1
Nyala api yang tampak adalah
massa zat yang sedang berpijar
dalam proses reaksi kimia
oksidasi
eksothermal
EN
H
G
EA
XY
FIR
T
O
FIR
EE
FUEL
CO2 H2 O Tahapan terjadinya nyala api
1. Vaporization.
Reaksi nyala api akan terjadi dalam
bentuk partical /uap. Besaran
Free radicals temperatur yang dibutuhkan
reaction disebut flash point
2. Uap bahan bakar akan dapat
terbakar di atmosfir apabila
O konsentrasinya tepat, dalam batas
2 tertentu. Batasan konsentrasi
O2 partical / uap diudara disebut
flammable range. Sampai kondisi
VAPORIZATION ini belum terjadi reaksi oksidasi
Reaksi oksidasi, akan terjadi
Cx Hx
FUEL
H
? FLAMMABLE RANGE
YG
EA
T
OX
FEEDBACK
FIRE • FLASH POINT
? • FIRE POINT
? ? • AUTO IGNITION TEMPERATURE
FUEL
SOURCE ENERGY
Heat output
OXYGEN FUEL
Free
radicals
Vaporization
reaction
HEAT
Free radicals
reaction
O 2 100 % 21% 0%
78 % 100 % N 2
STEADY
TH
DE
o
250 - 600 - 1000 C
CA
RO
Y
FIRE STAGE
G
Mulai terjadinya api/kebakaran tidak diduga waktu dan
tempatnya;
Api akan menjadi besar dan meluas bila cukup media
penghantarnya;
Intensitas nyala api dipengaruhi oleh sifat flammability dan
kwantitas jenis material yang terbakar;
Kebakaran akan surut dan padam bila keseimbangan
reaksinya tidak cukup.
INTENSITAS
PHASES of
PHASES of FIRE
FIRE
3 - 10 menit
h
STEDY
t
ow
Fully development fires
DE
(600-1000 o C)
Gr
CA
Initiation
Y
TIME
Sourc
e
NON THERMAL
(ASAP & GAS)
Mengancam
keselamatan manusia
THERMAL
Kerusakan/kerugian
Asset & Lingkungan
The Potential Effect of Fire on People and Property
Smoke
Temperature
Carbon
Monoxide
Carbon
Dioxide
EN
H
EA
G
XY
Oxygen
FIR
O
FIR
EE
FUEL
Fire Loads
Effect of Fire on
Quantity &
Flammability People, Property and
of material Environment
Frequenc
y
EN
Outcome
G
EA
XY
FIRE
T
FIRE
O
PA
V
TI
SS
AC
IV
FIR
E
FIR
FIREE
E
ES
SAFETY
EN
PR
V
MANAGEMENT
LI
H
O
G
EA
PE
XY
A
FIR
M
T
FIR
RT
FIRE
O
FIRE
Y
H
EE
FUEL
ENVIRONMENT
Fire Safety Policy
Fire Pre-fire planning
Pengorganisasian Fire Teams
safety Pembinaan dan latihan
managem Fire Emergency Respons Plan
ent Fire drill/Gladi terpadu
Inspection & Testing berkala
Preventive maintenance
Firesafety Audit
System informasi /komunikasi
POSKO Pengendalian darurat
MANAJEMEN
PENANGGULANGA
N
KEBAKARAN
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI BAHAN
BAHAN KIMIA
KIMIA
BERBAHAYA
BERBAHAYA
(KEPMEN
(KEPMEN 187/MEN/1999)
187/MEN/1999)
► Bahan beracun
► Bahan sangat beracun
► Cairan mudah terbakar(Flash point >21 oC - >55oC)
► Cairan sangat mudah terbahar (Flash point < 21 o C)
► Gas mudah terbakar (Boiling point < 20 o C)
► Bahan mudah meledak
► Bahan reaktif
► Bahan oksidator
KEPMEN
KEPMEN 187/MEN/1999
187/MEN/1999
PENGENDALIAN
PENGENDALIAN BAHAN
BAHAN KIMIA
KIMIA
BERBAHAYA
BERBAHAYA
NILAI AMBANG KUANTITAS
► Bahan beracun 10 ton
► Bahan sangat beracun 5 ton
► Cairan mudah terbakar 200 ton
► Cairan sangat mudah terbahar 100
ton
► Gas mudah terbakar 50 ton
► Bahan mudah meledak 10 ton
► Bahan reaktif 10 ton
► Bahan oksidator 10 ton
PERATURAN KHUSUS “EE”
SYARAT-SYARAT K3
BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR
* Ketentuan umum
• Bahan cair dan gas
• Bahan kapuk
major hazard
Pengedalian bahaya
Risk assessment
KLASIFIKASI
SNI
SNI225
225--1987
1987
PUIL-1987
PUIL-1987 Ruang blg 1
(PASAL
(PASAL--820)
820) Adanya uap/gas secara
GAS
GAS normal tidak dapat
dihindarkan
UAP
UAP a. kontinyu, berkala
b. kebocoran instalasi
DEBU
DEBU c. kegagalan peralatan
PERSYARATAN
PERSYARATAN Ruang blg 2
KHUSUS
KHUSUSUNTUK
UNTUK Adanya uap/gas karena
RUANGAN
RUANGAN kejadian tidak normal :
YANG
YANGMENGANDUNG
MENGANDUNG a. kecelakaan
POTENSI b. kegagalan alat pengaman
POTENSIBAHAYA
BAHAYA
LEDAKAN
LEDAKAN
08/09/19
SNI 225 - 1987
PUIL-1987 (820)
LEDAKAN
LEDAKAN
UAP
UAP/GAS
/GAS
FLAMMABLE
FLAMMABLE
• RUANG PENGECATAN;
• PROSES PRINTING;
PRESSURIZED
• GUDANG SOLVENT,
VENT
• DSB.
SNI 225 - 1987
PUIL-1987 (820)
LEDAKAN
LEDAKAN
DEBU/SERAT Dust
DEBU/SERAT Collector
• Kapas,
• Batu bara
• Tepung terigu, susu
• dll
BACK DRAFT
KEBAKARAN DALAM
Udara
RUANG TERTUTUP
KEHABISAN OKSIGEN
FLARE
FIREBALL
Peledakan tangki gas cair
yang mendidih akibat
paparan panas
PERMIT
Applies Only to Area Specified Below
Date : …………………………..
Building : ………………………………………….. Floor
…………………………………………...….
Nature of the job …………………………….
The above location has been examined. The precautions checked
reverse of card have been taken to prevent fire. Permission is
granted for this work.
Permit expires : ……………………………….
Signed
Fire Safety Supervisor
GAS LPG
AKAN TURUN
KEBAWAH
APA PENDAPAT ANDA
KEBAKARAN DISEBABKAN KARENA PELEDAKAN
TABUNG GAS LPG
LPG
Petro 2
BI
Petro1
Kerusakan
Adanya Korban
Penyimpangan Jiwa Dampak
Standar K3 Lingkungan33
BI Korban 15 orang
34
35
36
37
PROBLEM WAKTU TANGGAP
38
DI TEMPAT KERJA ANDA
► Apakah ada peluang utk terjadi
kebakaran
► Apa konsekuensinya bila terjadi
kebakaran
► Upaya apa yang telah dilakukan
39
Undang-undang No 1 Th 1970
tentang
Keselamatan Kerja
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN
•KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
KEBAKARAN
•PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
Pengendalian
•KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
ENERGI •PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH
TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH
MELEDAK)
47
A. Kesesuaian ► bahwa peruntukan bangunan
standar harus sesuai dengan IMB
(Bangunan yang beri ijin untuk
bangunan
perkantoran harus harus
dengan jenis digunakan sebagai perkantor,
hunian tidak boleh diubah fungsi menjadi
yang lain)
► Peralatan yang digunakan sesuai
dengan standar K3 dan standar
teknis lainnya (UU No. 1 Tahun
1970)
► Pelaksanaan pemeriksaan dan
pengujian terhadap peralatan
sesuai dengan ketentuan K3 (UU
No, 1 Tahun 1970)
B. Sistem ► Sistem deteksi, alarm yang mampu
Proteksi memberikan informasi tanda bahaya
yang cepat dan akurat.
Kebakaran Untuk mendeteksi kebakaran
seawal mungkin, sehingga
tindakan pengamanan yang
diperlukan dapat segera dilakukan
Perencanaan, pemasangan
pemeriksaan pengujian
pemeliharaan sistem deteksi
otomatik diatur dalam Permen
NO. 02/Men/1983 ttg sistem
deteksi otomatik.
► Tersedianya Peralatan atau Sistem
proteksi yang dapat menghambat
menjalarnya kebakaran, asap, panas
dan gas, Contohnya : penggunaan
Fire retardant dan
kompartemenisasi dll
Sistem Proteksi Kebakaran
► Tersedianya peralatan atau system
proteksi kebakaran yang sesuai
dengan jenis potensi bahaya
kebakaran yang ada di gedung /
perusahaan. sesuai dengan standar
K3)
Contoh :
Persyaratan APAR sebagaimana diatur dalam
Permenaker No. 04/Men/1980 tentang persyaratan
APAR :
Harus Siap Pakai Pada Waktunya
Jenis Dan Ukurannya Sesuai
Mudah Dilihat Dan Mudah Diambil
Kondisi Baik
Setiap Orang Dapat Mengoperasikan Dengan
Benar, Tidak Membahayakan Dirinya.
Dilakukan pemeriksaan dan pengujian secara
berkala.
Sistem pemadam yang dapat mengatasi meluasnya
bahaya kebakaran. (Springkler, Hydrant )
► Yang mampu
C. Kesiapan
mengidentifikasi bahaya
personil kebakaran di tempat kerja
yang ► yang mampu dan kompeten
kompeten untuk menghadapi bahaya
kebakaran.
► Yang mampu memelihara
peralatan/sistem proteksi
kebakaran, sehingga
peralatan/sistem siap pakai
► Yang mampu memimpin dan
berkoordinasi dalam keadaan
darurat.
FIRE EMERGENCY PLAN
Lapis II
Fire Men
Lapis IV
Dinas
Pemadam
Lapis III
Bantuan
dari
Lapis I
lingkungan
Pet. Peran
Kebakaran
POSKO
Ref. Kepmennaker No 186/1999
Kepmennaker No186/Men/1999
Tk. Ahli
Tk. Ahli Madya
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I
Psl 7
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
(Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C)
TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)
Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja
memantau semua aspek pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana
proteksi kebakaran agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan
darurat kebakaran untuk pemadaman dan
penyelamatan
Psl 8
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN
KLAS B :
KOORDINATOR SUB UNIT PEN.
KEBAKARAN
Tanggung jawab di unit kerja
tertentu
Tugas :
1. Mengkoordinasikan program penanggulangan
kebakaran (inspeksi & latihan)
2. Memimpin operasi penanggulangan kebakaran
Psl 9
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT
KEBAKARAN
KLAS A :
PENANGGUNG JAWAB TEKNIK
PEN. KEBAKARAN
Tanggung jawab di seluruh tempat
kerja
Tugas :
1. Menyusun, melaksanakan dan evaluasi
program kerja pengendalian kebakaran
2. Melakukan audit internal dan pengawasan
langsung
3. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan
syarat K3 Psl 10
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)
DEVISI 1/300
FIRE
FIRE MENS
Koordinator
SUB UNIT ………..
1/100
PERAN
KEBAKARAN
……….2/25
Ref. Kepmennaker No 186/1999
PENANGGUNG
PENANGGUNG JAWAB
JAWAB UMUM
UMUM
(PENGURUS)
(PENGURUS)
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN K3
K3
PENANGGUNG
PENANGGUNG JAWAB
JAWAB
UNIT
UNIT PENANGGULANGAN
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
KEBAKARAN PETUGAS REGU
PENANGGULANGA
KOORDINATOR
KOORDINATOR SUB
SUB UNIT
UNIT N KEBAKARAN
PENANGGULANGAN
PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
KEBAKARAN
PETUGAS
PETUGAS
PERAN
PERAN KEBAKARAN
KEBAKARAN
Ref. Kepmennaker No 186/1999
DETECTION
AKTIF
ALARM
FIRE EXTINGUISHER
SPRINKLER
HYDRANT, ETC
MEANS OF ESCAPE
PASSIF
KOMPARTEMEN
SMOKE CONTROL
FIRE / SMOKE DAMPER
FIRE RETARDANT/TREATMENT
INSTALASI ALARM
TANDA BAHAYA KEBAKARAN
TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM
KEBAKARAN OTOMATIK BERTUJUAN
UNTUK MENDETEKSI KEBAKARAN
SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN
PENGAMANAN YANG DIPERLUKAN DAPAT
SEGERA DILAKUKAN.
Ruang lingkup
- Perencanaan
- Pemasangan,
- Pemeriksaan
- Pengujian
- Pemeliharaan
INSTALASI ALARM KEBAKARAN
OTOMATIK
TUJUAN
AGAR KEBAKARAN DAPAT TERDETEKSI SEDINI MUNGKIN,
SEHINGGA TINDAKAN YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA
DILAKUKAN.
Signal
Detektor alarm
FIRE FOULT
FAULT
NORMAL
Panel
Indikator
INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK
Ref : Permenaker 02/83
Signal
Signa
Detektor alarm
l
alarm
FIRE
FIRE FAULT
FOULT
TP
+
M
NORMAL
MCFA
AUDIBLE ALARM
DETEKTOR
INPUT
Nyala
Asap
OUTPUT
HYDRANT
HYDRANT
MCFA
68
1 11 1 11 1
2 12 2 12 2
3 13 3 13 3
4 14 4 14 4
5 15 5 15 5
6 16 6 16 6
7 17 7 17 7
8 18 8 18 8
9 19 9 19 9
10 20 10 20 10
2. Mimic Panel
11
MCFA 12
13
14
Merk : 15
Model : 16
Instalatir : 17
Pengesahan No : 18
Tgl : 19
3. Anounciator Panel 20
JENIS DAN TIPE
DETEKTOR
•ULTRA
Nyala VIOLET
•INFRA RED
Panas •FIXED
TEMPERATURE
•RATE OF RISE
Asap •IONIZATIO
N
Manual •OPTIC
•Push
bottom
•Full down
•break glass
ZONA DETECTION
Nyala 20 titik
Panas 40 titik
Asap 20 titik
PRESS FAN
POMPA On
HYDRANT
MCFA
supply daya
SMOK HEAT
E
CONTROL
CONTROL Media pemadam Halon
FIRE
FIRE
INDIKATOR
INDIKATOR (F, Cl, Br)
BUZER
ALARM !!!!!!!!!!!!
