Anda di halaman 1dari 18

DEMAM DALAM KEHAMILAN

DAN PERSALINAN
MASALAH

• Ibu menderita demam (suhu > 38ºC)


dalam kehamilan dan persalinan

PENANGANAN UMUM
• Istirahat baring
• Minum banyak
• Kompres untuk menurunkan suhu
DIAGNOSIS
GEJALA & TANDA GEJALA DAN TANDA DIAGNOSIS
SELALU ADA KADANG-KADANG ADA KEMUNGKINAN
• Disuria • Nyeri suprasimfisis Sistitis
• Frekuensi kencing meningkat • Nyeri perut
• Disuria • Nyeri pinggang Pielonefritis akut
• Demam • Nyeri dada
• Frekuensi kencing meningkat • Mual-muntah
• Nyeri abdomen • Anoreksia
• Cairan vagina berbau pada • Nyeri abdomen bawah Abortus septik
kehamilan < 22 minggu • Nyeri lepas
• Demam • Perdarahan
• Uterus nyeri • Nanah di serviks
•Demam/menggigil • Ketuban pecah Amnionitis
• Cairan vagina berbau pada • Nyeri uterus
kehamilan > 22 minggu • DJJ cepat
• Nyeri abdomen • Perdarahan sedikit
• Demam • Lendir (+) Pneumonia
• Sesak napas • Dada/tenggorokan sakit
• Batuk beriak • Sesak
• Nyeri dada • Ronkhi (+)
• Demam • Limpa membesar Malaria tanpa komplikasi
• Menggigil
•Nyeri kepala
• Nyeri otot
• Gejala seperti di atas • Kejang Malaria dengan komplikasi
• Koma • Ikterus
• Anemia
• Demam • Meracau Tifus*
• Nyeri kepala • Tak sadar
• Batuk kering
• Lemas
• Anoreksia
• Limpa besar
•Demam • Nyeri otot Hepatitis
• Lemah • Urtikaria
• Anoreksia • Limpa besar
• Mual
• Kencing coklat tua
• Kuning
• Hati bengkak
* Berikan ampisilin 1g per oral 4 kali sehari atau amoxicillin 1g per oral 3 kali sehari selama 14 hari
PENANGANAN
Infeksi Saluran Kemih
Anggaplah infeksi meliputi seluruh saluran dari kalises sampai uretra

