Anda di halaman 1dari 23

TIM IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Overview SAK berbasis IFRS:


PERKEMBANGAN KONVERGENSI
IFRS DI INDONESIA
Disampaikan oleh:
Zaenal Fanani
Sumenep
Sigit Kurnianto
Jumat, 30 Oktober 2015

Disclaimer:
Materi presentasi ini bukan pernyataan resmi Ikatan Akuntan Indonesia dan sepenuhnya menjadi tanggungjawab penyaji
materi
Standar Akuntansi ??
• Untuk keseragaman laporan keuangan
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman
baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan
entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun
tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna

IAI KAPd Jatim 2


Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia

 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan


 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP
 Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah
 Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP

 IFRS hanya diadopsi PSAK


 SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009
 Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan PP 71 tahun 2010IAI KAPd Jatim 3
PSAK – IFRS BASED
• Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik
seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan
BUMN.
• Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
• Basis transaksi, bukan basis industri.
• Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan
keuangan
• Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012
IAI KAPd Jatim 4
IFRS - PSAK
• Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS terbaru)
• Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar bagian depan.
– Substansi / konseptual
– Redaksional
– Tanggal efektif
• Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti pemberlakuan PSAK
yang bersangkutan.
• Setelah konvergensi IFRS  PSAK akan berkembang dinamis
mengikuti IFRS

IAI KAPd Jatim 5


Mengapa IFRS
• Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement
Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai accounting
standard.
• Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai
anggota G20 forum.
• Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15
November 2008 :
– “Strengthening Transparency and Accountability”
• Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk
Strengthening Financial Supervision and Regulation  “to call on the
accounting standard setters to work urgently with supervisors and regulators
to improve standards on valuation and provisioning and achieve a single set of
high-quality global accounting standards.”

IAI KAPd Jatim 6


Manfaat IFRS
• Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
• Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional
• Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan
mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
• Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan
multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para
analis.
• Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best
practise”.
IAI KAPd Jatim 7
Roadmap IFRS di Indonesia

Efektif pada 2010 Efektif pada 2011 Efektif pada 2012

• 3 PSAK Baru • 16 PSAK baru • 11 PSAK baru

• Pencabutan 9 PSAK • 7 Interpretasi (ISAK) • 5 Interpretasi (ISAK)

• Pencabutan 1
Interpretasi IAS / IFRS yang belum diadopsi:
a. IAS 41 Agriculture
b. IFRS First time adoption  adopsi bertahap
c. IFRS / Revisi IAS setelah 2010 8
IAI KAPd Jatim
Karakteristik IFRS
• IFRS menggunakan “Principles Base “ :
– Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus
berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
– Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah
presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
– Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus
melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai
• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif
maupun kualitatif
IAI KAPd Jatim 9
PETA KONVERGENSI IFRS INDONESIA
KOMITMEN PUBLIK
1 Jan 12 1 Jan 15
8 Desember 08

1 2 3

FASE SATU FASE DUA


2008 – 2012 2012 – 2015

KAPAN ? PERTIMBANGAN
• Setelah 2015 • Komitmen nasional
ADOPSI PENUH IFRS ?
• Masa transisi • Dukungan pemangku kepentingan
• Cetak biru jangka panjang • Struktur SAK Indonesia

IAI KAPd Jatim 10


FASE SATU (2008 – 2012)
SAK 1 Januari 2012 = IFRS 1 Januari 2009 (gap 3 tahun)
8 Desember 2008
Komitmen publik untuk mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global
• Per 1 Desember 2012 telah menerbitkan:
– DSAK IAI = 40 PSAK, 20 ISAK, dan 11 PPSAK, berikut revisi terkait
– DSAS IAI = 10 PSAK Syariah
• DSAK IAI juga menerbitkan PSAK non-IFRS:
1. PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian;
2. PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa;
3. PSAK 38: Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali;
4. PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba;
5. ISAK 25: Hak atas Tanah
IAI KAPd Jatim 11
FASE DUA (2012 – 2015)
SAK efektif 1 Januari 2015 = IFRS efektif 1 Januari 2014 (gap 1 tahun)
Mempertimbangkan:
• Amandemen IFRS 2009 – 2014
• Annual Improvements IFRS
• ED IFRS terbaru
• Proyek konvergensi IASB dan
FASB (IFRS & US GAAP)
SAK 1 Jan 12 SAK 1 Jan 15 • Implementasi SAK berbasis
IFRS 1 Jan 09 IFRS 1 Jan 14 IFRS di Indonesia

Indonesia belum mengambil keputusan terkait adopsi penuh IFRS

IAI KAPd Jatim 12


FASE DUA (2012 – 2015)
Berlaku efektif 1 Januari 2014 (penerapan dini diperkenankan) :

1. ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan;


2. ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas;
3. ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada
Tambang Terbuka; dan
4. PPSAK 12: Pencabutan PSAK 33

IAI KAPd Jatim 13


FASE DUA (2012 – 2015)
Berlaku efektif 1 Januari 2015 (penerapan dini tidak diperkenankan)

1. PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan;


2. PSAK 4 (2013): Laporan Keuangan Tersendiri;
3. PSAK 15 (2013): Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama;
4. PSAK 24 (2013): Imbalan Kerja;
5. PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian;
6. PSAK 66: Pengaturan Bersama;
7. PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain; dan
8. PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar

IAI KAPd Jatim 14


FASE DUA (2012 – 2015)
Berlaku efektif 1 Januari 2015 (penerapan dini tidak diperkenankan) :

