Anda di halaman 1dari 39

IMUNISASI DAN PENANGANAN KIPI

Pokja KIPI Kab Banyumas


Maturasi Perjalanan Program Imunisasi

1 2 3 4 5
Pravaksinasi Cakupan Kepercayaan Kepercayaan Eradikasi
meningkat hilang pulih

Vaksinasi
Penyakit
berhenti
INCIDENCE

Cakupan Letupan penyakit


vaksinasi

KIPI
Eradikasi

MATURITY
ASPEK HUKUM PUBLIK

• IMUNISASI MERUPAKAN PERWUJUDAN


TANGGUNG JAWAB NEGARA DLM MELINDUNGI
WARGA NEGARA DARI GANGGUAN KES DARI
PENYAKIT YG DPT DICEGAH DNG IMUNISASI

• WARGA NEGARA BERHAK MEMPEROLEH


PELAYANAN KESEHATAN PSL 28H AYAT (1)
UUD 1945

• WARGA NEGARA BERHAK MEMPEROLEH


DERAJAT KES YG OPTIMAL PSL 4 UU
NO.23/1992 TTG KESEHATAN

3
ASPEK MEDICOLEGAL
1. Pengertian: imunisasi adlh suatu cara utk meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif thdp suatu penyakit,
sehingga bila kelak ia terpapar dng penyait tsb, tdk akan
menderita penyakit tsb.
2. Ruang lingkup
Sifat tindakan imunisasi adlh tindakan medik dlm aspek
preventif dan proteksi spesifik ditujukan pd anak sehat
Program: pada imunisasi yg diselenggarakan O/
pemerintah sepenuhnya tanggung jawab pemerintah
(pusat – daerah)
Non program: pd imunisasi yg dilaksanakan dokter
praktik swasta perorangan/ berkelompok/ pada rs.Swasta
sepenuhnya menjadi tg. Jawab dokter ybs
PELAKSANAAN
a. Tenaga:
Izin praktek/ kerja
Surat tugas
(Kompetensi/ kewenangan)
b. Kelengkapan administratif
Protap/ sop/standar pelayanan
Rekam medik
Pelaporan
c. Medis teknis
Baku mutu & prosedur penyimpanan vaksin
Alat kesehatan
Indikasi medis (non program)
Pemberian informasi/ informed concent
(tujuan/kegunaan, resiko ) untuk memperoleh
persetujuan tindakan medis/ imunisasi
Sarana penanggulangan/rujukan

5
INFORMED CONCENT

 PROGRAM
= PUBLIC CONCENT
≈ INFORMED CONCENT

 NON PROGRAM
= DOKTER / DOKTER PENGGANTI ATAU
PERAWAT/ BIDAN BERIKAN PENJELASAN
UTK DPT PERSETUJUAN

6
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

Definisi
• Semua kejadian sakit dan kematian yang
terjadi dalam kurun waktu satu bulan
setelah imunisasi
• Diperkirakan sebagai akibat dari imunisasi
Reaksi simpang vaksinasi
(adverse events)

Potensi vaksin
• Efek farmakologi
• Efek samping
• Interaksi obat
• Intoleransi

Kepekaan thd unsur vaksin


• Berlatar belakang genetik
• Reaksi alergi thd protein telur, antibiotik, bahan
preservatif, unsur lain yg terkandung dl vaksin

Bukan efek langsung vaksin


• Kesalahan teknik pembuatan, pengadaan,
distribusi & penyimpanan vaksin
• Kesalahan prosedur & teknik pelaksanaan
vaksinasi
• Semata-mata kebetulan
Klasifikasi KIPI

• Klasifikasi Lapangan
(Field Classification, WHO 1999
2014)

• Klasifikasi Kausalitas
(Evidence Bearing on Causality, IOM
1991&1994)
Klasifikasi Lapangan, WHO 1999

1. Reaksi vaksin
2. Kesalahan program / teknik
pelaksanaan imunisasi
3. Reaksi suntikan
4. Kebetulan
5. Tidak diketahui
Klasifikasi KIPI, WHO 2014
1. KIPI Produk Vaksin
2. KIPI Defek Kualitas Vaksin
3. KIPI Kesalahan Prosedur
4. KIPI Reaksi Kecemasan
5. KIPI Kebetulan (Koinsidensi)

Klasifikasi lapangan dipakai pd


pencatatan & pelaporan KIPI
1. KIPI Produk Vaksin

KIPI disebabkan oleh vaksin karena satu


atau lebih sifat inheren dari produk vaksin.

