Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 1

1. ENTIE ROSELA S
2. EVAN AGUNG W
3. DYAH PUJI PRAWITASARI
4. VIKA RAHMAWATI
5. PUTRI PARDANA P
6. ZULINDA
PENGERTIAN BERDUKA
• Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan
terhadap kehilangan yang dimanifestasikan
adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak
nafas, susah tidur, dan lain-lain.
• Berduka merupakan respon normal pada semua
kejadian kehilangan. NANDA merumuskan ada
dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi
dan berduka disfungsional.
• Berduka diantisipasi adalah suatu status yang
merupakan pengalaman individu dalam
merespon kehilangan yang aktual ataupun yang
dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek
atau ketidakmampuan fungsional sebelum
terjadinya kehilangan. Tipe ini masih dalam batas
normal.
• Berduka disfungsional adalah suatu status yang
merupakan pengalaman individu yang responnya
dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara
aktual maupun potensial, hubungan, objek dan
ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-
kadang menjurus ke tipikal, abnormal, atau
kesalahan/kekacauan.
6 (Enam) tingkatan Berduka
1. Syok
2. Tidak yakin
3. Mengembangkan kesadaran diri
4. Restitusi
5. Mengatasi kehilangan
6. Idealisasi dan hasil
Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang dapat
diaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka maupun menjelang ajal.

• Fase I (shock dan tidak percaya)


Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin menarik diri,
duduk malas, atau pergi tanpa tujuan.
Respon secara fisik : pingsan, diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat,
tidak bisa istirahat, insomnia dan kelelahan.
Peran perawat : meyakinkan, mendekati keluarga pasien dan berbicara
dengan lemah lembut tentang apa yang telah terjadi terhadap pasien
serta menguatkan hati/ perasaan pasien.

• Fase II (berkembang nya kesadaran)


Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut dan mungkin
mengalami putus asa.
Respon : Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan kekosongan
jiwa tiba-tiba terjadi.
Peran perawat : mendekati keluarga pasien, mengajak keluarga pasien
berbicara ,bercerita dan menghibur keluarga pasien.
·
·
• .
Fase III (restitusi)
Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan
yang hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak
dapat menerima perhatian yang baru dari seseorang yang
bertujuan untuk mengalihkan kehilangan seseorang.
Peran perawat: membantu pasien untuk menenangkan
hatinya
Fase IV
Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan
terhadap almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat
menyesal tentang kurang perhatiannya di masa lalu terhadap
almarhum.
Peran perawat: perawat memberikan dukungan agar pasien
tidak merasa sendiri.
Fase V
Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai
diketahui/disadari. Sehingga pada fase ini diharapkan
seseorang sudah dapat menerima kondisinya. Kesadaran baru
telah berkembang.
Peran perawat: perawat membatu pasien melupakan masa
lalu dan luka yang ada dihatinya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai