Anda di halaman 1dari 21

LIMBAH RADIOAKTIF

• Unsur-unsur radioaktif yang secara alamiah terdapat di bumi


adalah uranium, thorium dan radium
• keberadaan unsur-unsur radioaktif ini telah meningkat dengan
dihasilkannya materi radioaktif artifisial oleh manusia untuk
berbagai tujuan
• Sejumlah besar materi radioaktif yang berumur sangat lama
dihasilkan sebagai hasil samping yang tidak dapat dihindari,
terutama akibat penggunaan pembangkit enersi bertenaga nuklir
di seluruh dunia
• teridentifikasinya sinar-X oleh William C. Röntgen pada Januari
1896, dan kemudian ditemukannya radiasi dari radium oleh
Antoine H. Becquerel pada November 1896
SIFAT-SIFAT RADIOAKTIVITAS
• Struktur atom  Inti-atom (nucleus) terdiri dari proton dan netron.
Proton adalah partikel dasar dengan massa mendekati 1 dalam
skala berat atom dan bermuatan + e, yaitu muatan sebuah
elektron sebesar 4,8025 x 10 -10 esu (electrostatic unit). Netron juga
merupakan partikel dasar dengan besaran mendekati 1 unit
satuan atom, namun tidak bermuatan
• Isotop  isotop adalah elemen yang mempunyai nomor atom yang
sama, tetapi mempunyai jumlah massa yang berbeda. Sifat-sifat
kimiawi dua buah isotop akan sama, tetapi sifat-sifat fisisnya yang
tergantung pada masanya, akan berbeda.
• Peluluhan Radioaktif  Pada kondisi normal, inti atom sangatlah stabil, dan
tidak mengalami perubahan sifat-sifat kimiawi karena hanya melibatkan
elektron- elektron terluar. Rutherford kemudian menunjukkan bahwa radiasi
tersebut terdiri dari tiga jenis radiasi yang berbeda, yang dikenal kemudian
sebagai radiasi a (alfa), ß (beta) dan γ (gamma). Perbedaan jenis radiasi
tersebut di atas terkait dengan peluluhan inti atom-atom radioaktif.
Penentuan rancangan penyimpanan atau penyingkiran limbah radioaktif,
perlu memperhatikan sifat peluluhan itu sendiri. Rutherford et al menemukan
bahwa intensitas radiasi mengalami peluluhan secara eksponensial terhadap
waktu.
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF
• Pengolahan dan pembuangan (penyingkiran) limbah yang bersifat
radioaktif merupakan masalah yang berat
• Sampai saat ini praktis belum ditemukan teknologi atau tata cara
baik secara kimiawi maupun biologis untuk menetralisisr sifat-sifat
radioaktivitas
• Cara yang banyak dilakukan untuk menangani limbah cair adalah
penyimpanan atau pengkonsentrasian
• Beberapa cara memang banyak dikembangkan, misalnya
bagaimana menyerap unsur berbahaya, tetapi ini hanya
memindahkan masalah; komponen radioaktif dalam limbah cair
dikonversi menjadi limbah padat yang tetap bersifat radioaktif dan
harus tetap ditangani
• Cara yang biasa dilakukan untuk menangani limbah padat adalah
membuangnya atau menyingkirkannya, dengan perlindungan yang
ketat agar sifat-sifat radioaktivitasnya tidak membahayakan
lingkungan, misalnya ke lautan yang dalam, ke dalam tanah yang
dibangun khusus untuk itu.
• Sifat radioaktivitasnya akan menurun dengan sendirinya sesuai dengan
waktu paruhnya
• Sifat mencemari dari sebuah limbah akan ditentukan oleh karakteristik
fisis, biologis serta kimiawinya
SUMBER-SUMBER LIMBAH RADIOAKTIF
• Definisi buangan/limbah radioaktif dapat didasarkan atas tiga
pendekatan, yaitu :
• atas kandungan radioaktifnya
• atas potensi bahayanya
• atas sumbernya

• Definisi limbah radioaktif adalah buangan dalam bentuk padat, cair


atau gas yang dihasilkan selama pembuatan atau penggunaan substansi
radioaktif.
• Ditinjau dari tingkat aktivitas radioaktivnya, maka terdapat dua jenis
limbah radioaktif, yaitu:
• limbah tingkat rendah
• limbah tingkat menengah/tinggi
• Limbah tingkat menengah/tinggi dihasilkan dari pemerosesan kembali
bahan bakar nuklir yang mengandung seluruh produk fisi.
• Limbah ini dicirikan dengan kemampuan penetrasi radiasi yang tinggi,
laju penghasil panas yang tinggi dan waktu paruh radioaktif yang
panjang
• Limbah tingkat tinggi sangat sedikit mengandung radioaktivitas, tidak
membutuhkan sedikit atau bahkan tidak dibutuhkan kontainer khusus,
tetapi tetap mempunyai potensi konsentrasi limbah berbahaya
• Sumber utama dari limbah jenis ini misalnya dari kegiatan kedokteran,
penelitian kesehatan, laboratorium-laboratorium penelitian
PENYIMPANAN DAN
PENGKONSENTRASIAN LIMBAH CAIR
• Limbah cair yang paling banyak dihasilkan berasal dari proses
pembuatan bahan bakar nuklir.
• Elemen-elemen bahan bakar yang tidak teradiasi tetap mengandung
bahaya radioaktif dengan tingkat aktivitas sekitar 10 sampai 15 curie/L,
sehinga membutuhkan penanganan dengan control yang ketat
• Limbah cair dengan sifat-sifat radioaktif mempunyai sifat yang secara
spontan dapat mendidih dengan sendirinya karena adanya absorpsi
enersi radiannya sendiri
• laju pelepasan panas tersebut tidaklah teratur, sehingga masalah
timbulnya tekanan yang meninggi secara tiba- tiba perlu diperhatikan
dalam rancangan penyimpanan
• Limbah cair biasanya dinetralkan dan disimpan dalam kontainer baja
kualitas baik atau dalam beton bertulang
• Masalah yang timbul bila limbah tidak dipertahankan dalam kondisi
asam, adalah kemungkinan terjadinya endapan
• Bila limbah dipertahankan dalam kodisi asam, maka kontainer baja
perlu dilapis dengan bahan anti karat, yang tentu saja akan menaikkan
biaya penyimpanan
• Mengingat bahwa bila limbah cair yang disimpan dengan cara tersebut
akan membutuhkan biaya besar, maka usaha lain adalah
mengkonsentrasikan limbah tersebut agar volumenya berkurang
• Penyimpanan limbah radioaktif dalam bentuk solidifikasi dengan glas
dianggap aman dan efektif. Inggeris, misalnya, melakukan
pencampuran limbah cair terkonsentrasi dengan silika dan borax dalam
larutan asan nitrat.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
• sifat-sifat radioaktif tidak dapat dimusnahkan, namun yang mungkin
adalah mengkonsentrasikan nuklisida-nuklisida tersebut dalam volume
cairan yang relatif kecil, sehingga memudahkan dalam penanganan
• Disamping dengan cara penguapan, maka beberapa metode yang
digunakan adalah dengan penukar ion, proses kimiawi atau biologis
• Proses penukar ion adalah proses yang sudah lama dikenal, yaitu
dengan memanfaatkan media tertentu yang mempunyai sifat dapat
menukarkan kation atau anionnya dengan kation dan anion lain dari
limbah
• Jadi ion- ion radioaktif tersebut ditukar dengan ion-ion yang tidak aktif
yang terdapat dalam media
• Media yang dikenal mempunyai kapasitas penukar ion yang tinggi
adalah resin sintetis
• terdapat dua jenis penukar ion, yaitu penukar kation dan penukar
anion. Kapasitasnya akan tergantung pada afinitas relatifnya.
Secara praktis, penukaran akan terjadi bila kation pada media
penukar mempunyai affinitas yang sama atau lebih kecil dari yang
akan menggantikannya, yaitu ion-ion dari limbah
• Salah satu kelemahan dari cara ini adalah bahwa media ini tidak
dapat membedakan antara ion yang aktif atau ion yang tidak
aktif, sehingga media menjadi lebih cepat jenuh
• Pengolahan secara biologis yang sengaja dibangun mempunyai
prinsip identik dengan yang biasa digunakan dalam pengolahan
limbah lain
• Pengolahan secara biologis bagi limbah radioaktif yang
dikatagorikan ringan biasanya didasarkan atas satu diantara tiga
pertimbangan, yaitu :
• Limbah radioaktif yang akan dialirkan ke badan air, mungkin mengadung
komponen- komponen organik biodegradabel, sehingga sebelumnya perlu
diolah secara biologis guna mencapai baku mutu yang diinginkan,
• Limbah tersebut mungkin mengandung agen-agen organik kompleks,
seperti sitrat, yang akan mengganggu dalam pengolahan isotop radioaktif
secara kimiawi
• Pengolahan biologis juga dapat dipertimbangkan guna merangsang
tumbuhnya mikroorganisme yang berfungsi sebagai adsorben biologis
• Secara umum pengolahan secara biologis ini akan berfungsi baik,
bila limbah yang akan diolah tidak bersifat asam atau alkalin,
bebas dari substansi toksik dalam konsentrasi tertentu sehingga
dapat menghambat aktivitas biologis
• Beberapa pengolahan secara biologis yang telah diterapkan
misalnya adalah kolam-kolam oksidasi, kolam-kolam atau
saluran-saluran biologis yang ditamani tumbuhan air, filter
perkolasi (trickling filter), proses lumpur aktif dan saringan pasir
lambat
• Dalam proses biologis, hal esensial yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana agar organisme yang berfungsi tersebut tidak
terpengaruh oleh radiasi
PENYIMPANAN LIMBAH PADAT DAN
LUMPUR
• Untuk limbah padat yang dikatagorikan menengah dan tinggi
aktivitasnya, khususnya bagi isotope dengan waktu-paruh lama,
maka penyimpanan yang bersifat permanen akan dibutuhkan
• Jika limbah aktif tersebut hanya menghasilkan radiasi alfa,
sehingga praktis tidak terdapat bahaya radiasi, penyimpanan
dapat dilakukan dalam konstruksi batu bata saja
• Namun bila yang dikeluarkannya adalah radiasi beta atau
gamma, maka perlindungan yang sangat ketat sangat dibutuhkan.
Konstruksi kontainer atau bunker tersebut dapat terbuat dari
beton bertulang setebal 2 meter, misalnya dalam bentuk parit-
parit beton bertulang
• Penggunaan bahan baja atau keramik dapat pula
dipertimbangkan sebagai kontainer sebelum dimasukkan ke
dalam bunker tersebut, yang dapat berbentuk tabung-tabung
yang dapat dimasukkan ke dalam bunker secara vertikal, maupun
secara vertical
• Penempatan secara vertikal baik untuk penyimpanan jangka
panjang, namun penempatan secara horizontal cocok untuk
penyimpanan jangka pendek
• Beton bertulang digunakan terutama karena alasan biaya
• Dalam hal limbah yang akan disimpan sangat aktif, maka
dibutuhkan materi lain seperti timah atau beton barite
• Beton baryte dua kali lebih aman dari beton biasa, namun
biayanya tiga kali lebih mahal.
PENYINGKIRAN LIMBAH PADAT DAN
LUMPUR
• Penanganan akhir dari limbah padat atau lumpur adalah dalam
bentuk penyingkiran dalam tanah atau dalam lautan
• penyingkiran dalam tanah dapat dilakukan dengan pembuatan
lobang-lobang raksasa yang disiapkan dengan penuh kehati-hatian, dan
limbah padat disimpan di sana sampai keaktifannya menjadi tidak
membahayakan
• Cara ini hanya digunakan untuk menunggu waktu paruh dari materi
terjadi
• Untuk itu sebelum disingkirkan, diperlukan perlakuan khusus agar sifat
radioaktifnya tidak menyebar keluar, yaitu dengan mengkapsulinya
dengan bahan yang dikenal baik dapat menahan radiasi limbah
tersebut, seperti lapisan timah dan sebagainya
• Cara lama yang masih diterapkan untuk limbah yang dianggap
mempunyai keaktifan rendah, misalnya dari limbah radioaktif rumah
sakit, adalah menyingkirkannya dalam tanah yang sangat kedap dan
dianggap mempunyai kemamppuan penukaran ion, seperti lempung
yang memounyai konsep identik dengan penukar ion
• Konsep penyingkiran limbah radioaktif ini bersasaran menyingkirkan
limbah agar tidak akan mengganggu lingkungan sampai keaktifannya
terluluhkan dengan sendirinya sampai tingkat yang diperbolehkan
• Dalam metode disperasl, materi radioaktif dapat saja dicampur dengan
materi lain, termasuk dengan limbah lain terutama yang bersifat
penukar ion, baik berbentuk padat maupun cair, sampai aktivitasnya
menjadi sedemikian rendah dan tidak menghadirkan bahaya radioaktif
lagi bila disingkirkan dalam cara-cara biasa seperti dalam landfilling.
• Pelaksanaan di lapangan ternyata lebh rumit terutama untuk jenis
limbah menengah dan tinggi.
• Masalah pertama adalah waktu untuk menyimpan, yang bisa mencapai
ratusan tahun
• Masalah kedua yang muncul adalah pemilihan jenis sarana penyimpan.
Sarana tersebut hendaknya memenuhi dua persyaratan, yang pertama
harus mampu menahan radiasi jangan sampai ke luar dan yang kedua
tahan terhadap penggunaan jangka panjang, misalnya tahan terhadap
korosi
• Dalam aplikasi di Inggris, 3 jenis cara penyingkiran untuk limbah
radioaktif yang tergolong rendah, seperti dari kegiatan rumah sakit,
penelitian bila aktivitasnya adalah:
• Buangan padat dapat disimpan/disingkirkan dalam landfill buangan berbahaya
biasa bila ternyata seluruh komponen di dalamnya mempunyai aktivitas lebih
kecil dari 1 µCi, dan total aktivitas untuk setiap pembebanan adalah lebih kecil
dari 10 µCi, dengan volume tidak lebih dari 0,1 m3
• Buangan padat dapat diinsinerasi, dengan syarat bahwa aktivitas limbah yang
akan dibakar tersebut tidak lebih dari 30 µCi per harinya, sedang abunya yang
akan ditangani adalah sesuai dengan butir (a) di atas
• Limbah cair dapat dicampur dengan limbah sistem riolering perkotaan yang ada
(menuju pengolahan limbah terpusat), bila terbukti pengencernya bukanlah
limbah yang dikatagorikan aktif. Untuk menjamin pengenceran yang cukup,
maka tidak diperkenankan lebih dari 10 mCi selama 4 minggu secara terus
menerus. Bila sistem tidak dihubungkan dengan riolering kota,maka batasan
tersebut menjadi 2 mCi

Anda mungkin juga menyukai