Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TH 2004
Konstitusi WHO : Kesehatan adalah Hak Asasi
Manusia.
24. Uji Coba Kegiatan Safe Community di Puskesmas oleh Depkes RI tahun 2004
di Prop. Jawa Tengah di 2 lokasi yaitu Kab.Rembang (Pusk. Sluke & Pusk.
Sarang) & Kota Semarang (Pusk. Pegandan & Pusk. Ngaliyan
GLADI PENANGGULANGAN
BENCANA PRAMUKA SIAGA BENCANA
DI PERTISAKA KUDUS
II. Hambatan dan Tantangan pada Pelaksanaan :
1. Masing-masing lintas program dan sektor terkait
mempunyai kesibukan sendiri-sendiri sehingga sulit
mengadakan koordinasi.
2. Kemampuan tenaga kesehatan yang belum
seluruhnya mendapat pelatihan gawat darurat
3. Kondisi peralatan medis & peralatan penunjang
khususnya di sarana pelayanan kesehatan dasar
yang sangat minim.
4. Sarana komunikasi di yankes dasar yang sebagian
besar belum tersedia.
5. Ambulans 118 belum berfungsi
II. Hambatan dan Tantangan pada Pelaksanaan :
5. Kondisi sarana transportasi di pelayanan
kesehatan dasar yang sebagian besar sudah
tidak layak pakai.
6. Dukungan dana di kab/kota yang telah
mendapatkan sosialisasi belum optimal.
7. Leading sektor yang menangani belum jelas
sehingga masing berjalan sendiri-sendiri.
8. Belum ada monitoring dan evaluasi.
• TIM GERAK CEPAT (TGC)
Sulitnya koordinasi linprog pd saat kejadian,
masing-2 prog punya kesibukan.
• BUKU PROTAP PENANGG.KLB & BENCANA
PROP.JATENG
Jumlah buku blm mencukupi permintaan daerah
baru terpenuhi unt. DinKes Kab/Kota & Pusk
• SOSIALISASI BUKU PROTAP PENANGG.KLB & BENCANA
PROP.JATENG
- Belum semua Kab/Kota menyebarluaskan ke Pusk.
- Sosialisasi PROTAP belum optimal , terutama yang
Lintas Sektor.
PENANGG.KLB & BENCANA
Kurangnya sarana & pra sarana :
Transportasi
Dana unt.BSB
Belum semua Kab/Kota mengalokasikan dana untuk
penangg.KLB & Bencana
Jejaring komunikasi cepat dr Pusk s/d
Propinsi
Perlu adanya kerjasama kelembagaan yang
lebih operasional sehingga tercipta sinergi
dari berbagai potensi yang ada
Dari dana yang sudah dialokasikan di daerah
selama ini difokuskan pada tanggap darurat,
sementara untuk Mitigasi dan Kesiapsiagaan
belum mendapatkan prioritas
III. Pemecahan Masalah :
1. Dinas Kesehatan Propinsi memposisikan diri sebagai
leading sektor.
2. Mengadakan diklat mengenai kegawatdaruratan bagi
petugas & masyarakat.
3. Berupaya mencukupi kebutuhan peralatan, sarana
transportasi & sarana komunikasi sesuai dengan standar
4. Mengadakan pertemuan koordinasi secara rutin
walaupun tanpa kehadiran seluruh tim.
5. Memberikan masukan kepada kab/kota agar mengajukan
kegiatan safe community melalui APBD Kab/ Kota.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala.
7. Mengingat banyaknya komponen yang terlibat dalam penang
gulangan Bencana ,maka diperlukan pengintegrasian kegiatan
sesuai kompetensi masing-masing komponen.
8. Dalam rangka Kesiapsiagaan Satkorlak PBP Propinsi, maupun
Satlak PBP Kabupaten / Kota hendaknya dibuat rencana
Kontingensi,sehingga dapat diketahui beberapa kekuatan dan
potensi yang dimiliki serta kebutuhan apa yang diperlukan.
9. Untuk menarik minak Anggota Pramuka agar menjadi kader
kesehatan yang baik, perlu memberi reward berupa sertifikasi
yang mempunyai Sipil Evek.
10.Memperbanyak Pelatih Pramuka yang mempunyai spesikasi
trampil KMD dan KML dengan nilai Plus SPGDT