DISCHART
DISCHART
Mengandung potensi bahaya
CONTROL
CONTROL
PANEL
PANEL
VALVE keracunan
Heat
Detector
Discharge
Cylinders Sirene Warning Signal
Control
Panel
Manual Abort
Manual Release Station
Double Warning Light Station 76
CARA MENYELEKSI SISTEM
EFEKTIVITAS PEMADAMAN DAMPAK THD PERALATAN
Kecepatan pemadaman Clean-up pasca pemadaman
Sesuai bahaya yg dihadapi Kerusakan akibat air
Post-fire hold time Kerusakan bahan & karat
Kemampuan menembus api Terjadi kondensasi
Risiko penyalaan kembali Terjadi regangan termal
Kebijakan
Fire risk
Assessment •Efektif
Jenis dan •Aman
Pemeliharaan ukuran •Tidak Merusak
teratur tepat
Alat pemadam api
ringan
Designing
Listing
Selecting
Purchasing
Installing
Approving
Inspecting
Recharging
Maintaining
Testing
Operating
Tipe konstruksi
STORED
CO2
PRESSURE
( N2 )
CARTRIDGE
ALAT PEMADAM API RINGAN
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980
JENIS JENIS
JENIS KERING
JENIS BASAH
BASAH KERING
-- AIR -- DRY
DRY POWDER
POWDER
AIR
-- BUSA -- CO2
CO2
BUSA
-- CLEANT
CLEANT
WATER
AGENT
AGENT
POWDER
FOAM
HALON
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker-04/80
A
Combustible
Material
B C
Flammable Electrical
Liquid/gas Equipment
D Metals
ABC
A B C
Multi Purpose
Prinsip
PEMADAMAN Udara
Dilution
Smothering
Starving Cooling
API
Bahan bakar Heat
88
PRINSIP PEMADAMAN
API
1. CARA PENGURAIAN (STARVATION)
MEMISAHKAN ATAU MENYINGKIRKAN
BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR
2. CARA PENDINGINAN (COOLING)
MENURUNKAN PANAS/TEMPERATUR
BAHAN
3. CARA ISOLASI (SMOTHERING)
MENURUNKAN KADAR OXIGEN 12%
90
WATER KEGAGALAN
KEGAGALAN APAR
APAR
POWDER
HALON
WATER
POWDER
HALON
2
FOAM
Jenis tidak sesuai
Clean
Air Busa Powder
Kl
Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)
Keterangan :
Mechanical Foam 3 th 5 th
Chemical Foam 2 th 5 th
Dry powder 5 th 5 th
Halogen 5 th 5 th
STANDAR UJI
Rating B
Penempatan APAR
Klasifikasi hunian
Ringan Sedang Berat
Ratin Jarak Luas Luas Luas
g ft sq ft sq.ft sq.ft
75 3000 X X
1A 75 6000 3000 X
2A 75 11250 4500 3000
3A 75 11250 6000 4500
4A 75 11250 9000 6000
6A 75 11250 11250 9000
10A 75 11250 11250 11250
20A 75 11250 11250 11250
40A
99
Perkiraan Rating (APAR)
Perkiraan Rating (APAR)
Perkiraan Rating (APAR)
Perkiraan Rating (APAR)
Perkiraan Rating (APAR)
STANDAR APAR APAR
Dirancang dengan tekanan >
14kg/cm2
dapat mendorong seluruh
medianya
(sisa mak 15%) dalam waktu
min. 8 detik
Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x
WP (65 oC)
- Test pressure 1,5 x WP(65
o
C)
APAR
- Pengujian ulang tiap 5 tahun
Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
Hydro Static Test
106
107
Bursting Test
108
109
Langkah pengujian
hydrostatik
•Sediakan hand press pump
•Siapkan gelas ukur
•Coba kapasitas pompa 10 x ukur dengan
gelas ukur
•Tabung diisi air penuh
•Pindahkan ke tempat
lain
•Diisi air lagi penuh
•Pasang slang
•Pompa perlahan dan
• Catat jumlah air yang masuk
dihitung
• Lepas slang air dibuang
•Amati pedoman
• Masukan kembali air awal
tekanan
• Bila tabung tidak kembali
•Stop pada tekanan uji
penuh artinya ada
pengembangan menetap
• Hitung berapa persen 110
> 4.13 WP
Pressure
> 20 kg/cm2
1.5 WP
Expansion
111
TANDA PEMASANGAN
112
Sistem Hydrant dan
Sprinkler
113
SISTEM HYDRAN
DAN SPRINGLER
1 1/2
Inc
2 1/2
Inc 2 1/2
Inc
Out
door
RESERVOAR
114
FIRE HYDRANT
Jaringan instalasi pipa air
untuk pemadam kebakaran
yang dipasang secara permanen
Seamese
Connection
RESERVOAR
115
116
117
PERENCANAAN HYDRANT
KLASIFIKASI HUNIAN
Tingkat resiko bahaya kebakaran
119
High zone
Medium Zone
Low zone
RESERVOAR
120
53o C
141o C
68o C
182o C
79o C
201o C
260o C
93o C
121
Q = a x V (l/men)
123
Ukuran kepala sprinkler
Klas hunian :
• Ringan : 10 mm - 3/8 in
• Sedang : 15 mm - ½ in
• Berat : 20 mm - 17/32 in
Kapasitas aliran
Q , gpm
Kepala Sprinkler
Tekanan
Psi 3/8 in 1/2 in 17/32 in
10 9 18 25
15 11 22 32
20 13 25,5 36
25 14,5 28,5 40
35 17 34 47
50 20 40 56,5
75 25 49,5 69
100 28,5 57 80
124
Jumlah kepala sprinkler
125
KELENGKAPAN
KELENGKAPAN • JENIS KABEL FRC
SIRKIT • DARI SISI IN COMING
SIRKIT MOTOR
MOTOR • SEBELUM SAKELAR UTAMA
POMPA
POMPA KEBAKARAN
KEBAKARAN
KENDALI
IDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH
126
Akses Bantuan
► Tersedianya sarana evakuasi, adanya sarana yang dapat
menjamin orang membebaskan diri dari tempat bahaya ke
tempat aman tanpa bantuan orang lain.
► Tersedianya sarana rescue, yaitu adanya sarana / bantuan
dari pihak luar bagi penghuni yang tidak dapat
menyelamatkan diri sendiri (terluka).
► Tersedianya akses jalan untuk masuknya bantuan dari luar
(Mobil pemadam, rescue, ambulance, landasan helikopter
dll)
► Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait
127
Manajemen
► Adanya komitmen dari pimpinan untuk
pencegahan dan penanggulangan kebakaran
► Adanya prosedur dan rencana tanggap
darurat.
► Pembinaan dan pelatihan
► Evaluasi dan monitoring
128
FIRE PREVENTION
(Pengendalian kebakaran)
FIRE SAFETY
FIRE SAFETY MANAGEMENT
MANAGEMENT
129
PRE FIRE CONTROL
HE Frequency
EN
TA
YG
Outcome
OX
FIRE
FIRE Rate of heat release
Flame spread
Smoke obscuration
FUEL
Toxicity
Ignitibility by heat transfer
Antara lain :
- Informasi sumber bahaya dan cara
pencegahannya;
- Jenis sarana prot kebakaran, petunjuk
pemeliharaan, dan cara penggunaannya;
- Prosedur kerja aman
- Prosedur dalam keadaan darurat
Psl 2 (4)133
IN CASE
FIRE CONTROL
Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
134
POST
FIRE CONTROL
•INVESTIGASI
• ANALISIS
•
REKOMENDASI
•
135
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
• PERMENAKER 04/87
P2K3
• PERMENAKER 05/96
MANAJEMEN
K3 SMK3
• KEP. MENAKER KEP.
186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI
TEMPAT KERJA
136
Latihan Pemadaman kebakaran
137
138
PENUTUP
► Kebakaran memiliki potensi resiko tinggi (people, property &
environment), karena itu penanganan K3 harus mendapat
perhatian serius.
► Kebakaran dapat diprediksikan, resikonya dapat
diperhitungkan, oleh karena itu upaya penanggulangannya
dapat direncanakan;
► Dalam situasi darurat, semua penghuni akan terlibat dalam
situasi ancaman bahaya, karena itu setiap tempat kerja harus
memiliki buku panduan tanggap darurat dan disosialisasikan
serta dilakukan gladi simulasi darurat secara berlaka.
► Sarana proteksi kebakaran setiap saat harus siap pakai,
karena itu harus dilakukan pemeliharaan, pemeriksaan, dan
pengujian.
► Sarana evakuasi harus tetap dijamin tidak terhalang
► Manajemen harus memiliki komitmen terhadap K3
► Persyaratan teknis mengenai k3 penanggulangan kebakaran
dapat dipelajari pada UU No. 1 Tahun 1970 dan Peraturan
Pelaksanaanya ( Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri
serta pedoman pelaksanaan K3 lainnya).
139
Sekian
TERIMA KASIH
140