KDM II PPT Kelompok 3
KDM II PPT Kelompok 3
“KUBLER-ROSE”
1. Herlina Avenika C
2. Karisma Supriliyanti
3. Muhammad Arief N.
4. Ratna Ferawati W
5. Rina Yuliastyawati
6. Zulaikah Nur Istiqomah
Fase – fase kehilangan menurut
Kubler-rose
1. DENIAL ( PENOLAKAN )
Menyangkal merupakan respon segera terhadap
kehilangan baru / kehilangan yang mengancam
Penyangkalan dari pasien mengenai diagnosa
penyakit kronis
Muncul karena merasa sangat cemas akan
penyakitnya
Berusaha keras mencegah kenyataan itu masuk
ke kesadaran
Tetap berusaha memperbaiki dan memperbesar
kesempatan hidup dengan melakukan tindakan
yang dianggap positif
Selama tahap denial, pasien mencari-
cari cara coping sesuai dengan dirinya
Klien mencoba untuk melupakan atau
menutupi kenyataan.
Secara intelektual seseorang dapat
menerima hal-hal yang berkaitan
dengan kematian, tetapi berbeda
dengan tingkat emosi.
Bagi pasien yang mengetahui dan
memahami kenyataan tersebut, mereka
memilih untuk tidak memikirkannya
Respon
1. Fase denial
a. Reaksi pertama adalah syok,
tidak mempercayai kenyataan
b. Verbalisasi;” itu tidak mungkin”,
“ saya tidak percaya itu terjadi ”.
c. Perubahan fisik; letih, lemah,
pucat, mual, diare, gangguan
pernafasan, detak jantung cepat,
menangis, gelisah.
2. ANGER ( BERONTAK DAN
MARAH )
Setelah denial, muncul anger atau
kemarahan karena kecemasan yang belum
hilang
Berontak ,merasa Tuhan ‘ tidak adil ‘ atau
tidak berperasaan terhadap kenyataan harus
dihadapi.
Marah kepada Sang Pencipta.
Merupakan tahap tersulit yang dilalui
keluarga.
Kadang- kadang pasien rewel,mengkritik
orang yang berhubungan
Pasien biasanya merasa marah dengan
diagnosa yang diberikan dokter,
sehingga memutuskan untuk mencari
pendapat dari dokter lain
Kemarahan muncul karena adanya
keinginan seseorang untuk tetap hidup
Perlu diperhatikan bahwa ekspresi marah
dapat menjauhkan pasien dari orang-
orang terdekatnya, seperti keluarga dan
para perawat
Timbul berbagai pertanyaan : “ mengapa
harus saya ? apa dosa saya ?
respon
2. Fase anger / marah
a. Mulai sadar akan kenyataan
b. Marah diproyeksikan pada orang lain
c. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat,
gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
d. Perilaku agresif.
3. BERGAINING ( TAWAR MENAWAR )
Menuju tahap menerima. Pasien tawar
menawar untuk berbuat baik jika
diperpanjang hidupnya.
Pasien menangis dan menyesal
Beberapa pasien akhirnya menunjukkan
usaha yang rasional untuk bertahan hidup
sehingga dapat memperbesar kesempatan
untuk hidup
Ada juga yang melakukan usaha namun
usaha tersebut tidak memiliki efek langsung
terhadap penyakitnya
Contohnya: pasien yang religius bisa saja
mengucap janji kepada Tuhan untuk
berubah menjadi orang yang lebih baik
dan akan menjalani hidup dengan
sungguh-sungguh jika diberikan
kesempatan hidup lebih lama olehNya.
* menemani pasien
* bila mungkin bicara dengan
pasien.
* Tanyakan apa yang dibutuhkan.
* Apakah butuh pertolongan
perawat.
* Pintu kamar jangan ditutup