Anda di halaman 1dari 57

Mufatikhatul Farikhah, SH.,MH.

NEGARA HUKUM
• Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum.
Karena itu pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam
melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh
hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum.

• Hukum sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan


perundang-undangan yang berpuncak pada konstitusi
(berisi kesepakatan/konsensus bersama) atau hukum
dasar negara. Dengan demikian di dalam negara hukum,
kekuasaan negara berdasar atas hukum bukan
kekuasaan belaka serta pemerintahan negara
berdasarkan pada konstitusi. Negara berdasarkan atas
hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi
sehingga ada istilah supremasi hukum.
CIRI NEGARA HUKUM
• Menurut Julius Stahl, konsep Negara Hukum
(‘rechtsstaat’) mencakup :
– Perlindungan hak asasi manusia.
– Pembagian kekuasaan.
– Pemerintahan berdasarkan undang-undang.
– Peradilan tata usaha Negara

• A.V. Dicey Negara Hukum (“The Rule of Law”), :


– Supremasi hukum dalam arti tidak boleh ada
kesewenang-wenangan sehingga seseorang hanya
boleh dihukum jika melanggar hukum (Supremacy of
Law).
– Kedudukan yang sama di depan hukum baik bagi
rakyat biasa maupun bagi pejabat (Equality before the
law).
– Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang
dan keputusan-keputusan pengadilan (Constitution
based on Individual Right).
HAK ASASI MANUSIA
Prancis disebut “Droit L'Homme” yang artinya hak-
hak manusia  Inggris disebut “Human Rights”.
Seiring dengan perkembangan ajaran Negara Hukum, di
mana manusia atau warga negara mempunyai hak-hak
utama dan mendasar yang wajib dilindungi oleh
Pemerintah, maka muncul istilah “Basic Rights” atau
“Fundamental Rights”. Bila diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia adalah merupakan hak-hak dasar
manusia atau lebih dikenal dengan istilah “Hak asasi
manusia”
HAK ASASI MANUSIA
HAM  hak-hak dasar yg dibawa manusia
sejak lahir yg melekat pd esensinya sbg
anugerah Allah SWT (musthafa kemal pasha)
HAM  hak-hak dasar yg dibawa manusia
sejak lahir & melekat dng potensinya sbg
makhluk & wakil Tuhan (gazalli)
Natural right (John Locke, 1632-1704)  Hak-
hak alamiah manusia (hak untuk hidup, hak
kemerdekaan, hak milik)
Human right (Eleanor Roosevelt)
Pengertian HAM
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan dan merupakan anugerah yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia
KONSEP HAM
HAM mendahului Hukum  HAM melekat sebagai hak
dasar dan suci sebagai anugerah Tuhan dan di
formalkan oleh hukum
Keadilan  Prinsip kebebasan dan Persamaan serta
prinsip perbedaan (perbedaan sosial ekonomi haris
diatur agar memberi kemanfaatan yang besar ubtuk
yang kurang iduntungkan)
Personal rights  human rights
Hak, kewajiban dan tanggungjawab harus saling
berkorelasi.
Sifat HAM
Universal  Semua manusia memiliki HAM
berdasarkan martabatnya tanpa melihat perbedaan.
Inalienable  tidak dapat dicabut, HAM melekat pada
seseorang sebagai makhluk insani
Tidak dapat dibagi  masing-masing individu memiliki
HAM yang tidak dapat dibagi
Hakiki  dimiliki semua manusia sejak lahir
Prinsip keberlakuan HAM
 Pandangan Universal Absolut  nilai-nilai Universal
sebagaimana dirumuskan dalam dokumen HAM
internasional
 Universal Relatif  HAM Universal namun perkecualian
dan pembatasan atas asas-asas hukum nasional tetap
diakui keberadaannya. (pasal 29 ayat 2 DUHAM)
 Partikularistis Absolute  Ham persoalan masing-masing
bangsa
 Partikularistis Relatif  universal dan nasional saling
selaras  dokumen Internasional diselaraskan dan
mendapat dukungan budaya nasional
Bentuk-Bentuk HAM
 Hak sipil (hak sipil terdiri dari: hak diperlakukan sama dimuka
hukum, hak bebas dari kekerasan, hak khusus bagi kelompok
anggota masyarakat tertentu dan hak hidup dan kehidupan.
 Hak politik (terdiri dari kebebasan berserikat dan berkumpul,
hak kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan, dan hak menyampaikan pendapat dimuka umum).
 Hak ekonomi (terdiri dari hak jaminan sosial, hak
perlindungan kerja, hak perdagangan, dan hak pembangunan
berkelanjutan.
 Hak sosial dan budaya (terdiri dari hak memperoleh
kesehatan, dan hak memperoleh perumahan dan pemukiman)
Secara historis dibuat kategori
• HAM generasi pertama  HAM terkait
Hak Sipil dan Politik
• HAM Generasi Kedua  HAM terkait
Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya
• HAM Generasi Ketiga  HAM terkait
Hak Kolektif
SEJARAH HAM
Perkembangan HAM masa sejarah
• Musa (6000 SM)  bebaskan umat yahudi dr
perbudakan
• Hukum Hammurabi di Babylonia (2000 SM) 
jaminan keadilan bg Warga Negara
HAM DI YUNANI
 Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-348 SM)
meletakkan dasar bagi perlindungan dan jaminan
diakuinya hak–hak asasi manusia. Konsepsinya
menganjurkan masyarakat untuk melakukan sosial
kontrol kepada penguasa yang zalim dan tidak
mengakui nilai–nilai keadilan dan kebenaran.
 Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan pemerintah
harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan
dan kehendak warga negaranya.
HAM DI INGGRIS
 Magna Charta  15 Juni 1215  pembatasan kekuasaan raja dan hak
asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja.  hukum dan
undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada kekuasaan raja.
 Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :
a. Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan,
hak, dan kebebasan Gereja Inggris.
b. Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk
memberikan hak-hak sebagi berikut :
- Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati
hak-hak penduduk.
- Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti
dan saksi yang sah.
- Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap,
dinyatakan bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan
hukum sebagai dasar tindakannya.
- Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur
ditahan, raja berjanji akan mengoreksi kesalahannya.
HAM DI INGGRIS
 Petition Of Rights  diajukan para bangsawan pada
raja tahun 1628.
Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai
berikut :
a. Pajak dan pungutan istimewa harus disertai
persetujuan.
b. Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima
tentara di rumahnya.
c. Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang
dalam keadaan damai.
 Bill Of Rights  undang-undang yang dicetuskan tahun
1689
isinya mengatur tentang :
a. Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
b. Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
c. Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap
harus seizin parlemen.
d. Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut
kepercayaan masing-masing .
e. Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.
 Hobeas Corpus Act  undang- undang yang
mengatur tentang penahanan seseorang  1679.
Isinya adalah sebagai berikut :
a. Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam
waktu 2 hari setelah penahanan.
b. Alasan penahanan seseorang harus disertai
bukti yang sah menurut hukum.
HAM DI AMERIKA SERIKAT
 Declaration Of Independence Of The United States 
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704)  hak-hak alam 
seperti hak atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty,
and property)  4 Juli 1776  deklarasi kemerdekaan yang
diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian
 Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang “empat
kebebasan”  Kongres Amerika Serikat  6 Januari 1941
a. Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran
(freedom of speech and expression).
b. Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan
dan kepercayaannya (freedom of religion).
c. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
d. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom
from want).
HAM DI PRANCIS
 Declaration Des Droits De L’homme Et Du Citoyen
 hak-hak manusia dan warga negara  1789 
hak atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan
atau kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite) 
Lafayette
 1791 dicantumkan dlm konstitusi Prancis 
ditambah dan diperluas lagi pada tahun 1793, 1848,
1793 dan 1795  J.J. Rousseau, Voltaire, serta
Montesquieu.
HAM oleh PBB
Setelah PD II  1946  Penyusunan piagam hak-hak asasi
manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi
Perserikatan Bangsa-Bangsa  komisi hak asasi manusia
(commission of human right)  Sidang mulai januari 1947 di
pimpin Ny. Eleanor Rossevelt  10 Desember 1948 Sidang Umum
PBB di Istana Chaillot, Paris menerima Universal Declaration Of
Human Rights  58 Negara yang terwakil dalam sidang umum
tersebut, 48 negara menyatakan persetujuannya, 8 negara abstain,
dan 2 negara lainnya absen  mencakup sekumpulan hak yang
lengkap baik itu hak sipil, politik, budaya, ekonomi, dan sosial tiap
individu maupun beberapa hak kolektif  Undang-Undang Hak
Asasi Manusia disahkan pada tahun 1998 di Inggris
HAM TIMUR
Muhammad Bin Abdullah (622 M)  Kaum
Muslimin memiliki kesepakatan HAM tertulis 
Piagam Madinah  menghentikan pertentangan
sengit antara Bani ‘Aus dan Bani Khazraj di
Madinah.  hak-hak dan kewajiban-kewajiban bagi
kaum Muslim, kaum Yahudi, dan komunitas
penyembah berhala di Madinah, sehingga membuat
mereka menjadi suatu kesatuan komunitas, yang
dalam bahasa Arab disebut ummah.
 Piagam Madinah terdiri dari 47 pasal yang terdiri
dari hal Mukaddimah,dilanjutkan oleh hal-hal
seputar Pembentukan ummah, Persatuan
seagama, Persatuan segenap warga negara,
Golongan minoritas, Tugas Warga Negara,
Perlindungan Negara, Pimpinan Negara, Politik
Perdamaian dan penutup.
 September 1981, di Paris (Perancis), telah
diproklamasikan Deklarasi HAM Islam Sedunia.
 Deklarasi HAM Islam Sedunia itu terdiri dari
Pembukaan dan 22 macam hak-hak asasi manusia
yang harus ditegakkan.
Menurut Syekh Syaukat Hussain (1996), hak asasi
manusia (HAM) yang dijamin oleh agama Islam dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu :
1. HAM dasar yang telah diletakkan oleh Islam bagi
seseorang sebagai manusia;
2. HAM yang dianugerahkan oleh Islam bagi kelompok
rakyat yang berbeda dalam situasi tertentu, status,
posisi dan lain-lainnya yang mereka miliki. Hak-hak
asasi manusia khusus bagi nonmuslim, kaum
wanita, buruh/pekerja, anak-anak, dan lainnya
merupakan beberapa contoh dari kategori hak asasi
manusia-hak asasi manusia ini.
Pembahasan periode pertama pada waktu
menyusun konstitusi
 Soekarno dan Soepomo  Tidak perlu mencantumkan Hak
warga negara  pandangan dasar negara Soekarno disebut
dengan “Philosofische grondslag” atau dalam istilah
Soepomo disebut “Staatsidee”-- yang tidak berlandaskan
pada faham liberalisme dan kapitalisme. Menurut
pandangan Soekarno, jaminan perlindungan hak warga
negara itu --yang berasal dari revolusi Prancis, merupakan
basis dari faham liberalisme dan individualisme. Soekarno
menginginkan negara yang mau didirikan itu didasarkan
pada asas kekeluargaan atau gotongroyong, dan karena itu
tidak perlu dijamin hak warga negara di dalamnya

 Soepomo negara integralistik individu bagian dari


negara  Persatuan negara dengan seluruh rakyatnya
 Mohammad Hatta dan Muhammad Yamin serta
Liem Koen Hian harus dicantumkan
kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun
tulisan di dalam Undang-Undang Dasar.

 Diakomodir menjadi Hak Warga negara bukan Hak


Asasi Manusia  negara sebagai regulator of
rights buka guardian of human rights
Pembahasan Periode kedua (1957-1959)
 Diskusi di Konstituante  menerima HAM sbg Natural
rights
 Disepakati 24 HAM yang akan disusun dalam satu BAB
di konstitusi.
 Konstituante dibubarkan oleh Soekarno  Soekarno
mengeluarkan dekrit presiden 5 Juli 1959
 Rezim demokrasi Terpimpin soekarno digulingkan oleh
gerakan mahasiswa 1966  Rezim Orde Baru
 Sidang Umum MPRS 1966  Panitia Ad Hoc
Penyusunan HAM  Rancangan Keputusan MPR
tentang Piagam HAM dan Hak-hak serta kewajiban
Warga Negara  tidak berhasil disahkan
Pembahasan HAM periode ketiga
 Mei 1998 (Reformasi)  BJ Habibie dan
Kabinet Reformasi
 Tuntutan Reformasi  membuka sistem
politik yang selama ini tertutup, menjamin
perlindungan hak asasi manusia,
menghentikan korupsi, kolusi dan nepotisme,
menghapus dwi-fungsi ABRI, mengadakan
pemilu, membebaskan narapidana politik,
dan sebagainya
 Muncul perdebatan ditetakan melalui TAP MPR atau
dalam UUD  TAP MPR NO. XVII/MPR/1998 tentang
HAM  Isinya bukan hanya memuat Piagam Hak Asasi
Manusia, tetapi juga memuat amanat kepada presiden
dan lembaga-lembaga tinggi negara untuk memajukan
perlindungan hak asasi manusia, termasuk
mengamanatkan untuk meratifikasi instrumen-
instrumen internasional hak asasi manusia.
 Sidang Tahunan MPR Tahun 2000  18 Agustus 2000 
HAM dalam UUD 1945  Hak sipil, Hak Politik, Hak
Ekonomi, Hak Sosial dan Hak Budaya serta
tanggungjawab negara dalam perlindungan, pemajuan,
penegakan dan pemenuhan HAM.
KONSEP HAM DALAM PIAGAM PBB

Pembukaan : Demi memperteguh Hak Asasi Manusia, pada


harga dan derajat diri manusia, pada hak-hak yang sama, baik
laki-laki maupun perempuan dan bagi segala bangsa besar dan
keci, dan demi membangun keadaan dimana keadilan dan
penghargaan terhadap kewajiban-kewajiban yang timbul dari
perjanjian-perjanjian dan lain-lain sumber hukum Internasiona
dapat terpelihara.
Pasal 1 ayat(3) : mewujudkan kerjasama Internasional dalam
memecahkan persaoalan-persoalan Internasional di lapangan
ekonomi, sasial, kebudayaan atau yang bersifat kemanusiaan dan
berusaha serta menganurkan adanya penghargaan terhadap hak-
hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan dasarbagi semua
manusia tanpa membedakan bangsa, jenis kelamin, bahasa atau
agama.
Pengaruh sekuler  HAM tidak hanya kebutuhan biologis tapi
juga untuk kualitas hidup manusia, kecerdasan, intelektual, dan
kebutuhan spiritual  masyarakat modern.
K0NSEP HAM DALAM DUHAM
1. Paragraf 1 martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan
tidak terasingkan
2. Paragraf 6 penghargaan umum terhadap pelaksanaan
hak-hak manusia dan kebebasan-kebebasan asas
3. Pernyataan (Proklamasi) Pembukaan
4. Pasal 1
5. Pasal 2
6. Pasal 29 (2)
7. Pasal 30
Kesatuan hak ekonomi, sosial, budaya, politik dan hukum
dalam satu paket (hak membangun)  kewajiban asasi
Prinsip HAM di Indonesia
• Prinsip-prinsip HAM dalam Konstitusi Indonesia (Pasal
28I, Pasal 28J UUD NRI Tahun 1945)
• Pengertian dan Prinsip HAM menurut Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia ( Bab I
tentang Ketentuan Umum dan Bab II tentang Asas-asas
Dasar)
• Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum dan Pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia;
• Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban
yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan
terlaksananya dan tegaknya hak asasi manusia.
KIHSP (Kovenan Internasional
tentang Hak Sipil dan Politik)
• Berisi bagian pertama dari DUHAM  Pasal 3-21 dari
DUHAM
• Berisi antara lain :
1. Hak untuk Menentukan Nasib Sendiri
2. Hak untuk hidup
3. Kebebasan untuk menyampaikan pendapat
4. Hak Beragama dan Berkeyakinan
KIHESB (Konvensi Internasional Hak
Ekonomi Sosial Budaya)
 Ditetapkan oleh resolusi MU 2200 (XXI) tanggal 16 Desember 1966
 Hak atas Pendidikan (Pasal 13)
 Hak Pekerja : - Hak Atas Pekerjaab (pasal 6)
- Kondisi kerja yang adil dan baik (7)
- Membentuk dan jad serikat pekerja (8)
- Jaminan Sosial (9)
Elemen penting : Akses kepekerjaan, Kebebasan dari kerja paksa,
keamanan dalam pekerjaan
 Standart kehidupan yang layak (pasal 11)
- Makanan dan air bersih (12 ayat 1)
tersedia pangan dalam kualitas dan kuantitas yang cukup
bebas dari kandungan zat berbahaya
- Perumahan
Konvensi Hak Anak.
• Anak rentan  tergantung pada orang lain untuk
kelangsungan hidup
• Pelanggaran Sekunder HAM  Hak atas pemeliharan
utama (primary carier) mereka dilanggar.
• Liga bangsa-bangsa menerima Deklarasi Jenewa
tentang hak anak tahun 1924  dikuatkan PBB
dengan deklarasi 1959  Tahun Internasional anak
1979  Konvensi Hak Anak (2000)
 Pasal 1  Dewasa : umur 18 Tahun kecuali kedewasaan
sidah tercapai sebelumnya.
 Prinsip Hak Anak
 Non Diskriminasi (pasal 2)
 Kepentingan terbaik anak (pasal 3)
 Hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan
pengembangan anak (pasal 6)
 Pandangan anak (pasal 12)
 Geraldine Van Beuren :
 Perlindungan anak dari bahaya
 Perlindungan dari diskriminasi
 Partisipasi dalam pembuatan keputusan
 Pengadaan hal-hal yang esensial untuk kelangsungan
hidup anak.
 Isu kunsi dalam konvensi adalah kepentingan terbaik
untuk anak dalam segala bidang
 Anak dapat ikut mengambil keputusan untuk dirinya
(pasal 12)
 Semua anggota PBB mengesahkan (meratifikasi)
kecuali Amerika dan Somalia
Konvensi Penghapusan Segala bentuk
Diskriminasi Terhadap Perempuan
 Pembukaan Piagam PBB 1945  Rakyat PBB berketetapan
hati untuk menegaskan keyakinan mereka akan kesetaraan
laki-laki dan perempuan
 Majelis Umum PBB membuat Deklarasi  banyak
konvensi namun masih ada diskriminasi terhadap
perempuan  1979 Konvensi diterima
 Pasal 1 konvensi  definisi Diskriminasi terhadap
perempuan  aspek penting definisi :
 Diskriminasi bisa di sengaja atau tidak
 Perempuan dapat secara langsung atau tidak langsung
dirugikan
 Konvensi berlaku untuk hak-hak dalam lingkungan publik
dan privat
Instumen HAM Internasional yang
lain
• Konvenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan
Politik  Ditetapkan oleh resolusi Majelis Umum,
2200A (XXI) tanggal 16 desember 1966
• Deklarasi kairo tahun 1990
• Statuta Roma tentang Pengadilan Kejahatan
Internasional, 17 Juli 1998
• Convention on the elimination of all forms
Discrimination Against Women, 18 Desember 1979
INSTRUMEN HAM
NASIONAL
• Pengakuan Bangsa Indonesia  HAM
a. Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama
“…Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa…”
b. Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat
“Kemudian daripada itu, …, Kemanusiaan yang adil dan beradab, …” 
landasan idiil pengakuan & jaminan HAM di Indonesia.
c. Batang Tubuh UUD 1945
- Pasal 28 A  Hak hidup, hak mempertahankan hidup & kehidupan
- Pasal 28 B  Hak membentuk keluarga & melanjutkan keturunan, Hak
kelangsungan hidup-tumbuh-berkembang utk anak, Hak perlindungan dr
kekerasan & diskriminasi
- Pasal 28 C  Hak mengembangkan diri, Hak mendapatkan pendidikan &
memperoleh manfaat iptek & seni budaya, Hak memajukan diri dlm
perjuangkan hak scr kolektif
- Pasal 28 D  Hak pengakuan-jaminan-perlindungan-kepastian hukum, Hak
perlakuan sama di hadapan hukum, Hak bekerja, Hak WN memperoleh
kesempatan sama dalam pemerintahan, Hak status WN
- Pasal 28 E  Hak beragama & beribadah, Hak memilih dikjar-pekerjaan-WN-
tempat tinggal, Hak kebebasan meyakini kepercayaan, Hak kebebasan
berserikat-berkumpul-mengeluarkan pendapat.
- Pasal 28 F  Hak berkomunikasi & memperoleh informasi, Hak mencari-
memperoleh-memiliki-menyimpan-mengolah-menyampaikan informasi
• Pengakuan Bangsa Indonesia  HAM
- Pasal 28 G  Hak perlindungan, Hak rasa aman & perlindungan dr ancmn
ketakutan, Hak bebas dr penyiksaan/perlakuan merendahkan derajat
martabat manusia, Hak memperoleh suaka politik
- Pasal 28 H  Hak hidup sejahtera, Hak mendapat kemudahan & perlakuan
khusus utk peroleh kesempatan & manfaat sama capai persamaan & keadilan,
Hak jaminan sosial, Hak milik pribadi
- Pasal 28 I  Hak utk hidup, Hak tdk disiksa, Hak kemerdekaan pikiran-hati
nurani, Hak tdk dituntut atas dsr hukum yg berlaku surut, Hak bebas dr
perlakuan diskriminatif, Hak masyarakat tradisional dihormati
d. Ketetapan MPR
- Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998 ttg HAM  Tlh dicabut dng Tap Nomor Tap
MPR Nomor I/MPR/2003. Macam-macam HAM dlm Tap Nomor
XVII/MPR/1998: Hak utk hidup, Hak berkeluarga & melanjutkan keturunan,
Hak keadilan, Hak kemerdekaan, Hak atas kebebasan informasi, Hak
keamanan, Hak kesejahteraan, Kewajiban, perlindungan & pemajuan.
e. UU 39/1999 ttg HAM + UU 26/2000 ttg Pengadilan HAM
- Ps 4  Hak utk hidup, Ps 10  Hak utk berkeluarga, Ps 11 s.d. 16  Hak utk
mengembangkan diri, Ps 17 s.d. 19  Hak utk memperoleh keadilan, Ps 20 s.d.
27  Hak atas kebebasan pribadi, Ps 28 s.d. 35  Hak atas rasa aman, Ps 36
s.d. 42  Hak atas kesejahteraan, Ps 43-44  Hak turut serta dlm
pemerintahan, Ps 45 s.d. 51  Hak wanita, Ps 52 s.d. 66  Hak anak
Mufatikhatul Farikhah
Sejarah
 Memburuknya situasi keamanan dan hak asasi manusia di
Timor Timur pasca jajak pendapat tahun 1999 menarik
perhatian dunia internasional,khususnya Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB)
 Dewan Keamanan PBB (DK PBB) kemudian mengeluarkan
Resolusi Nomor 1264 Tahun 1999 yang isinya mengecam
pelanggaran berat hak asasi manusia yang terjadi pasca jajak
pendapat di Timor-Timur  Pelaku harus
mempertanggungjawabkan.
 UU No.6 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM  Pengadilan
Khusus terhadap Pelanggaran HAM Berat  tidak ada
definisi, hanya kategori pelanggaran HAM Berat yakni
Genosida dan Kejahatan Kemanuasiaan
Kejahatan Genosida

Adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud


untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnik, kelompok
agama, dengan cara:

1. Membunuh anggota kelompok;


2. Mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat
terhadap anggota-anggota kelompok;
3. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau
sebagiannya;
4. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah
kelahiran di dalam kelompok; atau
5. Memindahkan secara paksa anak-anak dan kelompok
tertentu ke kelompok lain.
Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

Adalah salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dan serangan
yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut
ditujukan langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
1. Pembunuhan
2. Pemusnahan
3. Perbudakan
4. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa
5. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang
6. Penyiksaan
7. Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-
bentuk kekerasan seksual lain yang setara;
8. Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan
yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya,
agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah diakui secara universal
sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional;
9. Penghilangan orang secara paksa; atau
10. Kejahatan apartheid.
Pengadilan HAM Indonesia
 Peristiwa-peristiwa tersebut menurut urutan waktu terjadinya
adalah peristiwa Tanjung Priok 1984, Peristiwa Kerusuhan Mei
1998, Peristiwa Trisakti 1998, Peristiwa Semanggi 1998,
Peristiwa Semanggi 1999, Peristiwa Timor Timur
1999,Peristiwa Abepura 2000, Peristiwa Wasior 2001-2002, dan
Peristiwa Wamena 2003
 Komnas HAM membentuk tim ad hoc  perintah pasal 18
ayat (2) UU 26 tahun 2000  Dibuat 2 Pengadilan HAM Ad
Hoc berdasarkan perpres no. 53/2001 untuk kasus tanjung
priok dan timor-timor dan perpres no 96/2001 khusus untuk
timor-timor dengan tempus delictie dan locus delictie di
timor-timor, dan
 Tahun 2000  Pengadilan HAM di makasar merupakan
pengadilan HAM permanen pertama di Indonesia yang
berwenang untuk mengadili para pelaku yang diduga
melakukan pelanggaran berat hak asasi manusia di Abepura
 Pengadilan HAM  Jakarta, surabaya, makasar dan medan
Hukum Acara Pengadilan HAM
 Pembentukan penyelidik ad hoc, penyidik ad hoc, penuntut ad
hoc, dan hakim ad hoc
 penyelidik hanya dilakukan oleh Komnas HAM
 Penyidikan dan penuntutan dilakukan oleh Jaksa Agung
berdasarkan hasil dari penyelidikan Komnas HAM, sedangkan
penyidik tidak diperkenankan menerima laporan atau pengaduan
sebagaimana diatur dalam KUHAP
 Diperlukan ketentuan mengenai tenggang waktu tertentu
melakukan penyidikkan, penuntutan dan pemeriksaan pengadilan
 pemeriksaan di persidangan paling lama 180 hari, majelis
hakim (3 hakim ad hoc dan 2 hakim karir) diketuai hakim
Pengadilan HAM  PT 90 Hari  Kasasi 90 Hari
 ketentuan mengenai korban dan saksi
Pembentukan Lembaga