Contoh: Pembengkakan anggota tubuh


ekstensif setelah vaksinasi DTP.
2. Kipi Defek Kualitas Vaksin

KIPI yang disebabkan oleh satu atau lebih cacat


kualitas produk vaksin termasuk perangkat
administrasinya

• Contoh: produsen gagal untuk benar-benar


menonaktifkan vaksin polio yang tidak aktif (IPV)
3. KIPI Kesalahan Program (1)

Kesalahan Program Perkiraan KIPI


Tidak steril Infeksi
• Pemakaian ulang alat suntik / • Abses lokal di daerah suntikan
jarum
• Sepsis, sindrom syok toksik,
• Sterilisasi tidak sempurna
• Infeksi penyakit yg ditularkan
• Vaksin / pelarut terkontaminasi lewat darah:
• Pemakaian sisa vaksin utk hepatitis, HIV
beberapa sesi vaksinasi
• Abses lokal karena kurang
kocok
Salah pakai pelarut vaksin
• Pemakaian pelarut vaksin yg • Efek negatif obat mis. insulin
salah • Kematian
• Memakai obat sebagai vaksin • Vaksin tidak efektif
atau pelarut vaksin
3. KIPI Kesalahan Program (2)

Kesalahan Program Perkiraan KIPI


Penyuntikan salah tempat • Reaksi lokal / abses
• BCG subkutan • Reaksi lokal / abses
• DPT/DT/TT kurang dalam
• Suntikan di bokong • Kerusakan Nervus
Isiadikus
Transportasi / penyimpanan
vaksin tidak benar • Reaksi lokal akibat vaksin
beku
• Vaksin tidak aktif (tidak
Mengabaikan indikasi kontra potent)

• Tidak terhindar dari reaksi


yg berat
4. KIPI Reaksi Kecemasan

KIPI yang timbul karena kecemasan yang


berlebihan saat imunisasi.
contoh
 Nafas tertahan
 Pernafasan sangat cepat
 Pusing, mual / muntah
 Kejang
 Pingsan / Sinkope
5. KIPI Kejadian yang bersamaan
(koinsiden)

• Kejadian yang timbul, terjadi secara


kebetulan setelah imunisasi

• Ditemukan kejadian yang sama di


saat bersamaan pada kelompok
populasi setempat tetapi tidak
diimunisasi

Vaksin disalahkan sebagai


penyebabnya
KLASIFIKASI KAUSALITAS KIPI
Vaccine Safety Committee,
Institute of Medicine; 1991,1994,1999

1. Tidak terdapat bukti hubungan kausal


2. Bukti tidak cukup untuk
menerima/menolak hubungan kausal
3. Bukti memperkuat penolakan hubungan
kausal
4. Bukti memperkuat penerimaan hubungan
kausal
5. Bukti memastikan hubungan kausal

Klasifikasi kausalitas penting untuk analisis kasus


KIPI. Sebelum mempunyai klasifikasi nasional maka
klasifikasi kausalitas ini dapat dipakai sebagai acuan
untuk klasifikasi kausalitas KIPI di Indonesia
Hubungan vaksin dengan KIPI
berdasarkan bukti kausalitas (1)
DT/Td/TT Campak OPV/IPV DPT Hepatitis B Hib
Kategori 1 : Tidak terdapat bukti hubungan kausal
Mielitis (IPV) Autisme
Trombosito-
penia , ana-
filaksis (IPV)
Sindr GB

Kategori 2 : Bukti tidak cukup untuk menerima / menolak hubungan kausal


Kejang selain Ensefalopati Mielitis OPV Meningitis aseptik Sindrom Sindrom
spasme infan SSPE Sindr GB- Eritema multiform GB GB
-til Kejang (IPV) Sindrom GB Demielinisa Mielitis
Demielinisasi Tuli sensoris SIDS Anemia hemolitik -si SSP Trombosi-
SSP Neuritis optik Artritis topenia
Mononeuro- Diabetes juvenil Anfilaksis
Mielitis trans- Peny gangguan SIDS
pati SIDS
versal perhatian & belajar
Artritis Mononeuropati
Sindr GB
Eritema mul- Trombositopeni
tiforme
Hubungan vaksin dengan KIPI
berdasarkan bukti kausalitas (2)
DT/Td/TT Campak OPV/IPV DPT Hep B Hib

