Anda di halaman 1dari 52

OMSK MALIGNA

Pembimbing:
dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL, MH.Kes

Penyusun:
Clarissa Amantha Rizky - 1315016

Bagian Ilmu Kesehatan THT-KL


Universitas Kristen Maranatha - RS Immanuel
Bandung
2019
ANAMNESIS
• Identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin, alamt, pekerjaan, status menikah)
• Keluhan utama?
• Keluar cairan dari telinga?
• Dari kedua telinga atau hanya satu?
• Sejak kapan?
• Warnanya apa?
• Berbau?
• Kekentalan?
• Terus menerus ? Atau hilang timbul?
• Keluhan tambahan?
• Disertai nyeri?
• Disertai demam?
• Disertai penurunan pendengaran?
lanjutan
• Sebelumnya apakah ada trauma di daerah telinga?
• Sebelumnya sering batuk dan pilek?
• Apakah disertai dengan keluhan bibir mencong atau alis tidak dapat di angkat ?
• Riwayat penyakit dahulu:
• Sebelumnya pernah seperti ini?
• Riwayat penyakit keluarga:
• Apakah di keluarga ada yang pernah mengeluh keluhan serupa?
• Riwayat pengobatan:
• Apakah sudah pergi ke dokter sebelumnya?
• Apakah sudah di berikan obat sendiri?
• Riwayat alergi obat?
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum, kesadaran, kesan sakit, tanda vital
• Kepala: bentuk dan ukuran
• Mata : conjungtiva, sklera, refleks cahaya
• Hidung: nyeri tekan sinus paranasal? Deviasi septum? Sekret?
• Mulut : mukosa, tonsil, uvula, dinding post faring, deviasi?
• Telinga : pemeriksaan telinga luar, nyeri tekan tragus, MAE, serumen, sekret,
membran timpani
• Otoskopi: apakah membran timpani intak? Apabila terdapat perforasi, tipe
perforasi? Edema? Jaringan granulasi? Kolesteatoma?
PEMERIKSAAN FISIK
• Leher: letak trakea, KGB membesar?
• Thoraks:
• Pulmo:
• Inspeksi : bentuk dan pergerakan?
• Palpasi: bentuk dan pergerakan, taktil?
• Perkusi: sonor?
• Auskultasi: VBS kanan dan kiri, suara nafas tambahan, vocal fremitus, wheezing?
Ronchi?
• Cor
• Inspeksi: ictus cordis?
• Palpasi: incus cordis teraba?
• Perkusi: batas jantung
• Auskultasi: bunyi jantung S1, S2, murmur?
PEMERIKSAAN FISIK
• Abdomen:
• Inspeksi: datar/cembung?
• Auskultasi: bising usus?
• Perkusi: timpani?
• Palpasi: soepel? Hepar? Lien? Nyeri tekan?

• Ekstremitas: akral hangat/dingin? CRT? Edem? Refleks patologis? Refleks fisiologis?


PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan audiologi
• pada emeriksaan ini akan dijumpai hasil tuli konduktif atau campur.
• Pemeriksaannya : tes garpu tala, TPA, speech reception test (SRT), word discimination score (WDS)
• Terjadinya suli sensorineural merupakan tanda bahwa penyakit sudah dalam tahap lanjut

• Evaluasi vestibular
• Bukan merupakan pemeriksaan rutin pada OMSK
• Dilakukan jika terdapat vertigo
• Dilakukan pemeriksaan : tes rotasi sinusoidal, nistagmus spontan dan posisional dan fistula tes
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan radiologi
• Dilakukan jika terdapat otorrhea berlebihan dan kemungkinan terjadinya komplikasi
• Pemeriksaannya : lateral view, stenver’s view, schuller view, submentovertical view

• CT-SCAN
• Untuk menilai sejauh mana proses perluasan dan pengaruhnya terhadap jaringan sekitar
• Untuk menilai komplikasi
DIAGNOSIS
• Diagnosis banding :
• OMSK maligna
• OMSK benign

• Diagnosis kerja : OMSK maligna


PENATALAKSANAAN
ANATOMI TELINGA
Anatomi Telinga
Telinga luar
Auricula

Fossa Triangularis Antihelix

Perdarahan:
- Arteri temporalis superficialis
- Arteri auricularis posterior

Persarafan Kulit:
- N. auricularis magnus
- N. auriculotemporalis
Meatus Acusticus Externus

• Panjang ± 25 mm, memanjang ke arah


medio-inferior
• Dilapisi kulit tipis dan terdapat glandula
ceruminosa yang menghasilkan cerumen
• 1/3 saluran luar pars cartilaginea; 2/3
saluran dalam pars ossea
Membrana Timpani

- Pars tensa : mukosa, lapisan fibrosa,


kutan
- Pars flaccid (membran Shrapnell) :
mukosa, kutan
Persarafan :
- Permukaan externa :
n. auriculotemporalis
- Permukaan interna : n.
glossopharyngeus
Telinga tengah

Terdiri dari :
- Cavitas Tympani
- Tuba Auditiva
- Ossicula Auditus
Cavitas Tympani
Tuba Auditiva

Fungsi :
- Menyamakan tekanan auris media dengan
tekanan atmosfer  memungkinkan gerakan
membran timpani
- Proteksi terhadap sekret nasofaring
- Drainase sekret yang dibentuk telinga tengah ke
nasofaring
Ossicula Auditus
Telinga dalam
Labyrinthus Membranaceus

Utriculus

Sacculus
Meatus Acusticus Internus
OTITIS MEDIA
SUPURATIF KRONIK
DEFINISI
• Otitis Media Supuratif kronik (OMSK) : proses peradangan akibat infeksi
mukoperiosteum rongga telinga tengah yang ditandai oleh perforasi
membran timpani, keluar sekret yang terus menerus atau hilang timbul, dan
dapat menyebabkan perubahan patologik yang permanen.
• Kolesteatoma adalah lesi kistik non-kanker yang berasal dari pertumbuhan
abnormal epitel skuamosa berkeratin di tulang temporal
ETIOLOGI
• Masih menjadi perdebatan
• Para ahli mengatakan terjadinya proses efusi di telinga tengah yang
berlangsung lama, baik efusi yang bersifat purule, serous, maupun mukoid
• Adanya perforasi membran timpani yang permanen
• Terdapat sumber infeksi di tellinga tengah dan mastoid
• Pseudomonas aeruginosa 40%-65%
• Staphylococcus aerius 10%-20%
KLASIFIKASI
• OMSK terbagi menjadi 2 bagian, berdaarkan ada tidaknya
kolesteatoma

OMSK Benigna OMSK Maligna


Sekret Mukoid, tidak berbau Purulen, berbau busuk
Perforasi Sentral Atik atau marginal
Granulasi Jarang Biasa terjadi
Polip Berwarna pucat Berwarna kemerahan
Kolesteatoma Tidak ada Ada
Komplikasi Jarang terjadi Sering terjadi
Audiogram Tuli konduktif ringan Tuli konduktif atau
hingga sedang campuran
KLASIFIKASI
• Kolesteatoma terbagi menjadi 2:
1. Kolesteatom kongenital:
- terbentuk pada masa embrionik
- ditemukan pada telinga dengan MT utuh
- tanda infeksi (-)
- lokasi : cavum timpani  cerebellopontine angle/ daerah petrosus mastoid
2. Kolesteatom akuisital:
- primer: teori invaginasi  terbentuk tanpa didahului oleh perforasi MT. Timbul
akibat adanya proses invaginasi dari MT pars flacid karena tekanan negatif di telinga
tengah.
- sekunder :
teori imigrasi : terbentuk setelah perforasi MT, timbul akibat masuknya epitel kulit
liang telinga/ pinggiran Mt yang perforasi ke telinga tengah
teori metaplasi: terbentuk sebagai metaplasi mukosa cavum timpani karena iritasi
yang berlangsung lama
FAKTOR RISIKO
• Episode berulang dari otitis media akut
• Tinggal di tempat yang ramai
• Menjadi anggota keluarga yang memiliki anggota keluarga banyak
• Mendatangi tempat penitipan anak
• Perokok pasif
• Pengobatan infeksi saluran napas atas yang tidak adekuat
• Breastfeeding
• Pendidikan dan status sosio ekonomi rendah
• Adanya kelainan dari craniofacial : bibir sumbing, celah di palatum, down’s
syndrome, cri du chat syndrome, atresia coana dan mikrosepal
PATOGENESIS
KOLESTEATOMA
Patogenesis
• Kolesteatoma kongenital, secara definisi, berasal dari area epitel
berkeratin di dalam ruang telinga tengah.
• Michaels  Ada area kecil pada daerah anterior tympanum pada
janin yang sedang berkembang sering kali mengandung area kecil
epitel berkeratin
Staging
• Potsic dan kolega mengembangkan sebuah sistem staging
• Stage I : Kolesteatoma yang terbatas pada salah satu kuadran
• Stage II : Melibatkan lebih dari satu kuadran tanpa adanya keterlibatan
tulang pendengaran
• Stage III : Melibatkan tulang pendengaran tanpa penyebaran ke
mastoid
• Stage IV : Merujuk pada keterlibatan mastoid

• Potsic dan kolega sendiri menunjukan korelasi antara stage dan risiko
terjadinya residual disease ; Stage IV memiliki risiko sebesar 67% untuk
mengalami residucal cholesteatoma setelah tindakan reseksi
pembedahan
Teori Dasar Patogenesis Acquired
Cholesteatoma
• Patogenesis kolesteatoma yang didapat  Perdebatan
•4 teori dasar patogenesis dari acquired aural cholesteatoma telah
diajukan :
• Invaginasi dari membrana tympani (retraction pocket cholesteatoma)
• Hiperplasia sel basal
• Epithelial ingrowth melalui sebuah perforasi (the migration theory)
• Metaplasia sel gepeng dari epitel telinga tengah
TEORI INVAGINASI
Teori Invaginasi
• Teori
invaginasi secara umum dianggap sebagai salah satu
mekanisme utama dari pembentukan attic cholesteatoma
• Kantung retraksi dari pars flaccida menjadi lebih dalam
karena tekanan negatif telinga tengah dan kemungkinan
akibat proses inflamasi yang berulang
• Ketika kantung retraksi ini menjadi lebih dalam, keratin yang
mengalami proses deskuamasi tidak dapat dibersihkan dari
celah ini, dan terbentuklah kolesteatoma
Teori Invaginasi
• Asal dari kantung retraksi kolesteatoma sendiri diperkirakan dari disfungsi
tuba eustachii atau Otitis Media with Effusion (OME) dengan resultan
tekanan dalam telinga tengah yang negatif (ex vacuo theory)
• Hasil dari kolesteatoma tipe ini (primary acquired cholesteatoma)  Defek
pada kuadran posteroinferior dari membrana tympani dan erosi dari dinding
kanalis di sekitarnya
• Walaupun defek ini memiliki gambaran sebagai perforasi tipe marginal,
defek ini bukanlah perforasi, melainkan invaginasi
Teori Invaginasi
• Sadé  Pola migrasi epitel di dalam kantung retraksi pada
bagian attic mengalami gangguan  Akumulasi keratin di dalam
kantung retraksi, yang kemudian menjadi perbesaran, hanya
dari akumulasi keratin di dalam ruang yang cukup tertutup
TEORI HIPERPLASIA
SEL BASAL
Hiperplasia Sel Basal
• Lange Sel epitel (“prickle cells”) dari pars flaccida dapat
menginvasi jaringan subepitel melalui kolom proliferasi sel epitel
• Hampir 40 tahun kemudian, Ruedi mendukung hipotesis ini
dengan bukti klinis dan eksperimental  Untuk epitel dapat
menginvasi ke dalam lamina propria, basal lamina (membrana
basalis) harus mengalami gangguan
Hiperplasia Sel Basal
• Huang dan kolega & Masaki dan kolega  Epithelial ingrowth dari
membrana tympani dapat diinduksi dengan penetesan propylene glycol ke
dalam telinga tengah dari chinchilla
• Zat ini menyebabkan pemecahan basal lamina untuk menimbulkan invasi
dari epithelial cone ke dalam jaringan pengikat subepitel dan mendorong
pembentukan microcholesteatoma
Hiperplasia Sel Basal
• Mekanisme ini dapat menjelaskan beberapa tipe kolesteatoma pada
manusia, bahkan yang terjadi di balik membrana tympani yang intak
• Menurut teori ini, microcholesteatoma dapat membesar dan
menyebabkan perforasi sekunder melalui membrana tympani,
meninggalkan gambaran khas pada attic cholesteatoma