Sistitis
Adalah infeksi kandung kencing.
• Berikan antibiotik
- Amoksisilin 500mg per oral 3 kali sehari selama 3 hari
- ATAU trimetoprim/sulfametoksazol 1 tablet (160/800mg) per oral 2
kali sehari selama 3 hari
• Jika terapi gagal, periksa kultur urin dan tes resistensi kuman jika
tersedia dan terapi antibiotik yang sesuai
• Jika infeksi kambuh lagi:
- Periksa kultur dan resistensi kuman dan terapi antibiotik yang sesuai
- Sebagai profilaksis, berikan antibiotik per oral sekali sehari selama
hamil dan 2 minggu pasca persalinan:
- trimetoprim/sulfametoksazol 1 tablet (160/800mg)
- ATAU amoksisilin 250mg
Catatan: Profilaksis diberikan pada kasus kekambuhan
Pielonefritis akut
Adalah infeksi akut saluran kemih atas, umumnya pelvik ginjal dan juga
meliputi parenkimnya.
• Jika terdapat syok, berikan segera pengobatan
• Buat kultur dan tes resistensi jika tersedia dan terapi antibiotik yang sesuai
sampai 2 hari bebas demam
• Jika kultur urin tidak dapat dilakukan, berikan antibiotik
– Ampisilin 2gr/IV tiap 6 jam
– DITAMBAH gentamisin 5mg/kg Berat Badan IV tiap 24 jam
• Jika telah bebas demam 2 hari berikan amoksisilin 1gr per oral 3 kali per
hari selama 14 hari.
Catatan : Umumnya pasien membaik dalam 48 jam. Jika tidak ada
perbaikan dalam 3 hari, evaluasi pengobatan dan jenis antibiotik.
• Untuk profilaksis, berikan antibiotik per oral sekali sehari, selama hamil dan
2 minggu pasca persalinan:
– Trimetoprim/sulfametoksazol 1 tablet (160/800mg)
– ATAU amoksisilin 250mg.
• Berikan minum atau infus
• Paracetamol 500mg per oral jika sakit dan jika panas
• Jika timbul kontraksi darah dan lendir, curigai persalinan aterm
Malaria
Umumnya penyakit ini disebabkan oleh dua
spesies parasit yaitu P. falciparum & P. Vivax.
Demam malaria pada ibu hamil dapat
mengakibatkan morbiditas, bahkan kematian
jika tidak dikenal dan diobati. Demam malaria
akut biasanya sukar dibedakan dari penyakit
lain. Malaria harus dipertimbangkan pada ibu
yang demam dan pernah terpapar malaria.
• Ibu yang tidak memiliki kekebalan (tidak pernah
tinggal didaerah endemik malaria) menjadi
rentan terhadap komplikasi malaria.
• Ibu yang memiliki kekebalan mempunyai resiko
tinggi untuk anemia berat dan melahirkan bayi
BLR.
TEST
• Jika tes diagnostik tidak tersedia, berikan
terapi antimalaria berdasarkan gejala-
gejala klinis (misalnya nyeri kepala,
demam, nyeri sendi)
• Jika tersedia tes :
– Mikrososkopik : apusan tebal dan tipis darah
tepi. Apusan tebal lebih baik untuk diagnosis
parasit (hasil (-) tidak menyingkirkan malaria).
Apusan tipis digunakan untuk identifikasi
spesies.
– Tes deteksi antigen cara cepat
Malaria Falciparum
Malaria Falciparum tanpa komplikasi
Malaria jenis ini resisten klorokuinnya telah meluas
bahkan, resistensi terhadap obat lain (misalnya
kina, sulfadoksin, pirimetamin, meflokuin) juga
terjadi. Oleh karena itu kita perlu mengikuti
paduan nasional pengobatan malaria. Obat yang
merupakan kontraindikasi adalah primakuin,
tetrasiklin, doksisiklin, dan halofantrin. Belum
cukup data mengenai obat atovokuon/proguanil
dan artemeter/lumefrantin yang dipakai pada
ibu hamil.
Daerah dimana P.Falsifarum Sensitif
terhadap Klorokuin

• Berikan klorokuin 10 mg/kgBB per oral


sekali sehari selama 2 hari diikuti 5
mg/kgBB mulai hari ketiga.
Catatan : klorokuin aman pada
pemakaian selama hamil
Daerah di mana P. falsiparum resisten
terhadap klorokuin

• Pemberian sulfadoksin/pirimetamin atau garam kina


(dihidroklorid atau sulfat) dapat dibenarkan di daerah
yang resisten terhadap klorokuin. Pemberian obat
sebagai berikut:
– Sulfadoksin/pirimetamin 3 tablet dosis tunggal;
Catatan: Obat ini jangan diberikan kepada ibu yang alergi
terhadap sulfa.
– ATAU garam kina 10 mg/kgBB per oral 3 kali selama 7 hari.
Catatan: Jika ibu tidak dapat minum obat selama 7 hari atau efek
samping berat, berikan minimum 3 hari DITAMBAH
sulfadoksin/pirimetamin 3 tablet dosis tunggal pada hari pertama.
• Meflokuin dapat dipakai pada ibu hamil jika pengobatan
dengan kina atau sulfadoksin/pirimetamin sudah resisten
atau kontraindikasi pada pasien tertentu.
Catatan: Penggunaan meflokuin pada kehamilan muda
harus dipertimbangkan benar-benar, karena data
penggunaannya pada trimester pertama masih terbatas:
• Pada daerah di mana malaria masih sensitif terhadap
meflokuin, berikan dosis 15 mg/kgBB per oral sebagai
dosis tunggal;
• Pada daerah yang sudah mulai resisten terhadap
meflokuin, berikan meflokuin 15 mg/kgBB per oral dan
dilanjutkan dengan 10 mg/kgBB sehari kemudian.
Pengobatan di daerah dengan resistensi ganda
Resistensi ganda yang terjadi pada beberapa daerah mengakibatkan
kesulitan pengobatan. Pilihan terapi ialah sebagai berikut:
•Garam kina (dihidroklorid atau sulfat) 10 mg/kgBB per oral 3 kali
sehari selama 7 hari.
•ATAU garam kina (dihidroklorid atau sulfat) 10 mg/kgBB per oral 3 kali
sehari selama 7 hari DITAMBAH klindamisin 300 mg 4 kali sehari
selama 5 hari.
Catatan: Kina/klindamisin gabungan dapat dipakai pada
daerah resisten kina.
•ATAU artesunat 4 mg/kgBB per oral dalam beberapa dosis pada hari
1, disambung dengan 2 mg/kgBB per oral dosis tunggal selama 6 hari.
Catatan: Artesunat dapat digunakan pada kehamilan trimester
2 dan 3 pada malaria tanpa komplikasi, tetapi belum cukup data pada
pemakaian trimester 1. Namun, artesunat dapat dipakai jika tidak ada
alternatif lain.
MALARIA VIVAKS
Daerah di mana P. vivaks sensitif terhadap
klorokuin

Klorokuin merupakan pilihan hanya di daerah


dengan malaria vivaks yang sensitif terhadap
klorokuin.
• Berikan klorokuin 10 mg/kgBB per oral sekali
sehari untuk 2 hari, kemudian 5 mg/kgBB per oral
pada hari ke 3.
Catatan: Di daerah sensitif malaria vivaks
tetapi resisten terhadap malaria falcifarum
pengobatan dilakukan sebagai infeksi campuran
(lihat di bawah)
Daerah di mana P. vivaks resisten terhadap
klorokuin

Di beberapa negara sudah terdapat daerah P.


vivaks yang resisten terhadap klorokuin. Namun,
data terbatas untuk pengobatan optimal. Sebelum
memberikan terapi sekunder pada kegagalan
terapi dengan klorokuin, harus disingkirkan
kemungkinan adanya ketidakpatuhan pemakaian
obat dan infeksi baru P. falsiparum. Jika uji
diagnostik tidak tersedia, lakukan pengobatan
seperti infeksi campuran (lihat di bawah).
Pengobatan alternatif bagi malaria
vivaks resisten

• garam kina (dihidroklorid atau sulfat) 10 mg/kgBB per


oral 2 x sehari selama 7 hari; Catatan: Dosis kina ini
lebih rendah dibandingkan dosis untuk falsiparum.
• ATAU meflokuin 15 mg/kgBB per oral dosis tunggal;
• ATAU sulfadoksin/pirimetamin 3 tablet dosis tunggal per
oral; Catatan: Obat ini kurang dianjurkan karena
lambat membunuh P. vivaks.
• ATAU artesunat 4 mg/kgBB per oral dalam beberapa
dosis selama hari 1, diikuti dengan dosis 2 mg/kgBB per
hari selama 6 hari.
Pengobatan malaria vivaks dengan
komplikasi hepatitis
• Malaria dapat berkembang dalam hepar.
Selama itu akan timbul gejala infeksi
vivaks berkala. Primakuin dapat digunakan
untuk infeksi pada hepar, tidak boleh
digunakan dalam kehamilan, dan
dibolehkan pada nifas. Dosis bervariasi,
sesuaikan dengan anjuran pada panduan
nasional.
Daerah dengan infeksi campuran
falsiparum dan vivaks

• Pada daerah infeksi campuran, proporsi jenis malaria


berbedajuga sensitifitasnya. Oleh karena itu, harap merujuk
pada panduan pengobatan nasional. Jika pemeriksaan mi-
kroskopik tersedia, pengobatan terarah dapat dilakukan.
Namun, jika tidak ada fasilitas tersebut, alternatif pengobatan
ialah sebagai berikut:
• anggaplah infeksi disebabkan oleh P. falsiparum dan obati
sesuai dengan panduan nasional;
• di daerah malaria yang resisten terhadap klorokuin, tetapi P.
falsiparum masih sensitif terhadap sulfadoksin/pirimetamin
dan P. vivaks masih sensitif terhadap klorokuin, terapilah
dengan.dosis standar klorokuin dan dosis standar
sulfadoksin/pirimetamin.

Anda mungkin juga menyukai