Kategori 3 : Bukti memperkuat penolakan hubungan kausal

Ensefalopati Spasme infantil Onset


Spasme infantil Hipsaritmia dini
(hanya DT) Sindrom Reye peny Hib
SIDS (hanya DT) SIDS

Kategori 4 : Bukti memperkuat penerimaan hubungan kausal

Sindrom GB Anafilaksis Ensefalopati akut


Neuritis Brakial Syok & keadaan
mirip syok yg tak
biasa (unusual shock
like state)
Hubungan vaksin dengan KIPI
berdasarkan bukti kausalitas (3)
DT/Td/TT Campak OPV/IPV DPT Hep B Hib

Kategori 5 : Bukti memastikan hubungan kausal

Anafilaksis Trombositopenia Lumpuh layu pd Anafilaksis Anafilaksis _


(MMR) penerima vaksin
atau kontak Menangis/ teriak
Anafilaksis (MMR) terus menerus
Kematian akibat
Kematian akibat infeksi virus
infeksi virus galur galur vaksin
vaksin campak polio
Tata laksana menghadapi
dugaan kasus KIPI
• Deteksi, penanganan dan
pelaporan
• Investigasi KIPI
• Analisis Data KIPI
• Tindak lanjut
• Evaluasi
Deteksi, penanganan dan
pelaporan
Tujuan
• Deteksi dini dan respons yang cepat &
tepat terhadap dugaan KIPI
 meminimalkan dampak negatif
terhadap program imunisasi &
kesehatan
• Indikator kualitas program imunisasi
 meningkatkan kredibilitas program
imunisasi
• Menampilkan data aktual tentang risiko
imunisasi di suatu negara
Deteksi,penanganan & pelaporan

• Identifikasi, koreksi & cegah


 kesalahan program
• Membedakan koinsidens dengan kejadian
lainnya
• Usaha efektif untuk memonitor keamanan
vaksin
• Kesadaran akan risiko vaksin di kalangan
profesi dan masyarakat
Penanganan

• Respon cepat tatalaksana kasus 


kegawatan atau tidak
• Edukasi yang baik dan benar
• Pelaporan
• Pelacakan
Alur Tatalaksana KIPI

Penemuan kasus Informasi dari


ortu / masyarakat
24 jam identitas
Pelacakan tunggal/kelompok Petugas kes
ada kasus lain
klasifikasi Kepala Puskesmas
Analisis Komda PP-KIPI
penyebab
pengobatan
Tindak lanjut komunikasi Puskesmas
perbaikan mutu pelayanan
tatalaksana kasus Evaluasi
Evaluasi pemantauan KIPI
Alur pelaporan & pelacakan KIPI
Menteri Kesehatan

Ditjen PPM & PL


Komnas
PP-KIPI Subdit Imunisasi

Komda
PP-KIPI DinKes Propinsi
Propinsi

Komda
PP-KIPI DinKes Kab/Kota Rumah Sakit
Kabupaten

Puskesmas

Masyarakat
Pelaporan kasus diduga KIPI

 Dokter praktek swasta dan Rumah


Sakit :
 Harus melapor kasus diduga KIPI ke
Dinas Kesehatan dan atau Komda
KIPI setempat
 Juga harus melengkapi formulir
pelaporan
 Bila perlu bisa meminta bantuan ke
Dinas Kesehatan/Komda PP-KIPI
setempat
Isi Laporan KIPI
• Identitas
• Jenis vaksin
• Penanggung jawab
• Gejala klinis & pengobatan
• Saat imunisasi : jam, hari, tanggal.
• Saat terjadinya KIPI : jam, hari, tgl.
• Riwayat imunisasi terdahulu
• Pemeriksaan penunjang
• Prognosis
• Aspek hukum
• Kronologis (cara penyelesaian KIPI)
Langkah-langkah pelacakan KIPI
1. Pastikan informasi • Dapatkan catatan medik pasien
dari laporan • Periksa informasi ttg. pasien dari catatan medik
dan dokumen lain
• Formulir laporan KIPI dilengkapi
2. Pelacakan & • Tentukan informasi dari kasus lain yg dibutuh-
kumpulkan data kan utk melengkapi
• Ttg pasien
• Riwayat imunisasi
• Riwayat medis sebelumnya, reaksi yg sama
sebelumnya atau reaksi alergi lain
• Riwayat keluarga dg kejadian yg sama
• Ttg kejadian
• Riwayat kejadian, deskripsi klinis, hasil laborat
yg relevan dg KIPI, diagnosis kejadian
• Tindakan, apakah dirawat, hasilnya bagaimana
Langkah-langkah pelacakan KIPI

