Anda di halaman 1dari 50

PENGKAJIAN

STATUS GIZI ABCD


Muhammad Ali Akbar, S.Gz, MPH

1
PENGERTIAN STATUS GIZI
Keadaan yg diakibatkan oleh status keseimbangan antara
jumlah asupan (“intake”) zat gizi dan jumlah yg dibutuhkan
(“requirement”) oleh tubuh utk berbagai fungsi biologis:
(pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan
kesehatan dll)

PENGERTIAN INDIKATOR STATUS GIZI


Tanda-tanda yg dpt memberikan gambaran ttg keadaan
keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi oleh
tubuh: contoh: pertumbuhan fisik  ukuran tubuh 
antropo-metri (BB, TB, dan lainnya)
Gizi Baik = Gizi seimbang
(Asupan zat gizi = Kebutuhan zat gizi)

Garis
normal

Asupan Kebutuhan
Kurang Gizi = Gizi tidak seimbang
(Asupan zat gizi < Kebutuhan zat gizi)

Garis
normal

Asupan

Kebutuhan
Gizi Lebih = Gizi tidak seimbang
(Asupan zat gizi > Kebutuhan zat gizi)

Garis
normal
Kebutuhan

Asupan
6 penilaian status gizi

METODE PENILAIAN STATUS GIZI

PSG LANGSUNG PSG TIDAK LANGSUNG

• DIETARY (SURVEI
• ANTROPOMETRI
KONSUMSI MAKANAN)
• BIOKIMIAWI
• STATISTIK VITAL
• CLINIS
• FAKTOR EKOLOGI
ABCD
Anthropometric : IMT, BB/TB, LLA/U
Biochemistry : Bndingkan dgn angka normal
- Status protein : albumin, total protein
- Status lemak : kolesterol, trigliserida, LDL, HDL
- Status mineral : Fe, Kalium, Natrium
- Status KH
- Status Vitamin
Clinical (fisik dan klinik)
Bandingkan dengan angka normal
Dietary :
Kuantitatif : asupan dibandingkan
dengan kebutuhan berdasarkan
Standar makanan yang diberikan.
Kualitatif : Pola makan bandingkan
dengan PUGS atau diet yang sudah
dijalani
9 penilaian status gizi

PSG LANGSUNG
ANTROPOMETRI (A)
Pengukuran antropometri adalah suatu
metode pengukuran status gizi secara langsung
yang dilakukan terhadap indikator dimensi
tubuh dan komposisi tubuh pada tingkat umur
dan status gizi yang berbeda. (Jellife, 1996)
ANTHROPOMETRIC ASSESSMENT
OF BODY SIZE
• Berat Badan
• Panjang Badan
• Tinggi Badan
• Rasio Lingkar Kepala dan Lingkar Dada
BERAT BADAN
• Pada Bayi atau Anak-anak
• Pada Dewasa
BERAT BADAN BAYI
LANGKAHNYA :
1. Siapkan alat pengukur (dacin) dan
pastikan kekuatannya.
2. Pasang media timbang yang kosong
pada dacin. Pastikan bahwa bandul
geser berada pada angka nol
3. Seimbangkan dacin yang sudah
dibebani media timbang dengan cara
memasukkan pemberat ke dalam
kantong plastik dan gantungkan di
sisi lain batang dacin
4. Anak ditimbang, seimbangkan dacin
dengan cara memindahkan bandul
geser
5. Tentukan berat badan anak dan
CATAT Hasilnya
6. Geser bandul ke angka nol, letakkan
batang dacin dalam tali pengaman
dan setelah itu bayi atau anak dapat
diturunkan
BERAT BADAN DEWASA
LANGKAHNYA :
1. Siapkan neraca pada
tempat yang tepat dan
pastikan jarum berada
pada angka nol
2. Subjek berpakaian
minimal berdiri tegak di
tengah timbangan,
pandangan frankfrut
plane
3. Paling baik dilakukan
pada saat perut kosong
4. Lihat hasil dengan
ketelitian 0,1 kg dan
DOKUMENTASIKAN
PANJANG
BADAN
• Pada Bayi
• Pada subjek Bed Rest
PANJANG BADAN BAYI
LANGKAHNYA :
1. Posisikan bayi tidur terlentang pada
papan pengukur dengan pakaian
seminimal mungkin
2. Bagian ubun-ubun menyentuh papan
permanen. Kedua bahu menyentuh
dasar papan.
3. Pengukur I memegang kepala subyek
dan mengupayakan posisi Frankfurt
Plane secara vertikal
4. Pengukur II memegang kaki subyek
dan mengusahakan lutut subjek pada
posisi lurus sejajar dengan meja
5. Apabila pengukuran dengan kedua kaki
tidak memungkinkan, pengukuran
dilakukan pada kaki kiri
6. Baca angka yang tertera sampai
ketelitian satuan milimeter
7. Dokumentasikan hasil pengukuran
PANJANG BADAN LANGKAHNYA :
SUBJEK BED REST 1. Subjek tidur terlentang
dengan pakaian minimal
2. Mengukur bagian ubun-
ubun (ujung kepala) hingga
ujung kaki.
3. Diukur menggunkan metlin
pada bagian tubuh yang
jarang digunakan
4. Jika tempat tidurnya miring,
mengikuti kontur tubuh
(perhitungan estimasi)
TINGGI
BADAN
• Tinggi Badan Akurat menggunakan
microtoise
• Tinggi Badan : Estimasi Tinggi Lutut
(pada Geriatri) & Rentang Lengan
TINGGI BADAN
LANGKAHNYA :
1. Pengukuran ditempatkan pada lantai yang
horizontal, rata, keras serta dinding yang tegak
lurus dengan lantai
2. Tempelkan microtoise sepanjang 2 m yang dimulai
dari bawah
3. Subjek menggunakan pakaian seminimal mungkin
berdiri lurus tegak pada tengah microtoise
4. Pandangan Frankfrut Plane, bagian belakang
kepala, bahu, pantat, betis, dan tumit menempel
dinding
5. Posisi lengan tergantung bebas di samping paha,
bahu lurus vertikal, telapak kaki membentuk 90o
6. Microtoise diturunkan hingga menyentuh ubun-
ubun dan subjek dalam keadaan inspirasi
7. Lihat hasil pengukuran dan Dokumentasikan
TINGGI LUTUT
LANGKAHNYA :
1. Subjek diukur dalam posisi berbaring
dan berpakaian minimal.
2. Pengukuran dilakukan pada kaki
yang jarang digunakan (kaki kiri),
dimana subjek diminta untuk
menempatkan kakinya pada bagian RUMUSNYA…
segitiga sehingga lutut membentuk
sudut 90o terhadap paha dan
Laki-laki (cm): (2,08 x
telapak kaki membentuk sudut 90o Knee height) + 59,01
terhadap betis.
3. Hasil ditentukan dengan mengukur Perempuan (cm) : (1,91 x Knee
jarak antara puncak tertinggi lutut height) – (0,17 x age) + 75,00
dan ujung tumit dengan tongkat
penggaris
4. Lakukan pengukuran sebanyak dua (Sumber : Gibson, RS, 1993. Nutritional
kali dengan selisih maksimal 5 mm. Assessment, A laboratory Manual,
hasilnya merupakan rata-rata dari Oxford University Press, New York)
dua kali lipat pengukuran tersebut.
RENTANG LENGAN
LANGKAHNYA..
1. Subjek diminta berdiri tegak dengan kaki sejajar
membelakangi dinding rata dimana sudah tersedia
permukaan permanen alat ukur yang berada pada
posisi nol pada media horisontalnya
2. Subjek diminta merentangkan tangannya secara
maksimal, lurus sejajar dengan bahu dan telapak
tangan menghadap ke luar
3. Ujung jari tengah subjek menyentuh permukaan
permanen alat ukur dan ujung lainnya direntangkan
hingga menyentuh permukaan non permanen alat
ukur yang dapat digeser sesuai kondisi subjek
4. Hasil pengukuran ditentukan hingga ketelitian 0,1 cm
5. Dokumentasikan
RUMUS RENTANG LENGAN
 Laki-laki : 118,24 + (0,28 x panjang depa) –
(0,07 x umur) cm
 Wanita : 63,18 + (0,63 x panjang depa) –
(0,17 x umur) cm
RASIO LINGKAR
KEPALA DAN
LINGKAR DADA
LINGKAR DADA
1. Subjek berdiri tegak, kaki sejajar
menghadap kearah pengukur
dan kedua lengan terentang
bebas di sisi badan.
2. Subjek berada dalam kondisi
berpakaian minimal.
3. Pengukuran dilakukan dengan
cara melingkarkan pita ke
sekeliling dada melalui garis
puting susu.
4. Pengukuran lingkar dada
dilakukan pada saat subjek
melakukan pernafasan minimal,
tentukan hasil hingga ketelitian 1
desimal.
5. Dokumentasikan hasil
LINGKAR KEPALA
1. Subyek berdiri /duduk, bagian kiri
menghadap pengukur, tangan relaks
dan kaki terbuka.
2. Subjek diukur dalam kondisi tanpa
aksesoris di kepala
3. Posisi pandangan Frankfurt Plane.
4. Letakkan pita pengukur di atas batas
supraorbital (di atas alis dan tepat di
atas telinga pada kedua sisi),
melingkari kepala pada lingkaran
yang terbesar.
5. Pastikan posisi lingkaran pada
ketinggian yang sama.
6. Baca angka hingga ketelitian 0.1 mm.
7. Dokumentasikan hasil.
26 penilaian status gizi

 DEFINISI
BIOKIMIA (B)
pemeriks.spesimen laboratoris pd jaringan tubuh /
berkaitan dg laboratorium.
ex: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh
seperti hati dan otot.
 PENGGUNAAN

Dpt menentukan keadaan malnutrisi


Dpt membuktikan pemeriksaan tk sub –
klinis
Sbg pemeriksaan pelengkap
 Pemeriksaan untuk menilai keadaan gizi yg.
bersifat obyektif
 Salah satu prosedur untuk mengetahui &
membuktikan tingkat subklinis dari keadaan
gizi yg. menyimpang  untuk pencegahan
 Melengkapi metode lain (antropometri, klinis,
survei diit)
 Bahan pemeriksaan yg. dipakai yaitu cairan
tubuh misalnya : darah, urin, & beberapa
jaringan seperti otot, hati, dan tulang.

 Hal-hal yg. perlu diperhatikan :


 bahan mudah dikumpulkan
 stabil selama dibawa
 tidak dipengaruhi oleh makanan
29 penilaian status gizi
30 penilaian status gizi

BIOFISIK (B)

 DEFINISI
metode  melihat kemampuan fs (khususnya jaringan )
dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
 PENGGUNAAN

Mengukur kemampuan fungsi


jaringan biologis
Pemeriksaan Perubahan Struktur jaringan
31 penilaian status gizi

Contoh
 Pemeriksaan Koordinasi Otot
 Pemeriksaan Kemampuan Fisik
 Pemeriksaan Adaptasi Gelap
32 penilaian status gizi
PENENTUAN KEADAAN GIZI SECARA KLINIS (C)
 Secara umum, penentuan secara klinis t.d 2
tahap :
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
Anamnesis :
 Untuk ketahui riwayat keluhan penderita yg
akan menentukan arah pemeriksaan
selanjutnya.
 Contoh : nafsu makan , kelainan saluran
pencernaan, infeksi/penyakit kronis, alergi
terhadap makanan
Pemeriksaan fisik :
 (Jelliffe 1966) untuk mendeteksi perubahan2 dalam
tubuh yg diketahui berhubungan dengan
ketidakcukupan zat gizi yg dapat dilihat/dirasakan
pada jaringan epitel yg letaknya di permukaan tubuh
(kulit, mata, rambut, selaput lendir, kelenjar Tiroid).

 Empat masalah gizi di Indonesia :


 KEP
 KVA
 Anemia def. Fe
 GAKY
KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP)
 Disebabkan oleh masukan energi & protein yg.
sangat kurang dalam waktu yg. cukup lama.
 Tanda paling utama : pertumbuhan fisik yg. kurang
normal
 Tanda klinis :
 badan menjadi kurus
 jar. lemak bawah kulit mulai lunak & otot tidak
kencang
 penyusutan otot (wasted)
 perut buncit
 anak kurang responsif mengarah ke apatis
Gizi Buruk : Marasmus

 wajah seperti orang


tua
 kulit terlihat longgar
 tulang rusuk tampak
terlihat jelas
 kulit paha berkeriput
 terlihat tulang
belakang lebih
menonjol dan kulit di
pantat berkeriput
36 ( baggy pant )
Gizi buruk : Kwashiorkor

 edema
 rambut kemerahan, mudah
dicabut
 kurang aktif, rewel/cengeng
 pengurusan otot
 Kelainan kulit berupa bercak
merah muda yg meluas &
berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan
terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
37
38 penilaian status gizi

Kwasiorkor & Marasmus


KVA
(KURANG VITAMIN A)
ANEMIA

Anemia Tidak Anemia Tidak Anemia Anemia


Pucat Tidak pucat Tidak pucat Pucat
TANDA-TANDA KLINIS AGB
 Lelah, lesu, lemah, letih,
loyo (5 L)
 Bibir tampak pucat
 Nafas pendek
 Lidah licin
 Denyut jantung
meningkat
 Susah buang air besar
 Nafsu makan
berkurang
 Kadang-kadang pusing
 Mudah mengantuk
GAKY
(GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM)

.
gondok grade
IIIb, Wanita, 9
thn cretin
myx-
oedematosa
,

Laki2, 2,5 Wanita, 21


bln Cretin thn TB 110
diplegia cm, cebol
Kelenjar Tiroid
45 penilaian status gizi

PSG TIDAK LANGSUNG


46 penilaian status gizi

DIETARY (D)
-- > SURVEI KONSUMSI MAKANAN
• Tingkat Individu
1. Food Recall 24 jam : pengukuran asupan makanan dg teknik wawancara
ttg asupan mak/min individu dlm 24 jam terakhir (mundur 24 jam)
2. Food record : spt food recall 24 jam, responden mencatat sendiri mak/min
yg dikonsumsi
3. Food Weighing : responden mencatat+mnimbang sendiri mak/min yg dikonsumsi
s/d metode persiapan, pemasakan & merk
4. Dietary History : harus oleh ahli gizi terlatih dlm wawancara : pola kebiasaan makan/
sesuai formulir, variasi makan di hari khusus, frequensi, URT, teknik pengolahan
5. Food Frequency : spt dietary history, menyiapkan bahan mak/min, wawancara seberapa
sering mengkonsumsinya
6. Visual Comstock (Taksiran Visual) : pengamatan sisa makanan, hrs tah
porsi awal penyajian, wawancara apakah dikonsumsi oleh responden/tdk
DIETARY (D)
47 penilaian status gizi

-- > SURVEI KONSUMSI MAKANAN


• Tingkat Rumah Tangga
1. Food Account method : penanggungjawab pengolah makanan rumah tangg
mencatat seluruh makanan yg masuk dlm URT
2. Household food record method : responden+nimbang mak yg dikonsums
anggota keluarga+tamu sesuai form, cata+timbang sisa mak, catat mak yg dikonsumsi anggota
keluarga di luar rumah

• Tingkat Nasional
1. Food Balance sheet : hitung kapasitas produksi mak+import+persediaan, kurangkan dgn
ekspor & yg bukan utk keperluan manusia (utk hewan, bibit benih,industri), kerusakan
pascapanen+transportasi+sampah.
2. Total diet study : Market basket studies, Indivisual food items, duplicate portion studies
3. Universal product codes dan electronic scanning devices : cek barang yg
tersedia di toko makanan, catat deskripsi produk/ukuran/perusahaan/kandungan mak, cata total
penjualan+pengeluaran mak.
Statistik vital
• Pengertian
Menganalisis data  statistik kesehatan  seperti
angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu
dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi
49 penilaian status gizi

FAKTOR EKOLOGI
Bengoa Malnutrisi mrp
masalah ekologi sbg hasil
interaksi bbrp faktor fisik,
biologis & lingkungan budaya

Anda mungkin juga menyukai