• Chole dan kolega menemukan bahwa fibroblast normal dan fibroblast dari
kolesteatoma yang diinduksi tidak menunjukan adanya karakteristik
fenotip yang invasif dari sel neoplastik sejati
TEORI INVASI EPITEL
Teori Invasi Epitel
• Teori ini menyatakan bahwa epitel gepeng berkeratin dari permukaan
membrana tympani menginvasi atau bermigrasi ke dalam telinga
tengah melalui perforasi pada membrana tympani
• Weiss  Sel epitel dapat bermigrasi di sepanjang permukaan melalui
sebuah proses yang disebut sebagai contact guidance, dan ketika sel epitel
ini bertemu dengan permukaan epitel lainnya, maka sel-sel ini akan
berhenti bermigrasi, sehingga Weiss menyebutnya sebagai contact
inhibition
Teori Invasi Epitel
• van Blitterswijk dan Grote  Cytokeratin-10 (CK-10) yang ditemukan pada
epidermis meatus dan epitel yang bermigrasi, secara istimewa
diekspresikan pada matriks kolesteatoma daripada pada mukosa telinga
tengah  Menunjukan epidermal origin dari kolesteatoma
• Penelitian ini juga mendukung hipotesis hiperplasia sel basal untuk
patogenesis dari kolesteatoma telinga dengan mengacu pada
hiperproliferasi, migrasi, dan gangguan diferensiasi keratinosit
Teori Invasi Epitel
• Fibronectin dan tenascin dalam kadar yang tinggi dan gangguan fokal dari
membrana basalis dilaporkan ditemukan pada kolesteatoma telinga
tengah, yang mendukung teori invasi
• Palva dan kawan-kawan  Pada beberapa perforasi membrana tympani,
inflamasi menyebabkan kerusakan pada lapisan mukosa bagian dalam dari
membrana tympani  Epitel berkeratin bagian luar dapat bermigrasi ke
dalam dan menyebabkan kolesteatoma
TEORI METAPLASIA
SEL GEPENG
Teori Metaplasia Sel Gepeng
• Wendt  Epitel selapis gepeng atau epitel kuboid dari telinga tengah
dapat mengalami transformasi metaplasia menjadi epitel berkeratin
• Mengacu pada teori ini, area epitel berkeratin di dalam telinga tengah
dapat membesar karena akumulasi debris dan kontak dengan membrana
tympani
• Infeksi dan inflamasi yang berulang-ulang  Kolesteatoma dapat
menyebabkan lisis dari membrana tympani dan menyebabkan terjadi
perforasi sekunder, memberikan gambaran khas dari attic cholesteatoma
GAMBARAN KLINIK OMSK
• gejala:
• Chronically draining ear (> 2 minggu) dengan riwayat OMSA yang
berulang ataupun traumatik perforasi
• Keluarnya ottorhea tanpa disertai otalgia ataupun demam
• Penurunan pendengaran  ganngguan bicara, prestasi

• Tanda:
• Tampak edema pada canalis auditory externa
• Tampak ottorhea purulen, serous dan cheesy-like
• Tampak jaringan granulasi pada telinga tengah
KOMPLIKASI
o Komplikasi intratemporal
• Perforasi membran timpani • Komplikasi ekstratemporal
• Mastoiditis akut • Abses subperiosteal
• Paresis nervus facialis • Abses Benzold
• Labirinitis • Komplikasi intrakrnial
• Petrositis • Abses epidural
• Tuli sensorineural • Trombosis sinus lateralis
• Kolesteatoma • Menngitis
• Paralisis nervus fasialis • Abses otak
• Abses subdural
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai