Anda di halaman 1dari 20

CKB, FRAKTUR SINUS

MAKSILARIS, DAN
SUSP. TRAUMA
CERVICAL
LAPORAN ROOT CASE ANALYSIS (RCA)
AUDITOR:
DR. NYIMAS NURSYARIFAH
PENDAHULUAN

CEDERA KEPALA
(PERDOSSI)
• trauma mekanik langsung / tidak langsung gangguan fungsi neurologis (fisik,
kognitif, fungsi psikososial) baik temporer maupun permanen

KLASIFIKASI
Minimal Ringan Sedang Berat

GCS 15 GCS 13-15 GCS 9-12 GCS 3-8


TIDAK PINGSAN PINGSAN < 10 MNT PINGSAN 10 MNT- PINGSAN >6 JAM
6JAM
CT SCAN NORMAL CT SCAN NORMAL CT SCAN NORMAL CT SCAN ABNORMAL
PENDAHULUAN
ATLS
MORFOLOGI FRAKTUR VAULT • LINEAR/STELLATE
TENGKORAK • DEPRESSED/NON
• OPEN/CLOSED

BASILAR • WITH/WITHOUT CSF LEAK


• WITH/WITHOUT 7TH NERVE PALSY

LESI FOCAL • EPIDURAL


INTRAKRANIAL • SUBDURAL
• INTRACEREBRAL
CT SCAN
DIFFUSE • CONCUSSION
• MULTIPLE CONTUSION
KEPALA
• HIPOXIC/INSCHEMIC
• AXONAL INJURY
PENDAHULUAN
TRAUMA
CERVICAL

IMMOBILISASI
(COLLAR SPINE)

PEMERIKSAAN
FISIK
(PEMERIKSAAN
NEUROLOGIS)

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
(CT SCAN 
MRI)
MANAJEMEN RISIKO KLINIS
Tujuan

Mengenali
Mengevaluasi

Mengendalikan

Manfaat Menjadi pelajaran bagi kasus – kasus yang dihadapi di


kemudian hari agar kejadian yang serupa tidak terulang

HS. Risk Management Policy and Process Guide. Risk management process. London: NHS; 2015. p.9-11.
I. IDENTIFIKASI PASIEN

Tn. S, 43 tahun
Pasien post KLL dengan keterlambatan assessment
awal tetraparese dan penegakan diagnosis yang
memerlukan pemeriksaan penunjang banyak dan
biaya besar
11. TIM INVESTIGASI

• dr. Abdul Aziz, M.Sc, Sp.S


• dr. Nyimas Nursyarifah
III. PENGUMPULANDATA

1 Maret 2019 2 Maret 2019 3 Maret 2019

• Pasien datang post KLL, • Pem fis tetraparese • CT scan cervical ->
sadar dengan Ro. Cervical AP-Lat-> muscle spasme dan
tetraparese Paraspinal muscle spasme spondylosis ringan
• Dilakukan CT scan cervical & Masuk Ruang HCU, • Saran MRI Cervical
kepala -> fr. Sinus (TD 80/45 mmHg, RR 28x/m)
maksilaris terpasang collar neck, konsul
• Ro Thorax Ro SpBS
Lumbosacral & Lab • Dx: CKB+ Susp. Fr.
• Dx: Post KLL+CKR+ Servikal+ Otorhea + Fr
Fr Dinding sinus Dinding sinus maksilaris+ V.
maksilaris excoriasis
III. PENGUMPULANDATA
4 Maret 2019

Diagnosis:
Hasil CT Scan -> tidak ada CKB
fraktur cervical Susp. Fr. Cervical
Otorhea+ Fr Sinus Maksilaris
Saran rujuk RS Abdoel V. Eksoriasi
Moeloek untuk MRI
cervical untuk
menyingkirkan kemungkinan
trauma medulla spinalis Pasien dirujuk ke RSAM
setinggi cervical pada tanggal 5 Maret 2019
IV. PEMETAAN KRONOLOGI KEJADIAN
Waktu 1 Maret 2019 Pukul 22.00 – 00.00 WIB 2 Maret 2019 Pukul 18.30 WIB
KEJADIAN Penerimaan pasien di IGD Pasien di ruang rawat mengalami penurunan pada TTV

INFORMASI 22.00 Pasien


datang post KLL dengan Tetra Pasien mengeluh seluruh badan tidak bisa digerakkan
dan nyeri curiga fr. Servikal lalu dilakukan Ro cervical
TAMBAHAN parese -> CT scan kepala, Ro Thorax, Ro hasil spasme
Lumbosacral dan cek Laboratorium
18.00
TTV
22.56 • TD 80/50 mmHg
Hasil CT scan kepala-> fr. Dinding sinus • RR 30x/m
maksilaris • HR 70x/m
• → Pindah ruang HCU, Konsul Sp BS, pasang collar
→Konsul DPJP saran rawat neck
GOOD Dilakukan CT scan kepala Didapatkan tetraparese kecurigaan fr. Servikal dan
Melakukan pelaporan pada DPJP telah dilakukan pemeriksaan CT scan cervical dan
PRACTICE dipasang collar neck
MASALAH Tetraparese terdiagnosa dan collarneck tidak Penyebab perburukan pasti belum dapat dipastikan
PELAYANAN terpasang
Pemilihan pemeriksaan penunjang yang tidak
tepat
IV. PEMETAAN KRONOLOGI KEJADIAN
Waktu 3 Maret 2019 Pukul 23.30 WIB 4 Maret 2019 Pukul 23.30 WIB
KEJADIAN Pasien belum ada perbaikan kondisi Pasien direncanakan rujuk ke RSAM

INFORMASI 23.00 23.30

TAMBAHAN Pasien mengatakan masih lemah pada semua Pasien belum ada perbaikan kondisi keluarga
ekstremitas dan TTV belum ada perbaikan disarankan rujuk ke RS Abdoel Moeloek untuk MRI
masih terpasang collar neck, ct scan cervical cervical dan tindakan lanjutan lainnya, pasien akhirnya
dirujuk (5/3/2019)
→ spasme dan spondylosis ringan
→ saran MRI cervical
GOOD Collar neck tetap dipertahankan pada Telah dilakukan perencanaan tindakan selanjutnya
kecurigaan fr. cervical yang tepat
PRACTICE Keluarga telah diberi penjelasan mengenai kondisi
Telah dilakukan perencanaan penunjang
pasien dengan baik
lanjutan
MASALAH Telah dilakukan banyak pemeriksaan Kecurigaan fr. Cervical belum dapat dipastikan
PELAYANAN penunjang (Ro cervical, thorax, lumbosacral, Perujukan dilakukan tidak lebih awal
CT scan kepala dan cervical)
V. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Terjadinya keterlambatan assesment awal tetraparese susp fr.


cervical
2. Penegakan diagnosis memerlukan beberapa pemeriksaan
penunjang dengan biaya yang besar
VI.ANALISIS INFORMASI 5 Mengapa

MASALAH Terjadinya keterlambatan assessment tetraparese susp. Fr. cervical


Mengapa Dokter jaga tidak yakin menemukan tetraparese saat pemeriksaan
neurologis pasien di IGD
Mengapa Pada saat pemeriksaan awal pasien dan setelah observasi
beberapa saat terjadi perubahan respon sensoris pasien
Mengapa Pemeriksaan neurologis di IGD oleh dokter jaga kurang
teliti dilakukan
Mengapa Pemeriksaan neurologis yang tepat belum dipahami dengan
benar
Mengapa Dokter jaga perlu refresh ilmu mengenai pemeriksaan neurologis dan
kasus emergensi neurologis
VI.ANALISIS INFORMASI 5 Mengapa

MASALAH Penegakan diagnosis memerlukan beberapa pemeriksaan penunjang


dengan biaya yang besar
Mengapa Pemeriksaan penunjang yg telah dilakukan belum menyingkirkan dx susp fr.cervical

Mengapa Penegakan diagnosis tersebut memerlukan pem lanjutan dengan biaya besar dan tidak
tersedia di RSMH
Mengapa Kasus demikian merupakan kompetensi RS tipe B

Mengapa Karena kasus tersebut complex dan membutuhkan banyak resource untuk assesment

Mengapa Seharusnya dilakukan rujukan lebih awal


VI.ANALISIS
INFORMASI
Tidak
Tidak
didapatkan Tidak dilakukan
Tetraparese dilakukan ct perujukan lebih
diawal scan cervical awal
lebih awal

Pasien datang post


KLL dirawat di
RSMH
• Ketidaktepatan
diagnosis awal di IGD
• Diagnosis yang
memerlukan
Pemeriksaan pemeriksaan
fisik kurang penunjang banyak dan
teliti dilakukan
biaya besar
Batasan kasus yang
dapat ditangani
belum ditentukan

MODEL SWISS-CHEESE
VII.REKOMENDASI
AKARMASALAH REKOMENDASI TINGKATPENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Kurangnya telitinya pemeriksaan 1. Melakukan Reedukasi berupa • Komite Pelayanan Medik
fisis neurolofgis oleh dokter jaga bimbingan ataupun pelatihan • Ketua Komite Medik
mengenai pemeriksaan neurologis • Kepala Bagian Diklat RSMH
IGD dan kasus emergensi neurologis
kepada para dokter jaga.
2. Reedukasi tentang pemeriksaan
penunjang yang penting dilakukan
berkaitan dengan kasus kepada
para dokter jaga
3. Reedukasi kepada para dokter
jaga tentang komunikasi yang baik
dan hal yang penting untuk
dilaporkan saat konsul dengan
DPJP
VII.REKOMENDASI
AKARMASALAH REKOMENDASI TINGKATPENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Batasan kasus yang dapat 1. Membuat daftar batasan kasus • Komite Pelayanan Medik
ditangani di RSMH belum yang sebaiknya langsung dirujuk • Kepala Bagian Penunjang Medik
dan yang dapat dirawat di RSMH
ditentukan
2. Reedukasi kepada para dokter
jaga untuk memahami batasan
kasus yang dapat ditangani dan
melakukan perencanaan seperti
saran rujuk lebih awal pada pasien
VIII. KESIMPULAN

1. Telah terjadi keterlambatan assessment tetraparese susp trauma


medulla spinalis setinggi cervical dan penegakan diagnosis
membutuhkan pemeriksaan penunjang yang banyak dan biaya yang
besar
2. Penyimpangan terjadi pada ranah proses:
• Gagal mengenali tetraparese pada pemeriksaan neurologis awal
• Gagal menentukan batasan kasus yang dapat ditangani di RSMH
• Gagal melakukan perujukan lebih awal
DAFTAR PUSTAKA

• Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI).2006. Standar Pelayanan Medis


(SPM) & Standar Prosedur Operasional (SPO), Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia (PERDOSSI)
• Arifin, M. Z. 2013. Cedera Kepala: Teori dan Penanganan. Sagung Seto: Jakarta.
• Pusbankes 118. 2015. Penanggulangan Penderita Gawat Darurat: Basic Trauma and Cardiac
Life Support (BTCLS). Edisi IX.Yogyakarta: Baker-PGDM PERSI.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai