Anda di halaman 1dari 14

ASSALAMUALAIKUM

WAROHMATULLAHI
WABAROKATUH
KELOMPOK ANU :

1. Ahmad Ikhwanuddin Natsir ( 01 )


2. Arfansyah Krisna Sancaka ( 05 )
3. Rivaldy Rizky Saputra ( 33 )
Kebakaran Hutan Kalimantan
Kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di sejumlah wilayah
di Indonesia. Pada tanggal 31 Maret 2015, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mendeteksi adanya titik api di
Kalimantan Barat sebanyak 126 hotspot.

Musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan ranting pohon


sangat kering, saat ada ranting pohon yang mengealami gesekan dengan
ranting lain , muncullah api. Api tersebut menyambar pohon – pohon yang
kering dan terjadilah kebakaran hutan. Selain musim kemarau yang
berkepanjangan , kebakaran hutan dapat dipengaruhi oleh manusia seperti
membuang putung rokok sembarangan "Satelit Terra, Aqua dan SNNP pada
catalog MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) LAPAN
mendeteksi adanya peningkatan jumlah hotspot (titik panas) dari kebakaran
hutan dan lahan di wilayah Indonesia," ucap Kepala Pusat Data Informasi
dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilisnya, Minggu (30/7).

Menurutnya, meningkatnya intensitas cuaca kering selama musim


kemarau meningkatkan jumlah hotspot. Dalam seminggu terakhir sebaran
hotspot terbanyak terdapat di Kalimantan Barat, NTT, dan Aceh. Total aada
239 titik api."Sebaran 239 hotspot di Indonesia pada Minggu (30/7) pagi
adalah Kalimantan Barat 126, NTT 42, Kalimantan Utara 35, Kalimantan
Timur 10, Kalimantan Selatan 5, Maluku 4, Riau 1, Kalimantan Tengah
1, Jawa Tengah 2, Jawa Timur 2, Sulawesi Selatan 5, Sumatera Selatan 2,
NTB 1, Sulawesi Tengah 1, dan Babel 1," paparnya.
Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat belum berhasil
dipadamkan. Pada akhirnya, kebakaran hutan dan lahan meluas di
Kalimantan Barat. Satelit Terra, Aqua dan SNNP pada Minggu pagi
mendeteksi 126 hotspot di Kalimantan Barat, di mana 77 hotspot
kategori sedang (tingkat kepercayaan 30-79%) dan 49 hotspot
kategori tinggi (tingkat kepercayaan lebih dari 80%).

Sebaran hotspot di Kalimantan Barat adalah di Kabupaten


Sintang 40, Kapuas Hulu 36, Sanggau 26, Landak 10. Malinau 3,
Sekadau 3, Bengkayang 2, dan Melawi 2. Sebagian besar lahan yang
terbakar adalah lahan gambut.

"Pembukaan lahan dengan cara membakar masih banyak


dilakukan di daerah ini. Meskipun sudah dilarang, imbauan sering
dilakukan, patroli ke pelosok dilakukan, namun kenyataannya masih
banyak pembakaran hutan dan lahan," kecam Sutopo.
Pantauan satelit Himawari8 dari BMKG, menunjukkan asap tipis
sudah menyebar di beberapa daerah di Kalimantan Barat. Trajektori
asap pada 29/7/2017 sore menunjukkan asap dari sekitar Kabupaten
Ketapang menyebar hingga ke Kabupaten Kayong Utara, Kubu Raya
dan Kota Pontianak. Sedangkan asap di sekitar Kabupaten Sanggau,
Sekadau, Sintang dan Kapuas Hulu secara uum tidak terbawa jauh dari
lokasi hotspot.

Sementara, upaya pemadaman terus dilakukan oleh satgas


terpadu pengendalian kebakaran hutan dan lahan. BNPB
mengerahkan 4 helikopter pembom air yaitu jenis Bell 214B, MI-8,
Kamov KA32 dan Bolcow 105.

Satgas darat terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, MPA,
Damkar dan masyarakat memadamkan di beberapa lokasi hotspot.
Kendala satgas darat adalah luasnya wilayah yang harus dijaga, akses
menuju lokasi kebakaran seringkali sulit medannya, terbatasnya
sumber air dari lokasi kebakaran, keterbatasan alat, cuaca kering, dan
tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak membakar masih cukup
rendah.

"Puncak kemarau diperkirakan berlangsung hingga September


mendatang sehingga ancaman kebakara hutan dan lahan dapat
meningkat. Perlu partisipasi semua pihak untuk menjaga lingkungan
sekitarnya agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan," tegas Sutopo
Struktur Teks Eksplanasi
a. Identifikasi Fenomena

Kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di sejumlah


wilayah di Indonesia. Selain di Sumatera, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mendeteksi adanya
titik api di Kalimantan Barat sebanyak 126 hotspot.
b. Rangkaian Kejadian

"Satelit Terra, Aqua dan SNNP pada catalog MODIS (Moderate


Resolution Imaging Spectroradiometer) LAPAN mendeteksi adanya
peningkatan jumlah hotspot (titik panas) dari kebakaran hutan dan lahan di
wilayah Indonesia," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB
Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilisnya, Minggu (30/7).

