Anda di halaman 1dari 38

Pengendalian lingkungan

fasilitas pelayanan kesehatan

PERDALIN CABANG
JAKARTA
Tujuan Pembelajaran

Tujuan Umum

Setelah mengikuti pembelajaran peserta pelatihan


mampu memahami dan mengimplementasikan
Pengendalian Lingkungan dalam upaya
implementasi PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran peserta mampu :
A. Menjelaskan Pengertian Pengendalian Lingkungan
B. Menjelaskan Ruang Lingkup Pengendalian
Lingkungan
C. Menjelaskan Cara Pengendalian Lingkungan Sesuai
Standar
D. Menjelaskan 5 R
E. Menjelaskan Isi Spill Kit dan Penempatan Spill Kit
di Ruangan
PENDAHULUAN
Pengendalian lingkungan di fasilitas pelayanan
kesehatan merupakan salah satu aspek dalam
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di
fasyankes.
Lingkungan sangat berpotensi menjadi risiko
transmisi infeksi terutama pada pasien yang
immunocompromise, karena dapat
menimbulkan infeksi lainnya seperti infeksi
saluran pernafasan Aspergillus, Legionella,
Mycobacterium TB, Varicella Zooster, virus
Hepatitis B dan HIV
Pengertian
Pengendalian Lingkungan adalah :
Proses mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan
yang dapat diminimalkan dengan melakukan :
 Pembersihan lingkungan
 Disinfeksi permukaan lingkungan yang terkontaminasi
darah atau cairan tubuh pasien
 Melakukan pemeliharaan peralatan medik dengan
tepat,
 Mempertahankan mutu air bersih
 Mempertahankan ventilasi udara yang baik
RUANG LINGKUP
MANAJEMEN LINGKUNGAN FASYANKES

1. KUALITAS UDARA
2. KUALITAS AIR
3. PERMUKAAN LINGKUNGAN
4. DESAIN DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
KUALITAS UDARA
• Tidak dianjurkan melakukan fogging dan sinar
ultraviolet untuk kebersihan udara, kecuali dry mist
dengan H2O2 dan penggunaan sinar UV untuk
terminal dekontaminasi ruangan pasien dengan
infeksi yang ditransmisikan melalui air borne.
• Diperlukan pembatasan jumlah personil di ruangan
dan ventilasi yang memadai.
• Tidak direkomendasikan melakukan kultur
permukaan lingkungan secara rutin kecuali bila ada
outbreak atau renovasi/pembangunan gedung baru.
Indeks Angka Kuman Menurut
Fungsi Ruangan
N RUANGAN KONSENTRASI MAKS MIKRO
O ORGANISME PERMETER KUBIK UDARA
(CFU /M3 )
1. OPERASI 10
2. BERSALIN 200
3. Pemulihan/Perawatan 200 – 500
4. Observasi & Perawatan bayi , ICU 200
5. Kamar Jenazah 200-500
6. Penginderaan 200
7. Laboratorium, Radiologi 200 – 500
8. Sterilisasi 200
9. Dapur 200 - 500
10. Gawat Darurat, R. luka bakar 200
PENCAHAYAAN
N RUANGAN INTENSITAS KETERANGAN
O CAHAYA (LUX)
1. RUANG PASIEN
- Saat tidur Maksimal 50 Warna cahaya
- Saat tdk tidur 100 – 200 sedang
2. R. Operasi, anestesi, pemulihan 300 – 500

3 Meja operasi 10.000 – 20.000 Warna cahaya


sejuk atau sedang
tanpa bayangan
3. Endoscopy, Lab 75 – 100
4. Sinar X Minimal 60
5. Tangga,koridor, adm Minimal 100 Malam hari
6. R.alat, Dapur, Farmasi Minimal 200

7. R. cuci, toilet Minimal 100


8. Luka Bakar 100 – 200
9. Ruang Isolasi khusus 0,1 – 0,5 Warna cahaya biru
Peny. tetanus
PENGHAWAAN/VENTILASI
NO RUANGAN SUHU (o C ) KELEMBABAN (%) TEKANAN

1. Operasi 19 – 24 45 – 60 Positif
2. Bersalin 24 – 26 45 – 60 Positif
3 Perawatan 22 - 24 45 - 60 Seimbang
4 Observasi bayi 21 - 24 45 - 60 Seimbang
3. Laboratorium 22 – 26 35 – 60 Negatif
4. Radiologi 22 – 26 45 – 60 Seimbang
5. ICU 22 – 23 35 – 60 Positif
Negatif unt isolasi
Px
6. Administrasi 21 – 24 35 – 60 Seimbang
7. Sterilisasi 22 – 30 35 – 60 Negatif
9. Luka Bakar 24 – 26 35 – 60 Positif
KUALITAS AIR
Memenuhi persyaratan kualitas air bersih :
 Bau,
 Rasa,
 Warna
 Susunan kimianya termasuk debitnya sesuai
ketentuan peraturan perundangan mengenai syarat-
syarat dan pengawasan kualitas air minum dan
mengenai persyaratan kualitas air minum.
Lanjutan ………………………….

Kehandalan penyaluran air bersih ke seluruh


ruangan dan gedung perlu memperhatikan :

 Sistem Jaringan. Diusahakan ruangan yang


membutuhkan air yang bersih menggunakan
jaringan yang handal. Alternatif dengan 2
saluran, salah satu di antaranya adalah
saluran cadangan.
 Sistem Stop Kran dan Valve.
PENYEHATAN AIR

 KUALITAS/MUTU AIR ADALAH ISTILAH YANG DIGUNAKAN


UNTUK MENJELASKAN KARAKTERISTIK FISIK, KIMIAWI ,
DAN BAKTERIOLOGIS → DIHUBUNGKAN DENGAN
FUNGSINYA UNTUK KEPERLUAN FASILITAS KESEHATAN
(UNTUK MINUM, MANDI, PENCUCIAN, PEMBERSIHAN
DLL.)

 Batasi kontaminasi air atau sumber air.


 Bersihkan dan disinfeksi sink, penam
pungan air
 Evaluasi untuk kemungkinan sumber air
terkontaminasi
 Hindari penempatan dekorasi air mancur
dan kolam ikan di area perawatan
pasien
 Tersedia air bersih minimum 500 L / TT / hari
EVALUASI PENYEDIAN
 Pemeriksaan AIRkimia air 2 x / tahun dari
reservoir dan keran
terjauh
 Sampel dikirim ke Laboratorium yang
berwenang
 Setiap 24 jam dilakukan pengukuran sisa
khlor, pH dan
kekeruhan
 Untuk ruang farmasi dan hemodialisis  air
di murnikan
untuk penyiapan obat / pengenceran
larutan dan
PERMUKAAN LINGKUNGAN
Seluruh pemukaan lingkungan
datar, bebas debu, bebas sampah,
bebas serangga (semut, kecoa,
lalat, nyamuk) dan binatang
pengganggu (kucing, anjing dan
tikus) dan harus dibersihkan
secara terus menerus.
Tidak dianjurkan menggunakan
karpet di ruang perawatan dan
menempatkan bunga segar,
tanaman pot, bunga plastik di
ruang perawatan.
Lanjutan …………………………..

Pembersihan permukaan dapat dipakai


klorin 0,05%, atau H2O2 0,5-1,4%, bila
ada cairan tubuh menggunakan klorin
0,5%.
Fasilitas pelayanan kesehatan harus
membuat dan melaksanakan SPO untuk
pembersihan, disinfeksi permukaan
lingkungan,tempat tidur, peralatan
disamping tempat tidur dan pinggirannya
yang sering tersentuh.
Fasilitas pelayanan kesehatan harus
mempunyai disinfektan yang sesuai
standar untuk mengurangi kemungkinan
penyebaran kontaminasi.
Lanjutan …………………………..
• Untuk mencegah aerosolisasi
kuman patogen penyebab infeksi
pada saluran napas, hindari
penggunaan sapu ijuk dan yang
sejenis, tapi gunakan cara basah
(kain basah) dan mop (untuk
pembersihan kering/lantai),bila
dimungkinkan mop terbuat dari
microfiber.
• Mop untuk ruang isolasi harus
digunakan tersendiri, tidak
digunakan lagi untuk ruang
lainnya.
Larutan disinfektan
• Larutan disinfektan yang biasa dipakai yaitu natrium
hipoklorit 0,05-0,5%.
• Bila ada cairan tubuh, alcohol digunakan untuk area sempit,
larutan peroksida (H2O2) 0,5-1,4% untuk ruangan rawat
dan 2% untuk permukaan kamar operasi, sedangkan 5-
35% (dry mist) untuk udara.
• Ikuti aturan pakai cairan disinfektan, waktu kontak dan cara
pengencerannya.
• Untuk lingkungan yang sering digunakan pembersihannya
dapat diulang menggunakan air dan detergen, terutama bila
di lingkungan tersebut tidak ditemukan mikroba multi
resisten.
Pembersihan area sekitar pasien

• Pembersihan permukaan sekitar pasien harus


dilakukan secara rutin setiap hari, termasuk setiap
kali pasien pulang/keluar dari fasyankes (terminal
dekontaminasi).
• Pembersihan juga perlu dilaksanakan terhadap
barang yang sering tersentuh tangan, misalnya:
nakas disamping tempat tidur,tepi tempat tidur
dengan bed rails,tiang infus, tombol telpon, gagang
pintu, permukaan meja kerja, anak kunci, dll.
• Bongkaran pada ruang rawat dilakukan setiap 1
(satu) bulan atau sesuai dengan kondisi hunian
ruangan.
Tahap – tahap Pembersihan tumpahan
darah

• Pakai APD (Gaun, celemek, dan sarung tangan karet)


• Bersihkan permukaan terkena tumpahan darah
dengan air dan detergen, menggunakan kain/kertas
pembersih sekali pakai,
• Buang ke tempat sampah medis/infecsius
• Lakukan disinfeksi dengan cairan sodium hipoklorit
0,5%
• Lepas APD
• Lakukan Kebersihan tangan
Pengendalian lalu lintas manusia

☛Pembatasan kunjungan tamu :


jam kunjungan &jumlah,
Adanya sign jika petugas sedang melakukan
pembersihan lingkungan
☛Anjurkan melakukan kebersihan tangan
☛Keseragaman melaksanakan Peraturan antar
petugas
☛Ketentuan & fleksiblelitas: Kondisi pasien,
sifat unit perawatan
Desain dan konstruksi bangunan

Desain harus mencerminkan kaidah PPI yang mengacu


pada pedoman PPI secara efektif dan tepat guna.
Desain dari faktor berikut dapat mempengaruhi
penularan infeksi yaitu :
 Jumlah petugas kesehatan, desain ruang rawat, luas
ruangan yang tersedia,
 Jumlah dan jenis pemeriksaan/prosedur,
 Persyaratan teknis komponen lantai, dinding dan
langit-langit, air, listrik dan sanitasi, ventilasi dan
kualitas udara, pengelolaan alat medisreused dan
disposable, pengelolaan makanan, laundry dan limbah
KONSTRUKSI BANGUNAN
A. DINDING : Permukaan rata, kuat dan kedap air, berwarna
terang dengan cat tidak luntur
B. LANGIT LANGIT : kuat, terang, mudah dibersihkan dengan
tinggi 2.7 meter
C. LANTAI : Bahan kuat, halus, kedap air, tidak licin, warna
terang, permukaan rata dan pertemuan lantai dengan dinding
berbentuk lengkung
D. ATAP : kuat, tidak bocor, bebas serangga pengganggu
E. PINTU : Kuat, tinggi, cukup lebar dan dapat mencegah
masuknya serangga, tikus dll
Penyehatan ruangan & bangunan
• Lebar pintu minimal 1,20 meter, tinggi minimal 2,10 meter, dan
ambang bawah jendela minimal 1,00 m dari lantai
• Dinding permukaan harus rata dan berwarna terang Dinding
laboratorium dibuat dari porslin atau keramik setinggi 1,50 m dari
lantai dan Tersedia rak, lemari utk menyimpan reagensia siap
pakai
• Jaringan Instalasi : memenuhi syarat teknis kesehatan agar
aman dan nyaman, mudah dibersihkan
• Tersedia sistim ventilasi yang menjamin pertukaran udara yang
memadai
PENATAAN/PERAWATAN RUANGAN
 Sarana kebersihan Tangan :
 Tersedia Alkohol Handrub di tempat yang mudah diraih
(Di depan Pintu kamar, TT, Ruang/meja tindakan)
 Wastafel (1 : 6 TT dan High care 1 :1TT)
 Furniture
 Dibersihkan secara rutin setiap hari, khusus tempat
tidur pasien gunakan disinfektan
 Ficture & Fitting
 Peralatan yang menetap di dinding hendaknya di disain
sedemikian rupa sehingga mudah dibersihkan
 Gorden
 Tidak menyentuh lantai
 Dicuci secara periodik 1-3 bulan sekali
KONSEP 5 R DALAM
PENGENDALIAN
LINGKUNGAN FASYANKES
SPILL KIT
Macam Spill Kit
1. Spill Kit Tumpahan Air Raksa / Mercury
2. Spill Kit Tumpahan Bahan Kimia
3. Spill Kit Tumpahan Cairan Tubuh
ALAT DAN PROSEDUR TUMPAHAN
AIR RAKSA/MERCURY
1. Alat-alat yang digunakan Spill Kit tumpahan air raksa meliputi :

a. Masker.
b. Sarung tangan.
c. Botol/ Wadah limbah B3
d. Senter.
e. Spuit 20 cc.
f. Double Tape.
g. Kantong plastik ukuran 2 Kg dan 5 Kg.
h. Spidol.
i. Stiker no. 121.
j. Kertas karton.
k. Tali pengikat.
l. Lembar peringatan.
m. Laporan Kejadian.
.
2. Prosedur
a. Segera melaporkan area tersebut kepada penanggung jawab ruangan
b. Kemudian melokalisir area yang terkena tumpahan mercuri
c. Ventilasi di buka dan AC segera dimatikan
d. Cari/ lihat MSDS ( Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data Pengaman
(LDP) Mercuri.
e. Segera ambil Spill Kit/ Box/ Kontainer
f. Pasang lembar peringatan di sekitar tumpahan air raksa
g. Sebelum membersihkan tumpahan air raksa gunakan alat pelindung diri
(masker, sarung tangan).
h. Gunakan senter untuk melihat tumpahan air raksa, selanjutnya air raksa
dikumpulkan dengan menggunakan kertas karton dan sedot dengan menggunakan
spuit 20 cc, kemudian masukan pecahan kaca beserta spuit yang berisi air raksa
kedalam botol/ wadah limbah B3.
i. Untuk sisa-sisa tumpahan air raksa yang kecil-kecil diambil dengan
menggunakan double tape dimasukan kedalam botol/ wadah limbah B3, kemudian
ditutup.
j. Untuk memastikan air raksa sudah bersih dilakukan
penyinaran ulang dilokasi tumpahan.
k. Masukan semua masker, sarung tangan, plastik berisi
tumpahan bahan air raksa ke dalam kantong plastik 5 kg
dan diikat yang kuat diberi label limbah B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun).
l. Petugas cuci tangan.
m. Lakukan pencatatan dilembar laporan kejadian
kemudian hubungi unit Unit Kesling & Nosokomial untuk
mengambil limbah mercuri.
n. Limbah mercuri di simpan di gudang TPS Barang Beracun
dan Berbahaya (B3) untuk selanjutnya akan di kirim ke
PPLI (Prasadha Pamunah Limbah Industri)
ALAT DAN PROSEDUR
TUMPAHAN BAHAN KIMIA

1. Alat-alat yang digunakan Spill Kit tumpahan bahan kimia meliputi :


a. Masker.
b. Sarung tangan.
c. Sikat bulu + Pengki plastik.
d. Tissu towel.
e. Absorben
f. Kantong plastik ukuran 2 Kg dan 5 Kg.
g. Botol spray uk. 500 ml, berisi cairan dekontaminasi.
h. Wash lap/ kanebo.
i. Tali pengikat.
j. Spidol.
k. Stiker No. 121.
l. Lembar Peringatan.
m. Laporan Kejadian.
2. Prosedur :
a. Cara penanganan tumpahan bahan kimia padat.
1) Cari/ lihat MSDS (Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data
Pengaman (LDP).
2) Segera siapkan Spill Kit tumpahan bahan yang dimaksud.
3) Pasang lembar peringatan di dekat tumpahan bahan kimia.
4) Sebelum melaksanakan kegiatan gunakan alat pelindung diri (masker,
sarung tangan).
5) Kumpulkan/ sapukan bahan tumpahan dengan menggunakan sikat bulu
dan pengki plastik, kemudian tumpahana dimasukkan ke dalam kantong
plastik yang berukuran 2 Kg dan diikat selanjutnya kantong diberi label
sesuai dengan nama bahan kimia yang tertumpah.
6) Lantai yang terkena tumpahan semprot dengan cairan desinfektan,
kemudian dikeringkan menggunakan wash lap/ kanebo.
7) Masukkan masker, sarung tangan, plastik berisi tumpahan bahan
kimia dan wash lap/ kanebo ke dalam kantong plastik ukuran 5 kg dan diikat
kuat dan diberi label limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
8) Petugas cuci tangan.
9) Lakukan pencatatan dilembar laporan kejadian kemudian dikirim ke Unit
Kesling & Nosokomial.
b. Cara Penanganan tumpahan bahan kimia cair.
1) Cari/ lihat MSDS ( Material Safety Data Sheet) atau Lembar Data Pengaman (LDP).
2) Segera ambil Spill Kit/ Box/ Kontainer.
3) Pasang lembar peringatan di sekitar tumpahan bahan kimia.
4) Sebelum membersihkan tumpahan bahan kimia gunakan alat pelindung diri (masker,
sarung tangan dan kacamata/gogles).
5) Pasang tissue towel di sekitar tumpahan bahan kimia untuk pembatas agar bahan kimia
yang tumpah tidak meluas.
6) Setelah itu taburkan absorben pada bahan kimia cair yang tumpah agar meresap/
mengering, lalu diamkan ± 3 menit
7) Kumpulkan/ sapukan bahan kimia dengan menggunakan sikat bulu dan pengki pastik,
kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik yang berukuran 2 Kg dan di ikat,
kemudian kantong diberi nama sesuai dengan bahan kimia yang tumpah.
8) Lantai yang terkena tumpahan bahan kimia di lakukan desinfektan kemudian
dikeringkan menggunakan wash lap/ kanebo.
9) Masukan semua masker, sarung tangan, plastik berisi tumpahan bahan kimia dan
wash lap/ kanebo ke dalam kantong plastik 5 kg dan di ikat yang kuat diberi label limbah
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
10) Petugas cuci tangan.
11) Lakukan pencatatan dilembar laporan kejadian kemudian dikirim ke PPIRS
ALAT DAN PROSEDUR TUMPAHAN CAIRAN TUBUH
1. Persiapan Alat :
a. Alat pelindung diri
b. Kertas penyerap/kertas tissue / koran bekas.
c. Larutan hipoklorit 0.5 % , detergen
d. Lap bersih.
e. Sarang cuci tangan pada air mengalir.
f. Kantong plastik kuning & pengikat

2. Cara Kerja :
a. Cuci tangan pada air mengalir.
b. Pakai sarung tangan rumah tangga, masker, kacamata / pelindung
wajah.
c. Serap darah / cairan tubuh sebanyak-banyaknya dengan kertas / koran
bekas tissue.
d. Buang kertas penyerap bersama sampah media dalam kantongan yang
kedap air berwarna kuning.
e. Semprotkan area bekas tumpahan cairan tubuh dengan natrium
hipoklorit 0.5 % biarkan 10 – 15 menit kemudian bersihkan kembal
f. Bilas dengan lap basah/ tissu dan deterjen yang bersih hingga klorin
terangkat.
g. Lepas APD dan tempatkan ke wadah yang sesuai untuk pembersihan
dan disinfeksi lebih lanjut
h. Lakukan kebersihan tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
KESIMPULAN

Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat


lingkungan dapat diminimalkan dengan:
 Lakukan pembersihan rutin sesuai SOP
 Melakukan pembersihan dan disinfeksi dengan
memilih pembersih dan disinfectan yang tepat
 Melakukan pemeliharaan peralatan medik dengan
tepat
 Mempertahankan mutu air bersih
 Mempertahan ventilasi udara yang baik
Terima Kasih
Referensi
• Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, tahun
2011
• PMK no 27 tahun 2017 tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
• Konsep Sanitasi dan Lingkungan RS
• CDC Guidelines for Environmental Infection Controlin
Health Care Facillities, 2003

Anda mungkin juga menyukai