1. Komisi Nasional HAM [Dasar: Keppres No 5/93 tgl 7 Juni 1993 


UU No 39/1999 ttg HAM]
 Lembaga mandiri, kedudukan setingkat lembaga negara yg lain.
 Fungsi: pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi
HAM.
 Tujuan: Mengembangkan kond yg kondusif plaks HAM suai
Pancasila, UUD 45, Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM.
Meningkatkan perlindungan & penegakan HAM guna perkemb
pribadi manusia Indonesia seutuhnya & kemampuannya
berpartisipasi dlm brbagai bid kehdupan.
2. Pengadilan HAM [Dasar: UU No 26/2000 ttg Pengadilan HAM]
 Pengadilan khusus di lingk pengadilan umum, berkedudukan di
kab/kota.
 Khususbertugas & berwenangmemeriksa & memutus
pelanggaran HAM berat (termasuk di luar batas teritorial wil RI
oleh WNI)
3. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul DPR,
dengan Keppr Peristiwa  Pelanggaran HAM
berat sebelum terbit UU No. 26/2006
4. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, dibentuk
berdasarkan undang-undang  Alternatif
penyelesaian di luar Pengadilan HAM
5. Contoh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM):
 KONTRAS (Komisi untuk orang hilang dan tindak
kekerasan)
 YLBHI (Yayasan lembaga bantuan hukum
Indonesia)
 ELSAM (Lembaga Studi dan Advokasi
Masyarakat)
 HRW (Human Right Watch)
Sejarah Pengadilan HAM Internasional
 Perang di bekas negara Yugoslavia pada 1991.
 Tahun 1993, Dewan Keamanan PBB menerbitkan sebuah
resolusi untuk mendirikan sebuah pengadilan pidana ad hoc
untuk mengadili kejahatan-kejahatan di bekas negara
Yugoslavia  International Criminal Tribunal for the Former
Yugoslavia (ICTY)  berkedudukan di Den Haag, Belanda
 Tahun 1994 DK PBB mengeluarkan sebuah resolusi untuk
mendirikan pengadilan ad hoc di Rwanda  International
Criminal Tribunal for Rwanda (ICTR)  berkedudukan di
Arusha, Tanzania.
 Kedua pengadilan tersebut memiliki yurisdiksi untuk
mengadili kejahatan perang, genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan.
International Criminal Court
(ICC)
 Pada bulan Juli 1998 masyarakat internasional mencatat suatu
perkembangan penting, yakni ketika disepakatinya Statuta
Roma tentang pembentukan Mahkamah Pidana Internasional
(International Criminal Court, selanjutnya disebut ICC)
 Pengadilan ini dibentuk berdasarkan perjanjian internasional
dan dapat Mengadili individu dari negara peserta atau
kejahatan yang terjadi di wilayah negara peserta atau kasus-
kasus yang diajukan oleh Dewan Keamanan PBB. ICC
memiliki prinsip pelengkap (complementarity) yang berarti
ICC hanya dapat mengadili suatu perkara jika negara tidak
mau (unwilling) atau tidak mampu (unable) untuk mengadili
perkara tersebut pada pengadilan nasional negara tersebut
 1 Juli 2002 Berlaku ICC melalui Statuta Roma  sudah diratifikasi
oleh 60 Negara
 Indonesia Belum menjadi Negara Pihak ICC
 Ada dua aturan pendamping :
1. Rules of Procedure and Evidence
2. Element Of Crimes  Yuridiksi kejahatan yang di adili di ICC
 Kejahatan yang masuk dalam ICC :
1. Kejahatan Kemanusian
2. Genosida
3. Kejahatan Perang  Statuta Roma dari ICC memasukkan
daftar dari kejahatan perang dalam konflik internal berupa
empat pelanggaran serius dari pasal 3 ketentuan yang
bersamaan (kekejaman terhadap hidup atau orang,
penyerangan terhadap martabat pribadi, penyanderaan dan
eksekusi yang semena-mena), seperti juga dua belas
pelanggaran serius terhadap hukum dan kebiasaan berperang
(misal: serangan terhadap penduduk sipil, penjarahan,
perkosaan atau mutilasi).
4. Kejahatan Agresi
 Pengadilan ICC permanen pertama di Den Haag  2002
HAMBATAN PENEGAKKAN HAM

a. Faktor Kondisi Sosial-Budaya.

b. Faktor Komunikasi dan Informasi,


1) Letak geografis Indonesia yang luas
2) Sarana dan prasarana komunikasi dan informasi yang
belum terbangun secara baik
3) Sistem informasi untuk kepentingan sosialisasi yang masih
sangat terbatas.

C. Faktor Kebijakan Pemerintah.


1) Tidak semua penguasa memiliki kebijakan yang sama
tentang pentingnya jaminan hak asasi manusia.
2) Ada kalanya demi kepentingan stabilitas nasional, persoalan
hak asasi manusia sering diabaikan.
d. Faktor Perangkat Perundangan.
1) Pemerintahan tidak segera meratifikasi hasil-hasil konvensi
internasional tentang hak asasi manusia.
2) Kalaupun ada, peraturan perundang-undangannya masih sulit
untuk diimplementasikan.

e. Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).

1) Masih adanya oknum aparat yang secara institusi atau pribadi


mengabaikan prosedur kerja yang sesuai dengan hak asasi
manusia.
2) Tingkat pendidikan dan kesejahteraan sebagian aparat yang
dinilai masih belum layak sering membuka peluang ‘jalan pintas’
untuk memperkaya din.
3) Pelaksanaan tindakan pelanggaran oleh oknum aparat masih
diskriminatif, tidak konsekuen, dan tindakan penyimpangan
berupa KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
TUGAS PENGGANTI UAS

1. Cari kasus pelanggaran HAM Berat yang


pernah terjadi di Indonesia
2. Analisis kasus tersebut dengan pendekatan
dan pemahaman dari masing-masing
mahasiswa
3. Kasus dilampirkan
4. Tugas diketik, dikumpulkan saat jadwal UAS
Kewarganegaraan
5. Dilarang plagiasi

Anda mungkin juga menyukai