Menurutnya, meningkatnya intensitas cuaca kering selama musim


kemarau meningkatkan jumlah hotspot. Dalam seminggu terakhir sebaran
hotspot terbanyak terdapat di Kalimantan Barat, NTT, dan Aceh. Total aada
239 titik api.

"Sebaran 239 hotspot di Indonesia pada Minggu (30/7) pagi adalah


Kalimantan Barat 126, NTT 42, Kalimantan Utara 35, Kalimantan Timur
10, Kalimantan Selatan 5, Maluku 4, Riau 1, Kalimantan Tengah 1, Jawa
Tengah 2, Jawa Timur 2, Sulawesi Selatan 5, Sumatera Selatan 2, NTB 1,
Sulawesi Tengah 1, dan Babel 1," paparnya.
Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat belum berhasil
dipadamkan. Pada akhirnya, kebakaran hutan dan lahan meluas di
Kalimantan Barat. Satelit Terra, Aqua dan SNNP pada Minggu pagi
mendeteksi 126 hotspot di Kalimantan Barat, di mana 77 hotspot
kategori sedang (tingkat kepercayaan 30-79%) dan 49 hotspot kategori
tinggi (tingkat kepercayaan lebih dari 80%).

Sebaran hotspot di Kalimantan Barat adalah di Kabupaten


Sintang 40, Kapuas Hulu 36, Sanggau 26, Landak 10. Malinau 3,
Sekadau 3, Bengkayang 2, dan Melawi 2. Sebagian besar lahan yang
terbakar adalah lahan gambut.

"Pembukaan lahan dengan cara membakar masih banyak


dilakukan di daerah ini. Meskipun sudah dilarang, imbauan sering
dilakukan, patroli ke pelosok dilakukan, namun kenyataannya masih
banyak pembakaran hutan dan lahan," kecam Sutopo.

Pantauan satelit Himawari8 dari BMKG, menunjukkan asap tipis


sudah menyebar di beberapa daerah di Kalimantan Barat. Trajektori
asap pada 29/7/2017 sore menunjukkan asap dari sekitar Kabupaten
Ketapang menyebar hingga ke Kabupaten Kayong Utara, Kubu Raya
dan Kota Pontianak. Sedangkan asap di sekitar Kabupaten Sanggau,
Sekadau, Sintang dan Kapuas Hulu secara uum tidak terbawa jauh dari
lokasi hotspot.
Sementara, upaya pemadaman terus dilakukan oleh satgas
terpadu pengendalian kebakaran hutan dan lahan. BNPB
mengerahkan 4 helikopter pembom air yaitu jenis Bell 214B, MI-8,
Kamov KA32 dan Bolcow 105.

Satgas darat terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni,


MPA, Damkar dan masyarakat memadamkan di beberapa lokasi
hotspot. Kendala satgas darat adalah luasnya wilayah yang harus
dijaga, akses menuju lokasi kebakaran seringkali sulit medannya,
terbatasnya sumber air dari lokasi kebakaran, keterbatasan alat, cuaca
kering, dan tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak membakar
masih cukup rendah.
c. Ulasan

"Puncak kemarau diperkirakan berlangsung hingga


September mendatang sehingga ancaman kebakara hutan dan
lahan dapat meningkat. Perlu partisipasi semua pihak untuk
menjaga lingkungan sekitarnya agar tidak terjadi kebakaran
hutan dan lahan," tegas Sutopo.
Unsur Kebahasaan Teks Eksplanasi
a. Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain , sebab,
karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.

Contoh :
"Puncak kemarau diperkirakan berlangsung hingga
September mendatang sehingga ancaman kebakara hutan
dan lahan dapat meningkat.

b. Menggunakan konjungsi kronologis ( hubungan waktu ),


seperti kemudian , lalu , setelah itu , pada akhirnya

Contoh :
Pada akhirnya, kebakaran hutan dan lahan meluas di
Kalimantan Barat.
c. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis
fenomena , bukannya pada kata ganti penceritanya

Contoh :
Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat belum
berhasil dipadamkan

d.Menggunakan kata teknis atau peristilahan , sesuai dengan


topic yang dibahasnya

Contoh :
Damkar dan masyarakat memadamkan di beberapa lokasi
hotspot.
Kesimpulan
Kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di
sejumlah wilayah di Indonesia. Meningkatnya intensitas
cuaca kering selama musim kemarau meningkatkan
jumlah hotspot. Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan
Barat belum berhasil dipadamkan. Pembukaan lahan
dengan cara membakar masih banyak dilakukan di daerah
ini. "Puncak kemarau diperkirakan berlangsung hingga
September mendatang sehingga ancaman kebakara hutan
dan lahan dapat meningkat.

Anda mungkin juga menyukai