DALAM MEWUJUDKAN
GOOD GOVERNANCE
RUMAH SAKIT
a. Perundangan-undangan
b. Putusan pengadilan (yurisprudensi)
c. Pengaturan sendiri (self regulation)
RUMAH SAKIT
Lembaga hukum publik atau privat
yang diatur oleh Hukum RS (UU No
44/09 di samping UU lainnya, beserta
peraturan pelaksanaannnya)
Hukum selalu berisi hak dan
kewajiban (wajib dilaksanakan)
Selain diatur oleh peraturan hukum
(tertulis dan tidak tertulis), diatur pula
oleh etika rumah sakit (kewajiban saja),
(Kode Etik RS yang dibuat oleh
organisasi RS)
RUMAH SAKIT
RS swasta harus berbadan hukum
(PT atau Yayasan)
RS Pemerintah harus BLU dan BLUD
Pemilik tidak boleh merangkap jadi
direktur RS
RS harus diakreditasi 3 th 1 x
Tanggung jawab hukum RS hanya
kelalaian yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan (kelalaian medis)
PENYELENGGARAAN RUMAH
SAKIT
Pasal 29 UURS ayat r mewajibkan RS
untuk membentuk “Hospital
Bylaws”
Pengertian dari Hospital Bylaws
secara umum adalah:
penyelenggaraan manjemen RS
berdasarkan hukum
Penjelesan: a.l Peraturan Perusahaan
(UUD RS) dan Peraturan Staf Medis
GOOD GOVERNANCE
Govern secara harfiah artinya
memerintah (eksekutif)
GG adalah suatu penyelenggaraan
manajemen pembangunan yang solid
dan bertanggung jawab yang sejalan
dengan prinsip2 demokrasi,
profesionalitas, akuntabilitas,
transparansi, efisiensi, efektifitas dan
supremasi hukum
KEWENANGAN EKSEKUTIF
Menyelengarakan pemerintahan
(eksekutif)
Namun di samping itu ada
kewenangan yang disebut kebijakan
- diskresi (beschikking -freis
ermesen), yakni membentuk
peraturan (legislatif)
Ada pula kewenangan yudikatif
untuk memberikan sanksi
(hukuman)
PENGERTIAN PENGAWASAN
Pengawasan secara harfiah penilikan
dan penjagaan
Siagian: proses pengamatan dari
pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi, untuk menjamin agar
supaya semua pekerjaan yang
sedang dilaksanakan, berjalan sesuai
dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya
UNSUR-UNSUR PENGAWASAN
Di dalam pengawasan (controlling)
selalu ada unsur korektif (correction)
Pengawas bisa saja dilakukan untuk
preventif
Namun biasanya pengawasan
dilakukan untuk pekerjaan yang
sudah dilakukan
Jenis pengawasa: Intern dan Ekstern
BADAN PENGAWAS RUMAH
SAKIT
Lembaga Hukum independen yang
diatur dalam Pasal 57 sd 60 UURS
dan PP No. 49 Tahun 2013 tentang
Badan Pengawas Rumah Sakit
Tugas kewenangan BPRS Propinsi
terutama mengawasi pelasanaan hak
dan kewajiban (hukum dan etika) RS
dan Pasien dalam bidang non teknis
medis (NTM) (normatif)
BPRS PROPINSI
Badan Pengawas Rumah Sakit
Propinsi yang selanjutnya disingkat
BPRS Propinsi adalah unit
nonstruktural pada Dinas Kesehatan
propinsi yang melakukan pembinaan
dan pengawasan rumah sakit secara
eksternal yang bersifat nonteknis
perumasakitan yang melibatkan
unsur masyarakat
TUGAS BPRS
Mengawasi dan menjaga hak dan
kewajiban pasien (NTM)
Mengawasi dan menjaga hak dan
kewajiban rumah sakit (NTM)
Melakukan pelaporan hasil
pengawasan kepada BPRSI
Melakukan analisis hasil
pengawasan dan rekomendasi
kepada Pemda
Menerima pengaduan masyarakat
KEWENANGAN BPRS
Melakukan inspeksi penegakan hak &
kewajiban
Meminta informasi ttg yang berkaitan
dengan hak & kewajiban
Meminta informasi ttg penerapan etika rs,
etika profesi dan per-UU-an kepada RS
Menindaklanjuti pengaduan dalam rangka
upaya penyelesaian sengketa melalui
mediasi
Memberikan rekomendasi kepada Pemda
untuk sanksi administratif bagi RS yang
melakukan pelanggaran
PENGADUAN BPRS PROPINSI
BPRS wajib menerima pengaduan
non teknis medis baik dari
masyarakat maupun dari RS
Melakukan pemeriksaan
Memanggil para pihak untuk
mendapatkan data
Melakukan penyelesaian sengketa
dengan cara mediasi
Memberikan rekomendasi ke Dinas
Kesehatan Propinsi
PERAN BPRS PROP
Mengawasi pelaksanaan hak dan
kewajiban RS dan Pasien
Melakukan pembinaan baik hukum
maupun non hukum
Membantu menyelesaikan sengketa
dengan pihak lain intern mauoun
ekstern dengan cara mediasi
Melakukan kerjasama dengan pihak
lain (BPJS, OMBUSDMAN, ARSSI,
PERSI dll)
SARAN
RS selalu bekerja sesuai dengan
prinsip-prinsip Good Governance
RS selalu membuat peraturan hukum
yang baik dan benar
RS selalu selalu tau, paham dan
mentaati peraturan hukum dan non
hukum
RS kalau ada masalah yang sulit selalu
minta bantuan pihak ketiga (BPRS
Jabar, ARSSI dll
SARAN
Selesaikan sengketa semaksimal
mungkin dengan win win solution
RS selalu ingat akan asas praduga
tidak bersalah
RS selalu harus ingat “equality
before the law”
RS harus ingat lalai itu manusiawi
RS harus ingat kalau salah beri
kesempatan
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH