikan informasi mengenai proses
penyakit/ prognosis dan kebutuhan perawatan.
PERAWATAN KOMPREHENSIF
BERKESINAMBUNGAN
• Konseling dan tes HIV sukarela
• Tatalaksana klinis dan diagnosa dini yang memadai
• Asuhan keperawatan yang mampu memberikan kenyamanan
pasien higienis, mampu mengendalikan infeksi dengan baik,
memberikan perawatan paliatif dan menangani kasus terminal,
melatih dan mendidik keluarga tentang perawatan di rumah dan
pencegahan penularan serta melakukan promosi kesehatan
PERAWATAN KOMPREHENSIF
BERKESINAMBUNGAN
• Perawatan di rumah dan di masyarakat
• Promosi gizi yang baik, dukungan psikologis dan emosional, dukungan
spiritual dan konseling
• Membentuk kelompok dukungan masyarakat
• Mengurangi dan menyingkirkan stigma, membangun sikap positif dari
masyarakat
• Dukungan sosial atau rujukan kepada pelayanan sosial
• Pendidikan dan pelatihan HIV-AIDS bagi pendamping ODHA
• Membangun kerjasama penyelenggara layanan klinis
INTERVENSI
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
Resiko tinggi infeksi Pasien akan bebas infeksi 1. Monitor tanda-tanda infeksi baru. Untuk pengobatan dini
berhubungan dengan oportunistik dan komplikasinya 2. gunakan teknik aseptik pada setiap Mencegah pasien terpapar oleh
imunosupresi, dengan kriteria tak ada tanda-tanda tindakan invasif. Cuci tangan sebelum kuman patogen yang diperoleh di
malnutrisi dan pola infeksi baru, lab tidak ada infeksi
meberikan tindakan. rumah sakit.
hidup yang beresiko. oportunis, tanda vital dalam batas
normal, tidak ada luka atau eksudat. 3. Anjurkan pasien metoda mencegah
terpapar terhadap lingkungan yang Mencegah bertambahnya infeksi
patogen.

1. Kumpulkan spesimen untuk tes lab


sesuai order. Meyakinkan diagnosis akurat dan
pengobatan

1. Atur pemberian antiinfeksi sesuai


order Mempertahankan kadar darah yang
terapeutik

Resiko tinggi infeksi Infeksi HIV tidak Anjurkan pasien atau orang penting Pasien dan keluarga mau dan
(kontak pasien) ditransmisikan, tim kesehatan lainnya metode mencegah memerlukan informasikan ini
berhubungan dengan memperhatikan universal transmisi HIV dan kuman
infeksi HIV, adanya precautions dengan kriteriaa patogen lainnya.
infeksi kontak pasien dan tim Gunakan darah dan cairan tubuh
nonopportunisitik kesehatan tidak terpapar HIV, precaution bial merawat pasien.
yang dapat tidak terinfeksi patogen lain Gunakan masker bila perlu. Mencegah transimisi infeksi HIV ke
ditransmisikan. seperti TBC.
orang lain
Intolerans aktivitas Pasien berpartisipasi dalam Monitor respon fisiologis terhadap Respon bervariasi dari hari ke hari
berhubungan dengan kegiatan, dengan kriteria bebas aktivitas
kelemahan, dyspnea dan takikardi selama
pertukaran oksigen, aktivitas.
malnutrisi, kelelahan. Berikan bantuan perawatan yang Mengurangi kebutuhan energi
pasien sendiri tidak mampu

Ekstra istirahat perlu jika karena


Jadwalkan perawatan pasien meningkatkan kebutuhan metabolik
sehingga tidak mengganggu
isitirahat.

Perubahan nutrisi Pasien mempunyai intake Monitor kemampuan mengunyah Intake menurun dihubungkan
kurang dari kalori dan protein yang dan menelan. dengan nyeri tenggorokan dan
kebutuhan tubuh adekuat untuk memenuhi mulut
Monitor BB, intake dan ouput
berhubungan dengan kebutuhan metaboliknya Menentukan data dasar
intake yang kurang, dengan kriteria mual dan Atur antiemetik sesuai order
meningkatnya muntah dikontrol, pasien Rencanakan diet dengan pasien dan Mengurangi muntah
kebutuhan makan TKTP, serum albumin orang penting lainnya. Meyakinkan bahwa makanan sesuai
metabolic, dan dan protein dalam batas n dengan keinginan pasien
menurunnya absorbsi ormal, BB mendekati seperti
zat gizi. sebelum sakit.
Diare berhubungan Pasien merasa nyaman dan Kaji konsistensi dan frekuensi feses Mendeteksi adanya darah dalam
dengan infeksi GI mengnontrol diare, komplikasi dan adanya darah. feses
minimal dengan kriteria perut
lunak, tidak tegang, feses lunak
dan warna normal, kram perut Auskultasi bunyi usus Hipermotiliti mumnya dengan diare
hilang,

Atur agen antimotilitas dan psilium Mengurangi motilitas usus, yang


(Metamucil) sesuai order pelan, emperburuk perforasi pada
intestinal

Berikan ointment A dan D, vaselin


atau zinc oside Untuk menghilangkan distensi

Tidak efektif koping Keluarga atau orang penting Kaji koping keluarga terhadap sakit Memulai suatu hubungan dalam
keluarga lain mempertahankan suport pasein dan perawatannya bekerja secara konstruktif dengan
berhubungan dengan sistem dan adaptasi terhadap keluarga.
cemas tentang perubahan akan kebutuhannya Mereka tak menyadari bahwa
keadaan yang orang dengan kriteria pasien dan Biarkan keluarga mengungkapkana mereka berbicara secara bebas
dicintai. keluarga berinteraksi dengan perasaan secara verbal
cara yang konstruktif

Ajarkan kepada keluaraga tentang Menghilangkan kecemasan tentang


transmisi melalui kontak sederhana.
penyakit dan transmisinya.

Anda mungkin juga menyukai