1. PSAK 46 (2014): Pajak Penghasilan;


2. PSAK 48 (2014): Penurunan Nilai Aset;
3. PSAK 50 (2014): Instrumen Keuangan: Penyajian;
4. PSAK 55 (2014): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran;
5. PSAK 60 (2014): Instrumen Keuangan: Pengungkapan;
6. ISAK 26 (2014): Penilaian Kembali Derivatif Melekat

IAI KAPd Jatim 15


PENGECUALIAN (PER 2015)
1. IFRS 1 First-time Adoption of International Financial Reporting Standards
2. IFRS 9 Financial Instruments – menunggu finalisasi IFRS 9 secara utuh
3. IFRIC 2 Members’ Shares in Cooperative Entities and Similar Instruments
4. IFRIC 5 Rights to Interests arising from Decommissioning, Restoration and Environmental
Rehabilitation Funds
5. IFRIC 6 Liabilities arising from Participating in a Specific Market-Waste Electrical and
Electronic Equipment
6. IFRIC 15 Agreements for the Construction of Real Estate – menunggu finalisasi pembahasan
IASB atas standar Pengakuan Pendapatan baru
7. IFRIC 21 Levies – mengikuti perkembangan penerapan yurisdiksi lain
8. SIC 7 Introduction of the Euro
9. SIC 31 Revenue – Barter Transactions Involving Advertising Services

IAI KAPd Jatim 16


SAK Non-IFRS
Pengaturan atas transaksi-transaksi yang tidak/belum diatur dalam IFRSs,
atau dimana DSAK IAI selaku penyusun SAK yang berlaku di Indonesia
memberikan pengaturan yang berbeda dengan IAS selaku penyusun IFRSs

• PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian


• PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa
• PSAK 38: Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
• PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
• ISAK 25: Hak atas Tanah
• ED ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK 13: Properti Investasi
• PSAK Syariah (101 – 110)

IAI KAPd Jatim 17


ED PSAK/ISAK 2015
• PSAK 69: Agrikultur
• ISAK 30: Pungutan
• ISAK 31: Interpretasi atas Ruang Lingkup PSAK
13: Properti Investasi
• Amandemen PSAK 1 terkait Prakarsa
Pengungkapan
• Amandemen PSAK 4 terkait Metode Ekuitas
dalam Laporan Keuangan Tersendiri
IAI KAPd Jatim 18
ED PSAK/ISAK 2015
• Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19 terkait Klarifikasi Metode
yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi
• Amandemen PSAK 24 terkait Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja
• Amandemen PSAK 15, 65, dan PSAK 67 terkait Entitas Investasi:
Penerapan Pengecualian Konsolidasi
• Amandemen PSAK 66 terkait Akuntansi Akuisisi Kepentingan
dalam Operasi Bersama
• Amandemen PSAK 16 terkait Agrikultur: Tanaman Produktif
• Penyesuaian Tahunan (2015)

IAI KAPd Jatim 19


PSAK 1 – Penyajian laporan keuangan

Apakah perusahaan selama ini menyajikan...

 Judul laporan laba Jika penyebutan semula adalah “Laporan Laba Rugi Komprehensif “, maka sesuai PSAK 1R diubah menjadi “Laba Rugi
rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain”. Perubahan judul tidak merubah konten laporan.

 Laporan Laba Rugi Jika perusahaan menerapkan opsi penyajian seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode dalam
dua laporan, maka dalam PSAK 1R tidak lagi diperkenankan. Opsi penyajian dua laporan, yaitu laporan laba rugi
dan Komprehensif terpisah dan laporan laba rugi komprehensif, dihilangkan dalam PSAK 1R. Laporan laba rugi dan penghasilan
Lain komprehensif lain dalam PSAK 1R memiliki dua bagian, yaitu bagian laba rugi dan bagian penghasilan komprehensif
lain.
 Pos Penghasilan Jika perusahaan memiliki penghasilan komprehensif lain yang bersifat akan direklasifikasi ke laba rugi dan tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi, maka menurut PSAK 1R penyajiannya harus dipisahkan berdasar sifatnya. Oleh karena itu,
Komprehensif Lain pajak penghasilan terkait juga harus dialokasikan sesuai sifatnya posnya. Namun demikian, persyaratan baru tidak
(OCI) merubah pengakuan dan pengukuran masing-masing pos penghasilan komprehensif lain.

Pengaruh bagi perusahaan ?


Mempengaruhi penyajian laporan keuangan
perusahaan jika memiliki penghasilan
komprehensif lain.
IAI KAPd Jatim 20
Respon Akademisi
Perkuliahan Penyesuaian Learning
Outcome

Buku Teks Standar Akuntansi Laporan Keuangan


(Keilmuan) (Praktik) Perusahaan
Upgrading
Dosen
Kemampuan
Penguasaan
Standar Akuntansi
Kuliah dan Lulusan
Mahasiswa
Praktik Kompeten
IAI KAPd Jatim 21
Tantangan  Solusi
• Penyesuaian Learning Outcome/Silabi  Musyawarah
• Upgrading/Updating kemampuan dosen  Kerjasama
• Buku Teks  Ganti Terbaru (Inggris/Indonesia)
• Resistance to change  Kebijakan

KOMITMEN

IAI KAPd Jatim 22


TIM IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

IKATAN AKUNTAN INDONESIA


Grha Akuntan
Jl Sindanglaya 1 Menteng Jakarta 10310
www.iaiglobal.or.id
ti.sak@iaiglobal.or.id
Tel (021) 3190 4232

IAI KAPd Jatim 23

Anda mungkin juga menyukai