2. Pelacakan & • Vaksin dikirim dlm keadaan bagaimana,


kumpulkan data kondisi penyimpanan, keadaan vaccine
vial monitor, catatan suhu lemari es
• Ttg tersangka
vaksin • Pengelolaan vaksin di level rantai
pendingin lebih atas, kartu suhu
• Apakah ada orang lain yg divaksinasi
dari vaksin yg sama & menimbulkan
• Ttg orang lain penyakit
• Apakah ada orang lain dg penyakit yg
sama
Langkah-langkah pelacakan KIPI

3. Menilai pelayanan • Penyimpanan vaksin & pelarut (termasuk


menanyakan ttg : vial/ampul yg telah dibuka) & distribusi
• Pembuangan limbah
• Pelarutan vaksin (proses & waktu/jam
dilakukan)
• Penggunaan & sterilisasi dari semprit & jarum
• Jumlah imunisasi apakah lebih banyak dari
biasa
• Bgm pelatihan, supervisi & pelaksana imunisasi

mengamati • Penyimpanan dalam lemari es, apa saja yg


pelayanan : disimpan
• Prosedur vaksinasi
• Vial yg sudah terbuka apakah terkontaminasi
Langkah-langkah pelacakan KIPI

4. Rumuskan suatu
hipotesis kerja • Kemungkinan penyebab dari kejadian

5. Menguji hipotesa
kerja • Apakah kasus cocok dg hipotesis kerja
• Uji laboratorium kadang diperlukan

6. Menyimpulkan • Buat kesimpulan penyebab kasus


pelacakan • Lengkapi formulir investigasi KIPI
• Lakukan tindakan koreksi & rekomendasikan
tindak lanjut.
Analisis Lapangan
Dilakukan bersama dengan Komda
PP-KIPI propinsi/ Kabupaten

Analisis Kausatif
Dilakukan oleh Komnas PP-KIPI
atau oleh Komda
PP-KIPI Propinsi yang dikonfirmasikan ke
Komnas PP-KIPI
Tindak lanjut

• Penanganan kasus (sederhana  sulit)


diagnosis, pengobatan, kapan merujuk
kasus berat
• Komunikasi dg orang tua & anggota
masyarakat untuk meredakan kecemasan
• Pelaporan KIPI berat harus segera
dilaporkan & pd saat yg sama dilakukan
investigasi
• Melakukan perbaikan apabila sudah
dideteksi apa yg harus dilakukan
• Koreksi thd masalah logistik, pelatihan,
supervisi
Evaluasi

Tata laksana & pemantauan


– Pelaporan
• waktu
• kelengkapan
• ketepatan
– Kecepatan investigasi di lapangan
– Tindakan adekuat yang diambil
untuk menghindari terjadinya lagi
program eror
– KIPI tidak mengganggu program
imunisasi
Evaluasi

Laporan kemajuan survailens KIPI


Laporan tahunan (annual report)
• Jumlah laporan KIPI yg diterima
• Jumlah KIPI berdasar antigen yang
diberikan
• Klasifikasi lapangan KIPI
• KIPI berat yg sangat jarang
• Kejadian langka lainnya
Kesimpulan

• KIPI adalah risiko program imunisasi

• Pelaksanaan imunisasi yang baik akan


mengurangi KIPI

• Diperlukan pengetahuan imunisasi


yang mendalam

• Penanganan KIPI yang baik dan


komprehensif akan menunjang
program imunisasi yang baik pula

Anda mungkin juga menyukai